You are on page 1of 13

NEGARA

HUKUM DAN
HAM

Disusun oleh :
Ahmad Asrori Rifqy Fahrozi (419248)
Mochamad Husni Almayda (419239)
Wawan Setiawan (419237)
Definisi dan Konsepsi Negara Hukum

Suatu negara hukum dapat diartikan sebagai negara apabila tindakan pemerintah maupun
rakyatnya didasarkan atas hukum, untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang
dari pihak pemerintah atau penguasa dan tindakan rakyat yang dilakukan menurut
kehendaknya sendiri.Negara hukum, atau istilah lainnya yaitu rechtsstaat atau the rule of
law, adalah negara yang setiap tindakannya, berdasarkan pada aturan atau sesuai dengan
hukum yang telah ditetapkan. Jika ada seseorang yang tindakannya melanggar aturan
tersebut, maka ia berhak mendapatkan hukuman karena dianggap melanggar
hukum.Istilah negara hukum ini mulai berkembang sekitar abad ke-19.
Menurut salah satu ahli
Menurut Sunarisasi (2008), Indonesia yang mengukuhkan diri sebagai negara hukum
mempunyai prinsip tersendiri. Berdasarkan berbagai pendapat yang berkembang, secara
teori konstitusional, sebagai negara hukum Indonesia harus memiliki empat prinsip, yaitu:
•Setiap perbuatan warga negaranya harus sesuai hukum;
•Pembagian kekuasaan negara yang jelas dalam negara;
•Adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka dan bebas;
•Adanya pengakuan terhadap HAM.
CIRI-CIRI NEGARA HUKUM.
 Adanya sistem ketatanegaraan yang sistematis.
Ciri-ciri negara hukum yang pertama yaitu adanya sistem ketatanegaraan yang
mengatur urusan kenegaraan secara sistematis. Di setiap lembaga yang dibentuk, memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing untuk membantu menjalankan pemerintahan negara
tersebut, agar nantinya dapat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
 Hukum sebagai patokan segala bidang
Ciri-ciri negara hukum yang kedua yaitu negara tersebut menjadikan hukum sebagai
patokan dalam berbagai bidang, atau biasa dikenal dengan istilah Supremasi Hukum.
Ciri-ciri negara hukum yang satu ini merupakan upaya untuk menempatkan hukum dalam
tempat tertinggi sebagai alat perlindungan bagi rakyatnya, serta tanpa adanya intervensi
dan penyalahgunaan hukum, termasuk dari para petinggi negara.
 Adanya perlindungan dan pengakuan hak asasi manusia (HAM)
Ciri-ciri negara hukum yang ketiga yaitu adanya perlindungan dan pengakuan HAM. Ciri
pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia ini merupakan salah satu ciri
yang utama. Hak asasi manusia sendiri merupakan hak yang paling mendasar dan
fundamental. Sedangkan bagi para pelanggar HAM dapat dijatuhi hukum secara tegas.
 Sistem peradilan yang tidak memihak dan memiliki persamaan kedudukan di
hadapan hukum.
Ciri-ciri negara hukum yang keempat adalah memiliki sistem peradilan yang tidak
memihak. Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota
administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak
hanya di peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku di
peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum yang ditentukan
dan diterapkan sama sehingga tidak berat sebelah antara rakyat dan para petinggi negara.
Definisi HAM
HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena manusia. Umat
manusia memilikinya bukan karena diberikan oleh masyarakat atau berdasarkan hukum
positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Asal usul
gagasan mengenai HAM sebagaimana disebut terdahulu bersumber dari teori hak kodrati
(natural rights theory). Teori kodrati mengenai hak itu bermula dari teori hukum kodrati
(natural law theory). Dalam perkembangannya melawan kekuasaan muncul gerakan
pembaharuan (Renaissance) yang mengharapkan kembali kebudayaan Yunani dan
Romawi yang menghormati orang perorang (Kusniati, 2011).
DEFINISI HAM MENURUT SALAH SATU AHLI

