You are on page 1of 22

Teori PertanggungJawaban

Pidana Korporasi
Lebih 100 UU Nasional yang mengatur
secara Khusus Tanggung Jawab Pidana
Korporasi
UU Lingkungan Hidup, UU TPPU, UU
Kehutanan, UU Perkebunan, UU
TIPIKOR, UU Tata Ruang, UU
Pertambangan, dll
Tapi Sangat Sedikit Korporasi yang
dituntut di Pengadilan
MENGAPAAAA ???
Pertanggungjawaban pidana KORPORASI
adalah pendekatan penegakan hukum
terhadap KORPORASI dan/atau
PENGURUS KORPORASI untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan
pidana yang dilakukan dengan memenuhi
prasyarat tertentu sesuai dengan peraturan
perundangan”
PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI
DALAM HK. PIDANA
 Ada 2 pandangan pertanggungjawaban pidana, yaitu :
a. Pandangan monistis
Suatu perbuatan yg oleh hukum diancam dg hukuman,
bertentangan dg hukum, dilakukakan oleh seseorang yg
bersalah dan org itu dianggap bertanggung jawab atas
perbuatannya.
Menurut pandangan monistis, bahwa pertanggung-
jawaban pembuatan delik meliputi :
Kemampuan bertanggungjawab
Kesalahan (sengaja/alpa)

Tidak ada alasan pemaaf


b. Pandangan dualistis
Menurut pandangan ini, bahwa kesalahan
dipandang sebagai sifat dari pada kelakuan,
untuk adanya penjatuhan pidana terhdp
pembuat diperlukan dahulu pembuktian
adanya perbuatan pidana, setelah itu
dibuktikan adanya kesalahan subyektif
pembuat
1. Masalah kemampuan bertanggungjawab korporasi sbg salah
satu unsur pertanggungjawaban pidana
Kemampuan bertanggungjwb dpt diartikan sbg suatu
keadaan psikis, yg membenarkan adanya penerapan sesuatu
pemidanaan, baik dilihat dari sudut umum maupun dari
orangnya (Simons)
Menurut Van Hamel kemampuan bertanggung jawab adalah
suatu keadaan normalitas psikis dan kematangan yg
membawa 3 kemampuan, yakni
a) Mampu untuk mengerti nilai dari akibt2 perbuatannya
sendiri
b) Mampu untuk menyadari bahwa perbuatan itu mnurt
pandangan masyarakat tdk diperbolehkan
c) Mampu untuk menentukan kehendak atas perbuatan2nya
itu.
Corporate criminal liability diperkenalkan pada
Abad ke 19 di Negara-Negara Common Law:
Inggris (identification theory) dan USA (vicarious
liability)
•Belanda adalah Negara Civil Law pertama yang
memperkenalkan corporate criminal liability
dalam KUHP mereka pada tahun 1950.
PRANCIS
 MAHZAB : CIVIL LAW
 PENGATURAN : KUHP PRANCIS 1994 Berkembang dengan
Law No 2004 PRASYARAT:
 Dilakukan oleh personil perusahaan yang diangkat sah oleh
perusahaan.
 Dilakukan oleh personil perusahaan yang diberikan mandat resmi
oleh perusahaan (délégation de pouvoir)
 IMPLEMENTASI: Pada kasus yang sudah diputus, terdapat
perkembangan dengan putusan yang menunjukan bahwa kelalaian
upaya perusahaan dalam mencegah personilnya untuk melakukan
suatu tindakan pidana dapat dimintakan pertanggungjawaban
kepada korporasi
United Kingdom
 MAHZAB : COMMON LAW
 PENGATURAN : CMCH Act 2007 Bribery Act 2010
PRASYARAT (alternatif):
 Dikontrol oleh direktur dan/atau manager yang memiliki otoritas
(identification model); atau
 Dilakukan oleh personil perusahaan (hubungan kerja) untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya (vicarious liability).
 IMPLEMENTASI: Pada kasus-kasus yang sudah diputus, terdapat
perkembangan dengan beberapa putusan yang menunjukan bahwa
adanya kelalaian upaya perusahaan dalam mencegah personilnya
dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada korporasi
Belanda
 MAHZAB : CIVIL LAW
 PENGATURAN : KUHP sejak 1976
 PRASYARAT: Berdasarkan HR 21 October 2003, NJ 2006, 328
(Drijfmest/Zijpe) Mahkamah Agung Kerajaan Belanda,
pertanggungjawaban pidana dapat dikenakan kepada korporasi apabila
dianggap LAYAK khususnya sesuai dengan binsis dari korporasi
tersebut. Terdapat 4 (empat) kriteria yang perlu dipertimbangkan:
 Tindakan tersebut sesuai dengan cakupan dari bisnis korporasi;
 Korporasi mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut;
 Dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan kerja atau hubungan
lain atas nama korporasi;
 Korporasi tidak melaksanakan upaya yang cukup dan adanya
“penerimanaan” atas tindakan tersebut.
Amerika Serikat
 MAHZAB : COMMON LAW
 PENGATURAN : Foreign Corrupt Practices Act, 1977

