You are on page 1of 30

PERATURAN MENTERI KESEHATAN

No 27 Tahun 2017
Tentang
Pencegahan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

PERDALIN
In-House Training
© 2018
POKOK BAHASAN

2
3
SISTEM PELAYANAN YANG BAIK
If a hospital can provide
Information 24-hour good quality of
System &
Human Management medical care, it is a sign
Resource that its health system has
FUNDING the necessary physical
and human resources in
Research & place.
Development

Essential
Equipment &
Supplies LEADERSHIP &
GOVERNANCE &
PROVIDING
Community SERVICES
Participation
& Partnership

4
Pelbagai Pelayanan Kesehatan dalam RS
• Perilaku
• Manajemen
• Kompetensi
POLI UMUM RADIOLOGI

POLI GIGI REHABILITASI RUANG BEDAH

LABORATORIUM
RAWAT INAP INTENSIF & GAWAT DARURAT

FARMASI
RUANG BERSALIN DAN BAYI

5
MASALAH GLOBAL: HEALTHCARE ASSOCIATED
INFECTION
WHO Health care-associated infections FACT SHEET. www.who.int/gpsc/country_work/gpsc_ccisc_fact_sheet_en.pdf

Prevalensi: 5.7-19.1% (Global); 7% (Negara Maju)


>10% (Negara Berkembang)
9-92% petugas kesehatan tidak patuh cuci
tangan POLI UMUM RADIOLOGI

Mortality MRSA >50%; 38,7-50,9% ILO resisten


antibiotika
POLI GIGI REHABILITASI RUANG BEDAH

HAIs: 50% dapat dicegah melalui perubahan


perilaku petugas kesehatan
ISK>negara maju)ILO 1/3 kasus (negara membangun) (9 X negara
LOS memanjang; biaya meningkat maju) LABORATORIUM RAWAT INAP INTENSIF & GAWAT DARURAT

NICU: angka infeksi negara berkembang 3-20 x negara


maju FARMASI
RUANG BERSALIN DAN BAYI

>20% ILO pasca SC (11% mati) 6


Masalah Penyebaran Infeksi di Indonesia

Meningkatnya kasus penyakit infeksi (new emerging, emerging &


re-emerging diseases) dan infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs)
Gambaran mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan
KLB yang sulit di prediksi
Masalah Patient Safety dan healthcare worker safety
1 dari 20 pasien rawat inap mengalami HAIs 70% DAPAT
DICEGAH (<10% lingkungan dan >90% perilaku)
Hasil Surveilans HAIs pada beberapa RS di Indonesia:
2,2 – 2,6 % Flebitis; 1,8 – 2,6 % ILO; 0,9 – 3,5 % ISK; 0,9 % Septisemia
Surveillance of healthcare-associated infections in Indonesian hospitals. Journal of Hospital Infection 62(2):219-29 March
2006 7
8
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes Akses masyarakat Akses masyarakat Kes masyarakat thdp
diarahkan untuk thdp yankes yang terhadap yankes yankes yang
meningkatkan berkualitas telah yang berkualitas berkualitas telah
akses dan mutu lebih berkembang dan telah mulai menjangkau dan
yankes meningkat mantap merata di seluruh
wilayah Indonesia

VISI:
KURATIF- MASYARAKAT
REHABILITATIF SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
PROMOTIF - PREVENTIF BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah


promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan 9
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT


Paradigma Penguatan Jaminan Kesehatan
Sehat Yankes Nasional
 Peng-arus  Peningkatan  Benefit
utama-an akses terutama  Sistem
kesehatan pada FKTP Pembiayaan:
dalam  Optimalisasi Asuransi – Asas
pembangunan Sistem Rujukan Gotong Royong
 Promotif –  Peningkatan  Kendali Mutu dan
Preventif Mutu
Kendali Biaya
sebagai pilar  Penerapan
 Sasaran PBI dan
utama upaya pendekatan
Non-PBI
Continuum of
kesehatan Tanda Kepesertaan 
care
 Pemberdayaan Kartu Indonesia
 Intervensi
masyarakat berbasis resiko
Sehat
 Keterlibatan kesehatan (health
Lintas Sektor risk)
10
PENDEKATA KELUARGA NUSANTARA
N KELUARGA SEHAT SEHAT
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

