You are on page 1of 38

PENYULIT

KEHAMILAN
BY ; LLK
SUB POKOK BAHASAN

• HYPEREMESIS GRAVIDARUM
• PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN
• PERDARAHAN BERLANJUT PADA
KEHAMILAN
• PREEKLAMSIA- EKLAMSIA
HYPEREMESIS GRAVIDARUM

• Definisi
• Etiologi
• Epidemiologi dan patofisiologi
• Tanda dan gejala
• Pemeriksaan Penunjang
• Tatalaksana
Definisi dan Etiologi

• Keluhan mual dan muntah pada ibu hamil yang berat


hingga mengganggu aktifitas sehari-hari
• Pada muntah-muntah yang berat dapat terjadi dehidrasi,
gangguan asam-basa dan elektrolit, dan ketosis.
• Etiologi sampai saat ini belum diketahui secara pasti
Epidemiologi
• Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan.
• Gejalanya biasanya dimulai pada gestasi minggu 9-10,
memuncak pada minggu 11-13, dan berakhir pada minggu 12-
14.
• Pada 1-10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22
minggu.
• Hiperemesis berat yang harus dirawat inap terjadi dalam 0,3-
2% kehamilan.
Patofisiologi
• Hiperemesis gravidarum tjd akibat interaksi kompleks dari faktor biologis,
psikologis, dan sosial-budaya yg menyebabkan perubahan hormonal
• Disfungsi gastroinstestinal, disfungsi hepar, infeksi H. pylori, perubahan
lipid, faktor genetik, jg dpt menyebabkan hiperemesis gravidarum
• Kejadian hiperemesis gravidarum dikaitkan dg peningkatan kadar hormon
hCG (human chorionic gonadotrophin)
• Segala hal yg terkait dg peningkatan produksi hormon hCG o/ plasenta
dihubungkan dg kondisi hiperemesis, seperti pd kondisi kehamilan
ganda/mola hidatidosa.
Tanda dan Gejala
• Mual dan Muntah Hebat
• Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
• Dehidrasi
• Nyeri epigastrium
• Penurunan turgor kulit
• Nafas bau aceton
• Nadi meningkat, tensi menurun dan suhu naik
• Oligouri
Pemeriksaan Penunjang

• Tes β-hCG (+)


• Elektrolit (hipokalemia, hiponatremia (-)
• Analisa gas darah (asidosis metabolik)
• Ketosis
Tatalaksana

• Edukasi kehamilan (terapi psikologis)


• Makan porsi kecil tapi sering
• Hindari makan yg merangsang (berminyak &
bau)
• Obat2an (anti emetik dan sedativa)
PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN
(Abortus)
• Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
• WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan
kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru
menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Epidemiologi

• Insidensi abortus spontan adalah 15-20%.


• Risiko keguguran meningkat pada ibu dengan riwayat
keguguran sebelumya, mencapai 40% setelah tiga kali
keguguran berturut-turut dengan prognosis yang
bertambah buruk sesuai meningkatnya usia ibu.
Pathofisiologi
• Lebih dari separuhnya disebabkan oleh anomali kromosom.
• Pada permulaan tjd perdarahan dlm desidua basalis diikuti
nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh
hasil konsepsi terlepas
• Krn dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan
Faktor Predisposisi
• Janin (fetal) = kelainan genetik (kromosom)
• Ibu(maternal) = infeksi, kelainan hormonal: hipotiroidisme, diabetes
melitus, insufisiensi progesteron, malnutrisi, penggunaan obat-obatan,
merokok, konsumsi alkohol, faktor immunologis, defek anatomis: uterus
didelfis, inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks
sebelum waktu inpartu, umumnya pada trimester kedua)
• Ayah (paternal) = kelainan sperma
Diagnosis
• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian produk konsepsi
• Serviks dapat tertutup maupun terbuka
• Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
Macam Abortus
Diagnosis Perdarahan Nyeri Uterus Serviks Gejala Khas
Perut

Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tdk ada ekspulsi jar.
Iminens gravida konsepsi
Insipiens Sedang-banyak Sdg-hebat Sesuai usia Terbuka Tdk ada ekspulsi jar.
gravida konsepsi
Inkomplit Sedang-banyak Sdg-hebat Sesuai usia Terbuka Ekspulsi sebagian jar.
gravida
Komplit Sedikit Tanpa/sdkt Lebih kecil UK Terbuka/ttp Ekspulsi sebagian jar.
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil UK Tertutup Jann mati tp tdk ada
Abortus ekspulsi jar.
Abortus Ada/Tidak ada Ada/Tidak Sesuai/lebih kecil Terbuka/ttp Terjadi tanda2 infeksi
Septik ada UK
Tatalaksana umum
• Nilai keadaan umum ibu (vital sign)
• Evaluasi tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan
sistolik<90mmHg)
– Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok.
– Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu
karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
Count.........

• Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat


dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.
Perdarahan Kehamilan Lanjut
(Antepartum Bleeding)
• Perdarahan pervaginam yg terjadi setelah kehamilan > 22 mgg
• Insidens :
- 2-5% dari keseluruhan persalinan
- Jenis perdarahan antepartum
* Solusio plasenta 40% * Retensio plasenta 20%
* Tidak terklasifikasi 35% * Lesi traktrus genetalis 5%
Plasenta Previa
• Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikia
rupa sehingga berdekatan atau menutupi ostium uteri internum secara
partial maupun total.
Klasifikasi
• Plasenta Previa Totalis = menutupi seluruh osteum uteri internum
• Plasenta Previa Parsialis = menutupi sebagian osteum uteri
internum
• Plaenta Previa Marginalis = tepinya berada di pinggir osteum uteri
internum
• Plasenta Letak Rendah = implantasi berada disegmen bawah rahim
dimana tepi plasenta berjarak <2cm dr osteum uteri internum
Plasenta Previa
Tanda dan Gejala
• Perdarahan tanpa nyeri
• Perdarahan berulang sebelum partus
• Perdarahan keluar banyak/sedikit
• Darah berwarna merah segar
• Pemeriksaan dalam teraba bagian plasenta
• Penurunan bagian terendah blm masuk PAP
• Sering terdpt kelainan letak
Etiologi

• Belum diketahu pasti


• Frekuensi meningkat pd grandemultipara, primigravida
tua, bekas SC/abortus, kelainan janin
• Faktor resiko : trauma selama kehamilan, gemelli,
riwayat plasenta previa, adanya jaringan parut,
endrmetriosis dan merokok/alkohol
Tatalaksana

• Tegakkan diagnosa (anamnesa, pemeriksaan fisik,


USG)
• Observasi perdarahan dan kesejahteraan janin
• Berikan pendidikan kesehatan & konseling
• Segera lakukan rujukan bila terjadi perdarahan
SOLUSIO PLASENTA
• Solusio plasenta (abruptio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau seluruh
plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya di atas 22 minggu
dan sebelum lahirnya janin.
Klasifikasi

• Solusio plasenta totalis = plasenta terlepas seluruhnya


• Solusio plasenta partialis = plasenta terlepas sebagian
• Ruptur sinus marginalis = sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas
Etiologi

• Faktor kardio neuro vaskuler


• Faktor trauma
• Riwayat solusio plasenta sebelumnya
• Faktor paritas dan usia ibu
• Kebiasaan merokok
Tanda dan Gejala
• Perdarahan yg disertai nyeri
• Rahim teraba keras
• Palpasi sulit dilakukan
• Fundus uteri makin lama makin naik
• Bunyi jantung sulit didengar/tdk ada
• VT teraba ketuban yg tegang
• Sering disertai dg pre eklamsia
Gambaran Klinis
Ringan Sedang Berat
Pelepasan sebagian kecil Plasenta terlepas >1/4 bagian Plasenta terlepas >2/3 bagian
Perdarahan sedikit Perdarahan mencapai 100cc/Ml Perdarahan banyak
Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman
Agak nyeri & tegang terus Agak nyeri & tegang terus Sangat nyeri, tegang spt papan
menerus menerus
Bagian janin msh dpt diraba dg Bagian janin sulit diraba Bagian janin sangat sulit diraba
mudah
Ibu pre syok Ibu syok Ibu syok berat
Janin msh hidup Janin msh hidp (gawat janin) Janin telah mati
Tatalaksana

• Tirah baring diRS


• Perbaiki KU (infus, transfusi)
• Cek laborat (Hb, hematokrit, COT, urin, fungsi ginjal)
• Terminasi kehamilan (pervaginam/SC) u/
menghentikan perdarahan
Pre Eklamsia
• Tekanan darah ≥ 140/90, setidaknya 2x pemeriksaan jarak 6 jam
• Proteinuria :
• 300 mg / 24 jam pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami proteinuria
• Tekanan darah :
• Pengukuran dengan ukuran cuff yang adekuat
• Posisi lengan setinggi jantung
• Alat telah dikalibrasi
• Akurasi dipstick urinalisis (1 + = 0,1 gram/liter) sangat buruk
• Rule “30-15” dan edema tidak berlaku lagi
SUPER-IMPOSED PREEKLAMSIA

• Protein urine ≥ 300 mg dalam 24 jam pada


wanita yang sebelumnya tanpa proteinuria setelah
20 mg kehamilan pada seorang wanita dengan
hipertensi khronis
Pre eklamsia Berat
• Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg (2x ≥ 6 jam terpisah)
• Proteinuria ≥ 5 gram urine 24 jam
• Trombosit < 100.000 / cc
• Sakit kepala menetap, gangguan mata & cerebral (termasuk kejang-
kejang)
• Epigastric pain menetap
• Edema paru dan oliguria (< 500 ml dalam 24 jam)
Etiologi
• Preeklamsi merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui
• Penyakit ini berhubungan dengan :
• Penyakit endotelial
• Vasospasme
• Over aktivitas simpatik
• Invasi trofoblas oleh plasenta kedalam arteria spiralis uterus tidak lengkap  perfusi
berkurang
• Karateristik kelainan :
• Hipoksia - Tromboksan meningkat - Stres oksidative
• Radikal bebas - Prostacyclin menurun - Aktivasi endometrium
Tatalaksana
Pre eklamsia ringan
<37 mgg > 37 mgg
1. Memantau tekanan darah, protein urine, reflek 1. Jika serviks matang, lakukan induksi dg
dan kondisi janin oksitosin atau postagladin
2. Lebih banyak istirahat 2. Jika serviks blm matang, lakukan pematangan
3. Diet biasa postraglandin atau misoprostol
4. Tdk perlu obat
5. Ketika rawat jalan tdk memungkinkan, pasien
MRS
Pre eklamsia Berat

• Ukur keseimbangan cairan jng sampai overload


• Kateterisasi untuk memantau pengeluaran urin &
protein urin
• Observasi TTV, reflek dan DJJ
• Jng tinggalkan sendiri = antisipasi kejang
Eklamsia

• Pemberian antikonvulsan = MgSO4


• Siapkan perlengkapan pengananan kejang
• Lindungi pasien dr trauma
• Baringkan sisi kiri u/ mencegah aspirasi
• Terminasi persalinan
Smoga bermanfaat
Terima kasih

You might also like