You are on page 1of 48

Gizi Sehat Seimbang Untuk

Anak Usia Sekolah dan


Remaja
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
ISU STRATEGIS BIDANG KESEHATAN IBU DAN ANAK DI
KABUPATEN BREBES
1.Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), antara lain disebabkan
oleh hipertensi, perdarahan, kurangnya kesiapsiagaan keluarga, dan
deteksi kehamilan resiko tinggi oleh masyarakat yang masih kurang.
2.Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) terutama pada masa
Neonatal (bayi baru lahir)
3.Masih tingginya angka kekurangan gizi (salah satunya stunting)
karena masih kurangnya pemahaman masyarakat akan pola konsumsi
makan anak
4.Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai
Tindakan pencegahan penyakit.
5.Masih kurangnya sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan
tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk, sehingga
akses pelayanan kesehatan dasar belum terpenuhi secara merata.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi)
b. Perbaikan Gizi khususnya Stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular : HIV/ AIDS, Tuberkulosis & Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus,
Obesitas & Kanker)

PENDEKATAN
KELUARGA GERMAS

SEKTOR KESEHATAN DI PUSAT DAN DAERAH, LINTAS SEKTOR TERKAIT,


ORGANISASI PROFESI, AKADEMISI, LEMBAGA SOSIAL KEMASYARAKATAN,
MEDIA MASSA, DUNIA USAHA DAN MITRA PEMBANGUNAN

3
KONSEP PENURUNAN AKI, AKB DAN STUNTING

Manfaat pada Siklus Kehidupan


↓ Kesakitan/kematian ↑ Kesejahteraan
↑ Kualitas Hidup Ibu ↓ Pembiayaan Kesehatan
ibu dan bayi dan Bayi Keluarga

INTERVENSI SENSITIF dan


Penurunan AKI dan AKB Pendekatannya
INTERVENSI SPESIFIK
Berbagai Program •Wajib belajar 12 tahun
•Pencegahan Pernikahan Anak
Remaja Sehat •Peningkatan Peran Perempuan
•Pencegahan Anemia pada ANC Berkualitas ASI Ekslusif dan
dan dalam Ekonomi
Remaja dan Persalinan Imunisasi Dasar
Perencanaan •Kespro remaja dan Catin
• ANC Berkualitas di Faskes Lengkap
Kehamilan •Desa Siaga (P4K)
•Persalinan di Fasilitas •Peran tokoh masyarakat, tokoh
Pelayanan Kesehatan agama dan public figure
•IMD dan Asi Ekslusif UKS, konseling catin, kesetaraan gender, akses dan •Pengasuhan anak
•Rumah Tunggu Kelahiran transportasi, Posyandu, kader desa, Desa Siaga, Sistem •Air bersih, udara bersih dan
•PONED & PONEK Komunikasi dan Informasi, penyediaan sarana sanitasi jamban keluarga
•KB
•Regionalisasi
Sistem Rujukan Pengetahuan & berbasis bukti Membangun Lingkungan
•UTD & Bank Darah Pemerintahan & politik “Pemungkin/Enabling”
•Ketersediaan SDM, Kepemimpinan, kapasitas & sumberdayaan •Evaluasi4 tepat
Sarpras, obat dan vaksin pendanaan •Strategi advokasi
•Manajemen Terpadu Bayi Konteks sosial, ekonomi, Politik& lingkungan • Koordinasi vertikal horizontal
Sakit (nasional & global) • Akuntabilitas, regulasi insentif,
•JKN dan Jampersal peraturan perundangan
•Program Kepemimpinan
GAMBARAN UMUM
Kondisi Geografis Kab. Brebes

BREBES

LUAS WILAYAH : 1.662,96 KM2


TERDIRI DARI:
- 17 KECAMATAN
- 292 DESA
- 5 KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK: 1.908.376
JIWA
SARANA KESEHATAN
SARANA KESEHATAN

No Sarana Jumlah
KABUPATEN BREBES TAHUN 2017

1 Puskesmas Perawatan PONED 23


2 Puskesmas Non Perawatan 15
3 Puskesmas Pembantu 60
5 Polindes/PKD 232
6 Posyandu 1845
7 RSUD 2
8 RS Swasta 12
PETA PERSEBARAN FASKES

