You are on page 1of 34

DIFFERENTIAL ACCOUNTING INFORMATION

(Informasi Akuntansi Diferensial)


PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
DIFERENSIAL

PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK


Perencanaan
• Ukuran yang sering dipakai Laba Jangka
untuk menilai Pendek
berhasil atau tidaknya
manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh
perusahaan.
• Laba terutama dipengaruhi oleh faktor :
1. Volume penjualan
2. Volume produksi
3. Harga jual produk
4. Biaya
• Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang
dikehendaki
• Harga jual mempengaruhi volume penjualan
• Volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi
• Volume produksi mempengaruhi biaya
Volume
produksi

Volume
Biaya penjualan

Harga jual
Perencanaan Laba Jangka Pendek
• Dalam perencanaan laba jangka pendek, hubungan antara biaya,
volume, dan laba memegang peranan yang sangat penting.

• Analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis)


merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga
jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu
manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

• Dalam proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen


memerlukan informasi akuntansi diferensial yang terdiri dari
informasi pendapatan diferensial dan informasi biaya dierensial.

• Perencanaan laba jangka pendek dilaksanakan oleh manajemen


dalam proses penyusunan anggaran.
Perencanaan Laba Jangka Pendek
• Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen
selalu dihadapakan pada pemilihan alternatif
tindakan yang harus dipertimbangkan dampaknya
terhadap laba perusahaan.

• Berbagai parameter yang bermanfaat untuk proses


perencanaan laba jangka pendek :
1. Impas (break-even)
2. Margin of safety
3. Shut-down point
4. Degree of operating leverage
5. Laba kontribusi per unit
Break even point
• Impas (break-even) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi.

• Suatu usaha dikatakan impas jika :


 Jumlah pendapatan (revenues) sama dengan biaya (cost)
 Laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja

• Analisis impas adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan


minimum agar perusahaan tidak menderita rugi, tetapi belum memperoleh
laba.
• DuaImpas (Break-even)
cara untuk menentukan impas :
1. Pendekatan teknik persamaan
2. Pendekatan grafis

• Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan


dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan
sama dengan biaya ditambah laba

• Penentuan impas dengan pendekatan grafis dilakukan


dengan cara mencari titik potong antara garis
pendapatan penjualan dan garis biaya dalam suatu
grafik yang disebut grafik impas
• LabaPerhitungan Impas Pendekatan
adalah pendapatan penjualan Teknik Persamaan
dikurangi dengan
biaya

• Dapat dinyatakan dalam persamaan :


y = cx – bx – a

Keterangan :
y = laba
c = harga jual per satuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap
• JikaPerhitungan
persamaanImpas Pendekatan
tersebut Teknik
dinyatakan Persamaan
dalam bentuk
laporan laba-rugi metode variable costing,
persamaan berbenruk :
Pendapatan penjualan cx
Biaya variabel bx
Laba kontribusi cx - bx
Biaya tetap a
Laba bersih y
• Suatu perusahaan akan mencapai keadaan impas jika
jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba
= nol) :
0 = cx – bx – a
cx = bx + a
Perhitungan Impas Pendekatan Teknik Persamaan

• Rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual:


Biaya tetap
Impas
(dalam satuan = Biaya variabel per
Harga jual per - satuan
produk) satuan

• Rumus perhitungan impas dalam Rupiah penjualan :

Biaya tetap
Impas Biaya variabel per satuan
(dalam Rupiah =
penjualan) 1 -
Harga jual per satuan

