You are on page 1of 13

SEMINAR HASIL

PENELITIAN

Oleh :
ARIANI FITRIANA NISA
A0018056
2

Pengaruh Terapi Uap Dengan Minyak Kayu Putih Terhadap


Penurunan Frekuensi Pernapasan Pada Anak Bronkopneumonia
Di Rsud Kardinah Kota Tegal
3

METODOLOGI KESIMPULAN
LATAR
PENELITIAN DAN SAAN
BELAKANG

1 3 5

2 4

TINJAUAN PEMBAHASN
PUSTAKA DAN HASIL
4

○ Tujuan umum ○ Tujuan khusus


Tujuan Menggambarkan asuhan Menggambarakn teori,
keperawatan dengan implementasi dan hasil
pemberian terapi uap penerapan pemberian
dengan minyak kayu terapi uap dengan
putih terhadap penurunan minyak kayu putih
frekuensi pernapasan terhadap penurunan
pada pasien anak dengan frekuensi pernapasan
bronkopneumonia pada anak
bronkopneumonia
5

BAB 1 LATAR BELAKANG

Bronkopneumonia merupakan penyakit peradangan pada


organ pernapasan yang mengenai salah satu atau beberapa
lobus di paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
Stafilococcus aureus dan Haemofilus influenza , virus dan
jamur. Bronkopneumonia dapat menimbulkan gejala
seperti batuk, pilek dan sesak napas.

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Terapi uap atau inhalasi uap merupakan pengobatan dengan


cara menghirup uap dengan obat atau tanpa obat melalui saluran
pernapasan bagian atas, tindakan ini di lakukan untuk membantu
melegakan jalan napas yang tersumbat oleh sekret atau lendir.

