You are on page 1of 25

ISU ISU PEMIKIRAN DAN IDEOLOGI

PENDIDIKAN

direkonstruksi:
prof Santo
soesanto@mail.unnes.ac.id.

The Ascendancy of the Scientific Dictatorship


PASCASARJANA UNNES
Fakta yang ada kini
< selama lebih dari dua ratus tahun, institusi pendidikan
barat menjadi kompas bagi perkembangan peradaban
< lebih dari 80% dana R & D ada di institusi pendidikan
barat
< 8 dari 10 universitas terbaik ada di amerika, dari 20
univ terbaik 17 adalah univ di barat
< dengan 20% populasi barat menguasai 80%
universitas terbaik dunia
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN BARAT
< Kemampuan menciptakan inovasi berkelanjutan lewat
daya nalar kritis yang cenderung skeptis
note: proses pendidikan barat tidak ditempatkan sebagai proses pewarisan
pengetahuan lama (Russel Baker, informasi pengetahuan masa lalu akan
banyak salah , kurang sempurna, Jurnalis)

< Pendidikan tidak menekankan pengetahuan sebagai


sesuatu yang harus diketahui melainkan dipahami
note: pendidikan buka sebuah proses repetisi melainkan proses membangun
pola pikir kreatif sehingga mampu mengembangkan peserta didik dari waktu
ke waktu (Henry Poincar, sudah waktunya pendidkan tidak lagi
menitikberatkan kemampuan analitis semata, tapi juga kemampuan intuitif,
Matematika)
< pendidikan selalu mengkorelasikan pengetahuan
dengan pertumbuhan ekonomi
note: pendidikan harus mampu menciptakan teknologi yang mampu
terbikin, dan mampu memberi nilai tambah secara ekonomi

< Paradigma barat dalam mempersepsikan teknologi


berbeda dengan sebagian pemikiran orang timur
note: memahamkan bagaimana berpikir tentang teknologi merupakan kunci
pengetahuan penting untuk membangun daya kreatifitas bersama teknologi
(Peter Drucker, Profesor bidang manajemen)
EMPAT PILAR ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
MODERN

< Esensialisme
< Progresivisme
< Perenialisme
< Rekonstruksivisme
PENDIDIKAN MENURUT UNESCO
< Belajar bagaimana berfikir (learning how to learn)
< Belajar bagaimana melakukan (learning how to
do)
< Belajar bagaimana menjadi (learning how to be)
< Belajar bagaimana belajar (learning how to learn)
< Belajar bagaimana hidup bersama (learning how
to live together)
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

