You are on page 1of 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


BERBASIS KPS DAN DIRECT INSTRUCTION
BERBASIS KPS PADA SISWA KELAS X
DI SMA NEGERI 4 PALU
Dian Yurahly
A 241 09 026
Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran
yang kurang tepat
Proses
Pembelajaran
menjadi pasif

Siswa kurang
antusias

Hasil belajar
rendah
Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar


fisika antara model pembelajaran Guided
Discovery berbasis KPS dengan Direct
Instruction berbasis KPS pada siswa kelas X di
SMA Negeri 4 Palu ?
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:


Untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata
hasil belajar fisika antara model pembelajaran
Guided Discovery berbasis KPS dengan Direct
Instruction berbasis KPS pada siswa kelas X di
SMA Negeri 4 Palu.
Manfaat Penelitian
O Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan tentang model pembelajaran
yang tepat dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah-sekolah.

O Secara khusus dapat memberikan informasi kepada para


guru, khususnya guru fisika mengenai penggunaan model
pembelajaran guided discovery berbasis keterampilan
proses sains yang dapat membantu proses belajar mengajar.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah seluruh siswa kelas X
jurusan MIA di SMA Negeri 4 Palu tahun ajaran
2013/2014 semester genap yang tersebar dalam 7 kelas.

Batasan-batasan permasalahan yang dibahas akan


dipusatkan pada penggunaan model pembelajaran guided
discovery berbasis keterampilan proses sains untuk kelas
eksperimen, dan model pembelajaran direct instruction
berbasis keterampilan proses sains untuk kelas kontrol, dan
juga hasil belajar kognitif tiap kelas pada materi Elastisitas
Zat Padat.
Penelitian yang Relevan

O Hasil Penelitian Zulhelmi (2009), menjelaskan bahwa penilaian


psikomotor dan respon siswa dalam pembelajaran sains fisika
melalui penerapan penemuan terbimbing sangat efektif dan
termasuk dalam kategori amat baik.
O Demikian pula hasil penelitian Ni Nyoman Sri (2012) yang dalam
penelitiannya memperlihatkan bahwa hasil belajar melalui model
pembelajaran penemuan terbimbing berbasis lks lebih baik
dibandingkan model pembelajaran konvensional.
O Hasil penelitian Haryono (2006) juga membuktikan bahwa model
pembelajaran berbasis keterampilan proses sains secara signifikan
efektif dapat meningkatkan kemampuan proses sains siswa
Kajian Pustaka

O Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing


(Guided Discovery)
O Keterampilan Proses Sains
O Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbasis Keterampilan Proses Sains
O Pembelajaran Konvensional (Direct
Instruction )
O Hasil Belajar
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini


adalah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
fisika antara siswa yang belajar melalui model
pembelajaran guided discovery berbasis
keterampilan proses sains dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas X
di SMA Negeri 4 Palu
Metode Penelitian
Jenis Penelitian: eksperimen kuasi (quasi experimental designs)
Desain Penelitian
nonequivalent pretest-posttest group design.

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Kelas Eksperimen (KE) O1 X O2

Kelas Kontrol (KK) O1   O2

Keterangan:
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
O1 : Tes Awal (Pretest)
O2 : Tes Akhir (Posttest)
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran guided discovery berbasis
keterampilan proses sains
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Palu dan dimulai pada
tanggal 17 Januari 2014 hingga tanggal 20 Maret 2014, semester
genap tahun ajaran 2013/2014.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi: siswa kelas X MIA di SMA Negeri 4 Palu tahun ajaran
2013/2014 yang tersebar dalam 7 kelas.

Sample: Kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIA 6


sebagai kelas eksperimen.

Purposive Sampling, yaitu teknil penentuan sampel dengan


pertimbangan tertentu
Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas:
1. Model Pembelajaran Guided Discovery
2. Keterampilan Proses Sains
3. Model Pangajaran Langsung (Direct Instruction)

Variabel terikat:
Hasil Belajar
Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini mencakup data primer yang
bersumber pada tes hasil belajar pada kelompok
eksperimen dan kontrol kemudian melihat besar
perbedaan hasil belajar kedua kelompok tersebut.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah pemberian tes hasil belajar yaitu berupa soal
pilihan ganda sebanyak 22 nomor.
Tahapan Penelitian
O Tahap Persiapan
Mencari literatur hinnga melakukan validitas instrumen
O Tahap Pelaksanaan:
Penentuan kelas hingga melakukan tes akhir
O Tahap Akhir
Mengolah dan menganalisis data

Instrumen Penelitian
O Tes Hasil Belajar Fisika
O Perangkat Pembelajaran
Teknik Analisis Data
1. Analisis Instrumen