PRASYARAT:
 Merupakan korporasi yang berada dan berdiri di Amerika

Serikat serta korporasi yang bagian korporasi di Amerika


Serikat
 Menggunakan pendekatan vicarious liability, dapat

dikenakan apabila dilakukan oleh orang yang


mempunyai hubungan kerja atau mewakili korporasi
tersebut
Rusia
 MAHZAB : MIX CIVIL LAW & COMMON LAW
 PENGATURAN : Administrative, 2011 (Code of

Administrative Offences)
PRASYARAT:
 Menggunakan pendekatan vicarious liability model untuk

kasus tipikor yang dilakukan perusahaan yang


menekankan pada hubungan kerja antara pemberi suap
dan perusahaan.
 Pengajuan pertanggungjawaban korporasi ke Pengadilan

Administratif
Singapura

 MAHZAB : COMMON LAW


 PENGATURAN : Prevention of Corruption
Act (PCA) KUHP Singapore
PRASYARAT:
 •Merupakan pegawai dari perusahaan tersebut
 •Melakukan tindakan penyuapan atau tindakan
lain dalam lingkup kerjanya.
Mexico

 MAHZAB : CIVIL LAW


 PENGATURAN : KUHP Federal Mexico
 PRASYARAT:
 Merupakan pekerja dan/atau mewakili korporasi
 Melakukan tindakan kejahatan untuk
menguntungkan korporasi atau dengan
dilindungi korporasi
 Bukan merupakan perwakilan institusi negara
d. Doktrin strict liability & Vicarious Liability
 strict liability (pertanggungjawaban yg mutlak)
Seseorang sudah dapat dipertanggungjawabkan
utk tindak pidana tertentu walaupun pd diri org
itu tidak ada kesalahan (mens rea)
strict liability ini didasarkan pada alasan2 sbb :
a) Sangat ensensial utk menjamin dipatuhinya peraturan2
penting tertentu yg diperlukan utk kesejahteraan sosial
b) Pembuktian adnya mens rea akan menjadi sangt sulit utk
pelanggaran2 yg berhubugan dg kesejahteraan sosial
c) Tingginya tingkat bahaya sosial yg ditimbulkan oleh
perbuatan yang bersangkutan
Menurut commom law, strict liability berlaku
thd 3 macm delik :

