You are on page 1of 22

1.

Mengapa Pasien mengeluh nyeri pada


telinga kanan?
• Infeksi virus pada saluran nafas atas sampai mukosa hidung, nasofaring, mukosa telinga
tengah, tuba eustachii  proses inflamasi berupa penyempitan pada telinga tengah,
edema menyumbat / mengobstruksi bagian sempit pada tuba eustachii  penurunan
ventilasi (pertukaran udara, masuknya udara)  tekanan negative pada telinga tengah 
eksudasi / peningkatan produksi eksudat dari mukosa yang mengalami inflamasi + sekresi
mukosa  menjadi tempat kolonisasi bakteri dan virus di telinga tengah 
pertumbuhan mikroba menyebabkan supurasi dan adanya secret purulent di telinga
tengah  ditemukan bulging/penonjolan, membrane timpani hiperemis, cairan di
telinga tengah yang purulent.
• Peningkatan tekanan pada membrane timpani menyebabkan peregangan membrane
timpani sehingga timbul nyeri dan bulging.

• Danishyar, A., Ashurst, John. V. 2021. Acute Otitis Media. StatPearls Publishing LCC.
2. Mengapa anak jadi kurang dapat
mendengar?
• BUKU FISIOLOGI SHERWOOD BAB 6
Pato
• Cairan pada telinga tengah dapat menimbulkan conductive hearing loss. Hal
ini disebabkan peningkatan produksi cairan tersebut mengganggu
pergerakan membrane timpani dan tulang-tulang pendengaran/ossicula
auditus pada telinga tengah.
• Biasanya CHL ini bersifat sementara, apabila otitis media akut tidak segera
diobati dapat menimbulkan ketulian permanen. Cairan persisten pada otitis
media kronik dapat menurunkan pendengaran pada anak pada masa
berbicara dan berbahasa.

• Otitis Media. 1997. National Institutes of Health No.97-4216 updated


October 2020
4. Mengapa pasien dinyatakan ada riwayat
demam dan 5 hari lalu ada batuk dan pilek?
• pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas. Pada anak, makin sering
anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA.
• Mikroba nasofaring dan faring  mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke
dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibody  ada
sumbatan tuba Eustachius (faktor penyebab utama dari otitis media)  fungsi tuba
Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga
terganggu  kuman masuk ke dalam telinga tengah  terjadi peradangan.
• Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachiusnya pendek,
lebar dan letaknya agak horizontal.
• Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2011.
5. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan
otoskopi , fisik ?

• Nyeri tarik aurikula (-) = tidak ada nyeri ketika dilakukan penarikan aurikulus keatas
dan kebawah, dapat menandakan tidak terjadi otitis eksterna akut (peradangan
kanalis aurikularis).
• Nyeri tekan tragus (-) = tidak nyeri ketika dilakukan penekanan pada tragus
menandakan tidak terjadi otitis eksterna akut (peradangan kanalis aurikularis).
• Nyeri ketok retroaurikula (-) = tidak nyeri ketika dilakukan penekanan kuat
dibelakang telinga.
• otoskopi
• Pada otitis eksterna akut dapat dijumpai saluran membengkak, menyempit, basah,
pucat, memerah, ada nyeri tekan.
• Pada otitis eksterna kronis dapat dijumpai kulit saluran menebal, merah, gatal.
• Membran timpani dextra hiperemis = menandakan adanya peradangan pada telinga
tengah. Terjadi pelebaran pembuluh darah.
• Bulging (+) = ada penonjolan pada gendang telinga, apabila berwarna merah
menandakan otitis media purulent akut. Menandakan terjadinya otitis media akut
stadium supurasi. Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel
epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
• Membran timpani sinistra tdk ada kelainan = warna dan kontur normal.
6. Bagaimana alur diagnosis dari scenario ?

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI


FASKERS PRIMER EDISI 1
pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Jarang dibutuhkan. Pemeriksaan lengkap sepsis biasanya dilakukan pada bayi <12 minggu dengan demam dan
tanpa penyebab yang jelas selain otitis media akut. Studi lab dapat mengonfirmasi atau menyingkirkan
kemungkinan penyakit sistemik atau kelainan kongenital.
• Imaging
• Tidak diindikasikan kecuali ada komplikasi intratemporal atau intracranial.
• CT Scan = pada os temporal dapat dinilai mastoiditis, abses epidural, tromboflebitis sinus sigmoid,
meningitis, abses otak, abses subdural, penyakit yang mengenai ossikula, dan kholesteatoma.
• MRI = mengidentifikasi akumulasi cairan terutama di telinga tengah.
• Timpanosentesis
• Untuk menilai ada tidaknya cairan pada telinga tengah untuk selanjutnya dikultur. Dapat meningkatkan ketepatan
dalam mendiagnosis dan menentukan terapi namun dilakukan hanya pada kasus yang parah atau refrakter.
• Timpanometri dan reflektometri akustik
• Menilai efusi telinga tengah.