Biaya variabel per satuan disebut marginal income


1 - ratio atau contribution
Harga jual per satuan margin ratio
Contoh 1 :
Perhitungan Impas
Dalam suatu pasar malam, Pak Ibas akan membuka penitipan sepeda. Dia menyewa tempat
yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa tempat tersebut per malam Rp. 1.500. Untuk
menjaga sepeda, dia akan memperkerjakan dua orang dengan upah Rp. 1.000 semalam per
orang, ditambah upah insentif sebesar Rp. 2,5 per orang untuk setiap sepeda yang masuk
titipan. Tarif titipan yang dibebankan kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp. 25 per sepeda
semalam. Apabila 500 sepeda masuk ke tempat penitipan sepeda Pak Ibas, maka perhitungan
proyeksi laba per malam :
Jumlah %
Pendapatan penjualan jasa titipan : 500 x Rp. 25 Rp. 12.500 100
Biaya variabel :
Upah insentif dua karyawan : 500 x Rp. 2,5 x 2 ( 2.500) 20
Laba kontibusi Rp. 10.000 80
Biaya tetap :
Sewa tempat titipan Rp. 1.500
Upah dua orang karyawan 2.000
(Rp. 3.500) 28
Laba bersih Rp. 6.500 52

Hitung : Berapa jumlah minimum sepeda yang harus masuk setiap malam ke tempat penitipan
sepeda Pak Ibas, agar tidak mengalami kerugian !
Penyelesaian
• Impas (dalam kuantitas) :
Biaya tetap
Impas
(dalam satuan = Biaya variabel per
Harga jual
produk) - satuan
per satuan
3.500
= = 175
25 - 5

Pak Ibas akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam, jika sepeda yang masuk
titipan semalam minimum berjumlah 175 buah

• Impas (dalam Rupiah) :


Biaya tetap
Impas =
(dalam rupiah) Contribution margin ratio
3.500
= = Rp. 4.375
80 %

Pak Ibas dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam, jika telah menerima uang
pendapatan jasa titipan sepeda sebanyak Rp. 4.375
Penyelesaian
Pembuktian bahwa pada penerimaan pendapatan
jasa titipan sebesar Rp. 4.375 mengalami impas :

Pendapatan jasa titipan 175 x Rp. 25 = Rp. 4.375


Biaya variabel 175 x Rp. 5 = 875
Laba kontribusi Rp. 3.500
Biaya tetap :
Sewa tempat titipan Rp. 1.500
Upah dua orang karyawan 2.000
3.500
Laba bersih Rp. 0
Contoh 2 :
Perhitungan Impas
PT Aurora memproduksi produk A. Rencana produksi
untuk tahun anggaran 20X1 adalah sebagai berikut :
kg
Persediaan awal 100
Rencana produksi 1.100
1.200
Rencana penjualan(1.000)
Persediaan akhir 200
Contoh 2 :
Perhitungan
Biaya produksi Impas
variabel standar per kg produk :
Biaya bahan baku Rp. 10.000
Biaya tenaga kerja variabel 7.000
Biaya overhead pabrik variabel 8.000
Jumlah biaya produksi variabel Rp. 25.000

Biaya administrasi & umum variabel 10.000


Biaya pemasaran variabel 8.000
Jumlah biaya variabel Rp. 43.000

Biaya tetap per tahun terdiri dari :


Biaya overhead pabrik tetap Rp. 37.400.000
Biaya pemasaran tetap 15.000.000
Biaya admnistrasi & umum tetap 25.000.000
Jumlah biaya tetap setahun Rp. 77.400.000

Harga jual produk Rp. 172.000 per kg


Jumlah
PT AURORA
%
Laporan Laba-Rugi Tahun 20X1 Projeksian
Pendapatan penjualan 1.000 x Rp. 172.000 Rp. 172.000.000 100
Biaya variabel
Persediaan awal : 100 x Rp. 25.000 Rp. 2.500.000
Biaya produksi variabel : 1.100 x Rp. 25.000 27.500.000
Rp. 30.000.000
Persediaan akhir : 200 x Rp. 25.000 5.000.000
Rp. 25.000.000

Biaya nonproduksi variabel :