KECIPIR
LOSARI KLUWUT

BREBES PUSK RAWAT JALAN


SIWULUH
KEMURANG SIDAMULYA

TANJ UNG BULAKAMB AJAGALEMPENI PONED


BOJONGSARI J ATI BARANG
LUWUNGGED
E KERSANA RSUD & RS
S ONGGOM SWASTA

AN
AR J O

AN

LARANG
G GUNG
H
BANJA R
CIKAKAK
SITANGGAL

KE TAN
SAL EM TONJ ONG

SIRAMPOG
BANTAR KAWUNG BUMIAYU
PAGUYANGAN
KALIWADAS

14 RS (2 RSUD, 12 RS SWASTA)
38 PUSK ( 23 PONED, 13 PMP, 2 BELUM MAMPU PERSALINAN)
DATA SASARAN KIA TAHUN 2022

NO PENDUDUK BERESIKO JUMLAH


1. Pasangan Usia Subur (PUS) 370.223
2. Ibu Hamil 32.867
3. Ibu Bersalin/Nifas 31.323
4. Bayi (0-1 th) 28.448
5. Balita (1-5 th) 114.125
7 Remaja putri 110.068
8 Lansia 217.449
MASALAH KIA
Pemanf
BUMIL ANEMIA aatan Kehamilan
KEKURANGAN pada Buku Capaian K4
81 % < 20 tahun:
ENERGI KRONIS (KEK) Bumil: KIA
75% 6,12%
:14,7% 33,5%

Remaja Putri
Balita Stunting : Deteksi sangat kurus 6,85%
(target 5%)
11,42 % bumil
Risti
37,25% D/S :75,98 %
ASI Eksklusif :
62,97% Tahun 2021  Kematian Ibu 62 Kasus
Angka Kematian Bayi 297 kasus, Angka Kematian Balita 47

Ketidaksetaraan Gender:
Keterbatasan Persepsi Kondisi Diskriminasi, Subordinasi,
Sosial- Budaya Geografis Rentan Mengalami Kekerasan,
Ekonomi Peran Ganda

Sistem Rujukan yang belum optimal


Anak usia sekolah
merupakan
Jumlah nya besar
sasaran strategis

Perlunya
(diperkirakan 24%
unutk
dari total
pelaksanaan
penduduk)
program
Pemeriksaan kesehatan

Kesehatan Sasaran yang


mudah dijangkau
Penjaringan
kesehatan dan

Berkala karena
terorganisir
dengan baik di
pemeriksaan
berkala
dibutuhkan untuk
sekolah mendukung
umum/madrasah proses belajar
Prevalensi anemia untuk usia 5-14 tahun
sebesar 26,8 persen

Prevalensi pendek sebesar 23,6 persen


Status Gizi pada Anak umur 5-12
tahun
Prevalensi gemuk sebesar 10,8 persen
Riset Kesehatan Dasar Nasional
(Riskesdas) 2018 Prevalensi obesitas (sangat gemuk) sebesar 9,2
persen;

Prevalensi kurus sebesar 9,2 persen.


Pendek
Masalah Kurus
gizi pada
anak usia Kegemukan/overweight
sekolah dan
remaja Obesitas
Anemia
Gizi Kurang - Gizi Buruk

• Terjadi karena kurang zat gizi tingkat berat


yang disebabkan rendahnya konsumsi energi
(karbohidrat, protein dan lemak) pada makanan
sehari-hari dalam waktu lama
• Dan atau disertai penyakit infeksi, sehingga
tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)
• Sering kali disertai dengan kekurangan zat gizi
mikro (vitamin dan mineral)
• Anak yang menderita gizi kurang tidak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal
sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak.
Menilai Status Gizi Anak Usia Sekolah dan Remaja Melalui
Penjaringan Kesehatan Dilakukan Melalui :

1. Pengukuran antropometri
dengan menggunakan indeks berat Pemeriksaan kelopak mata bawah
badan dan tinggi badan : dalam, bibir, lidah dan telapak
(BB/TB), indeks tinggi badan tangan untuk mendeteksi dugaan
berdasarkan umur (TB/U) anemia defisiensi besi
2. Dilakukan tiap 6 bulan sekali

Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Anak Usia Sekolah dan Remaja, Kemenkes 2018
• Pengukuran antropometri (BB, TB, IMT)
• Tanda klinis yang terkait gizi ( Bitot Spot, wasting otot,
lemak sub kutan, kesehatan mulut, rambut, kuku
Asessment verifikasi • Hasil lab (Hb)
status gizi • Status hidrasi
Anak Gizi Kurang / • Riwayat gizi ( Food recall 24 jam serta FFQ)
Buruk • Untuk anak yang sangat kurus, diperiksa adakah penyakit
kronis penyerta ( TBC, alergi, bronchitis, anemia,
kecacingan, diare terus menerus). Jika iya, segera rujuk ke
puskesmas terdekat
• Perlu dilakukan intervensi edukasi, konseling kepada
anak dan keluarga selama 3 bulan
• Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap bulan oleh
tenaga gizi berkolaborasi dengan tim kesehatan dan
dilaporkan ke sekolah melalui guru UKS
Tahapan cara mengetahui status gizi
anak usia sekolah:

1. Timbang 2. Ukur tinggi 3. Hitung Indeks


berat badan badan peserta Masa Tubuh
peserta didik didik peserta didik
• Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Umur 5-18 Tahun Berdasarkan
Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
(z-score)
Normal : ≥ -2 SD
Kategori dan ambang
batas status gizi anak
umur 5-18 tahun Stunting :< -2 SD
berdasarkan indeks
Tinggi Badan
menurut umur Gangguan yang terjadi bersifat kronis
(TB/U): (jangka panjang), dan sering irreversible

Harus dicegah sejak awal


Grafik IMT Menurut Umur Usia 5-19 tahun (z-
score)
Kategori dan ambang batas status gizi anak usia 5 – 18 tahun
berdasarkan Indeks Masa Tubuh menurut umur (IMT/U):

• Sangat kurus : ≤ -3 SD
•Kurus : -3 SD s/d -2 SD
•Normal : -2 SD s/d 1 SD
•Gemuk : > 1 SD s/d 2 SD
•Obesitas : > 2 SD
Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air
yang dianjurkan untuk Anak Usia Sekolah Dasar
( Per orang per Hari)
• Lebih berpotensi untuk mengalami
masalah gizi

Anak • Hal ini terkait dengan hambatan fisik


dengan kondisi seperti bibir sumbing,
lumpuh layu maupun jenis disabilitas yang
dengan lain yang dapat mengganggu mekanisme
konsumsi makanan

disabilitas • Disabilitas tertentu yang mungkin


memerlukan diet khusus atau asupan zat
gizi tertentu untuk mempertahankan berat
badan yang ideal.
Anak/ Remaja dengan
Gizi Lebih/Obesitas
• Saat ini obesitas sudah diklasifikasikan sebagai suatu
penyakit
• Anak yang menderita gizi lebih yaitu kegemukan dan
obesitas dapat menyebabkan penyakit degeneratif
seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi,
osteoporosis dan kanker.
• Anak malu karena diejek temannya (bullying)
• Anak malas sekolah
• Anak dengan status gizi kegemukan (overweight)
dan obesitas dapat segera dirujuk ke Puskemas
1. Pengukuran antropometri (BB, TB, IMT)
Tanda klinis yang terkait gizi ( terkait kegemukan (blount disease, sleep apnea,
hepatomegaly, kelainan kulit, pembesaran kelenjar tiroid, gangguan
bentuk/dismorfi tubuh)

Hasil lab (Hb, Profil lipid, gula darah),

Status hidrasi
Asessment
verifikasi Riwayat gizi ( Food recall 24 jam serta FFQ)

status gizi Riwayat aktifitas fisik


dengan : 2. Perlu dilakukan intervensi edukasi, konseling kepada anak dan
keluarga selama 3 bulan
3. Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap bulan oleh tenaga gizi
berkolaborasai dengan tim kesehatan dan dilaporkan ke sekolah melalui guru
UKS
Contoh Menu Seimbang Anak Sekolah
GIZI SEIMBANG
BAGI ANAK
REMAJA
Remaja

• Remaja merupakan kelompok manusia yang


berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa
• Masa remaja (WHO) : 10 – 24 tahun
• Menurut Monks : 12-21 tahun dengan
pembagian :
1. masa remaja awal (12-15 tahun),
2. masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
3. masa remaja akhir (18-21 tahun).
MASALAH GIZI YANG SERING DIALAMI
REMAJA

01 02 03 04
Gizi kurang karena Gizi lebih karena Kekurangan zat gizi Anemia pada
jumlah konsumsi kebiasaan makan mikro (vitamin dan
energi dan zat- zat yang kurang baik / remaja putri
mineral)
gizi lain tidak snack tidak sehat,
memenuhi sehingga jumlah
kebutuhan tubuh. masukan energi
(diet yang salah) berlebih
Kebutuhan
Energi Remaja
• Faktor yang perlu diperhatikan
untuk menentukan kebutuhan
energi remaja adalah aktivitas fisik
(OR)
• Remaja yang aktif dan banyak
melakukan olahraga memerlukan
asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif.
Angka Kebutuhan Uraian
Perempuan
13-15 th 16-19 th 20-45 th 13-15 th
Laki-Laki
16-19 th 20-45 th
Gizi Remaja Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800
Protein
(g) 62 51 48 64 66 55
Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500
Besi
(mg) 19 25 26 17 23 13
Vitamin A (RE) 500 500 500 600 700 700
Vitamin E (mg) 8 8 8 10 10 10
Vitamin B1
(mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2
Vitamin C
(mg) 60 60 60 60 60 60
Folat
(mg) 130 150 150 125 165 170
Pemenuhan Gizi Remaja
(Energi)
• Pemenuhan energi dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat

• Makanan sumber karbohidrat


adalah: beras, terigu dan hasil
olahannya (mie, pasta, roti), umbi-
umbian (ubi jalar, singkong),
jagung, gula, dan lain-lain
Protein
• Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja,
karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi
dengan cepat.
• Pada awal masa remaja, kebutuhan protein
remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan
cepat lebih dulu.
• Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein
laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh
• Kecukupan protein bagi remaja 1,5 - 2,0 g/kg
BB/hari.