Menurut Sunarisasi (2008), secara umum, apa yang dinamakan HAM adalah hak pokok
atau hak dasar, yaitu hak yang bersifat fundamental, sehingga keberadaannya merupakan
suatu keharusan, tidak dapat diganggu gugat, bahkan harus dilindungi, dihormati, dan
dipertahankan dari segala macam ancaman, hambatan, dan gangguan dari manusia
lainnya. Istilah hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah droits de l’homme
dalam bahasa Perancis yang berarti “hak manusia”, atau dalam bahasa Inggrisnya human
rights, yang dalam bahasa Belanda disebut menselijke rechten.
Isi Undang-Undang HAM

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang semata-mata karena dia adalah
manusia. HAM didasarkan pada prinsip bahwa setiap orang dilahirkan setara dalam
harkat dan hak-haknya. Semua HAM sama pentingnya dan mereka tidak dapat dicabut
dalam keadaan apapun. HAM penting karena mereka melindungi hak kita untuk hidup
dengan harga diri, yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan keamanan.
Hidup dengan harga diri berarti bahwa kita harus memiliki sesuatu seperti tempat yang
layak untuk tinggal dan makanan yang cukup. Ini berarti bahwa kita harus dapat
berpartisipasi dalam masyarakat, untuk menerima pendidikan, bekerja, dan
mempraktekkan agama kita, berbicara dalam bahasa kita sendiri, dan hidup dengan
damai (Anonimous, 2011).
Hubungan Negara Hukum dan HAM

HAM dan Negara Hukum mempunyai kaitan yang amat erat, tanpa kita sadari HAM dan
negara hukum adalah dua sisi mata uang yang berbeda, keduanya memang berbeda
namun keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Ayu, 2011).
Negara hukum adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar
atas kekuasaan belaka (Machtsstaat) dan pemerintahannya berdasar atas sistem konstitusi
(hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
CONTOH PELANGGARAN HAM DI NEGARA HUKUM

Menurut Muhamad (2013), pelanggaran HAM yang terjadi di negara hukum salah satu
contohnya adalah yang seprti terjadi di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1.Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.
2.Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar yang memuat berita
tentang dugaan korupsi yang dilakukan pejabat negara.
3.Melarang warga negara untuk beraktivitas politik seperti membentuk partai politik.
4.Membubarkan sebuah demonstrasi damai dengan cara kekerasan seperti menembak
dengan peluru tajam.
Menurut Wesly (2011), bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia terbagi menjadi
empat, yaitu:
1.Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran hak asasi manusia terjadi bila hak-hak individu yang melekat serta diakui
dan dijamin dicabut, ditekan dan ditindas. Ini berarti pelanggaran hak asasi manusia
berada dalam hubungan politik. Dalam hubungan ini hak asasi manusia terkait dengan
kekuasaan politik.
2.Pelanggaran Hak-Hak Sipil dan Politik
Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang dilakukan oleh negara
atas hak-hak negatif (negative rights). Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah
pelanggaran yang dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative right).
3.Pelanggaran Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Pelanggaran atau penyangkalan (denial) hak-hak ekonomi, sosial dan budaya adalah
pengabaian negara atas hak-hak positif (positive rights). Pengabaian hak-hak ekonomi ,
sosial dan budaya akan terjadi bila negara sangat kurang aatau kurang aktif
mengupayakann yang memungkinkan individu warganya dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya sebagai manusia (human needs).
4.Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat
Selain ada penggolongan pelanggaran hak-hak sipil dan politik serta pelanggaran hak-
hak ekonomi, sosial dan budaya juga terdapat dua kualifikasi pelanggaran manusia yaitu:
(a) pelanggaran hak asasi manusia yang berat (gross violation of human rights), serta (b)
bukan pelanggaran berat (non-grass).
OKE ADIK ADIK

SILAHKAN TANYA

Silahkan
Kamu Ber
Tanya Tanya
Kelompok 5
Mengucapkan
Terimakasih dan
HBD teman kami
WILDAN
Wish you all the best

You might also like