You are on page 1of 37

HUKUM PERSEROAN TERBATAS INDONESIA

Jeffri Santoso, SH, LLM, CMPM, MCIArb


REFERENSI

• Kitab Undang-undang Hukum Perdata


(KUHPerdata)
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
• UU Perseroan Terbatas (UU 40 Tahun 2007)
• Buku Terkait Karangan Yahya Harahap
• Buku Terkait Karangan R. Subekti
• Online Jurnal/Essay/Tulisan Lainnya Terkait
BADAN USAHA DAN BADAN HUKUM
BADAN USAHA BUKAN BERBENTUK BADAN HUKUM TERDIRI DARI:
1. Persekutuan Perdata
Dijelaskan dalam Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”) bahwa
persekutuan perdata (maatschap) adalah perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya;
Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata.
2. Firma
Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (“KUHD”) menjelaskan bahwa firma merupakan
suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama;
Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap firma.
3. Persekutuan Komanditer (“Commanditaire Vennootschap/CV”)
Terdiri dari pesero aktif dan pesero pasif/komanditer;
Pesero aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.
4. Usaha Dagang (UD) / Perusahaan Dagang (PD)
Kegiatan usaha perseorangan (bukan didirikan secara bersama) dan belum memiliki aturan
hukum baku namun diakui secara kebiasaan serta memiliki jurisprudensi di Indonesia.

3
BADAN USAHA DAN BADAN HUKUM

BADAN USAHA YANG BERBENTUK BADAN HUKUM TERDIRI DARI:

1.Perseroan Terbatas (PT)


PT harus memenuhi syarat-syarat yaitu merupakan persekutuan modal; didirikan berdasar perjanjian;
melakukan kegiatan usaha; lahirnya perseroan melalui proses hukum dalam bentuk pengesahan
pemerintah.

2.Yayasan
Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan
cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut dalam suatu badan usaha.  

3.Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan.

4
PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS

• Dasar Hukum Perseroan Terbatas (“Perseroan”) Indonesia:


Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (“UUPT”)

• Pengertian Perseroan:
Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
(Pasal 1 angka (1) UUPT)

5
BADAN HUKUM

PENGERTIAN BADAN HUKUM (RECHTSPERSOON/LEGAL


PERSON/LEGAL ENTITY)
• E. Utrecht:
“Badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi
pendukung hak. Badan hukum adalah setiap pendukung hak
yang tidak berjiwa, atau yang bukan manusia.”
• R. Subekti:
“Suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak
dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta
memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di
depan hakim.”

6
BADAN HUKUM[2]

BADAN HUKUM BUKAN BADAN HUKUM


(BADAN USAHA)
Pengurusan Terpisah dan bebas dari Menyatu dengan pemilik
pemilik modal modal

Tanggung Terbatas Bersifat pribadi, sampai pada


Jawab harta kekayaan pemilik

Jenis Perseroan Terbatas Perusahaan Dagang


Koperasi Persekutuan Perdata
Yayasan Firma
Persekutuan Komanditer

7
PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

• Syarat pendirian Perseroan:


1. didirikan oleh dua (2) orang atau lebih;
2. akta pendirian dibuat dalam bentuk akta notaris berbahasa
Indonesia;
3. setiap pendiri wajib mengambil bagian saham;
4. pengesahan badan hukum dari Menteri Hukum dan HAM
(“Menkumham”)

• Suatu Perseroan baru memperoleh status badan hukum pada


tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri (Menkumham) mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan.

8
PENDIRIAN [2]
PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN SEBELUM PERSEROAN BERSTATUS BADAN
HUKUM
1. Perbuatan Hukum yang Berkaitan Dengan Kepemilikan Saham.
Perbuatan hukum pendiri ini harus dicantumkan dalam akta pendirian
2. Perbuatan Hukum yang Dilakukan Calon Pendiri untuk Kepentingan Perseroan yang
Belum Didirikan.
 Perbuatan hukum calon pendiri akan mengikat Perseroan pada saat berstatus badan
hukum dan diterima secara tegas oleh RUPS.
 Persetujuan RUPS tidak diperlukan dalam hal perbuatan hukum dilakukan oleh semua
calon pendiri
3. Perbuatan Hukum yang Dilakukan oleh Organ Perseroan Secara Bersama-sama
Sebelum Berstatus Badan Hukum
 Merupakan tanggung jawab renteng dari organ perseroan
 Karena hukum menjadi tanggung jawab Perseroan pada saat Perseroan berstatus
badan hukum (tanpa persetujuan RUPS)
4. Perbuatan Hukum yang Dilakukan oleh Pendiri Sebelum Berstatus Badan Hukum
 Menjadi tanggung jawab pribadi pendiri yang bersangkutan
 Dapat menjadi tanggung jawab Perseroan apabila disetujui oleh RUPS pertama
Perseroan (selambat-lambatnya 60 hari setelah memperoleh status badan hukum.
9
PENDIRIAN [2]

