Professional Documents
Culture Documents
❖ Glinid
Mirip dengan sulfonilurea, glinid menurunkan glukosa lebih rendah dengan
merangsang sekresi insulin pankreas, tetapi pelepasan insulin tergantung glukosa dan akan
hilang pada konsentrasi glukosa darah rendah. Ini bisa mengurangi potensi untuk
hipoglisemi parah. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam
benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin).
Terapi Farmakologi
• 2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan Tiazolidindion (TZD)
❖ Metformin
Metformin meningkatkan sensitivitas insulin dari hati dan jaringan perifer (otot) untuk
meningkatkan penyerapan glukosa. Hal ini mengurangi tingkat A1C 1,5% menjadi 2%, tingkat FPG 60
sampai 80 mg / dL (3,3-4,4 mmol / L), dan mempertahankan kemampuan untuk mengurangi tingkat
FPG sangat tinggi yaitu (> 300 mg / dL atau> 16,7 mmol / L). Metformin mengurangi trigliserida plasma
dan low-density. lipoprotein (LDL) kolesterol sebesar 8% menjadi 15% dan sederhana meningkatkan
high-density lipoprotein (HDL) kolesterol (2%). Metformin tidak menyebabkan hipoglisemia ketika
digunakan sendirian .
❖ Tiazolidindion (TZD)
Obat ini meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan otot, hati, dan lemak secara tidak
langsung. Ketika diberikan selama 6 bulan dengan dosis maksimal, pioglitazone dan rosiglitazone
mengurangi A1C oleh ~ 1,5% dan FPG dari 60 menjadi 70 mg / dL (3,3-3,9 mmol / L). Efek maksimum
tidak dapat dilihat sampai 3 sampai 4 bulan terapi.
Terapi Farmakologi
• 3) Penghambat Absorpsi Glukosa:
Penghambat Glukosidase Alfa. Agen-agen ini mencegah pemecahan sukrosa dan karbohidrat
kompleks di intestinal kecil, sehingga memperlama absorpsi karbohidrat. Ini berefek langsung
pada berkurangnya konsentrasi glukosa post prandial (40–50 mg/dL; 2.2–2.8 mmol/L) sementara
glukosa puasa relatif tidak berubah GDP (~ 10% pengurangan). Efek pada kontrol glikemi cukup
moderat, dengan rerata pengurangan HbA1C 0,3-1%.
Acarbose (Precose) dan miglitol (Glyset) didosiskan serupa. Terapi dimulai dengan dosis sangat
rendah (25 mg dengan satu sehari) dan ditingkatkan bertahap (selama sebulan) sampai maksimal
50 mg tiga kali sehari untuk pasien 60 kg atau lebih, dan 100 mg tiga kali sehari untuk pasien
diatas 60 kg. Obat ini digunakan secara bersamaan dengan makanan untuk menghambat aktivitas
enzim.
Terapi Farmakologi
4) Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
DPP-4 inhibitor sebagian mengurangi glukagon postprandially tidak tepat ditinggikan
dan merangsang sekresi insulin glukosa tergantung. pengurangan A1C rata-rata 0,7% sampai 1%
pada dosis maksimum. Penghambat DPP-4 merupakan agen oral, dan yang termasuk dalam
golongan ini adalah vildagliptin, linagliptin, sitagliptin, saxagliptin dan alogliptin.
5) Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2)
Obat golongan penghambat SGLT-2 merupakan obat antidiabetes oral jenis baru yang
menghambat reabsorpsi glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara menghambat transporter
glukosa SGLT-2. Obat yang termasuk golongan ini antara lain: Canagliflozin, Empagliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
Terapi Farmakologi
6) Obat Antihiperglikemia Suntik
A. Insulin
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β
Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai
penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar
metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar
penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata m
❖ Mekanisme Kerja Insulin
Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui
vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja
insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel.
Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel.
Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber
energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.emerlukan terapi insulin
disamping terapi hipoglikemik oral.
Terapi Farmakologi
Prinsip Terapi Insulin Indikasi
❖ Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar
pankreas tidak ada atau hampir tidak ada
❖ Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah
❖ Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke
❖ DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
❖ Ketoasidosis diabetik
❖ Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
❖ Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
❖ Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
❖ Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
Terapi Farmakologi
Prinsip Terapi Insulin Indikasi
❖ Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar
pankreas tidak ada atau hampir tidak ada
❖ Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah
❖ Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke
❖ DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
❖ Ketoasidosis diabetik
❖ Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.
❖ Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi
kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
❖ Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
❖ Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
Terapi Farmakologi
❖ Penggolongan Sediaan Insulin Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama berbeda
dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4
kelompok, yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga insulin reguler
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
7) Terapi Kombinasi
Kombinasi obat antihiperglikemia oral dan insulin yang banyak dipergunakan adalah kombinasi obat
antihiperglikemia oral dan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang), yang diberikan pada malam
hari menjelang tidur. Pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat mencapai kendali glukosa darah yang baik
dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah adalah 6-10 unit yang diberikan sekitar jam
22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa darah puasa keesokan harinya. Pada
keadaaan dimana kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali meskipun sudah mendapat insulin basal,
maka perlu diberikan terapi kombinasi insulin basal dan prandial, serta pemberian obat antihiperglikemia oral
dihentikan.
Refrensi