You are on page 1of 12

PPT PEMERINTAHAN DAERAH

 Nama : Nurul Aqsha Irawan


 NIM : B10020337

 Mata Kuliah : Hukum Pemerintahan


Daerah
KONSEP DASAR
OTONOMI DAERAH
 Devolution / decentralisation: The transfer
of functions or decision-making authority
from the central government to local
government (Cheema & Rondinelli, 1981).

 Otonomi daerah (local autonomy):


kewenangan Daerah Otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (UU No.32 Tahun 2004).
Pelimpahan Wewenang di Indonesia
– Metode yang dianut adalah general
competence, dengan sedikit modifikasi
– Perumusan kewenangan daerah ditetapkan
berdasarkan “kewenangan residual”, dengan
rumusan eksplisit dimulai dari pemerintah
pusat, yi: bidang pertahanan dan keamanan,
kebijakan moneter dan fiskal, politik luar
negeri, agama, justisi.
– Dalam peraturan lebih teknis, perumusan
kewenangan didahului dengan kewenangan
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,
menurut PP No.25/2000.
– Perumusan berdasarkan pengakuan
kewenangan dalam tiga jenjang (pusat,
provinsi, kabupaten/kota) menurut PP
No.38/2007.
Muatan PP No.38/2007
 Pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat, provinsi, kab/kota
secara rinci (lampiran 856 hal, mirip
dengan muatan Kepmendagri 130-67 th
2002)
 Kewenangan wajib (basic services): 26
urusan
 Kewenangan pilihan (core competence) : 8
urusan.
 Bagaimana dengan urusan pemerintahan
yang konkuren?
Sistem Pemerintahan Daerah
setelah Reformasi
 UU No 32/2004 meletakkan otonomi atas dasar lima landasan
yaitu: (1) demokrasi, (2) partisipasi dan pemberdayaan, (3)
persamaan dan keadilan, (4) pengakuan atas potensi daerah dan
perbedaannya, (5) penguatan parlemen lokal.
 Pengakuan adanya otonomi luas, kecuali lima urusan pemerintah
pusat (politik LN, pertahanan & keamanan, justisi, moneter &
fiskal nasional, agama)
 Bertanggung jawab terhadap semua urusan yang telah diserahkan
kepada daerah mulai dari perencanaan, penganggaran,
implementasi, dan evaluasinya.
 Daerah diberi kewenangan untuk mengurus urusan keuangan,
kepegawaian dan organisasi daerah.
 Pemerintah daerah tidak termasuk DPRD (ada pemisahan yang
jelas).
 Instansi vertikal digabung dengan dinas daerah.
 Kecamatan (distrik) memiliki fungsi dekonsentrasi, pemerintahan
desa (kampung, mukim) berhak untuk memilik kepala
pemerintahan dan Badan Perwakilan sendiri.
REALISASI PEMBAGIAN
KEWENANGAN DALAM PENATAAN
KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

 Diberikan keleluasaan daerah untuk


menatanya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan
 Daerah mempunyai keadaan dan
kemampuan yang berbeda
 Kewenangan daerah dalm konstruksi otonomi
UU No.32/2004 seharusnya lebih leluasa
ketimbang ketika diatur oleh UU No.5/1974
 Peraturan pemerintah seharusnya tidak
mengatur yang cenderung membatasi
keleluasaan dan keberagaman daerah
Muatan PP No.41/2007
 Penyusunan SOT berdasarkan penilaian mandiri (self-
assessment)
 Struktur diharapkan lebih ramping & sesuai kebutuhan
daerah; Ukuran maksimal: 15 dinas, 10 badan.
 Struktur inti: kepala daerah & wakil dibantu staf
(sekretariat), unsur pengawas (inspektorat), unsur
perencana (badan), unsur pendukung (lembaga teknis
daerah), unsur pelaksana (dinas).
 Struktur tambahan: unsur pelaksana sesuai potensi
unggulan (core competence) daerah
 Kemungkinan pembentukan lembaga lain sesuai kebijakan
nasional (Sekr. Badan Narkoba, Komisi Penyiaran, dsb)
 Kriteria objektif (?) dengan pembobotan: 40% variabel
penduduk, 35% luas wilayah, 25% besaran APBD. Masalah:
apakah eselonisasi sudah sesuai dengan beban kerja?
 Penurunan eselon Kabid pd dinas & badan  IIIa menjadi
IIIb. Penghapusan Wakil Kepala Dinas.
 Kepala Daerah dapat merekrut hingga 5 orang staf ahli
(eselon IIa untuk staf ahli Gub, IIb untuk staf ahli
Bup/Walikota). Masalah: kemungkinan nepotisme?
Kecemburuan?
PEMERINTAHAN DAERAH DAN
MODEL PEMERINTAHAN DAERAH
Bentuk Negara Bentuk Negara
Kajian mengenai pemerintahan daerah tidak Kajian mengenai pemerintahan daerah tidak

dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai
bentuk negara karena hubungan antara bentuk negara karena hubungan antara
pemerintahan pusat dengan daerah sangat pemerintahan pusat dengan daerah sangat
dipengaruhi oleh bentuk negara. Pada dipengaruhi oleh bentuk negara. Pada
dasarnya bentuk negara dibagi menjadi dua, dasarnya bentuk negara dibagi menjadi dua,
yaitu negara federasi dan negara kesatuan. yaitu negara federasi dan negara kesatuan.
Dalam negara federasi atau negara serikat, Dalam negara federasi atau negara serikat,

dua atau lebih political entity (satuan politik) dua atau lebih political entity (satuan politik)
baik yang sudah berstatus sebagai negara baik yang sudah berstatus sebagai negara
ataupun belum mengadakan suatu perjanjian ataupun belum mengadakan suatu perjanjian
untuk bersatu dalam suatu ikatan dalam politik untuk bersatu dalam suatu ikatan dalam politik
yang mewakili mereka sebagai keseluruhan. yang mewakili mereka sebagai keseluruhan.
Dengan pembentukan federasi, terbentuk Dengan pembentukan federasi, terbentuk
suatu negara baru yang tunggal, berdiri suatu negara baru yang tunggal, berdiri
sendiri, merdeka dan berdaulat penuh. sendiri, merdeka dan berdaulat penuh.
Federasi adalah negara sedangkan anggota- Federasi adalah negara sedangkan anggota-
anggota suatu federasi disebut negara bagian. anggota suatu federasi disebut negara bagian.
PRINSIP PRINSIP FEDERALISME
1) Nonsentralisasi  tidak ada pusat kekuasaan yang mendominasi unit-unit politik yang lain karena
antara unit politik dengan pusat kekuasaan mempunyai kedudukan/status yang sama
2) Derajat perwujudan demokrasi harus tinggi
3) Mekanisme check and balance  bagaimana mengatur hubungan di antara lembaga-lembaga negara
serta hubungan antara warga masyarakat dengan negara. Juga mengatur hubungan kekuasaan
antara pemerintah pusat/federal dengan negara bagian
4) Open bargaining  perundingan-perundingan secara terbuka dalam pengambilan keputusan
5) Constitualism  konstitusi harus memuat secara lengkap dan terperinci mengenai mekanisme
hubungan antara lembaga negara, kekuasaan serta kewenangan pemerintah baik dipusat maupun
daerah
6) Unit-unit pemerintah yang sudah tetap (fixed units)  garis pembatas antara satu lembaga, antara
wilayah negara bagian, antara wilayah daerah sudah merupakan sesuatu yang sangat jelas sehingga
tidak mudah untuk diubah-ubah (revisi)
 Kelemahan federalisme: dapat memicu sparatisme jika masyarakatnya terfragmentasi
 Negara kesatuan adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat dimana diseluruh negara yang
berkuasa hanyalah satu pemerintah pusat yang mengatur seluruh daerah
 Negara kesatuan terbentuk saat kemerdekaan oleh para pendiri negara dengan mengklaim seluruh
wilayahnya sebagai bagian dari satu negara. Tidak ada kesepakatan para penguasa daerah karena
diasumsikan bahwa semua wilayah yang termasuk di dalamnya bukanlah bagian-bagian wilayah yang
bersifat independen. Negaralah yang menjadi sumber kekuasaan yang membentuk daerah-daerah
yang kemudian menerima pemberian kekuasaan atau kewenangan dari pemerintah pusat
Urusan urusan pemerintah
• Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan
oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan
Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat.
• Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tugas pembantuan
• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah
Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi.
• Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah
 dokumen perencanaan dan penganggaran yangberisi rencana pendapatan,
rencana belanja(belanja tidak langsung dan belanja
langsung)program dan kegiatan SKPD sebagai dasarpenyusunan RAPBD
  adalah 
 RKA-SKPDmemuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-
masingprogram dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang
direncanakan,dirinci sampai dengan rincian
objek pendapatandanbelanja, sertaprakiraan maju untuk tahun
berikutnya

You might also like