FLOW CHART PENDIRIAN PT

PENGAJUAN PENGAMBILAN
PEMAKAIAN NAMA AKTA PENDIRIAN PT BAGIAN SAHAM
OLEH PENDIRI
PT

SK MENKUMHAM
PENGESAHAN NPWP DOMISILI PT
BADAN HUKUM

PENGUMUMAN
SIUP/TDP DI BERITA
NEGARA
10
MAKSUD DAN TUJUAN PERSEROAN
• Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umumm dan atau
kesusilaan.
• Tidak mencantumkan dengan jelas maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha dapat menyebabkan Perseroan cacat hukum
dan keberadaannya tidak valid.
• Pengurusan oleh Direksi diluar maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha Perseroan disebut sebagai ultra vires dan
berakibat batal demi hukum.

11
STRUKTUR MODAL PERSEROAN

MODAL DASAR MODAL MODAL DISETOR


(AUTHORIZED DITEMPATKAN (PAID UP CAPITAL)
CAPITAL) (ISSUED CAPITAL)
 Terdiri atas seluruh  Jumlah saham  Jumlah saham yang
nilai nominal saham yang sudah diambil telah dibayar penuh
oleh pendiri
(pemegang saham)
 Minimal Rp 50 juta  Minimal 25% dari  Minimal 25% dari
(kecuali ditentukan modal dasar harus modal dasar harus
lain oleh UU yang ditempatkan dibayar penuh
mengatur kegiatan
usaha tertentu

12
KLASIFIKASI PERSEROAN

PERSEROAN
TERTUTUP

Pasal 1 ayat 22 UU Pasar Modal:


 Sekurang-kurangnya 300 pemegang
PT PERSEROAN
saham;
 Modal disetor sekurang-kurangnya
PUBLIK Rp.3.000.000.000; atau
 Suatu jumlah pemegang saham dan
modal disetor yang ditetapkan dengan PP

 Perseroan Publik;
PERSEROAN
TERBUKA  Perseroan yang melakukan penawaran
umum (public offering) saham di Bursa

13
Cont’d

NON
FASILITAS

PT
PMDN

FASILITAS

PMA

14
SEPARATE ENTITY & LIMITED LIABILITY

• Pasal 3 ayat (1) UUPT:


Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi
atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang
dimilikinya.

• Dengan status badan hukum, Perseroan melindungi kepentingan


pemegang saham dengan membatasi tidakan Perseroan. Tindakan
Perseroan bukan tindakan pemegang saham.

• Harta kekayaan, hak dan kepentingan Perseroan terpisah dari


pemegang saham.

15
ORGAN PERSEROAN
DEWAN
RUPS DIREKSI KOMISARIS

 mempunyai wewenang yang tidak  pada saat pendirian Perseroan


diangkat oleh pendiri, namun  pada saat pendirian Perseroan
diberikan kepada Direksi atau Dewan diangkat oleh pendiri, namun
Komisaris dalam batas yang ditentukan untuk pengangkatan selanjutnya
yang berwenang mengangkat untuk pengangkatan selanjutnya
dalam UUPT dan/atau anggaran dasar yang berwenang mengangkat
(Hak Eksklusif); Direksi adalah RUPS;
Dewan Komisaris adalah RUPS;
 diadakan di tempat kedudukan  jumlah anggota Direksi
digantungkan pada faktor  jumlah anggota Dewan Komisaris
Perseroan atau dapat juga dilakukan di digantungkan pada faktor
tempat Perseroan melakukan kegiatan kegiatan usaha;
kegiatan usaha;
usaha utamanya  berfungsi menjalankan
pengurusan Perseroan;  Tugas utama Dewan Komisaris
 Ditinjau dari segi waktu
adalah melakukan pengawasan
penyelenggaraan RUPS, terdiri dari:  Memiliki kapasitas mewakili terhadap kebijaksanaan
a. RUPS Tahunan Perseroan baik di dalam maupun pengurusan dan jalannya
di luar pengadilan; pengurusan yang dilakukan oleh
b. RUPS Luar Biasa Direksi
 bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan apabila terbukti  bertanggung jawab atas kerugian
bersalah/lalai menjalankan Perseroan apabila terbukti
tugasnya bersalah/lalai menjalankan
tugasnya. 16
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (“RUPS”)

• Melalui RUPS para pemegang saham Perseroan melakukan


kontrol terhadap pengurusan yang dilakukan Direksi maupun
terhadap kekayaan serta kebijakan kepengurusan yang
dijalankan oleh manajemen Perseroan.

