Professional Documents
Culture Documents
PADA KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA
ABDULLAH
Dasar Kompetensi
Dasar Kompetensi
Dasar Hukum
Pasal 3
Perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya menghadapi keadaan
darurat kecelakaan dan bencana industri, yang meliputi:
a. penyediaan personil dan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan
sesuai sampai mendapatkan pertolongan medik; dan
b. proses perawatan lanjutan.
Prosedur menghadapi keadaan darurat harus diuji secara berkala oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya
besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang untuk
mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang sebenarnya.
Pelaksanaan Rencana K3 (PP No.50/2012)
Dalam melaksanakan rencana dan pemulihan keadaan darurat setiap
perusahaan harus memiliki prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
secara cepat untuk mengembalikan pada kondisi yang normal dan
membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma.
PP No. 88 TAHUN 2019, Tentang Kesehatan Kerja
di dalam perusahaan, oleh oleh tenaga medis dan tenaga kerja yang
telah dilatih menjadi petugas P3K sesuai ketentuan yang berlaku
Permenaker No. 3 Tahun 1982
Pasal 2
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi
Pasal 2
P3K di tempat kerja.
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.
Latar Belakang
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
Pasal 2: Tugas pokok PKK;
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk
kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
- Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
- Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor
pemberi jasa atau bagiannya.
- Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K
4. Peraturan Khusus AA
Dragbar/Bale-bale
Peti P3K/Peti khusus dokter
Petugas P3K yang sudah dilatih
Pengertian
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan
yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan
lainnya.
Pernafasan.
Denyut nadi.
Kesadaran.
Turgor (elastisitas kulit).
Reflek.
Sistem otot, kerangka dan sendi
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan 1
1. Pedoman tindakan : Prinsip P-A-T-U-T
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan
Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung
paru
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Gangguan Umum
Jumlah personil
Seleksi personil
Training personil
Tanggung jawab
PETUGAS P3K
Sifat Pekerjaan
Jumlah bahan/sumber bahaya
Pelayanan kesehatan terdekat
Lokasi tempat kerja
Jenis industri
Jumlah pekerja
Shift kerja
Ukuran dan lay out perusahaan
Pengawasan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
•
Fasilitas :
• Kotak P3K
• Isi kotak P3K
• Buku pedoman
• Ruang P3K
• Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan
transportasi)
•
Personil :
• Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli K3
• Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja
Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan P3K Di Tempat Kerja
Internal Perusahaan
1. Pengurus Perusahaan
2. Dokter Perusahaan/DPKTK
3. Ahli K3, Ahli K3 Kimia
4. Auditor Internal
External Perusahaan
5. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
6. Auditor External
-FIRST AID-
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
PENDAHULUAN
•
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja
mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan
sampai dengan berat).
•
Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak
terjadi. Selain itu,keterampilan melakukan tindakan pertolongan
pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki
1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-
lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan
lain. (Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah
untuk menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan
bernapas, luka bakar atau kejutan (SYOK).
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah
pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan
kesulitan bernapas bagi penderita.
4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
1. Penderita Syok/Terkejut
•
Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan
berkeringat. Nafasnya cepat.
Penanganan :
1. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih
tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya.
2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas untuknya.
3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan benar-
benar sadar
2.Tersedak Makanan
•
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan. kepalkan tangan anda dan tekan kepala
ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas
pusat. Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas.
Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan
penderita.
3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata
•
Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk
menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain
kasa steril dan segera ke dokter.
•
Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung
saputangan bersih. Namun jika masih terasa tidak enak segeralah ke
dokter. Jangan sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia
atau serangga dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga
•
Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul, kompreslah
segera dengan es. Jika korban alergi terhadap sengatan
serangga tertentu, segeralah meminta pertolongan dokter.
5. Keracunan
•
Berilah minum (air biasa,susu ,ataukelapa)sebanyak
mungkin hingga korban bisa muntah, dan bawalah
ke dokter. meski demikian, tidak selalu korban
muntah.
6. Luka Bakar
•
Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang
terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa
sakit hilang.
•
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
7. Luka lecet/gores/tersayat
•
Cucilah dengan air dan
tutuplah luka dengan plester
atau band aid. Namun jika
luka gores/robek terlalu
besar, harus segera
ditangani dokter.
8. Perdarahan
•
Hentikan pendarahan
dengan cara menekan luka
atau sekitar luka. Tekan terus-
menerus. Jangan melepas
tekanan tiap sebentar hanya
untuk melihat apakah
pendarahan sudah berhenti.
nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di dekat luka, untuk
menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain. Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang
•
Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban
jika belum mahir melakukannya.
•
Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
•
Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi
atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
•
Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum
memperoleh pertolongan dokter.
10. Terkilir
•
Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari
bagian tubuh lainnya, untuk mencegah
pembengkakan, lalu segera meminta
pertolongan ahli atau dokter. Khusus untuk lutut
yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena jika
ditangani oleh yang kurang professional, akan
berakibat buruk di kemudian hari.
11. Gangguan nafas atau bahkan sampai henti nafas
Untuk mengenal gangguan pada sistem pernapasan digunakan tahap
pemeriksaan dan penanganan sebagai berikut :
1.Penolong mengetahui apakah penderita masih bernapas atau tidak.
Tindakan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu
LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas korban).
11. Gangguan nafas atau bahkan sampai henti nafas
•
Maka harus dilakukan pemberian pernapasan buatan dari
mulut ke mulut (mouth‑to‑mouth) dan kompresi dada.
•
Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga
(boneka) secara periodik.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
kemudian
Pijat Jantung
•
Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua
telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di
bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan
telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi
tekanan. Lakukan dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
Pijat Jantung