• AKG protein remaja dan dewasa muda putri


adalah 48 - 62 g/hr
• AKG protein remaja laki-laki adalah 55-66 g/hari
Kalsium
• Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular,
skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa
anak dan dewasa.
• Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50 persen massa
tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
• AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari
untuk perempuan
• dan 500-700 mg untuk laki-laki
Seng (Zinc)

• Seng diperlukan untuk


pertumbuhan serta kematangan
seksual remaja, terutama untuk
remaja laki-laki.
• AKG seng adalah 15 mg per
hari untuk remaja dan dewasa
muda perempuan dan laki-laki.
Vitamin

• Kebutuhan vitamin juga meningkat


selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan
cepat yang terjadi
• Sering terjadi kekurangan gizi mikro
karena diet yang tidak tepat
Zat Besi
• Kebutuhan zat besi pada
remaja meningkat karena
terjadinya pertumbuhan cepat
• Kebutuhan besi pada remaja
laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan
peningkatan konsentrasi
haemoglobin (Hb)

• Setelah dewasa, kebutuhan besi


menurun.
• Suatu kondisi kadar hemoglobin dibawah normal
• Pada perempuan, dikatakan anemia jika kadar Hb< 12 g/dl
• Hb berfungsi mengikat oksigen untuk diedarkan kembali seluruh
Anemia tubuh, termasuk otot, otak
• Gejala yang muncul : 5 L
• Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai
Deteksi Dini Anemia Gizi • Periksa tanda-tanda klinis pada

Besi
kelopak mata bawah dalam,
bibir, lidah dan telapak tangan
tampak pucat ( sebenarnya ini
tanda paling akhir)
• Perhatikan jika ada riwayat
pingsan, sering pusing, kurang
konsentrasi
• Pada anak yang menderita
Anemia Gizi Besi dapat
menyebabkan rendahnya
kemampuan belajar dan
produktivitas kerja serta
menurunnya antibodi sehingga
mudah terserang penyakit
infeksi.
• Kurangnya makanan sumber protein hewani dan zat besi (diet,
Remaja Putri Lebih takut gemuk, junk food)
Beresiko Terkena • Karena menstruasi
Anemia • Meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt
PEDOMAN PEMBERIAN TTD BAGI REMAJA PUTRI PADA MASA PANDEMI COVID-19 | BAGI TENAGA KESEHATAN
KEMENKES 2020
Anemia Zat Besi
pada Remaja Putri
• Perempuan dengan konsumsi besi yang
kurang atau dengan kehilangan besi yang
meningkat, akan mengalami anemia gizi
besi
• Sebaliknya defisiensi besi mungkin
merupakan limiting factor untuk
pertumbuhan pada masa remaja,
mengakibatkan tingginya kebutuhan
mereka akan zat besi
• Perlu tambahan suplementasi tablet besi

PEDOMAN PEMBERIAN TTD BAGI REMAJA PUTRI PADA MASA PANDEMI COVID-19 | BAGI TENAGA KESEHATAN
KEMENKES 2020
• Pemberian TTD dilakukan pada remaja putri mulai dari usia 12-18
Pemberian tahun di institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat)
melalui UKS
Tablet • Dosis pencegahan dengan memberikan satu tablet tambah darah
Tambah setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu

Darah • TTD bisa diperoleh secara mandiri dengan komposisi 60


mg elemental besi dan 400 mcg asam folat
PEDOMAN PEMBERIAN TTD BAGI REMAJA PUTRI PADA MASA PANDEMI COVID-19 | BAGI TENAGA KESEHATAN
KEMENKES 2020
Pilar Gizi Seimbang

• Untuk mencapai gizi yang seimbang


tidak cukup hanya mengatur pola makan
saja tetapi juga harus memperhatikan
aktivitas fisik, perilaku hidup bersih,
dan pemantauan berat badan.
• Hal ini yang mendasari dibentuknya
Pedoman Gizi Seimbang yang terdiri
dari 4 (empat) Pilar yang merupakan
rangkaian upaya menyeimbangkan
keseimbangan zat gizi
Pedoman Gizi Seimbang (PGS)
Adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Pedoman Gizi Seimbang diperkenalkan sebagai pengganti


slogan “4 sehat 5 sempurna”.

Berbeda dengan konsep empat sehat lima sempurna yang menyamaratakan kebutuhan gizi
untuk semua orang, PGS memiliki prinsip bahwa kebutuhan gizi setiap orang berbeda sesuai
dengan jenis kelamin, kelompok usia, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologisnya
Tumpeng Gizi
Seimbang
(PMK no 41 th
2014)

You might also like