• RUPS memiliki kewenangan yang tidak diberikan kepada


Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan
dalam UUPT dan/atau anggaran dasar.

• Dalam UUPT dikenal:


1. RUPS Tahunan; dan
2. RUPS lainnya (RUPS diluar RUPS Tahunan)

17
RUPS TAHUNAN

RUPS
AGENDA, antara lain:
TAHUNAN • Laporan tahunan
• Laporan keuangan
• Laporan CSR
• Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi
dan gaji atau honorarium dan tunjangan
Pasal 78 ayat (2) UUPT:
bagi Dewan Komisaris
 WAJIB diadakan tiap tahun • Pertanggungjawaban Direksi dan
Komisaris Perseroan dalam menjalankan
 Diadakan dalam jangka waktu
tugas dan fungsinya selama 1 (satu)
paling lambat 6 (enam) bulan
tahun;
setelah tahun buku terakhir • Program kerja untuk tahun ke depan;
Pasal 82 UUPT: • Penunjukan auditor
 Pemanggilan dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal RUPS diadakan,
dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal
RUPS dilakukan melalui Surat
Tercatat dan/atau dengan iklan
dalam Surat Kabar.
18
RUPS LUAR BIASA

• Pasal 78 ayat (1) maupun ayat (4) UUPT menyebut RUPS


lainnya, namun dalam praktiknya sering dikenal sebagai
RUPS luar biasa (“RUPS LB”)

• RUPS LB dapat dilaksanakan setiap waktu dan berdasarkan


kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.

19
CONTOH AGENDA RUPSLB
pemberian penggabungan,
jaminan peleburan,
perusahaan pengambilalihan dan
Perubahan
anggaran dasar pemisahan

penjaminan
kebendaan/pemberian
agunan, atau
penjualan/pengalihan
permohonan sebagian besar harta
kepailitan RUPS LB kekayaan PT, yang
dan jumlahnya lebih dari
pembubaran 50% kekayaan
perseroan Perseroan dalam 1
terbatas (satu) transaksi atau
lebih, baik yang
berkaitan satu sama
lain mapun tidak

20
PIERCING THE CORPORATE VEIL
• Hapusnya perlindungan tanggung jawab terbatas pemegang saham
hingga dapat menjangkau harta pribadinya.
• Hal-hal yang menghapus tanggung jawab terbatas:
a. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau
tidak terpenuhi
b. pemegang saham terbukti beritikad buruk memanfaatkan
Perseroan untuk kepentingan pribadi
c. pemegang saham terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Perseroan
d. pemegang saham secara melawan hukum menggunakan
kekayaan Perseroan yang berakibat kekayaan Perseroan tidak
cukup untuk melunasi utang

21
KEPUTUSAN PEMEGANG SAHAM DI LUAR RUPS

• Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan


yang mengikat di luar RUPS dengan syarat semua
pemegang saham dengan hak suara menyetujui
secara tertulis dengan menandatangani usul yang
bersangkutan (Pasal 91 UUPT)

22
DIREKSI

• Diangkat oleh RUPS dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu dengan


apabila tidak memenuhi persyaratan.
• Fungsi utama Direksi menjalankan dan melaksanakan pengurusan
Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan dalam batas-batas kekuasaan atau kapasitas yang diberikan
undang-undang dan anggaran dasar kepadanya.
• Direksi berwenang untuk mewakili Perseroan baik di dalam maupun di
luar pengadilan untuk dan atas nama Perseroan.
• Anggota Direksi dapat terdiri dari satu (1) orang atau lebih. Dalam hal
anggota Direksi terdiri lebih dari satu (1) orang maka setiap anggota
Direksi berwenang mewakili Perseroan, kecuali anggaran dasar
menentukan lain.
23
DIREKSI [2]
KEWAJIBAN DIREKSI:
1. Wajib menjalankan pengurusan dengan itikad baik:
 Wajib dipercaya (fiduciary duty)
 Wajib melaksanakan pengurusan untuk tujuan yang wajar (duty to
act for a proper purpose)
 Wajib menaati peraturan perundang-undangan (statutory duty)
 Wajib loyal terhadap perseroan (loyalty duty)
 Wajib menghindari benturkan kepentingan (avoid conflict of
interest)

