You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN

PELAKSANAAN MENYUSUI PADA IBU PRIMIPARA DI


PUSKESMAS TELING ATAS KOTA MANADO
PENDAHULUAN

• Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam
bulan pertama kehidupan bayi. Seorang ibu sering mengalami masalah
dalam pemberian ASI eksklusif, salah satu kendalanya yakni produksi
ASI yang tidak lancar.
• Hal ini akan menjadi factor penyebab rendahnya cakupan pemberian
ASI ekslusif kepada bayi baru lahir. Anak yang diberi ASI Ekslusif akan
tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Kajian
global “The Lancet Braestfeeding Series, 2016 telah membuktikan
menyusui Ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak
88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan
Tujuan Penelitian

• Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan


menyusui bayi pada ibu primipara di Puskesmas Teling Atas Kota
Manado
METODE PENELITIAN

• Jenis penelitian ini ialah penelitian survey analytic dengan


pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variable yang
pengumpulan datanya satu kali selama penelitian (Sujarweni,
2014)
lanjutan

Data pada Tabel 1 di atas menunjukkan dari 38 responden dalam


penelitian ini sebagaian besar berumur 17-25 tahun sebanyak 24
orang atau 63.2%, diikuti umur 26-35 tahun sebanyak 10 orang atau
26.3% dan umur 36-46 tahun sebanyak 4 orang atau 10.5%
Hasil penelitian

• 1. Karakteristik Responden
• a. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
dan dari hasil data beberapa penelitian menunjukkan presentase ibu
dalam memberikan ASI eksklusif masih rendah, dikarenakan dengan
berbagai alasan, bahkan ada yang kurang tahu betapa pentingnya ASI
sejak dini kepada bayi terutama bagi ibu yang baru melahirkan anak
pertamanya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui
bayi pada ibu primipara di Puskesmas Teling Atas Kota Manado
Lanjutan

• Data pada Tabel 1 di atas menunjukkan dari 38 responden dalam


penelitian ini sebagaian besar berumur 17-25 tahun sebanyak 24
orang atau 63.2%, diikuti umur 26-35 tahun sebanyak 10 orang
atau 26.3% dan umur 36-46 tahun sebanyak 4 orang atau 10.5%.
PEMBAHASAN

• Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri


maupun pengalaman orang lain, media massa, maupun lingkungan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting bagi terbentuknya
tindakan seseorang. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recal) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah
(Notoatmodjo, 2010)
• Ibu yang memiliki pengetahuan mengenai pelaksanaan menyusui
berhubungan erat karena dengan pengetahuan yang baik dan memmiliki
pengalaman menyusui cenderung akan memiliki perilaku menyusui yang baik.
Lanjutan

• Sesuai dengan teori perilaku yang mengatakan bahwa perilaku seseorang


terhadap sesuatu akan sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap hal
tersebut (Erlinawati and Sismanderi, 2017). Menyusui merupakan proses
pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari
payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan air susu ibu.
• Proses menyusui akan berjalan lancar jika ibu memiliki keterampilan dalam
menyusui, sehingga ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi dengan
efektif. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi,
serta posisi mulut bayi dan payudara ibu. Posisi badan ibu saat menyusui
dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring
(Sulistyowati, 2011).
Lanjtn

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan


kurang baik terdapat 5 responden (13,2%) dan ibu yang memiliki teknik
menyusui kurang baik 6 responden (15,8%) disebabkan karena umur yang
masih terbilang muda dan faktor pendidikan yang rendah sehingga ibu
belum mengetahui tentang menyusui yang baik dan benar, padahal
menyusui merupakan suatu aktivitas yang mendatangkan kebahagiaan
tersendiri bagi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu tentang
pemberian ASI melalui teknik menyusui yang baik dan benar karena
perilaku yang melekat pada ibu berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif.
Kesimpulan

1. Ibu primipara yang ada di Puskesmas Teling Atas memiliki


pengetahuan baik dengan presentasi 86,8%.
2. Ibu primipara yang ada di Puskesmas Teling Atas memilki
pelaksanaan baik dengan prsentasi 84,2%.
3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan
menyusui bayi pada ibu primipara di Puskesmas Teling, dimana
nilai signifikannya nilai α = 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 (0,00
˂ 0,05) sehingga dapat dikatakan ada hubungan.
Saran

1. Bagi Rumah Sakit


Diharapkan bagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Teling Atas Kota
Manado seperti dokter, bidan, perawat ataupun petugas kesehatan lainnya lebih
meningkatkan penyuluhan atau sosialisasi pada ibuibu terutama ibu primipara
tentang pentingnya menyusui dengan pelaksanaan menyusui bayi yang baik dan
benar.
2. Bagi Institusi Diharapkan hasil penelitian ini bagi institusi dan pendidikan
keperawatan dapat menjadi landasan dalam mengembangkan program
kurikulum pendidikan keperawatan terkait dengan mata ajar keperawatan
maternitas dan dapat mengembangkan kompetensi pembelajaran pada
mahasiswa mengenai pengetahuan dengan teknik menyusui pada ibu primipara.
lanjutan

3. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi


bahan referensi dan pertimbangan serta perlu adanya penelitian
lanjutan secara mendalam tentang pemberian ASI melalui teknik
menyusui yang baik dan benar karena perilaku yang melekat pada
ibu berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif.

You might also like