O Analisis Validitas Ahli


O Analisis Validitas Tes
O Analisis tingkat kesukaran tes
O Analisis Daya Pembeda
O Analisis Reliabilitas Tes

2. Analisis Data Hasil Penelitian


O Uji Normalitas
O Uji Homogenitas Varians
O Uji Hipotesis
Hasil Penelitian

Analisis Soal Uji Coba

Dari hasil analisis diperoleh soal yang valid sebanyak


22 nomor sedangkan 3 nomor lainnya yaitu soal nomor
6, 8 dan 22 dikatakan tidak valid.
Analisis Data Pretest
Tabel Data Nilai Maksimum, Nilai Minimum dan Rerata Tes Awal
(Pretest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tes Awal (Pretest)


Kelas Nilai Nilai
n Rerata
Maksimum Minimum

Kelas MIA 6
27 10 2 5,9
(Eksperimen)

Kelas MIA 2
27 9 1 5,4
(Kontrol)

Setelah melalui uji homogenitas menggunakan uji statistik Fisher (uji F)


diperoleh bahwa kedua data berasal dari variansi yang sama (homogen)
Analisis Data Posttest
Tabel Nilai Maksimum, Nilai Minimum dan Rerata Tes Akhir (Posttest)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tes Akhir (Posttest)

Kelas Nilai Nilai


n Rerata
Maksimum Minimum

Kelas MIA 6
27 19 7 14,3
(Eksperimen)

Kelas MIA 2
27 18 7 12,5
(Kontrol)

Hasil pengolahan data di atas selanjutnya digunakan untuk


menganalisis data posttest yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas
dan uji hipotesis.
Uji Normalitas

kelompok kelompok kontrol


eksperimen
χ 2 hit 5,03 4,79

χ 2 tab (dk = 3, α = 0,05) = 7,81 dK = 2, α = 0,05) = 5,99

Dengan membandingkan harga χ 2 hit dengan harga χ 2 tab diperoleh


χ 2 hit < χ 2 tab dari kedua data tersebut. Hal ini berarti data
kelompok kontrol maupun eksperimen berdistribusi normal
Uji Homogenitas

Dari pengolahan data posttest diperoleh


nilai dan =1,88. Berdasarkan hasil yang
diperoleh bahwa sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua data berasal dari variansi yang
sama (homogen).
Uji Hipotesis

Tabel Analisis Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen dan


Kelompok Kontrol

Kelas N
X S

Eksperimen (MIA 6) 27 14,3


2,76
Kontrol (MIA 7) 27 12,5

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (uji dua pihak) dan


berdasarkan daftar tabel distribusi t diperoleh harga t tabel=
1.68 sedangkan thit = 2,49. Hal ini berarti harga thit lebih
besar dari harga ttabel sehingga H0 di tolak pada taraf nyata α
= 0,05 dengan demikian hipotesis dikatakan diterima.
Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pretest,
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

14.3

12.5

kelompok eksperimen
kelompok kontrol

5.9
5.4

pretest posttest
Pembahasan

Dalam pelaksanaann penelitian, kelas eksperimen


menggunakan model pembelajaran guided discovery
berbasis keterampilan proses sains yang berbeda
dengan model pembelajaran yang digunakan di
sekolah. Terdapat tiga tahapan inti dari model
pembelajaran ini yaitu mengorganisasikan siswa
untuk belajar, memberi bantuan atau bimbingan
dalam penyelidikan kelompok dan mengembangkan
dan mempresentasikan hasil kegiatan.
keunggulan model pembelajaran guided
discovery berbasis KPS yang dirasakan peneliti saat
melakukan penelitian diantaranya hampir seluruh
siswa menguasai materi yang diajarkan dengan
kekuatan konsep yang lebih kuat dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional, para
siswa juga terlihat antusias saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga kelas menjadi
lebih hidup dan guru tidak terkesan monoton dalam
proses belajar mengajar.
Namun selain daripada keunggulan tersebut,
menggunakan model pembelajaran guided
discovery berbasis KPS juga tidaklah mudah.
Beberapa hal yang menghambat peneliti saat
proses penelitian yaitu efisiensi waktu yang
sangat perlu diperhatikan sebab model
pembelajaran ini banyak menyita waktu dan juga
kesiapan diri (guru) yang harus sangat matang
untuk menjadi fasilitator maupun motivator yang
baik.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis


data baik dari hasil posttest maupun uji statistik
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-
rata hasil belajar fisika siswa yang mendapatkan
model pembelajaran guided discovery berbasis
keterampilan proses sains dengan siswa yang
mendapatkan model pembelajaran direct
instruction berbasis keterampilan di SMA
Negeri 4 Palu.
Sekian dan Terima Kasih

You might also like