Biaya admv.&umum
variabel : 1.000 x Rp. 10.000 10.000.000
Biaya pemasaran variabel : 1.000 x Rp. 8.000 8.000.000
Jumlah biaya variabel Rp. 43.000.000 25%
Laba kontribusi Rp. 129.000.000 75%

Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 37.400.000
Biaya pemasaran tetap 15.000.000
Biaya admnistrasi & umum tetap 25.000.000
Jumlah biaya tetap setahun Rp. 77.400.000

Laba bersih Rp. 51.600.000


Penyelesaian
• Impas (dalam kuantitas) :
Rp. 77.400.000
Impas
(dalam satuan =
produk) Rp. 172.000 - Rp. 43.000

= 600 kg

Jika dalam tahun 20X1 produk A yang terjual telah berjumlah 600 kg, maka PT Aurora
sudah tidak akan menderita kerugian. Dalam setiap penjualan 1 kg produk A berikutnya,
perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp. 129.000 (75% x Rp. 172.000), karena
biaya tetap seluruhnya telah tertutup dari penjualan 600 kg
• Impas (dalam Rupiah) :
Rp. 77.400.000
Impas
=
(dalam rupiah) 75 %

= Rp. 103.200.000

Dari target pendapatan penjualan sebesar Rp. 172.000.000 dalam tahun 20X1, minimum PT
Aurora harus dapat mencapai pendapatan penjualan sebesar Rp. 103.200.000, agar dalam
tahun 20X1, kegiatan usaha perusahaan tidak menderita rugi.
Impas perhitungan impas berdasarkan activity based
• Dalam
Berdasarkan
costing, Activity
total biaya Based
terdiri dari biayaCosting
tetap dan berbagai tipe
biaya variabel, yang dinyatakan dalam :

k = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Keterangan :
k = total biaya
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel per satuan unit-level activity
b2 = biaya variabel per satuan batch-related activity
b3 = biaya variabel per satuan product-sustaining activity
x1 = unit-level activities
x2 = batch-related activities
x3 = product-sustaining activities
Impas
• Jika harga jual per satuan produk sama dengan c, maka persamaan laba berdasarkan activity-based costing
adalah :
y = cx - aBerdasarkan
1 -b x -b x -b x
1 1 2 2
Activity Based Costing
3 3

• Dari persamaan tersebut, dapat dihitung rumus perhitungan impas berdasarkan activity-based costing :
a + b2x2 + b3x3
X’ =
c –b1

Keterangan :

y = laba
cx1 = pendapatan penjualan (harga jual per unit x unit-level activity)
x’ = volume penjualan pada kondisi impas
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel per satuan unit-level activity
b2 = biaya variabel per satuan batch-related activity
b3 = biaya variabel per satuan product-sustaining activity
x1 = unit-level activities
x2 = batch-related activities
x3 = product-sustaining activities
Contoh :
Impas Berdasarkan
PT X memproduksi Activity
satu macam produk Based
dengan Costing
struktur biaya sebagai berikut :
Biaya variabel per unit Rp. 12.000
Biaya tetap setahun Rp. 100.000.000
Harga jual produk per unit Rp. 20.000
Dengan pendekatan activity-based costing, biaya tersebut dirinci lebih lanjut menurut
perilaku biaya dalam hubungannya dengan berbagai tipe aktivitas :
Jumlah Biaya per
Jenis Biaya Cost Driver Cost Driver Unit
Unit-level activity costs
Biaya bahan baku Rp. 6.000
Biaya tenaga kerja langsung 5.000
Biaya overhead pabrik variabel 500
Biaya pemasaran variabel 500
unit yang dijual Rp. 12.000

Batch-related activity costs 20 jam setup Rp. 1.000.000


Product-sustaining activity costs 1.000 jam rekayasa Rp. 30.000
Facility-sustaining activity costs Rp. 50.000.000
Penyelesaian
Biaya tetap yang dijadikan pembilang dalam perhitungan impas :
Batch-related activity costs 20 x Rp. 1.000.000 Rp. 20.000.000
Product-sustaining activity costs 1.000 x Rp. 30.000 30.000.000
Facility-sustaining activity costs 50.000.000
Biaya tetap dengan pendekatan activity-based costing Rp. 100.000.000

