You are on page 1of 29

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK BIJAK

ARIEF MUNANDAR
INTENSIVIST
PENDAHULUAN
• Keselamatan pasien (Patient Safety)
merupakan indikator yang paling utama dalam
sistem pelayanan kesehatan → Pelayanan
kesehatan optimal → Insiden pasien
berkurang. (Canadian Patient Safety
Institute,2017).
• Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang
memastikan asuhan pada pasien jauh lebih
aman. ( Kemenkes RI,2015 )
PENDAHULUAN...
• Sistem tersebut meliputi : Pengkajian resiko ;
Identifikasi resiko ; Pengelolaan resiko ;
Identifikasi insiden ; Pengelolaan insiden ;
Pelaporan/analisis insiden ; Implementasi
dan tindak lanjut suatu insiden untuk
meminimalkan terjadinya resiko →
Mencegah cidera atau kematian akibat
kesalahan tindakan.
PENDAHULUAN...
• Salah satu point dari 9 solusi keselamatan
pasien rumah sakit (WHO) adalah KETEPATAN
DALAM MEMBERIKAN OBAT.
• Pemberian obat pada pasien harus memenuhi
7 BENAR yaitu : BENAR PASIEN ; BENAR
OBAT ; BENAR DOSIS ; BENAR CARA ; BENAR
WAKTU ; BENAR DOKUMENTASI ; BENAR
INFORMASI.
PENDAHULUAN...
• Penyakit infeksi masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang penting
dan menjadi problem di negara berkembang.
• Salah satu obat untuk mengatasi infeksi
dinamakan ANTIMIKROBA.
• Obat untuk mengatasi infeksi bakteri
dinamakan ANTIBIOTIK.
LATAR BELAKANG
• Antibiotik yang tidak digunakan secara bijak
dapat memicu timbulnya masalah RESISTENSI.
• Penggunaan antibiotik secara bijak merupakan
penggunaan antibiotik secara rasional dengan
mempertimbangkan dampak muncul dan
menyebarnya bakteri resisten.
• Resistensi mikroba terhadap antimikroba (AMR)
telah menjadi masalah global, dengan berbagai
dampak merugikan bahkan mematikan.
LATAR BELAKANG...
• Muncul dan berkembangnya mikroba resisten
terjadi karena tekanan seleksi (selection pressure),
yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik
dan penyebaran bakteri resisten.
• Tekanan seleksi resistensi dapat dihambat dengan
pemakaian antibiotik secara bijak, sedangkan
proses penyebaran bakteri dapat dihambat dengan
mengendalikan infeksi secara optimal.
LATAR BELAKANG...
• Data survei nasional resistensi antimikroba
Kemenkes 2016, menunjukan prevalensi
multidrug resistant organisms (MDRO) dengan
indikator bakteri Escherichia coli dan Klebsiella
pneumoniae ESBL berkisar 50 – 84%.
• Penyebab resistensi terbanyak di bidang
kesehatan adalah OVERUSE ANTIBIOTIK DAN
INADEKUAT PRESCRIPTION.
RASIONALISASI ANTIBIOTIK EMPIRIK

• Pemberian antibiotik empirik didefinisikan


sebagai pemberian antibiotik sebelum
diketahui bakteri penyebabnya.
• Syarat pemeberiannya berdasar hasil pola
bakteri (peta kuman) dan kepekaan
antibiotik di rumah sakit setempat
(antibiogram).
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK
• Berdasarkan farmakodinamik, antibiotik
dikelompokkan menjadi : Gol.Concentration
Dependent ( Aminoglycoside,Fluoroquinolon)
dan Gol.Time Dependent ( Cephalosporin,beta
laktam,Makrolide), serta Gol.Campuran
(Azithromycin,Vancomycin,Metronidazole)
CARA PEMBERIAN ANTIBIOTIK
• Gol.Concentration Dependent, pemberian
harus dilakukan secara bolus, single dose,
dengan dosis yang besar.
• Gol.Time Dependent, pemberian dilakukan
secara kontinyu dan perlahan.
• Gol. Campuran, pemberian dilakukan dengan
kontinyu,perlahan, dan dosis besar.
KAPAN DIBERIKAN ANTIBIOTIK
• Antibiotik diberikan kepada pasien yang dicurigai
atau telah dipastikan mengalami infeksi bakteri
berdasar bukti pemeriksaan baik klinis maupun
penunjang.
• Antibiotik sebaiknya diberikan secepat mungkin
sejak pasien dinyatakan atau diduga mengalami
infeksi bakteri.
• Kumar A dkk dalam penelitian terhadap 2154 pasien,
menyimpulkan bahwa bila antibiotik yang tepat
dierikan setelah 6 jam pasca dx infeksi maka
• Angka mortalitas akan berkelipatan 10%
setiap keterlambatan perjamnya.
• Penelitian banyak menemukan juga bahwa
hanya 12% kasus mendapatkan antibiotik
yang tepat pada jam pertama setelah
diagnose infeksi/sepsis ditegakkan.
• Untuk kasus dengan Sepsis berat dan Septik
Syok, pemberian antibiotik dilakukan dalam
kurun waktu 1 jam sejak dx ditegakan.
• Untuk kasus yang tidak disertai tanda-tanda
syok atau gagal organ, pemberian antibiotik
bisa dilakukan lebih dari 1 jam sejak dx
ditegakan namun tidak boleh lebih dari 5-6
jam.
• Kriteria infeksi dilakukan dengan SOFA
Score,QSOFA atau Modified Emergency
Departemen Score for sepsis (MEDS).
• Disamping score kriteria infeksi,juga dipakai
petanda infeksi lain seperti
CRP,PROCALCITONIN.
• Tidak boleh dikesampingkan juga reaksi fisiologi
tubuh yang bisa memicu tanda-tanda inflamasi.
(dehidrasi,nyeri,insuf renal,dll).
PEMAKAIAN DOSIS YANG TEPAT
• Dosis yang tepat terutama dalam interval
waktu pemberian sangat menentukan
keberhasilan terapi dan sangat menentukan
pula terhadap terjadinya resistensi antibiotik.
PEMANTAUAN RESPON TX ANTIBIOTIK
• Setiap klinisi harus mampu mengenali secara dini
ketidakefektifan kerja antibiotik yang diberikan →
MONITORING & EVALUASI.
• Respon terapi antibiotik akan dinilai setelah 72
jam pemberian (klinis,laboratorium,radiologi).
• Bila respon baik, lakukan deeskalasi
(mikrobiologi),lanjutkan tx dan monitoring.
• Bila respon buruk, ganti antibiotik,eskalasi atau
stop antibiotik,lanjutkan monitoring,evaluasi.
DURASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK
• Pada kasus infeksi pada umumnya yang
dirawat di bangsal,durasi pemberian
antibiotik antara 3 – 7 hari pemberian.
• Untuk kasus yang berat dan dirawat di icu,
durasi pemerian antibiotik berkisar 5-14 hari.
• Evaluasi penghentian antibiotik dilakukan
berdasar klinis, marker infeksi
(crp,procalsitonin) dan penunjang lainnya.
KATA KUNCI
• MARI KITA BEKERJA DENGAN “ MENGATASI
MASALAH,TANPA MENIMBULKAN MASALAH”

• SELALU BERTANYA : WHAT HAS


HAPPENED ?,WHAT IS HAPPENING? DAN
WHAT WILL HAPPEN?
TERIMA KASIH

You might also like