REG
U LPROGRAM
ASI
PENINGKATA
N AKSES PROGRAM
• SARANA PENINGKATA
N MUTU
PRASARANA AKREDITASI
•KOMPETEN RS
SI SDM* dan PKM
•ALAT
KESEHATAN
M A SI
I N F OR
L OGI
O Terwujudnya Akses Pelayanan
TEKN
Kesehatan Dasar dan Rujukan yang
berkualitas Bagi Masyarakat
11
TANTANGAN ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

AKSES DAN BEBAN


MUTU PENYAKIT

DISTRIBUSI
PEMBIAYAAN
SDM

KOMPETENSI
AKI, AKB & GIZI
FASKES

12
13
TUJUAN PROGRAM PPI

Meningkatkan mutu layanan RS dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan lainnya (Cost Effective)
Melindungi Nakes dan Masyarakat dari penularan
penyakit menular (Emerging Infectious Diseases)
Mencegah terjadinya infeksi terkait pelayanan
kesehatan atau Healthcare Associated Infection
(HAIs)

14
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
REGULASI
PE-RUMAH SAKIT-AN
PUSAT DAERAH RS

VISI, MISI DAN STRATEGI

INPUT PROSES OUTPUT

 Good corporate Kinerja klinik


Administrasi governance NDR/ GDR RS
Sarpras  Good clinical BOR/LOS/TOI
Peralatan governance Surveilan Infeksi
kesehatan  Kendali mutu &
Kinerja
SDM biaya
 Patient Safety keuangan
Standar Tingkat
 Pembinaan dan
Pelayanan pengawasan kepuasan

PELAYANAN MONITORING
PERSYARATAN KESEHATAN & DAN
PERIZINAN PEMBINAAN PENGAWASAN 15
MUTU
Keberhasilan Implementasi PPI di Rumah Sakit

Pedoman
16
17
PERMENKES 27 / 2017 TENTANG PPI

Untuk mendukung pelaksanaan


pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan profesional
khususnya upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan secara
komprehensif menggunakan
pedoman standar.

• Berlaku sejak tanggal 12-Mei-2017


• Terdiri dari: 12 pasal
• Ruang lingkup:
– FKRTL (rumah sakit)
– FKTP: Puskesmas, Klinik dan Praktik Mandiri 18
Landasan Hukum PMK 27 / 2017
 UU No 36/2009 tentang Kesehatan
 UU No 44/2009 tentang RS
 UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
 UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
 UU No 38/2014 tentang Keperawatan
 PP No 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
 Peraturan Presiden No 77/2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
 PMK No1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
 PMK No 12/2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
 PMK No 9/2014 tentang Klinik
 PMK No 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
 PMK No 8/2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit
 PMK No 46/2015 tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
19
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 56/2015 tentang Tata Cara dan
Kerangka Pikir PMK 27/2017 tentang PPI

HAI’s dan
PENCEGAHAN infeksi
PENGENDALIAN yang
INFEKSI bersumber Fasyankes
dari
masyarak
Prinsip at
kewaspadaa
Penggunaan
n standar PENDIDIKA
antimikroba Bundles N DAN
dan SURVEILANS
PELATIHAN
secara bijak PPI
berdasarkan
transmisi

20
Pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dilakukan melalui pembentukan Komite /Tim PPI

RS: Komite atau Tim PPI sebagaimana yang dimaksud adalah


merupakan Organisasi Non-Struktural pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dengan fungsi utama menjalankan PPI serta menyusun
kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk
pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa
Tuberkulosis, HIV, dan infeksi menular lainnya
FKTP: pelaksanaan PPI pada praktik mandiri tenaga kesehatan
dilakukan dibawah koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