• Danishyar, A., Ashurst, John. V. 2021. Acute Otitis Media. StatPearls Publishing LCC.
Cholesteatoma
• ada empat teori utama yang menjelaskan kolesteatoma.
• teori metaplasia skuamosa, menyatakan bahwa peradangan menyebabkan lapisan
mukosa telinga tengah menjadi hiperproliferatif.
• Teori perforasi. Migrasi epitel skuamosa dari lapisan luar membran timpani melalui
gendang dan ke telinga tengah.
• Teori hiperplasia basal adalah, mengasumsikan bahwa sel-sel basal membran timpani
berproliferasi dan bergerak ke medial melalui membran basal ke telinga tengah.
• Teori kantong retraksi, yang diterima oleh banyak ahli THT. Kolesteatoma yang dihasilkan
dari kantong retraksi disebut kolesteatoma didapat primer. Kolesteatoma didapat
sekunder terbentuk oleh infeksi, trauma, atau manipulasi bedah yang menyebabkan
implantasi kulit ke telinga tengah melalui defek pada gendang telinga.
• Terlepas dari kategori dan etiologinya setelah kolesteatoma telinga tengah terbentuk,
mereka terus berproliferasi dan bermigrasi menyebabkan kerusakan pada struktur
sekitarnya di telinga tengah.
Kennedy KL, Singh AK. Middle Ear Cholesteatoma. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448108/
Chole, Richard & Sudhoff, Holger. (2010). Chronic otitis media, mastoiditis, and
petrositis. Cummings Otolaryngology: Head and Neck Surgery. 1963-1978.
8. Apa etiologi dan factor resiko kasus
scenario?
• ETIOLOGI Otitis media akut bisa disebabkan oleh bakteri dan virus.
Bakteri yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus
pneumaniae, diikuti oleh Haemophilus influenza, Moraxella
catarrhalis, Streptococcus grup A, dan Staphylococcus aureus.
Beberapa mikroorganisme lain yang jarang ditemukan adalah
Mycoplasma pneumaniae, Chlamydia pneumaniae, dan Clamydia
tracomatis.
• Faktor-faktor risiko terjadinya OMA
• Usia
• Puncak insiden dari otitis media akut adalah pada dua tahun pertama kehidupan,
khususnya pada 6-12 bulan. Peningkatan kerentanan terhadap otitis media akut
dapat dikaitkan dengan keadaan anatomi, dimana tuba Eusthacius lebih pendek
dan lebih horizontal dibandingkan dengan dewasa dan juga karena faktor
imunitas. Otitis media akut adalah penyakit musiman, dominan terjadi pada
musim salju tapi juga pada musim gugur dan semi (Shaikh dan Hoberman, 2010).
• Kolonisasi bakteri
• Kolonisasi pada nasofaring oleh otopathogen memprediksi onset awal dan
frekuensi dari otitis media pada semua anak-anak. Penelitian pada kelompok
pribumi menunjukan bahwa kolonisasi otopathogen ini lebih sering pada usia
muda dan dengan jumlah bakteri yang terkandung lebih tinggi (Bardy dkk.,
2014).
• Kondisi lingkungan
• Risiko terkena otitis media meningkat dengan adanya kontak dengan anak
lain, rumah dengan jumlah anggota keluarga yang melebihi seharusnya,
kumuh, dan interaksi dengan individual dengan otitis media akut. Beberapa
studi meneliti antara kondisi lingkungan yang tidak baik dengan risiko otitis
media pada komunitas pribumi. Lingkungan yang padat sudah dipastikan
sebagai masalah utama pada komunitas pribumi (Bardy dkk., 2014).
• Merokok
• Merokok pasif merupakan resiko yang penting terjadinya otitis media pada
anak-anak (Bardy dkk., 2014).
• Penatalaksanaan Otitis Media Akut Jacky Munilson, Yan Edward, Yolazenia
Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang
10. Bagaimana tatalaksana kasus scenario?
BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN BAB 340
11. Apa saja komplikasi dan prognosis kasus
scenario?
• Komplikasi :
• Tuli konduktif dan/ sensorineural
• Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Mastoiditis akut
• Labirintis
• Petrositis
• Abses Subperiosteal
• Meningitis, abses otak
• Trombosis sinus lateral
• Prognosis :
• Sebagian besar OMA sembuh spontan dalam 1 minggu (50-75%),
dengan risiko OMA pada berulang 30% kasus.

• BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN

You might also like