You are on page 1of 20

BAB IV

Wirausaha Pengolahan
Makanan
Khas Daerah yang
Dimodifikasi
Indonesia terkenal sebagai negara agraris, yang
sangat subur, dengan hasil pertaniannya cukup
melimpah. Begitupun dengan hasil perikanan
dan peternakannya. Nenek moyang kita sudah
terbiasa memanfaatkan sumber daya alam
(SDA) di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
akan makan dan minumnya, walaupun belum
ada pemahaman tentang makanan yang baik
dan/atau nilai gizi dari makanan yang
dikonsumsinya.
• Hasil SDA yang melimpah, cukup berlebih, seringkali tidak terserap
dengan dikonsumsi secara segar, terutama saat panen raya. Saat
musim panen tiba, seringkali kita melihat banyak SDA yang terbuang
karena busuk dan/atau harga turun drastis karena suplai yang
menumpuk. Dibutuhkan satu solusi yang cukup baik untuk
menanggulangi masalah ini, agar tidak terus terjadi. Teknologi
pengolahan untuk SDA ini, baik nabati maupun hewani, adalah hal
yang dibutuhkan, untuk dapat menyelamatkan SDA agar bisa lebih
tahan lama, sehingga harga bisa ditahan tidak merosot turun.
• Setiap daerah di Indonesia mempunyai makanan dan minuman khas,
yang kemudian menjadi ciri khas dari setiap daerah tersebut.
Makanan khas daerah, biasanya makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat di daerah tersebut, dengan cita rasa khas yang diterima
oleh masyarakat tersebut. Cita rasa khas ini dapat menjadi nilai lebih,
tetapi juga bisa menjadi nilai negatif jika tidak ditangani dengan tepat.
Sehingga pemilihan model penanganan yang tepat, sangat
diharapkan, untuk menjadikan makanan khas daerah ini menjadi lebih
bernilai baik dan bisa tersebar ke wilayah yang lebih luas.
• Teknologi pengolahan diharapkan dapat membantu menyelamatkan
SDA, baik nabati maupun hewani, menjadi produk dengan nilai
tambah yang lebih baik. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong
untuk menciptakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
tumbuh di setiap daerah, sehingga mampu melahirkan para
wirausaha baru, yang secara otomatis akan menyerap tenaga kerja,
sehingga mengurangi angka pengangguran.
• Wirausaha baru ini dapat diciptakan sedini mungkin, bahkan sejak
masih duduk di bangku sekolah. Sehingga kehadiran Mata Pelajaran
Kewirausahaan adalah menjadi salah satu usaha dan upaya untuk
mendorong remaja kita berpikir untuk memilih masa depannya
dengan menjadi wirausahawan. Berbagai wirausaha bisa dipilih,
sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya, dan salah satunya
adalah wirausaha di bidang makanan dan minuman.
A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah yang Dimodifikasi
• Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang
sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan
budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif dengan
keberagaman makanan tradisionalnya. Setiap daerah mempunyai
makanan khas yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan
dapat menjadi bagian dari daya tarik untuk pariwisata selain kekayaan
alam dan kesenian. Makanan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas
yang dinikmati di tempat, maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa
pulang.
• Makanan khas daerah masih dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun
kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk
dijual ke daerah lain dan/atau wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan
dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan khas daerah, misalnya
penunjukan suatu produk khas menjadi ikon daerah tersebut, aturan untuk
mewajibkan hotel/penginapan menyajikan welcome drink dengan minuman
khas daerah tersebut, pembuatan kemasan yang menarik dan bertuliskan
‘Oleh-Oleh Khas Daerah tersebut’. Upaya terobosan tersebut diharapkan
dapat membuka peluang usaha makanan khas daerah untuk didistribusikan
ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi
promosi positif untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah dan
pariwisata daerah.
• Otonomi daerah, peningkatan peran media cetak dan elektronik, serta
perhatian instansi pemerintah dan swasta terhadap sektor pariwisata
dan industri kreatif, merupakan faktor dukungan yang turut
mendorong wirausaha makanan khas daerah. Pemerintah dan
instansi-instansi swasta berpihak pada upaya mengembangan produk
kreatif berbasis budaya. Salah satu upaya mempromosikan produk
makanan khas Nusantara kepada dunia internasional adalah dengan
menetapkan Ikon Kuliner Indonesia pada 14 Desember 2012.
• Ikon Kuliner Indonesia saat ini diwakili oleh 30 jenis makanan khas
Indonesia. Makanan ini terdiri atas makanan pembuka, makanan
utama, dan makanan penutup yang dipilih dari seluruh Nusantara.
Makanan ini menjadi hidangan yang wajib disajikan pada acara
internasional. Pengenalan Ikon Kuliner Indonesia kepada dunia
internasional, tidak hanya dari resep dan rasa masakannya, melainkan
cara penyajian, serta sejarah, filosofi dan cerita- cerita yang berkaitan