Kata kuncinya ialah: terbentuknya manusia utuh


yang sehat jasmani dan rohani

Diyakini hanya dapat dibentuk melalui tiga pembinaan


potensi
< Penguasaan dan implementasi Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
< Penguasaan dan Implementasi Estetika
< Penguasaan dan implementasi Moral dan Etika
POTENSI RUHANIAH MANUSIA
< Kapasitas untuk percaya, demikian pula kapasitas
sebaliknya
< Kapasistas untuk merasa, demikian pula kapasitas
sebaliknya
< Kapasitas untuk berfikir, demikian pula kapasitas
sebaliknya
Dalam proses pendidikan ketiga potensi tersebut
dikembangkan secara seimbang, namun demikian
ada proses pendidikan yang mengambil prioritas pada
kapasitas tertentu
BEBERAPA FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM
PENDIDIKAN (BRUBACHER)
< Normatif, sebagai pedoman pendidikan
< Integratif, sebagai pemandu untuk seluruh nilai dan
asas normatif pendidikan
< Kritik, untuk menganalisis dan menafsirkan fakta fakta
terkait pendidikan
< landasar teoretis, menjadi dasar praktik praktik
pendidikan
< Spekulatif, dasar memahami persoalan pendidikan
yang berhubungan dengan faktor lain yang
mempengaruhi
PERENIALISME
Sasaran pendidikan mengutamakan pencapaian prinsip
prinsip kenyataan, kebenaran dan nilai nilai yang
terbebas dari ruang dan waktu. Sehingga nilai nilai itu
esensinya bersifat absolut terbebas dari kemauan
individual maupun kolektif, menjaga moralitas dan
kemanusiaan adalah sebuah keniscayaan yang harus
diperankan oleh pendidikan
(tokoh tokoh hulu Perenialisme: Plato, Aristoteles,
Thomas Aquinas, Robert Maynard, Adler)
ESENSIALISME
Sasaran pendidikan mengantarkan peserta didik untuk
mengenal karakter dasar`alam semesta yang presisi
sifatnya, artinya memperkenalkan mereka pada
warisan budaya masa pencerahan dunia barat,
rineisans, revolusi industri. Asumsi dasar pendekatan
ini ialah nilai nilai pengetahuan yang telah teruji, yang
mampu meningkatkan derajat manusia yang memiliki
kapasitas ruhaniah berfikir/rasional
(tokoh tokoh hulu: Bagley, Hegel, Thomas Briggs,
Frederick Breed, Isac Kandell)
PROGRESIVISME
Sasaran pendidikan menurut pendekatan ini ialah
peningkatan kecerdasan praktis, pemecahan
problematis kehidupan melalui spektrum Iptek.
Pendekatan ini sangat aktif, evolusioner sekaligus
pragmatis. Pendekatan ini memberikan kemerdekaan
dan kebebasan kepada peserta didik. Sehingga
pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu
(tokoh tokoh hulu: William James, John Dewey, Hans
Vaihinger)
REKONSTRUKSIONISME
Sasaran pendidikan ialah pencapaian tatanan
demokratis yang mendunia di segala bidang. Sehingga
pendidikan menjadi spektrum bagi penyebaran
kemampuan sosial tertentu serta nilai nilai
pengetahuan. Pendekatan ini esensinya ingin
merombak tatanan lama menjadi tatanan yang
bercorak modern
(tokoh tokoh hulu: George Count, Harold Ruggs,
Carroline Pratt)
OBYEK PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
< formula hakikat pendidikan
< rumusan hakikat manusia sebagai subyek sekaligus
obyek pendidikan
< rumusan norma pendidikan
< mendeskripsi benang merah hubungan filsafat, filsafat
pendidikan, kebudayaan dan agama
< mendeskripsi benang merah hubungan filsafat
pendidikan, filsafat negara dan politik pendidikan
PEMIKIRAN PENDIDIKAN IVAN ILLICH (deschooling
society)
1. Mengemukakan gagasan pendidikan alternatif, illich
melihat sekolah hanya spektrum bisnis
/transaksional, sekolah merupakan banking concept
yang terbungkus dalam ruang kurikulum, tidak ada
kebebasan peserta didik yang diakomodasi
sebagaimana diperlukan
2. Pendidikan efisien dan efektif diperoleh di
lingkungan keluarga sebagai peletak dasar dasarnya,
selanjutnya sekolah harus mengakomodasi tahapan
dan kapasistas peserta didik, sementara masyarakat
merupakan spektrum peserta bersosialisasi dengan
sekitar
KAN PAULO FREIRE (multikulturalis)
mampu membanguan kapasitas yang membebaskan
masalah kehidupan
mengkondisikan peserta didik untuk secara dini
ah
an gaya bank, praktik pendidikan yang ada kini menjadi
ional secara terang terangan, utamanya menyangkut
men, bahkan tujuan pendidikan
PEMIKIRAN PENDIDIKAN HARRY BROUDY
1. Pengetahuan hakikatnya mencerahkan peserta
didik, pengetahuan yang mencerahkan ialah
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan nilai nilai
(kearifan, memadu pengetahuan dan kejernihan
berfikir)
2. Pemberian contoh adalah wahana utama
mencapai nilai nilai, pengetahuan pada dasarnya
lebih baik dari sekedar pemecahan masalah,
sehingga apresiasi dan persepsi karya seni terbaik
menjadi sumber kapasitas manusia
3. Pendidikan seni memberi dukungan penting bagi
eksplorasi dan optimalisasi fungsi/kapasitas lain
yang ada pada diri seorang manusia
PEMIKIRAN PENDIDIKAN JOHN DEWEY
1. Pengalaman merupakan isu sentral dalam
mengembangkan dan membangun paradigma
pendidikan
2. Proses pendidikan ialah metode ilmiah untuk
mempelajari dan memahami dunia, guna
memperoleh pengetahuan tentang makna dan
nilai secara kumulatif
3. Pendidikan bukan instrumen kosong dan
akonstekstual, ia merupakan instrumen
strategis
4. Pendidikan ialah proses yang menghargai
kreatifitas dan kebebasan setiap manusia
SEJARAH PENDIDIKAN TAMAN SISWA
Latar
Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantoro (KHD) banyak dilatari oleh
