You are on page 1of 48

DISTRIBUSI

SISTEM TENAGA
PENDAHULUAN

Pada umumnya Energi Listrik dibangkitkan pada Pusat Tenaga


Listrik yang jauh dari perkotaan dimana para pelanggan
umumnya berada.
Permasalahan sekarang adalah bagaimana menyalurkan Tenaga
Listrik tersebut baik secara teknis maupun ekonomis baik
sampai ke konsumen, karena jarak yang cukup jauh ke
konsumen.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem supply tenaga
listrik terdiri dari 3 unsur :
1. Pusat Pembangkit.
2. Transmisi.
3. Distribusi.
Gambar Skema penyaluran energi listrik ke pelanggan
Perbedaan Transmisi dengan Distribusi

BASIS TRANSMISSION LINE DISTRIBUTION LINE

Transmission Line helps in the movement of The Distribution line carries electricity from the substation
Usage
electricity from power plant to the substations. to the consumer’s end.

It is carried out electricity in three phase It requires a single phase supply system for carrying
Phase
supply system. electricity.

Current
conduction They conduct current at 69 kV or more. They conduct less than 69 kV
level
Distribution line are thin as compared to the transmission
Thickness Transmission lines are thick lines.
line.
Sistem Distribusi
Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah:
1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

 Pada sistem Distribusi di Indonesia, Frekwensi 50 Hz, Tegangan


di Sisi Tegangan Menengah 20 Kv (Tp untuk daerah lama masih
12 KV), untuk tegangan rendah pada umum nya 220 Volt untuk
1 phasa atau 380 Volt untuk 3 phasa, untuk sumber dari PLN,
Tapi kalau sumber sendiri tegangan tergantung kebutuhan.
 Sistem Distribusi dapat kita kelimpokkan dalam 2 tingkat yaitu :
 Sistem Jaringan Distribusi Primer disebut Jaringan
Tegangan Menengah (JTM).
 Sistem Jaringan Sekunder disebut Jaringan Tegangan Rendah
(JTR)
Perbedaan Trafo pada sistem Transmisi dengan
Distribusi
BASIS OF
POWER TRANSFORMER DISTRIBUTION TRANSFORMER
DIFFERENCE
Type of network It is used in transmission network of higher voltages It is used in the distribution network for lower voltages.

Availability of ratings 400 kV, 200 kV, 110 kV , 66 kV, 33 kV. 11 Kv, 6.6 Kv, 3.3 Kv, 440 V,230 V

Maximum rating of Power transformers are used for rating above 200 MVA Distribution transformers are used for rating less than 200 MVA
usage

Size Larger in size as compared of distribution transformers Smaller in size

Designed Efficiency Designed for maximum efficiency of 100% Designed for 50-70% efficiency

Efficiency formula Efficiency is measured as the ratio of output to the input power Here All Day Efficiency is considered. It is the ratio of output in kilowatt hour (kWh) or watt
hour (Wh) to the input in kWh or Wh of a transformer over 24 hours.

Application Used in generating stations and transmission substations Used in distribution stations, also for industrial and domestic purposes

Losses Copper and iron losses take place throughout the day Iron losses take place for 24 hours and copper losses are based on load cycle

Load fluctuation In power transformer the load fluctuations are very less Load fluctuations are very high

Operating condition Always operated at full load Operated at load less than full load as load cycle fluctuates

Considering time It is independent of time It is time dependent

Flux density In power transformer flux density is higher As compared to power transformer the flux density is lower in distribution transformer

Designing of the core Designed to utilize the core for maximum and will operate near to the As compared to power transformer the flux density is lower in distribution transformer
saturation point of the B-H curve, which helps to bring down the mass of
core

Usage Used to step up and step down voltages Used as an end user connectivity
Gbr.1. Pola Sistem Tenaga Listrik
KONFIGURASI JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI

 Secara umum konfigurasi jaringan tenaga listrik hanya mempunyai 2 konsep konfigurasi, Tapi dapat di
kombinasikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan :
1. Jaringan Radial :
Yaitu jaringan yang mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jadi jika terjadi gangguan maka akan terjadi ‘
Black Out” atau padam pada bagian yang tidak dapat di pasok sumber tenaga listrik.
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhana yang menghubungkan beban-beban ke
titik sumber, biaya relatif murah. Tapi tingkat keandalannya rendah.
Radial ganda adalah langkah dalam usaha meningkatkan keandalan jaringan.
 Ciri khas: antara titik sumber dan titik bebannya hanya terdapat satu saluran (line), tidak ada alternatif
saluran lainnya.
 Keunggulan & kekurangan:
a). Bentuknya sederhana.(+)
b). Biaya investasinya relatip murah.(+)
c). Kualitas pelayanan dayanya relatif jelek ( rugi tegangan & daya
relatif besar.(-)
d). Kontinuitas pelayanan daya tidak terjamin (-)
2. Jaringan Loop :
Yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika terjadi
gangguan. Sehingga bagian yang mengalami pemadaman dapat dikurangi
atau bahkan di hindari.
 Pada titik beban terdapat 2 alternatif saluran berasal lebih dari satu sumber.
 Jaringan ini merupakan bentuk tertutup (“jaringan loop“).
 kontinuitas pelayanan lebih terjamin, kualitas dayanya lebih baik (rugi
tegangan dan daya saluran lebih kecil).