Eucalyptus dapat di manfaatkan sebagai obat herbal


diantaranya asma dan sesak napas pada penderita flu yang berarti
manfaat minyak atsiri ini memberi efek dapat menurunkan frekuensi
pernapasan dengan di oleskan pada dada atau dihirup.
7
○ Penelitian dilakukan di RSUD Kardinah
Tegal pada bulan Maret
BAB 3 ○ Penelitian dilakukan pada 2 subjek anak
METODOLOGI dengan bronkopneumonia yang di rawat
PENELITIAN inap
○ Data di peroleh dengan wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik serta
melalui rekam medik yang disajikan dalam
bentuk teks naratif
○ Instrumen penelitian observasi RR,
akumulasi sputum dan tarikan dinding
dada
8
Keluhan utama : batuk grok- grok sejak 5 hari yang lalu, pola nutrisi sebelum
sakit pasien makan 1 porsi anak balita dengan lauk pauk + sayur habis 3x sehari,
BAB 4 HASIL minum air putih sebanyak 4- 5 gelas/hari dan susu dancow 2x sehari selama sakit
ibu pasien mengatakan An. H makan setengah porsi nasi + lauk pauk + sayur
DAN habis 3x sehari tambahan makanan biskuit + roti minum 5- 6 gelas/hari dan
PEMBAHASAN minum susu 2x sehari Pola eliminasi sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. H
BAK 4- 6 x/hari warna kuning bening, BAB 1x sehari konnsistensi padat
berwarna kuning, selama sakit ibu pasien mengatakan An. H BAK 5-6 x/hari
Pasien 1 berwarna kuning bening, BAB 2 hari sekali konsistensi padat warna kuning. Pola
istirahat dan tidur sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. H tidur malam 9- 10
jam dengan nyenyak, tidur siang selama 1- 3 jam, tanpa terbangun, tanpa
mengigau, kebiasaan sebelum tidur minum susu dan gosok gigi selama sakit ibu
pasien mengatakan An. H tidur malam kurang lebih 9 jam tidur kurang nyenyak,
kadang terbangun untuk minum, bangun kurang segar, tidur siang 1- 4 jam
kadang terbangun. Pola aktifitas dan latihan sebelum sakit ibu pasien
mengatakan An. H bermain dengan teman sebanyanya di lingkungan rumahnya,
selama sakit ibu pasien mengatakan An. H hanya tiduran dan kadang duduk di
tempat tidur main hp dengan ibu dan ayahnya.
9
Pola fungsi kesehatan Gordon untuk pola nutrisi sebelum sakit: klien makan 1
porsi anak balita dengan bubur, nasi lauk pauk + sayur habis 3x sehari, minum
air putih sebanyak 2- 4 gelas/hari dan susu dancow 2 x sehari selama sakit
pasien makan 7 sendok makan porsi bubur + lauk pauk + sayur 3x sehari
Pasien 2 tambahan makanan biskuit + roti minum 3- 5 gelas/hari dan minum susu 2x
sehari. Pola eliminasi sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. S BAK di
popok ganti 4x/hari warna kuning bening, BAB 1x sehari konsistensi padat
berwarna kuning, selama sakit: klien BAK dipopok ganti 4x/hari berwarna
kuning bening, BAB 2 hari sekali konsistensi padat warna kuning. Pola istirahat
dan tidur sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. S tidur malam 8- 9 jam
nyenyak tidur siang selama 1- 3 jam, tanpa bangun, tanpa mengigau, kebiasaan
sebelum tidur minum susu dan gosok gigi selama sakit ibu pasien mengatakan
An. S tidur malam 8- 9 jam tidur kurang nyenyak, kadang terbangun menangis,
bangun kurang segar dan sedikit rewel, tidur siang 1- 4 jam tidak nyenyak . Pola
aktifitas dan latihan sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. S bermain dengan
teman sebanyanya di lingkungan rumahnya, selama sakit ibu pasien mengatakan
An. S hanya duduk, tiduran di tempat tidur main hp dengan ibu dan ayahnya.
10
○ Pasien 1 ○ Pasien 2
○ DIAGNOSA semula respirasi semula 28x/menit ditandai
KEPERAWATAN 36x/menit ditandai dengan terikan dinding
adanya tarikan dinding dada dan bunyi rochi,
BAB 4 HASIL Ketidakefektifan dada dan bunyi sekret sulit keluar menjadi
Bersihan Jalan Napas
DAN rochi,sekret sulit keluar 22x/menit tidak ada
pada An. H berkurang tarikan dinding dada dan
PEMBAHASAN menjadi respirasi tidak ada bunyi ronchi
Setelah dilakukan
terapi uap dengan 24x/menit tidak ada serta sekret keluar
minyak kayu putih tarikan dinding dada dan
selama 3x24 jam tidak bunyi ronchi serta
sebanyak 4x dalam sekret keluar
sehari selama 10
menit didapatkan hasil
:
implementasi Saran : penelitian 11
pemberian terapi uap ini diharapkan dapat
Terapi uap dengan minyak dengan minyak kayu bermanfaat bagi
putih diberikan 4x pasien dan keluarga
kayu putih merupakan
BAB 5 salah satu terapi
sehari selama 10 menit.
pasien dan keluarga
Hasil penerapan
KESIMPULAN komplomenter atau terapi
implmentasi terdapat
pasien mengetahui
inhalasi sederhana yang cara dalam
DAN SARAN dapat diberikan pada perubahan frekuensi
pernapasan pada kedua pemberian terapi
pasien dengan
bronkopneumonia untuk
subjek ditandai dengan uap dengan minyak
adanya perubahan kayu putih untuk
membantu menurunkan frekuensi pernapasan ,
frekuensi pernapasan, tidak adanya suara
menurunkan
mengencerkan dahak dan tambahan , sekret frekuensi
melegakan jalan napas. mudah dikeluarkan, dan pernapasan pada
tidak ada tarikan kasus
dinding dada
bronkopneumonia.
12

○ Peneliti menemukan keterbatasan dalam pelaksanaan intervensi terapi uap dengan

minyak kayu putih yang melipti beberapa hal yaitu, yang pertama aspek teroitis

KETERBATASAN peneliti mengalami kesulitan dalam menemukan referensi terkait jurnal penelitian

terapi uap dengan minyak kayu putih pada bronkopneumonia, referensi yang

sering ditemukan yaitu terapi fisioterapi dada pada bronkopneumonia.

Keterbatasan yang kedua yaitu dari segi aspek metodologi, peneliti mengalami

kesulitan dalam proses pengambilan data pasien dengan kriteria inklusi berupa

anak dengan bronkopneumonia. Peneliti sering menemukan pasien diare, demam

typoid, kejang demam, thalassemia, demam berdarah dangue dan tuberculosis.

○  
13

SEKIAN
TRIMAKASIH

You might also like