dengan makanan tersebut. Makanan khas Indonesia akan menjadi
daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan lokal maupun dari
mancanegara untuk datang ke daerah-daerah di Nusantara.
• Ketersediaan satu tempat/area yang menyediakan produk-produk
khas daerah, tentu adalah dukungan akhir yang harus juga menjadi
perhatian Pemerintah Daerah. Oleh karena dorongan menghasilkan
produk yang baik akan menjadi kurang optimal, jika tidak didukung
oleh ketersediaan outlet yang mudah dijangkau dan/atau strategis.
Setiap Pemerintah Daerah sebaiknya menyediakan area tersebut,
yang dikelola secara profesional. Area tersebut diharapkan bisa
terpadu, antara tempat wisata, tempat kuliner, penginapan/hotel dan
outlet oleh-oleh.
• Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar
membuat makanan khas daerah menjadi pilihan potensial yang
ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan makanan khas daerah
selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga
otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan
penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat, khususnya di
daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan perekonomian
masyarakat daerah.
• Makanan khas daerah atau makanan tradisional, sangat potensial
dikembangkan, karena berbasis pada bahan baku yang tersedia di
sekitarnya. Makanan tradisional bisa mencakup segala jenis makanan
olahan, termasuk makanan utama, kudapan maupun minuman yang
dikenal dan lazim dikonsumsi di daerah tersebut. Kekhasan bahan
baku, cara memasak, dan filosofi dari makanan khas daerah, selalu
menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
• Kreatifitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan
khas daerah agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih
menarik, produk lebih awet, serta upaya promosi dan sosialisasi yang
lebih ditingkatkan. Pengembangan makanan khas daerah dapat
dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan dan pengemasan.
Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi
untuk tetap menjaga keberadaannya, juga tentu menjadi peluang
bisnis yang sangat baik.
• Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi
calon wirausahawan. Jenis wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal, baik
keahlian, minat dan kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan bahan baku
yang ada disekitarnya, dan peluang yang ada. Persoalan mencari ide wirausaha
seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausahawan. Banyak orang
yang mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai usaha sendiri, namun
tak kunjung juga menemukan ide wirausaha yang pas. Padahal ide wirausaha
dapat diperoleh dari mana saja, mulai dari apa yang kita lihat di lingkungan
sekitar, apa yang kita dengar sehari-hari, melihat potensi diri sendiri,
mengamati lingkungan, sampai dengan meniru wirausaha orang lain yang
sudah sukses. Intinya, ide wirausaha dapat dipilih dari upaya pemenuhan apa
yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan
kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai
dengan karakter dan hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan
berwirausaha yang tidak kita sukai.
• Kewirausahaan bidang makanan olahan bisa menjadi ide alternatif
yang sangat menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat
kuat dan melekat dari seorang dosen kewirausahaan senior di
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir. Soesarsono Wijandi, M.Sc. (Alm)
yaitu : “Selama manusia masih makan, maka bisnis makanan dan
minuman tidak akan pernah mati.”
• Pilihan wirausaha pada produk makanan khas daerah, adalah pilihan yang
tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang didapat dari
wirausaha bidang ini. Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang
karena daya tarik makanan khas daerahnya, kulinernya, dan daya tarik oleh-
oleh produk makanan olahannya.
• Sebagai seorang wirausahawan pemula, sangat dianjurkan untuk lebih kreatif
dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan
diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih
dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar
konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk khas
daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk,
maupun kemasannya.
• Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah
dengan beragam budaya, juga beragam makanan khas daerahnya.
Hampir di setiap daerah mempunyai makanan khas, misalnya Medan
dengan bika ambon dan sirup markisa, Padang dengan dadih dan
rendang, Sukabumi terkenal dengan mochi, Yogyakarta dengan
bakpia. Hal ini menjadi khasanah kekayaan tersendiri, yang
menjadikan peluang untuk dijadikan ide dalam pemilihan bidang
wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas daerah
juga tidak akan terlalu berat, karena tidak setiap orang dan semua
daerah dapat melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya yang
spesifik.

You might also like