You are on page 1of 15

Materi yang akan disampaikan :

- ROSC : Temuan PPAJP

- Litigation Culture

- SRS dan Tanggung Jawab

Hukum

TANGGUNG
BAB JAWAB
HUKUM
4
Pengantar
Tanggung jawab hukum seorang akuntan public lazimnya
berkenaan dengan perikatan asurans, khususnya perikatan audit.
Namun, KAP yang memberikan jasa nir asurans seperti konsultasi
perpajakan, juga berpotensi menghadapi tuntutan hukum.
Penyebab akuntan publik
berhadapan dengan tuntutan
hukum ?
ketidakpatuhan atau penyelenggaraan undang undang. Undang
undang yang dilanggar bisa undang undang negara lain. Contoh,
seorang akuntan publik yang terlibat dalam penyuapan pejabat
Indonesia, dalam menangani masalah perpajakan, bisa terkena FCPA
(Foreign Corrupt Practices Act).
Penyebab lainnya?
karena ia merupakan sasaran empuk
Bank Dunia mendokumentasikan temuan
untuk tuntutan ganti rugi. khususnya,
temuan PPAJP dalam suatu laporannya
jaringan kantor akuntan global dan
mengenai acounting dan auditing di
internasional yang melindungi diri
Indonesia. Laporan ini (ROSC 2010)
mereka dengan asuransi atau
mengistilahkan temuan temuan PPAJP,
pertanggung jawaban profesional atau
yang merupakan ketidakpatuhan, sebagai
Professional Indemnity Insurance (PII).
compliance gap.
ROSC : Temuan PPAJP
Laporan Bank Dunia (Report on the Observance of Standards and Codes
tahun 2010, disingkat ROSC 2010) tentang Accounting and Auditing
membuat catatan tentang kualitas akuntan publik di Indonesia.
ROSC ?
ROSC 2012 melibatkan berbagai pemangku kepentingan di
bidang akuntansi dan audit di Indonesia. ROSC tersebut
menyebutkan tingkat kesesuaian dengan standar audit yang berbeda
di antara Kantor Akuntan Publik dengan ukuran yang berbeda. KAP
kecil biasanya lebih sulit menerapkan pengendalian mutu karena
keterbatasan sumber daya.
KAP besar yang berafiliasi dengan the Big Four, dianggap
mampu memenuhi standar internasional namun ada beberapa kasus
di mana pengendalian mutu juga tidak diterapkan dengan baik karena
proses audit lebih banyak dilakukan oleh akuntan junior.

ROSC 2010 tersebut berisi wawancara dengan PPAJP pada


Kementerian Keuangan.PPAJP menemukan bahwa dari KAP yang
ada (lebih dari 400), hanya sedikit yang mampu memenuhi standar
audit dengan baik.
Ada kesenjangan dalam kepatuhan terhadap standar
(compliance gap) seperti berikut ini.
a) Banyak auditor tidak melakukan audit planning
e) Banyak auditor tidak menerapkan prosedur
dengan baik.
untuk mengenal, menilai, dan menanggapi
b) Banyak dokumentasi yang diperlukan tidak risiko salah saji yang material, misalnya yang
disiapkan. Bahkan, meskipun proses audit timbul akibat hubungan istimewa (related-party
dilakukan benar, dokumentasi yang seharusnya transactions).
mendukung hasil audit tersebut, tidak lengkap.
f) Auditor sering kali menerima begitu saja
c) Banyak auditor tidak berupaya mendeteksi penilaian manajemen.
manipulasi (fraud).
g) Auditor juga sering menerima begitu saja
d) Banyak auditor tidak memeriksa asumsi going penilaian auditor lain.
concern yang digunakan olehmanajemen.
Litigation Culture
Budaya hukum adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara perilaku sosial dalam kaitannya dengan hukum. Secara
akademis, budaya hukum mengkaji peran dan aturan hukum dalam suatu
masyarakat jadi ikut adalah beberapa poin poin penjelasan pakar Amerika,
Jepang, dan Inggris.
Pakar Amerika
Kehebatan sistem hukum di Amerika dijelaskan dengan tiga
adjektiva accessible, predictable, and not corrupt. Keyakinan orang
Amerika pada umumnya yaitu menghormati aturan mengendarai
sepeda motor di trotoar bukan urusan tuntutan hukum di bidang
akuntansi dan audit namun perilaku ini memberikan pencerahan
mengenai kurang sederhana anggota masyarakat kitaIah menganggap
tuntutan adalah budaya Masyarakat merangkul hukum untuk
menyelesaikan masalah diantara mereka ini bukan mempolitisasi
mengkriminalisasi ataupun mengintimidasi.
Pakar Jepang
Jepang bukan masyarakat yang suka litigasi. Sifat orang Jepang
pada umumnya menghindari konfrontasi dan tidak suka
membicarakan masalah internal untuk dibuka kepada publik dan
diselesaikan orang luar Masalah sistemis dengan prosedur hukum
perdata dan hukum dagang yang dikritik sebagai tidak efisien dalam
artian waktu bahkan dalam bagian lain dari tulisan mereka mereka
menyatakan bahwa pengacara Jepang sangat kesulitan meyakin
pelayanan mereka melakukan tuntutan hukum sekalipun peluang
untuk memenangkan perkaranya sangat tinggi.
Pakar Inggris
Pihak yang kalah wajib membayar fee untuk dirinya dan untuk
pihak yang menang Jika kasusnya berat atau risiko besar untuk para
pihak yang benar sekalipun memilih untuk tidak menuntut Sistem di
UK itu sendiri tidak mendukung tuntutan yang remeh-remeh.
SRS dan Tanggung Jawab
Hukum
SRO (self-regulating organization) dan SRS (self-regulating systems)
adalah salah satu ciri organisasi profesional. Dengan SRS profesi
mengeluarkan aturan-aturan internal seperti kode etik, standar pengendalian
mutu, standar audit dan asurans, pengembangan profesional berkelanjutan,
dan seterusnya. Namun, perikatan KAP. baik asurans maupun nir-asurans,
dilakukan dengan pihaklain yang berkaitan dengan profesi. Dalam
melaksanakan perikatan ini, KAP (rekan/partner dan stafnya) berpotensi
membuat kekeliruan, baik dengan sengaja maupun yangtidak disengaja, yang
dapat merugikan pihak-pihak lain.
Pihak-pihak yang merasa dirugikan dapat
menyeret ke “meja hijau”
a) Rekan KAP yang memimpin penugasan
b) Rekan lain
c) Staff pada jenjang yang tinggi
d) Pimpinan KAP
e) KAP itu sendiri Artinya meja hijau
f) Di dalam pengadilan maupun di luar pengadilan
g) Di dalam pengadilan masih dibagi menjadi seperti pengadilan perdata pengadilan pidana
pengadilan administrative
h) Di pengadilan Indonesia atau di luar Indonesia
Thank you!

You might also like