Dalam melakukan pembinaan pemerintah bertanggung jawab atas
pembinaan penyelenggaraan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
Menurut Zumrotin, kewajiban yang harus dipenuhi untuk memerkuat
posisi konsumen adalah: 1. Kewajiban bersikap kritis 2. Mayoritas konsumen kita kurang aktif untuk menambah pengetahuan tentang barang 3. Kewajiban menggalang solidaritas antar konsumen Hal-hal yang harus dilakukan oleh pengusaha dalam pemenuhan mutu barang
1. Menentukan ketentuan cara berproduksi yang benar dan baik.
Disini pengusaha dituntut untuk melakukan control pada setiap proses produksi, misalnya kontrol terhadap bahan baku, produk setengah jadi, tahap pembotolan atau pengemasan. 2. Memenuhi standar mutu barang yang ditentukan pemerintah serta peraturan-peraturan lain yang dikaitkan dengan mutu. 3. Pemantauan terhadap barang yang telah beredar di pasar. Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungan konsumen dilaksanakan oleh menteri dan/atau menteri terkait dengan melakukan koordinasi. Maksud diadakannya pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen berdasarkan Pasal 29 ayat (4) UUPK yaitu meliputi upaya: a) Terciptanya iklim usaha dan tumbunya hubungan yang sehat antara pelaku usaha dan konsumen. b) Nerkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat. c) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta meningkatnya kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungan konsumen. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan diselenggarakan oleh: a) Pemerintah; b) Masyarakat; c) Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (Pasal 30 ayat (1) UUPK).
Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang beredar di pasar. Apabila hasil pengawasan ternyata menyimpang dari peraturan perundang- undangan yang berlaku dan membahayakan konsumen, menteri dan/atau menteri teknis mengambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Peran serta pemerintah untuk mewujudkan suatu perdagangan yang sehat dalam arti baik pelaku usaha maupun konsumen sama-sama untung dan mendapatkan perlindungan hukum adalah dengan mengatur kegiatan perdagangan sebaik mungkin. Pemerintah berupaya untuk menekan peredaran barang yang tidak layak bagi konsumen, melakukan pengawasan serta suatu lembaga khusus untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan baik sebelum atau sesudah barang tersebut beredar si pasaran maupun selama proses produksi. Usaha pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menunjuk Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mempunyai tugas dibidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem pengawasan secara komprehensif
Sub Sistem Pengawasan Produsen
Sistem pengawasan internal oleh produsen melalui pelaksanaan cara-cara produksi yang baik atau good manufacturing practice agar setiap bentuk penyimpangan dan standar mutu dapat dideteksi sejak awal. Secara hukum, produsen bertanggung jawab atas mutu sdan keamanan produk yang dihasilkan. Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan maka produsen dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun pro justisia. Sub Sistem Pengawasan Konsumen Sistem pengawasan oleh masyarakat konsumen sendiri melalui peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk yang digunakan dan cara-cara penggunaan produk yang rasional. Penggunaan oleh masyarakat sendiri sangat penting dilakukan karena pada akhirnya masyarakatlah yang mengambil keputusan Sub Sistem Pengawasan Pemerintah/Badan POM Sistem pengawasan oleh pemerintah melalui peraturan dan standarnisasi, penilaian keamanan, khasiat dan mutu produk sebelum diijinkan beredar di Indonesia, inpeksi, pengambilan sampel dan pengujian laboratorium produk yang beredar serta peringatan kepada publik yang didukung penegakan hukum.