You are on page 1of 13

Diagram Scatter

Oleh :
Allant Yudha Tama
Avelyno Athallah Waruwu
Mochammad Affany Zarkasih
Muhammad Alfian Fadli

Kelompok 6
Pengertian Diagram Scatter

Scatter Diagram atau Diagram Tebar adalah salah satu alat dari QC
Seven Tools (7 alat pengendali kualitas) yang berfungsi untuk
melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara
2 (dua) variabel serta menentukan jenis hubungan dari 2 (dua)
variabel tersebut apakah hubungan Positif, hubungan Negatif
ataupun tidak ada hubungan sama sekali
Fungsi Diagram Scatter
Scatter diagram merupakan alat interpretasi data yang akan digunakan untuk:
 Menguji seberapa kuat hubungan antara dua variable (misalnya,hubungan antara biaya iklan
dengan penjualan, lama pengalaman dengan kinerja karyawan, dll.)

 Memastikan firasat akan hubungan sebab-akibat langsung antara jenis-jenis variable.

 Menentukan jenis hubungan (positif, negatif, dll.)


Kapan Penggunaan Scatter Diagram 
 Bila sudah memasangkan data numerik. 

 Ketika variabel tergantung mungkin memiliki beberapa nilai untuk tiapnilai variabel independen.

 Ketika mencoba untuk menentukan apakah kedua variabel terkait, seperti:

 Ketika mencoba untuk mengidentifikasi akar penyebab potensimasalah.

 Setelah brainstorming penyebab dan dampak menggunakan fishbonediagram, untuk


menentukan secara obyektif apakah penyebab tertentudan efek saling berhubungan.
Pola Diagram Scatter
Terdapat 3 pola dalam Scatter Diagram yaitu::
1. Pola Positif Scatter Diagram

Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan atau


korelasi positif di antara Variabel X dan Variabel Y
dimana nilai-nilai besar dari Variabel X
berhubungan dengan nilai-nilai besarnya Variabel
Y, sedangkan nilai-nilai kecil variabel X
berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y.
Pola Diagram Scatter

2. Pola Negatif Scatter Diagram

Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau


korelasi negative di antara Variabel X dan Variabel
Y dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan
dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-
nilai kecil Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai
besar Variabel Y.
Pola Diagram Scatter

3. Pola Tidak Memiliki Hubungan (Tidak


Berkorelasi)

Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak


memiliki hubungan karena tidak ada
kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X
terhadap nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.
Langkah-langkah membuat diagram scatter
1. Pengumpulan data

Lakukan pengumpulan sepasang data X dan Y yang akan dipelajari hubungannya kemudian
masukkanlah data tersebut ke dalam sebuah Tabel. Usahakan pengumpulan pasangan data melebihi
30 pasangan data (n > 30) agar tingkat ke-akurasi-annya lebih tinggi.

2. Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumbu Horizontal

Tentukanlah nilai Maksimum dan nilai Minimum dari kedua data variabel X dan Y tersebut kemudian
buatlah sumbu Vertikal dan sumbu Horizontal beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan
Nilai Minimum yang didapat..
Langkah-langkah Pembuatan Diagram Scatter
3. Penebaran (Plotting) Data

Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah dibuat pada langkah ke-2

(langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu horizontal).


4. Pemberian Informasi

Berikanlah informasi  yang secukupnya untuk Scatter Diagram tersebut seperti :

 Judul Grafik

 Banyaknya pasangan data

 Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal

 Interval Waktu

 Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut .


Contoh Kasus Pembuatan Scatter Diagram 

Perusahaan A yang mempunyai Tenaga


Kerja sebanyak 300 orang dan bergerak di
bidang industri perakitan elektronik
sedang menghadapi permasalahan atas
tingginya tingkat kerusakan dalam
produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya
adalah dikarenakan jumlah absensi
operator (tenaga kerja) yang tinggi di
dalam produksinya.
Langkah-langkah Membuat Scatter Diagram
Langkah 1 – Pengumpulan data
Seperti yang telah ditampilkan dalam tabel diatas dengan pasangan data sebanyak 30 data (n = 30 )

Langkah 2 – Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal


Sumbu Horizontal : Nilai Maksimum untuk Absensi adalah 6 dan Minimumnya adalah 1
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan Minimumnya adalah0,7

Langkah 3 – Penebaran Data (Data Plotting)


Lakukan Penebaran data sesuai dengan tabel diatas dengan cara menggambarkan titik-titk X dan Y.

Langkah 4 – Pemberian Informasi


Judul Scatter Diagram     : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
Banyak pasangan data     : n = 30
Judul dan unit pengukuran  :
Sumbu Vertikal      = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu : 01 ~ 30 Oktober 2015
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson
Cara Membaca Scatter Diagram 

Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka


grafik dari Scatter Diagram diatas dinyatakan
memiliki hubungan Positif  (korelasi Positif) yang
artinya Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja
akan mengakibatkan tingkat kerusakan yang
makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi
tingkat kerusakan produk, salah satu tindakan
yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat
absensi tenaga kerja.
 
Sekian
Terimakasih

You might also like