Impas = Facility-sustaining activity costs + Product-sustaini activity


cost + Batch-related activuty cost
Harga jual per unit – Unit-level costs per unit
= Rp. 50.000.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 30.000.000
Rp. 20.000 – Rp. 12.000
= 12.500 unit
Perhitungan Impas Pendekatan Grafis
• Perhitungan impas dapat dilakukan dengan
menentukan titik pertemuan antara garis pendapatan
penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik

• Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan


dengan garis biaya merupakan titik impas

• Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat


grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume
penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan
biaya dan pendapatan
Contoh :
Perhitungan Impas Pendekatan Grafis
Diketahui :
Harga jual produk per unit = Rp. 172.000
Biaya variabel per unit = Rp. 43.000
Biaya tetap per tahun = Rp. 77.400.000

Untuk berbagai macam volume penjualan (x), pendapatan


penjualan, biaya variabel, biaya tetap dan total biaya :
Volume Pendapatan Biaya Biaya Total Laba (Rugi)
Penjualan Penjulan Variabel Tetap Biaya {cx-(a+bx)}
(x) (cx) (bx) (a) (a + bx)
1.000 Rp. 172.000 Rp. 43.000 Rp. 77.400 Rp. 120.400 Rp. 51.600
800 137.600 34.400 77.400 111.800 25.800
600 103.200 25.800 77.400 103.200 0
400 68.800 17.200 77.400 94.600 (25.800)
200 34.400 8.600 77.400 86.000 (51.600)
Penyelesaian
Pendapatan & Biaya
(juta rupiah)
180 172.000.000
Garis pendapatan penjualan

Daerah laba
140 120.400.000
Titik impas
b iaya
al
s tot
100 ri
Ga

Garis biaya tetap


80
i
ug
r
rah

40
e
Da

200 400 600 800 1000

Volume penjualan
Margin of safety
• Jika angka impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan
yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu, akan
diperoleh informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau
pendapatan penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak
menderita rugi.
• Selisih antara volume penjualan yang dianggarkan dengan volume
penjualan impas merupakan angka margin of safety.
• Angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum
penurunan volume penjualan yang direncanakan, yang tidak
mengakibatkan kerugian
Contoh 3 :
Perhitungan Margin of Safety
Jika PT Aurora merencanakan volume penjualan
dalam tahun anggaran 20X1 sebesar Rp. 172.000.000,
sedangkan menurut perhitungan, impas tercapai pada
volume penjualan sebesar Rp. 103.200.000. Angka
margin of safety adalah sebesar Rp. 68.800.000 (Rp.
172.000.000 – Rp. 103.200.000), atau jika dinyatakan
dalam presentase dari angka volume penjualan yang
dianggarkan adalah sebesar 40% (Rp. 68.800.000 : Rp.
172.000.000).
Maka, jika volume penjualan tahun 20X1 yang
dianggarkan tersebut tidak dapat dicapai, maka
maksimum penurunan yang boleh terjadi adalah Rp.
68.800.000 atau 40% nya, agar perusahaan tidak
menderita rugi.
Shut down point
• Apabila ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk menutup usaha
dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan penjualan dengan biaya tunai
(cash cost atau out of pocket costs atau biaya keluar dari saku)
• Biaya tunai adalah biaya-biaya yang memerlukan pembayaran segera dengan uang kas
• Biaya variabel biasanya merupakan biaya tunai tetapi biaya tetap mungkin juga
termasuk sebagai biaya tunai, seperti : gaji pengawas pabrik dan biaya pemeliharaan.
• Pengambilan keputusan untuk menuutup usaha harus diadakan pembedaan antara
biaya keluar dari saku (out of pocket costs) dengan biaya terbenam (sunk cost, yaitu
pengeluaran yang dilakukan pada masa yang lalu, yang manfaatnya masih dinikmati
sampai sekarang)
• Contoh biaya terbenam adalah biaya depresiasi, amortisasi dan deplasi.
Titik Penutupan Usaha
(Shut-Down
• Suatu Point)
usaha harus dihentikan apabila pendapatan
yang diperoleh tidak dapat menutup biaya
tunainya
• Titik penutupan usaha dapat dihitung dengan
rumus :