a) Publik nuisance (gangguan thd ketertiban


umum, menghalangi jalan raya,
mengeluarkan bau tdk enak)
b) Criminal libel (fitnah, pencemaran nama)
c) Contempt of court (pelanggaran tata tertib
pengadilan)
 Vacarious liability (pertanggungjawaban pidana scr tdk langsung
Adalah suatu pertanggungjawaban pidana yg dibebankan kpd
seseorg atas perbuatan orang lain.
 Vacarious liability hanya berlaku thd ;
a) Delik-delik yg mensyaratkan kualitas
b) Delik-delik yg mensyaratkan adanya hubungan antara buruh dan
majikan
 Selain kedua doktrin diatas dikenal juga “collective
responsibility”.
 collective responsibility diberlakukan pada hukum tidk tertulis
di masyarkat2 primitif.
 Pertanggungjawabn ini hampir sama dg Vacarious liability
hanya saja pd yg terakhir ini pertanggungjawaban ini masih
bersifat individual
 di Inggris pertanggungjwbn pidana korporasi dapat menggunakan doktrin “Vacarious liability”
Menurut Mardjono Reksodiputro ada dua hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan tindak pidana korporasi yaitu,
a) pertama tentang perbuatan pengurus (atau orang lain) yang harus
dikonstruksikan sebagai perbuatan korporasi dan
b) kedua tentang kesalahan pada korporasi.
 yang pertama untuk dapat dikonstruksikan suatu perbuatan pengurus
adalah juga perbuatan korporasi maka digunakanlah “asas identifikasi”.
Dengan asas tersebut maka perbuatan pengurus atau pegawai suatu
korporasi, diidentifikasikan (dipersamakan) dengan perbuatan korporasi
itu sendiri.
 Untuk hal yang kedua, memang selama ini dalam ilmu hukum pidana
gambaran tentang pelaku tindak pidana masih sering dikaitkan dengan
perbuatan yang secara fisik dilakukan oleh pembuat (fysieke dader)
namun hal ini dapat diatasi dengan ajaran “pelaku fungsional”
(functionele dader) .
Teori Identifikasi
 korporasi dapat dibebani tanggungjawab, apabila pegawai
yang berwenang mengambil keputusan (para direksi)
bertindak di dalam kewenangannya melakukan tindak
pidana, dalam kata lain pelaku pidana tersebut adalah
orang yang dapat diidentifikasikan sebagai orang
pengambil keputusan dalam susunan korporasi
 Korporasi merupakan kesatuan buatan, maka ia hanya
dapat bertindak melalui agennya. Bila individu diberi
wewenang untuk bertindak atas nama korporasi dan
selama menjalankan bisnis korporasi, maka mens rea para
individu merupakan mens rea korporasi itu
e. Korporasi sebagai pelaku tindak pidana
Terdapat 2 kriteria korporasi sebagai pelaku
tindak pidana ;
 Tertuduh dapt mengatur apakah perbuatan2
tsb terjadi atau tidak
 Perbuatan2 itu termasuk perbuatan2 yg
terjadi menurut perkembangan selanjutnya
oleh tertuduh diterima atu bisa diterima
Alasan penghapusan pidana pada korporasi

Korporasi sbg subyek hukum pada dasarnya


harus diakui dapat menunjuk pada alasan2
penghapusann pidana, diantaranya ;
1. Yang berkaitan dengan gejala kejiwaan
tertentu, seperti ; keadaan sakit jiwa (psl 44
KUHP)
2. Pembelaan yang melampaui batas (pasal 49
(2) KUHP)
Teori Identifikasi
 korporasi dapat dibebani tanggungjawab, apabila pegawai
yang berwenang mengambil keputusan (para direksi)
bertindak di dalam kewenangannya melakukan tindak
pidana, dalam kata lain pelaku pidana tersebut adalah
orang yang dapat diidentifikasikan sebagai orang
pengambil keputusan dalam susunan korporasi
 Korporasi merupakan kesatuan buatan, maka ia hanya
dapat bertindak melalui agennya. Bila individu diberi
wewenang untuk bertindak atas nama korporasi dan
selama menjalankan bisnis korporasi, maka mens rea para
individu merupakan mens rea korporasi itu

You might also like