2. Pengurusan perseroan wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung


jawab:
 Wajib seksama dan berhati-hati (the duty of the due care)
 Wajib melaksanakan pengurusan secara tekun dan cakap (duty to
be diligent and skill)
24
DIREKSI [3]
KEWENANGAN DIREKSI MEWAKILI PERSEROAN
• Direksi merupakan organ Perseroan yang diberikan kewenangan oleh
undang-undang untuk mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama Perseroan, misal: menandatangani
perjanjian antara Perseroan dengan pihak lain.
• Direksi berwenang memberi kuasa kepada orang yang ditunjuknya untuk
bertindak mewakili Perseroan.
• Apabila Perseroan tidak diwakili oleh Direksi/kuasa Direksi pada saat
melakukan tindakan hukum, maka tindakan tersebut dapat dibatalkan dan
tidak mengikat Perseroan.
• Orang yang ditunjuk dapat merupakan karyawan Perseroan atau bukan
karyawan Perseroan.

25
DIREKSI [4]
TANGGUNG JAWAB DIREKSI
1. Tanggung Jawab Penuh Secara Pribadi
Apabila anggota Direksi terbukti bersalah atau lalai menjalankan
kewajiban pengurusan Perseroan tanpa itikad baik yang
menyebabkan kerugian Perseroan.
2. Tanggung Jawab Secara Tanggung Renteng
Apabila terjadi kerugian Perseroan yang disebabkan oleh anggota
Direksi yang telah menjalankan kewajiban pengurusannya dengan
itikad baik.

• Tanggung jawab Direksi dimulai sejak tanggal efektif


pengangkatannya oleh RUPS dan berakhir setelah adanya
pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) dari RUPS.

26
DIREKSI [5]

Pembebasan Anggota Direksi dari Tanggung Jawab Secara


Tanggung Renteng
Apabila anggota Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan
bahwa:
a. Kerugian Perseroan bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya,
b. Telah menjalankan pengurusan Perseroan dengan itikad baik
dan kehati-hatian sesuai Anggaran Dasar,
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan atas tindakan
pengurusan yang menyebabkan kerugian Perseroan,
d. Telah mengambil tindakan pencegahan atas kerugian
tersebut

27
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI & DEWAN
KOMISARIS
DIREKSI DEWAN KOMISARIS

 Menjalankan pengurusan Perseroan  Melakukan pengawasan atas kebijakan


pengurusan, jalannya pengurusan pada
 Mewakili Perseroan, baik di dalam umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun di luar Pengadilan maupun usaha Perseroan
 Bertanggung jawab atas kerugian  Memberi nasihat kepada Direksi
pengurusan Perseroan
 Dalam hal tertentu bertanggung jawab
 Membuat DPS, daftar khusus, risalah atas kerugian pengurusan Perseroan
RUPS, dan risalah rapat direksi
 Membuat risalah rapat Dewan Komisaris
 Membuat laporan tahunan dan menyimpan salinannya
 Memelihara seluruh daftar, risalah, dan  Melaporkan kepada Perseroan mengenai
dokumen keuangan Perseroan. kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan
 Memberikan laporan tentang tugas
pengawasan yang telah dilakukan.

28
DEWAN KOMISARIS (“DK”)

• Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan


pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan
anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi dengan itikad
baik dan kehati-hatian.

• DK dapat terdiri atas lebih dari satu (1) orang, selanjutnya disebut
sebagai Majelis. Setiap anggota DK tidak dapat bertindak sendiri-
sendiri, melainkan harus berdasarkan keputusan DK.

• Diangkat oleh RUPS dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu


dengan apabila tidak memenuhi persyaratan.

29
DEWAN KOMISARIS[2]

TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS


• Setiap anggota DK iktu bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan. Tanggung jawab pribadi melekat pada diri
anggota DK apabila ia bersalah atau lalai menjalankan tugas
pengawasan atau pemberian nasihat.
• Apabila anggota DK terdiri atas dua (2) atau lebih, tanggung jawab
bersifat renteng bagi setiap anggota DK.
• Anggota DK dapat dibebaskan dari tanggung jawab tersebut
apabila yang bersangkutan dapat “membuktikan” kerugian yang
terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
• Tanggung jawab DK dimulai sejak tanggal efektif pengangkatannya
oleh RUPS dan berakhir setelah adanya pembebasan tanggung
jawab (acquit et de charge) dari RUPS.