21
Komite atau Tim PPI
Bertugas melaksanakan kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, serta pembinaan.
Hasil pelaksanaan tugas dilaporkan kepada:
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara berkala
paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau
sesuai dengan kebutuhan
Pemilihan Komite atau Tim PPI disesuaikan kebutuhan, beban kerja dan/atau klasifikasi RS:
-RS kelas A dan B dalam bentuk Komite PPI.
-RS kelas C dan D dapat berbentuk Tim PPI.
-Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai kondisi fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
22
Susunan Organisasi PPI di RS

23
KOMITE PPI
KETUA / IPCO
PPNI
Sekretaris
Dr/IPCN/Perawat PPI

secara ANGGOTA
profesi

IPCN/Perawat PPI IPCD/Dokter PPI Anggota Lainnya


 senior manajer
• Dokter wakil tiap KSM Tim DOTS, Tim HIV,
 bekerja purnawaktu
(Kelompok Staf Medik). Lab, Farmasi, IPSRS
 Ratio: 1(satu) IPCN • Dokter Ahli Sterilisasi, Laundri, K3
per 1-100 TT Epidemiologi Sanitasi Lingkungan,
(1/1000TT) Kamar Jenazah,
• Dokter Mikrobiologi Pengelola makanan,
• Dokter Patologi Klinik.
IPCLN (Infection
Prevention Control
Link Nurse) dari
24
setiap unit
Struktur organisasi TIM PPI di RS

PIMPINAN
FASYANKES

KETUA

ANGGOTA
IPCN
LAINNYA

Tugas Tim PPI mengikuti tugas komite PPI disesuaikan


dengan fasilitas pelayanan kesehatannya.
25
Kriteria dan Tugas IPCD
Kriteria: Tugas IPCD
•Dokter yang mempunyai minat Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi
dalam PPI
infeksi yang tepat.
•Mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar PPI. Menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan
•Memiliki kemampuan leadership. surveilans.
Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan
pola resistensi antibiotika.
Bekerjasama dengan IPCN melakukan monitoring
kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta
investigasi KLB.
Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja
sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat)
di rumah sakit.
Monitoring kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien.
26
Kriteria IPCN

• Perawat dengan pendidikan minimal D-III.

• Mempunyai minat dalam PPI.

• Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN

• Berpengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.

• Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.

• Bekerja purna waktu.

27
PPI dalam Rencana Aksi Nasional
Pengendalian Resistensi Antimikroba

3. Higiene, Pencegahan Pengendalian Infeksi


Tujuan:
3.1 Mengembangkan program pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) nasional berdasarkan pedoman PPI di fasilitas
pelayanan kesehatan, peternakan, perikanan, dan rantai makanan.
3.2 Menurunkan kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan
3.3 Menghambat perkembangan dan penyebaran resistensi
antimikroba di komunitas
(Program Pengendalian Resistensi (Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
Antimikroba)

PENCEGAHAN PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
INFEKSI

HAND -
HYGIENE

29
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) 2018
Program Nasional SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RANGKUMAN
Tantangan
•Komitmen pimpinan RS untuk menerapkan PPI di RS
•Tingginya jumlah peralihan dan perpindahan petugas terlatih PPI
•Terbatasnya anggaran untuk program PPI Nasional
•Perubahan budaya petugas kesehatankesadaran untuk
mencegah terjadinya penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan
Tindak Lanjut
•Penetapan Tim /Pokja Nasional PPI yang terdiri dari unsur Kementerian
Kesehatan, unsur Profesi, unsur RS dibawah Kemenkes RI.
•Penguatan PPI melalui pemenuhan standar dan peningkatan kapasitas
SDM
•Surveilans HAIs
•Monitoring dan Evaluasi
30

You might also like