Biaya tetap tunai


Titik penutupan usaha =
Contribution margin ratio
Contoh 4 :
Perhitungan
Apabila Shut Down
dalam contoh Point tetap sebesar Rp.
2, baiya
77.400.000 tersebut terdiri dari biaya keluar kantong Rp.
64.500.000 dan biaya terbenam (sunk costs) sebesar Rp.
12.900.000, maka dapat dibuat taksiran laba tunai dan laba
akuntansi (pendapatan penjualan dikurangi biaya-biaya,
baik biaya terbenam maupun biaya keluar dari saku).
Maka titik penutupan usaha ditentukan sebagai berikut :

Rp. 64.500.000
Titik penutupan usaha = = Rp. 86.000.000
75 %

atau dalam satuan produk, titik penutupan usaha dihitung :


Rp. 64.500.000
Titik penutupan usaha = = 500 kg
Rp. 172.000 – Rp. 43.000
Degree of operating leverage
• Degree of operating leverage memberikan ukuran dampak perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu
• Dengan parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui
dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan.
• Degree of operating leverage dihitung dengan rumus :
Laba kontribusi
Degree of operating leverage =
Laba bersih
• Setiap perubahan pendapatan penjualan dapat diketahui dengan
cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih dengan
menggunakan angka degree of operating leverage, karena laba
kontribusi berubah sebanding dengan perubahan pendapatan.
Contoh 5 :
Perhitungan Degree of operating leverage
PT Aurora
Laporan Laba Rugi Projeksian

Pendapatan penjualan Rp. 172.000.000


Contribution
Biaya variabel 43.000.000 Margin ratio 75%

Laba kontribusi Rp. 129.000.000


Degree of
Biaya tetap 77.400.000 Operating
Leverage 2,5

Laba bersih Rp. 51.600.000


Contoh :
Perhitungan
Degree Degree
of operating of operating
leverage leverage
menjadi semakin tinggi jika
perusahaan beroperasi di sekitar keadaan impas. Jika misal
perusahaan Aurora tersebut beroperasi pada volume
penjualan 5% di atas impas, maka laporan laba-rugi dan
degree of operating leverage :

Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000


Biaya variabel 27.090.000

Laba kontribusi Rp. 81.270.000


Biaya tetap 77.400.000

Laba bersih Rp. 3.870.000 Degree of


Operating
Leverage 21x
Contoh :
Perhitungan Degree of operating leverage
Jika misalnya pendapatan penjualan mengalami penurunan 2% saja
pada tingkat penjualan Rp. 108.360.000 tersebut, maka laba bersih
akan mengalami penurunan sebesar 42% (21 x 2%). Berikut laporan
laba ruginya :
Pendapatan
penjualan turun 2% Perubahan
Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000 Rp. 106.192.800 - 2%
Biaya variabel 27.090.000 26.548.200

Laba kontribusi Rp. 81.270.000 Rp. 79.644.600


Biaya tetap 77.400.000 77.400.000

Laba bersih Rp. 3.870.000 Rp. 2.244.600 - 42%

Dengan adanya penurunan pendapatan penjualan 2%, laba bersih turun


sebesar Rp 1.625.400 (Rp. 3.870.000–Rp. 2.244.600) atau sebesar 42%
(Rp. 1.625.400 : Rp. 3.870.000)

You might also like