30
ANGGARAN DASAR

• Anggaran dasar berisi aturan internal dan pengurusan Perseroan.


Merupakan “perjanjian” yang berisi ketentuan tertulis mengenai
kekuasaaan dan hak-hak yang dapat dilakukan oleh pengurus
Perseroan.

• Anggaran dasar tidak boleh memuat ketentuan yang bertentangan


dengan aturan memaksa dalam UUPT. Dalam hal anggaran dasar
tidak mengatur, maka ketentuan dalam UUPT dapat diberlakukan.

• Anggaran dasar tidak boleh memuat (i) ketentuan tentang


“penerimaan bunga tetap” atas saham; (ii) ketentuan pemberian
“manfaat pribadi” kepada pendiri atau pihak lain.

31
ANGGARAN DASAR[2]

Nama & tempat kedudukan perseroan

Maksud & tujuan serta kegiatan usaha perseroan

Jangka waktu berdirinya perseroan

Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan & modal disetor


ANGGARAN DASAR
PERSEROAN Jumlah saham, klasifikasi saham, hak-hak yang melekat pada setiap saham &
nilai nominal setiap saham
(Pasal 15 ayat (1) UUPT)
Nama jabatan & jumlah anggota Direksi & Dewan Komisaris

Tara cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi &


Dewan Komisaris

Penetapan tempat & tata cara penyelenggaraan RUPS

Tata cara penggunaan laba & pembagian dividen

32
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

PERSETUJUAN MENTERI
HUKUM DAN HAM

a. Nama Perseroan dan/atau


tempat kedudukan Perseroan; PERUBAHAN
b. Maksud dan tujuan serta ANGGARAN DITETAPKAN OLEH
kegiatan usaha Perseroan; DASAR RUPS
c. Jangka waktu berdirinya PERSEROAN
Perseroan;
d. Besarnya modal dasar
e. Pengurangan modal
ditempatkan dan disetor; dan
atau
f. Status Perseroan yang tertutup Mulai berlaku sejak tanggal
menjadi Perseroan Terbuka atau diterbitkannya Keputusan
sebaliknya Menkumham mengenai perubahan
anggaran dasar

33
PERUBAHAN AD [2]
• Perubahan anggaran dasar lainnya cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum
dan HAM dan mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan
pemberitahuan perubahan anggaran dasar oleh Menteri Hukum dan HAM.
• Perubahan anggaran dasar harus dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dalam
bahasa Indonesia.
• Perubahan anggaran dasar yang tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang
dibuat notaris harus dinyatakan dalam akta notaris paling lambat 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS. Apabila telah lewat dari batas yang
ditentukan, maka perubahan tersebut tidak boleh dinyatakan dalam akta notaris.
• Permohonan persetujuan Menteri Hukum dan HAM untuk perubahan anggaran
dasar Perseroan harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal akta notaris yang memuat perubahan anggaran dasar. Setelah lewat dari
batas waktu yang ditentukan, permohonan persetujuan atau pemberitahuan
perubahan anggaran dasar tidak dapat diajukan atau disampaikan kepada Menteri
Hukum dan HAM.

34
PERUBAHAN AD [3]

• Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar terkait perpanjangan


jangka waktu berdirinya Perseroan harus diajukan kepada Menteri Hukum dan
HAM paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu berdirinya
Perseroan berakhir.
• Menteri Hukum dan HAM memberikan persetujuan atas pemohonan
perpanjangan jangka waktu Perseroan tersebut, paling lambat pada tanggal
terakhir berdirinya Perseroan.
• Untuk perubahan anggaran dasar terkait perubahan status Perseroan yang
tertutup menjadi Perseroan Terbuka mulai berlaku sejak tanggal:
1. Efektif pernyataan pendaftaran yang diajukan kepada lembaga pengawas
dibidang pasar modal bagi Perseroan Publik; atau
2. Dilaksanakan penawaran umum, bagi Perseroan yang mengajukan pernyataan
pendaftaran kepada lembaga pengawas di bidang pasar modal untuk melakukan
penawaran umum saham sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
dibidang pasar modal.

35
SKEMA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

RUPS mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan

Dinyatakan dalam Akta Notaris

Mendapatkan persetujuan Menteri ataupun mendapatkan


surat penerimaan pemberitahuan terkait perubahan anggaran
dasar Perseroan

Menteri mengumumkan perubahan


anggaran dasar tersebut dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia

36
TERIMA KASIH

37

You might also like