Program manajemen keselamatan kerja yang efektif terdiri dari
: 1. Tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap K3. 2. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja. 3. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja. 4. Komite keselamatan kerja. 5. Inspeksi, penyelidikian kecelakaan kerja, dan riset. 6. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja. 7. Desian ergonomi ketika bekerja. Ergonomi adalah Desain yang tepat untuk lingkungan kerja agar sesuai dengan tuntutan fisik yang dialami manusia. Lingkungan kerja yang tidak ergonomic dapat menyebabkan Kelainan Trauma Kumulatif (Cumulative Trauma Disorders-CTDs). TANGGUNGJAWAB TERHADAP K3 Tanggung jawab Unit SDM : 1. Mengkoordinasikan program k3 2. Menyusun sistem pelaporan k3. 3. Memberikan keahlian dalam penyelidikan k3. 4. Menyusun prosedur dan sistem identifikasi karyawan. 5. Melatih manajer untuk mengenali dan mengatasi situasi karyawan. Tanggung jawab K3 Tanggung jawab manajer : Mengawasi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Membimbing karyawan agar sadar akan k3. Menyelidiki kecelakaan kerja. Mengobservasi perilaku k3. Mengawasi tempat kerja. Mengkomunikasikan pd karyawan yang “sulit” Merekomendasikan perubahan yang diperlukan. TENAGA KERJA ANAK-ANAK DAN PEKERJAAN YANG BERBAHAYA. TK anak-anak : Usia di bawah 18 tahun Pekerjaan yang berbahaya/berat : 1. Pabrik atau pemasangan bahan peledak 2. Mengemudikan kendaraan bermotor dan menjadi “helper” 3. Pemasangan dan perakitan 4. Menggunakan mesin pemotong kayu yang bermesin 5. Mengandung bahan radioaktif atau radiasi ion 6. Mengoperasikan peralatan yang dikendalikan mesin 7. Mengoperasikan peralatan mesin 8. Pertambangan, selain batu bara 9. Penjagalan,pengepakan daging, memproses daging, pengolahan 10. Menggunakan mesin pembakar roti 11. Mengoperasikan mesin pengolah kertas 12. Pabrik pembuat batu bata, genting, dan produk terkait 13. Menggunakan mesih jahit sirkular, atau pemotong guillotine 14. Operasi pengosongan, demolisi, atau menghancurkan. 15. Operasi pembuatan atap gedung, Operasi evakuasi STANDAR OSHA (Occupational Safety and Health Act) mengenai PERALATAN PERLINDUNGAN KERJA PRIBADI (Personal Protective Equipment/PPE) 1.Menginformasikan pada karyawan mengenai bahaya dan jenis peralatan kerja yang akan digunakan. 2.Melakukan pengukuran bahaya dan pemilihan peralatan kerja 3.Memastikan karyawan dilengkapi alat dengan tepat. 4.Memverifikasikan pengukuran terhadap bahaya dilaksanakan melalui sertifikasi tertulis. 5.PPE yang rusak / tidak efektif tidak boleh digunakan. 6.Melatih karyawan untuk : kapan PPE diperlukan, cara yang benar menggunakan PPE. 7.Menguji karyawan untuk memastikan mampu menggunakan PPE 8.Melatih kembali jika ternyata tidak memiliki pemahaman dan keterampilan yang diperlukan. Audit untuk Kesesuaian dengan K3 (OSHA) 1. Apakah ada program k3 tertulis ? 2. Apakah pelatihan k3 didokumentasikan ? 3. Apakah ada program komunikasi bahaya kerja ? 4. Apakah karyawan tahu tentang material berbahaya ? 5. Apakah karyawan mendapatkan pelatihan P3K ? 6. Apakah karyawan dilatih menggunakan peralatan perlindungan kerja ? 7. Apakah petugas investigasi kecelakaan kerja sudah dilatih ? 8. Dapatkah perusahaan menunjukkan usaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat ? PENDEKATAN MANAJEMEN K3 YANG EFEKTIF 1. Pendekatan Organisasi : a. Mendesain pekerjaan b. Mengembangkan&mengimplementasikan kebijakan k3 c. Memanfaatkan komite keselamatan kerja d. Mengkoordinasikan penyelidikan kecelakaan kerja 2. Pendekatan Rekayasa Teknis: a. Mendesain lingkungan kerja b. Meninjau peralatan kerja c. Mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi 3. Pendekatan Individual : a. Mendorong motivasi dan sikap terhadap keselamatan kerja b. Memberikan pelatihan keselamatan kerja pada karyawan c. Memberi penghargaan melalui program insentif KOMITE KESELAMATAN KERJA Komitmen : menghilangkan bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan penyakit atau cedera yang serius. Misi Komite Keselamatan Kerja : menciptakan semangat dalam komunikasi terbuka untuk memecahkan permasalahan dalam keselamatan kerja dan kesehatan karyawan. Tanggung jawab Komite keselamatan kerja: Tanggung jawab Komite keselamatan kerja:
1. Meninjau/Menganalisis/mengidentifikasi hasil inspeksi
terhadap keselamatan di tempat kerja. 2. Meninjau/menganalisis/mengidentifikasi laporan kecelakaan kerja. 3. Meninjau dan melakukan tindakan terhadap persoalan keselamatan dan kesehatan kerja, saran-saran, dan kebutuhan yang disampaikan oleh para karyawan. 4. Melakukan tinjauan terhadap penilaian/pengukuran bahaya di tempat kerja. 5. Mengadakan inspeksi keselamatan kerja secara berkala. 6. Mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan semua kebutuhan khusus yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawan. 7. Mengadakan audit berkala terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja. KESEHATAN KERJA. Penyalahgunaan zat terlarang, alkohol, obat-obatan lainnya, dapat menggangu kerja fungsi organ tubuh dan akan mengganggu produktivitas pekerja. 8. Melewati batas waktu Tanda-tanda umum (deadline). penyalahgunaan zat 9. Depresi terlarang: 1. Kelelahan 10. Gelisah 2. Bicara tidak jelas 11. Emosional 3. Pipi yang kemerahan 12. Reaksi berlebihan 4. Sulit berjalan 13. Menunjukkan 5. Banyak absen yang tidak terjadwal kekasaran 6. Inkonsisten 14. Sering meminjam uang 7. Sulit mengingat detail 15. Berargumentasi MENGELOLA MASALAH KESEHATAN
Program untuk mewujudkan kesehatan di
tempat kerja : 1. Program Kebugaran :untuk mempertahankan / meningkatkan kesehatan karyawan. 2. Program Bantuan Karyawan :memberikan konsultasi dan bantuan lainnya untuk menolong karyawan yang memiliki masalah emosional, fisik, atau masalah pribadi. KEAMANAN KERJA Sarana Pencegahan Bahaya untuk meningkatkan Keamanan Kerja : 1. Pelatihan / lokakarya 2. Kamera/pintu pengaman. 3. Petugas keamanan. 4. Kartu identitas (ID). 5. Tindakan pendisiplinan/memberhentikan pelaku. 6. Pengukuran ancaman.