Gbr. 2. Gambar Jaringan Secara Umum


Topology di Dalam Sistem Distribusi

Radial Parallel Loop/Ring


Konfigurasi jaringan radial
Konfigurasi Jaringan distribusi ring (loop).
Gbr. 3.a. Penyulang Ganda

Gbr.3.b.Penyulang Triple
Gbr.4. Bagan Jaringan Tegangan Menengah Sistem Radial
 Untuk mempertinggi tingkat keandalan
dapat dilakukan dengan membuat dua
atau lebih penyulang pemasok lihat
gbr 3.
 Bentuk yang paling umum sistem radial seperti gbr 4,
disini terlihat bahwa sebuah penyulang memasok
sejumlah gardu distribusi.
 Bila terjadi gangguan pada jaringan tegangan
menegahnya pemutus beban yang ada pada gardu
induk akan membuka, menyebabkan semua gardu
distribusinya akan mengalami pemadaman, untuk
mengurangi jumlah gardu yang mangalami
pemadaman pada penyulangnya dipasang peralatan
pemisah seperti pelebur, saklar seksi otomatis,
pemisah atau pemutus otomatis.
Gbr.5. Konfigurasi Tulang Ikan (Fishbone)
Gbr. 6. Konfigurasi Kluster (Leap Frog)
Gbr.7. Konfigurasi Spindel (Spindle Configuration)
Gbr. 8. Konfigurasi Spindle
Jaringan distribusi spindle

Fungsi "express feeder" sebagai


cadangan pada saat terjadi
gangguan pada salah satu
"working feeder“ & memperkecil
terjadinya drop tegangan pada
sistem distribusi.
Gbr. 9. Konfigurasi Mayang
 Untuk meningkatkan keandalan ialah dengan
membuat semua penyulang yang keluar dari gardu
induk menuju kesatu titik pertemuan sehingga
membentuk suatu lingkaran yang terbuka pada titik
pertemuan , berakhir pada suatu titik yg disebut
titik refleksi (Gardu hubung atau disebut GH) atau
swicthing substation.
 Pada konfigurasi spinde penyulang cadangan khusus
yang lebih dikenal penyulang ekpress. Penyulang ini
dalam keadaan normal merupakan kabel yang
bertegangan sampai di gardu hubung tanpa beban.

 Pada Gardu Induk setiap penyulang ini diproteksi


pemutus tenaga yang dilengkapi dengan alat pengaman
arus lebih dan rele arus gangguan tanah.
Gbr.10.Konfigurasi Fork
Gbr. 11. Konfigurasi Spotload (Paralel Spot Configuration)
Gbr.12. Konfigurasi Jala-jala (Grid, Mesh)
Gbr.13. Jaringan Tegangan Menengah Konfigurasi Anyaman
Gbr. 14. Konfigurasi Struktur Bunga
Gbr.15. Konfigurasi Struktur Rantai
Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

 Daerah I : Pembangkitan
 Daerah II : Penyaluran
(Transmission) , bertegangan tinggi
(HV,UHV,EHV)
 Daerah III : Distribusi Primer,
bertegangan menengah (6 atau
20kV).
 Daerah IV : ( beban/konsumen),
Instalasi,bertegangan rendah
Ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
1. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan
peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
2. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain.
3. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat
trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band,
peralatan grounding,dan lain-lain.
4. SUTR dan SKTR, terdiri dari: sama dengan perlengkapan/material pada SUTM
dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya.
Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
1. Menurut nilai tegangannya:
• Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi,
yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan
titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV.
Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani
pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
• Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo
distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju
beban

2. Menurut bentuk tegangannya:


• Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem
tegangan searah.
• Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem
tegangan bolak-balik.
Berdasarkan Level Tegangan

 Sistem Distribusi Primer

 Sistem Distribusi Sekunder


Konfigurasi JarDis primer & sekunder

Saluran distribusi Primer

Saluran distribusi Sekunder


3. Menurut jenis / tipe konduktornya:
1. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan
penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas:
• Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa
isolasi pembungkus.
• Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
2. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan
menggunakan kabel tanah (ground cable).
3. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan
menggunakan kabel laut (submarine cable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
• Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang
lain/terhadap netral, atau saluran positip terhadap negatip (pada sistem DC)
membentuk garis horisontal.
• Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk garis
vertikal .
• Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk
suatu segitiga (delta).
Jaringan Distribusi menurut Susunan Saluran

 Saluran Konfigurasi  Saluran Konfigurasi


Horisontal Vertikal
• Saluran konfigurasi Delta
5. Menurut Susunan Rangkaiannya
a. Jaringan Sistem Distribusi Primer
Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi
ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel
tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan.
Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai
ke pusat beban.
Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu:
•Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch
pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area.
•Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop.
•Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET)
•Jaringan distribusi spindle
•Saluran Radial Interkoneksi
b. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada
di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk
saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial.
Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi
maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya
disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan
dihubungkan kepada konsumen / pemakai tenaga listrik
dengan melalui peralatan-peralatan sbb:
• Papan pembagi pada trafo distribusi,
• Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
• Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen)
• Alat Pembatas dan kWh meter serta fuse atau pengaman pada
pelanggan.
Komponen Saluran Distribusi Sekunder
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
3. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
4. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
5. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
6. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Thank you
someone@example.com

You might also like