You are on page 1of 57

PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA

ABDULLAH
Dasar Kompetensi
Dasar Kompetensi
Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 1 Thaun 1970


 

2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012


 

3. Permenaker No. 3 Tahun 1982


 

4. Kep. DJPPK No. 22/Djppk/V/2008


 

5. Permenaker No. 15 Tahun 2008


 

6. PP No. 88 Tahun 2019


 
BAB III Syarat-syarat Keselamatan Kerja (UU No.1 Tahun 1970)

Pasal 3
 

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan


Pelaksanaan Rencana K3 (PP No.50/2012)

7. Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri


 

 
Perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya menghadapi keadaan
 
darurat kecelakaan dan bencana industri, yang meliputi:
 
a. penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan
 
sesuai sampai mendapatkan pertolongan medik; dan
 
b. proses perawatan lanjutan.
Prosedur menghadapi keadaan darurat harus diuji secara berkala oleh personil
 

yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya
besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang untuk
mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang sebenarnya.
Pelaksanaan Rencana K3 (PP No.50/2012)

8. Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat.


 

 
Dalam melaksanakan rencana dan pemulihan keadaan darurat setiap
 
perusahaan harus memiliki prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
 
secara cepat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan
 
membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.
PP No. 88 TAHUN 2019, Tentang Kesehatan Kerja

Standar Kesehatan Kerja


 

Pertolongan pertama pada cidera


dan sakit yang terjadi di Tempat Kerja;

Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di


Tempat Kerja wajib dilaksanakan di tempat Kerja.
DJP2K

Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dilaksanakan


 

di dalam perusahaan, oleh oleh tenaga medis dan tenaga kerja yang
telah dilatih menjadi petugas P3K sesuai ketentuan yang berlaku
Permenaker No. 3 Tahun 1982

Pasal 2
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


2. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


Permenaker No. 15 Tahun 2008

PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

Pasal 2
 

(1 ) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas


 

 
P3K di tempat kerja.
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.
 
Latar Belakang

o Sumber bahaya di tempat kerja, disadari tapi tidak dimengerti


dapat mengakibatkan cidera terhadap pekerja (manusianya)
o Adanya kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan kerja.
o Belum diselenggerakan P3K di tempat kerja
o Perlunya P3K di tempat kerja
Kecelakaan Industri

Jatuh Dari Ketinggian


Kejatuhan Benda
Terantuk, Tersandung, Tergelincir
Terjepit Diantara Benda
Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas Benda
Terpotong
Terkilir
Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan Suhu Tinggi/Korosif/Radiasi
Tersengat Arus Listrik
Lain-lain
Peraturan Perundangan Yang Terkait

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970


 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk memberikan P3K
 Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam
pemberian P3K

2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
 Pasal 2: Tugas pokok PKK;
 Pelaksanaan P3K
 Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
 Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk
kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
- Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
- Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor
pemberi jasa atau bagiannya.
- Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K

4. Peraturan Khusus AA
 Dragbar/Bale-bale
 Peti P3K/Peti khusus dokter
 Petugas P3K yang sudah dilatih
Pengertian

P3K adalah merupakan pertolongan pertama yang harus


segera diberikan kepada korban yang mendapatkan
kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan
tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.
Maksud Dan Tujuan

P3K dimaksudkan :
 Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan
yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan
lainnya.

P3K diberikan untuk :


 Menyelamatkan nyawa korban
 Meringankan penderitaan korban
 Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
 Mempertahankan daya tahan korban
 Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Kondisi Fisiologis Manusia

Pernafasan.
Denyut nadi.
Kesadaran.
Turgor (elastisitas kulit).
Reflek.
Sistem otot, kerangka dan sendi
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan 1
1. Pedoman tindakan : Prinsip P-A-T-U-T

P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak


A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga bebas
dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu
ada kecelakaan.
U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan 2
2. Ciri-ciri gangguan
 Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban
 Gangguan Umum
 Gangguan Lokal
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan 3
3. Kesiapan Fasilitas Pertolongan
 Personil.
 Buku petunjuk/buku pedoman P3K
 Kotak P3K & kotak khusus dokter
 Ruang P3K
 Alat angkut & transportasi
 Alat perlidungan
 Peralatan darurat
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan

2. Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan aliran dan matikan
sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan menghidupkan exhaus
ventilasi, jauhkan sumber
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan
keselamatan diri sendiri (dengan alat pelindung ).
Pemberian Pertolongan

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan
 Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung
paru
 Selimuti korban
 Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
 Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Gangguan Umum

- Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas


beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan).

- Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari


langsung, kekurangan zat asam/oksigen).

- Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang


luas, rasa nyeri yang hebat, kekuarangan cairan tubuh secara cepat,
keadaan allergi atau tidak tahan obat).
Gangguan lokal

1. Perdarahan atau luka yang disebabkan karena adanya


pembuluh darah terputus atau robek.
2. Patah tulang yang disebabkan karena adanya benturan
atau pukulan.
3. Luka bakar yang disebabkan karena panas kering, kontak
dengan aliran listrik, gesekan dari roda yang berputar,
asam dan basa kuat, panas yang basah.
Personil / Petugas P3K

Jumlah personil
Seleksi personil
Training personil
Tanggung jawab
PETUGAS P3K

Jumlah Jumlah Petugas


Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal
Jumlah dan jenis kotak P3K

Jumlah Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja


Pekerja Tempat Kerja dengan Tempat Kerja dengan
Faktor Risiko Rendah Faktor Risiko Tinggi
0 s.d 25 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IA Bentuk IIA
26 s.d 50 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IB Bentuk IIB
51 s.d 100 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IC Bentuk IIC
REKOMENDASI MINIMUM ISI KOTAK P3K BENTUK I
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1
REKOMENDASI MINIMUM ISI KOTAK P3K BENTUK II
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Bidai 2 4 6
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15 Sabun 1 1 1
16 Kerta pembersih (Cleaning Tissue) 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K umum 1 1 1
21. Buku Catatan 1 1 1
22. Daftar isi kotak 1 1 1
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyediaan Fasilitas

 Sifat Pekerjaan
 Jumlah bahan/sumber bahaya
 Pelayanan kesehatan terdekat
 Lokasi tempat kerja
 Jenis industri
 Jumlah pekerja
 Shift kerja
 Ukuran dan lay out perusahaan
Pengawasan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


Fasilitas :
• Kotak P3K
• Isi kotak P3K
• Buku pedoman
• Ruang P3K
• Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan
transportasi)


Personil :
• Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli K3
• Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja
Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja

Internal Perusahaan
1. Pengurus Perusahaan
2. Dokter Perusahaan/DPKTK
3. Ahli K3, Ahli K3 Kimia
4. Auditor Internal

External Perusahaan
5. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
6. Auditor External
-FIRST AID-
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
PENDAHULUAN

Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja
mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan
sampai dengan berat).

Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak
terjadi. Selain itu,keterampilan melakukan tindakan pertolongan
pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki
 

petugas P3K [First Aider], atau setidaknya setiap


karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan
pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja
maupun kegawatan medik.
TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT KERJA

1. Menyelamatkan jiwa di tempat kerja.


2. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses
penyembuhan.
3. Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban.
4. Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat
kerja.
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA
Prinsip-Prinsip dasar

1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-
lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan
lain. (Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah
untuk menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan
bernapas, luka bakar atau kejutan (SYOK).
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah
pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan
kesulitan bernapas bagi penderita.
4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
1. Penderita Syok/Terkejut

Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan
berkeringat. Nafasnya cepat.

Penanganan :

1. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih
tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya.

2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas untuknya.

3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan benar-
benar sadar
2.Tersedak Makanan

Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan. kepalkan tangan anda dan tekan kepala
ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas
pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas.
Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan
penderita.
3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata

Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk
menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain
kasa steril dan segera ke dokter.

Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung
saputangan bersih. Namun jika masih terasa tidak enak segeralah ke
dokter. Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia
atau serangga dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga


Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul, kompreslah
segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan
serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.
5. Keracunan


Berilah minum (air biasa,susu ,ataukelapa)sebanyak
mungkin hingga korban bisa muntah, dan bawalah
ke dokter. meski demikian, tidak selalu korban
muntah.
6. Luka Bakar


Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang
terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa
sakit hilang.

Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
7. Luka lecet/gores/tersayat


Cucilah dengan air dan
tutuplah luka dengan plester
atau band aid. Namun jika
luka gores/robek terlalu
besar, harus segera
ditangani dokter.
8. Perdarahan

Hentikan pendarahan
dengan cara menekan luka
atau sekitar luka. Tekan terus-
menerus. Jangan melepas
tekanan tiap sebentar hanya
untuk melihat apakah
pendarahan sudah berhenti.

Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, mungkin


 

nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di dekat luka, untuk
menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain. Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang

Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban
jika belum mahir melakukannya.

Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.

Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi
atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.

Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum
memperoleh pertolongan dokter.
10. Terkilir

Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari
bagian tubuh lainnya, untuk mencegah
pembengkakan, lalu segera meminta
pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut
yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika
ditangani oleh yang kurang professional, akan
berakibat buruk di kemudian hari.
11. Gangguan nafas atau bahkan sampai henti nafas
Untuk mengenal gangguan pada sistem pernapasan digunakan tahap
pemeriksaan dan penanganan sebagai berikut :
1.Penolong mengetahui apakah penderita masih bernapas atau tidak.
Tindakan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu
LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas korban).
11. Gangguan nafas atau bahkan sampai henti nafas

2. Bila sulit bernapas/bahkan tidak bernapas segera cari


bantuan/telepon ambulance. lakukan pemeriksaan jalan napas,
apakah terdapat sumbatan atau tidak(pangkal lidah, muntahan,
kotoran dalam mulut.)
3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah
membebaskan jalan napas dengan menarik lidah ke luar,
mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari)
Bila henti nafas dan henti jantung


Maka harus dilakukan pemberian pernapasan buatan dari
mulut ke mulut (mouth‑to‑mouth) dan kompresi dada.


Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga
(boneka) secara periodik.
 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut

 Baringkan penderita dalam posisi terlentang.


 Buka mulut penderita dengan cara menguakkan rahangnya. Jaga agar
selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam keadaan terbuka.
 Tutup lubang hidung penderita.
 Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita serta
perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali udara yang anda
tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat sesuatu yang
menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita.
 Berikan 2x napas bantuan

kemudian 
Pijat Jantung


Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua
telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di
bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan
telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi
tekanan. Lakukan dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
Pijat Jantung

You might also like