pengalaman adanya perubahan konsep pendidikan di belanda, dari dominasi
guru ke pengaktifan siswa
Tokoh tokoh penting di belakang pemikiran KHD ialah, Sunan Kalijogo,
Pangeran Diponegoro Nyi Hajar, Frobel, Montesory
Sunan Kalijogo, memberi contoh yang kuat tentang perlunya memperhatikan
“kearifan lokal” dalam mendidik
Diponegoro, memberi teladan perjuangan melawan kolonial
Nyi Hajar, memberi semangat dan bekal spiritual
Frobel, memberi konsep lemerdekaan anak (pengembangan talenta secara pro
aktif)
Montesory, memberi konsep perlunya pendidikan yang mencintai lingkungan
Penggunaan istilah Jawa lebih didorong alasan, konsistensi dengan
konsentrisitas budaya, artinya “local wisdom” menjadi pertimbangan pokok;
ketika itu belum ada sumpah pemuda dengan lingua franca bahasa Indonesia
POKOK POKOK PEMIKIRAN PENDIDIKAN KHD
Pemikiran pendidikan KHD menjadi tulang punggung pendidikan
nasional karena visi pendidikan taman siswa jauh ke depan, dan
sekarang hal itu terbukti
Konsep Pendidikan KHD melihat manusia lebih besar pada sisi
psikologisnya, komponen Cipta, Rasa, dan Karsa diseimbangkan
secara proporsional
Pendekatan pendidikan KHD ialah “Sistem Among” yang ditopang
oleh pengedepanan “kodrat alam” dan “kemerdekaan”, artinya
peserta didik terbebas dari dominasi guru, kemerdekaan yang
terbimbing menjadi ciri pokoknya
Penekanan pada kesadaran peserta didik untuk menyadari mengapa
dan untuk apa ia belajar, mengajar bukan sekedar “transfer of
Knowledge” tetapi “to build spirit” melalui lokus aktif proaktif
peserta didik
Pakem “ing ngarso sing tulodo”, “ing madyo mangun karso”, dan “tut
wuri handayani”, menjadi spektrum proses seluruh Sistem
Pendidikan Nasional
TERMINOLOGI PENDIDIKAN TAMAN SISWA
Azas taman siswa 1922 memuat 7 pasal, yaitu pasal 1 tentang
mengatur diri sendiri; pasal 2 kemerdekaan batin, pikiran dan
tenaga; pasal 3 menyoal sosial-ekonomi-politik (kebudayaan);
pasal 4 menyangkut dasar kerakyatan; pasal 5 pokok asas
percaya diri; pasal 6 keharusan membelanjai sendiri; pasal 7
menyangkut perlunya keikhlasan lahir batin guru dalam
mengasuh siswanya. (WASITA jilid kesatu nomor 2 edisi
November 1928)
Azas Taman Siswa 1947 yang dikenal dengan konsep “Panca
Darma”, dasar kemerdekaan, dasar kebangsaan, dasar
kemanusiaan, dasar kebudayaan, dasar Kodrat alam
Azas memanusiakan manusia melaui tiga filosofi, yaitu capaian
karakter Nasionalistik, Naturalistik, dan capaian karakter
Spiritualistik
Ideologi Pendidikan
Makna pendidikan hakikatnya tidak pernah bergeser
dari apa yang selama ini difahami semua orang;
Adanya berbagai kepentingan yang sifatnya individual,
kelompok maupun negara menjadikan arah dan
pendekatan pendidikan berbeda beda satu sama lain;
Arah dimaksud ialah aras orientasi kemana suatu usaha
pendidikan menuju, orientasi kepada kehidupan
dalam arti yang praksis, orientasi idealistik, serta baur
dari keduanya
Pendekatan dimaksud ialah cara yang diterapkan dalam
mewujudkan dicapainya tujuan yang ada di belakang
orientasi suatu usaha pendidikan
Arah pendidikan yang idealistik, esensinya memiliki
timeline panjang, sebaliknya dengan orientasi yang
praksis
Konsep idealistik menampilkan citra dan cita yang sangat
dominan dari usaha pendidikan yang berhulu pada
kepentingan kemanusiaan dan capaian peradaban,
misalnya pendidikan Agama dan nilai nilai filosofis dan
keilmuan
Konsep pragmatis menampilkan citra dan cita usaha
pendidikan yang berhulu pada kepentingan yang
sifatnya temporary meskipun substantif, misalnya
pendidikan pertukangan, kursus kursus dan sejenisnya.
Pendekatan pendidikan melahirkan konsep dan jenis
pendidikan Akademis, profresi dan vokasi
Pendekatan Pendidikan Akademik merupakan pendidikan
untuk membangun dan mengembanggkan peradaban
dan kebudayaaan, pendidikan ini diselenggarakan oleh
Universitas, Sekolah tinggi, pondok pesantren dsb
Pendekatan Pendidikan Profesi, merupakan pendidikan
lanjutan dari pendidikan akademik untuk kepentingan
penerapan keilmuan di dalam konteks pekerjaan
keahlian berlatar akademis, diselengarakan oleh
universitas dan berkolaborasi dengan asosiasi keahlian
maupun asosiasi keilmuan
Pendekatan Vokasi, merupakan pendidikan kerja,
diselenggarakan oleh Politeknik, Sekolah kejuruan serta
kursus kursus pada pendididkan non formal
Poin-poin yang harus diketahui dan dilakukan lulusan
program Master bidang Vokasi ialah:
1. menggali penelitian pendidikan, dalam kapasitasnya sebagai praktisi dan
pengamat;

2. memperoleh pemahaman yang memadai tentang pengetahuan subjek di bidang


studi yang mereka pilih;

3. memperoleh keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi


tuntutan program yang dipilih;

4. menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan subjek dalam konteks


profesional untuk menangani kebutuhan dan pengembangan bidang keahliannya
yang terkonfirmasi dan benar;

5. Mampu membuat abstraksi bidang keahliannya yang terkonfirmasi dengan benar


terkait dengan penerapan, relevansi dan kegunaan teori, konsep, model,
metodologi dan pendekatan yang diterapkan dalam praktik;

6. bidang keahliannya bisa dievaluasi, ditinjau dan direfleksikan pada tugas


/pekerjaan proyek mereka, dan mampu memberikan identifikasi yang beralasan
dari aspek-aspek yang harus dikembangan lebih lanjut.

You might also like