You are on page 1of 50

IVAN ISHADI SOFYAN,, SKp.

,MM
Latar Belakang
Perubahan sosial yang cepat
Perubahan nilai –nilai moral etika & gaya hidup

1001 Permasalahan = stresor


Ketidakmampuan penyelesaian

Penurunan imunitas
Gangguan kesehatan fisik & mental =
stress
Stresor
adalah stimulus yang mengawali atau mencetus
perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan)

Kebutuhan dapat berupa kebutuhan


fisiologis,psikologis,sosial ,lingkungan,
perkembangan,spiritual atau kebutuhan kultural
Diklasifikasikan atas 2:
1.Stresor internal
2.Stresor eksternal
Contoh Stresor Psikososial
1. Perkawinan
2. Problem orang tua
3. Hubungan Interpersonal
4. Pekerjaan
5. Lingkungan hidup
6. Keuangan
7. Hukum
8. Perkembangan
9. Penyakit fisik/cedera
10.Faktor keluarga
11.trauma
Hubungan Psiko-Neuro-imunologi
(Psiko-Neuro-Endokrinologi)
Adaptasi Fisiologis

Susunan Saraf Pusat (medula


Stresor oblongata, otak,sistem
limbik,sistem transmisi
saraf/neurotransmiter
Kelenjar endokrin (sistem
hormonal & imunologi)

Stres Cemas Depresi


Adaptasi terhadap Stresor
Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stres.
Bertujuan : mempertahankan fungsi yang
optimal

Dimensi adapatasi :
fisik,perkembangan,emosional,intelektual,s
osil &spiritual
Kemampuan seseorang menghadapi
stres ditentukan oleh faktor
1. Pengalaman dengan stresor yang
serupa,sistem dukungan,persepsi
keseluruhan terhadap stresor
2. Yang berkenaan dengan praktik & norma
kelompok sebaya individu
3. Dampak lingkungan sosial yang
membantu individu beradaptasi terhadap
stresor
4. Sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stresor
DEFINISI STRES
Robbins& Coulter (1999) mendefinisikan
stress sebagai kondisi dinamis dimana
individu dikonfrontir dengan kesempatan
pembatas atau tuntutan yang berhubungan
dengan apa yang diinginkan dan yang
hasilnya dirasakan menjadi tidak menentu
serta penting
Definisi Stres
Hans Selye (2001) mendefinisikan stress
sebagai respon tubuh yang sifatnya non
spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya.
Cont : beban pekerjaan yang berlebihan
Model Stres
Digunakan untuk mengidentifkasi stresor bagi
individu tertentu dan memprediksi respon
individu tersebut terhadap stresor. Perawat
dapat membantu klien mengatasi respon tidak
sehat, non produktif.

Diklasifikasikan atas 3 model stres :


1.Berdasar respon
2.Berdasar stimulus
3.Berdasar transaksi
Model Stres Berdasar Respon

Mengkhususkan respon atau pola respon tertentu


yang mungkin menunjukkan stresor. Digunakan
oleh Selye (1976) dimana stres ditunjukkan
dengan reaksi fisiologis,GAS (general adaptation
syndrome)

Kelemahan : tidak memungkinkan


perbedaan individu dalam pola berespon
Model Stres Berdasar Stimulus

Berfokus pada karakteristik yang menggangu


di dalam lingkungan.

Model ini memfokuskan pada asumsi :


1.Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah norma
& membutuhkan tipe & durasi penyesuaian yang sama
2.Individu adalah resepien pasif dari stres, & persepsi
mereka terhadap peristiwa adalah tidak relevan
3.Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama
& penyakit dapat terjadi pada setiap titik setelah
ambang tersebut
Model Stres Berdasar Transaksi

Memandang individu dan lingkungandalam


hubungan dinamis, interaktif (Lazarus &
Folkman,1984)
Memandang stresor sebagai respon perseptual
individu yang berakar dari proses psikologis
(koping) & kognitif
Karakteristik Respon Stres

1. Respon stres alamiah,protektif dan adaptif


2. Terdapat respon normal terhadap stresor
3. Stresor fisik dan emosional mencetus respon
serupa hanya kebesaran dan polanya yang
mungkin berbeda
4. Terdapat keterbatasn dalam kemampuan
untuk mengkompensasi
5. Besar & durasi stresor yang besar dapat
menggagalkan mekanisme homeostasis
Karakteristik Respon Stres

6. Pemajanan berulang terhadap stimuli


mengakibatkan perubahan adaptif
7. Terdapat perbedaab individual dalam
beresspon terhadap stresor yang sama
Respon Stres

Terbagi 2 :
1. Respon Fisiologis
a. sindrom adaptasi lokal (LAS)
respon jaringan,organ atau bag tubuh
lain
b. sindrom adaptasi umum (GAS)
respon pertahanan dari keseluruhan
tubuh terhadap stres
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
Karakteristik LAS

1. Respon yang terjadi setempat


2. Respon adalah adaptif artinya stresor diperllukan
untuk menstimulasinya
3. Respon berjangka pendek
4. Respon adalah restoratif artinya membantu
memulihkan homesotasis tubuh

Contoh : respon nyeri,inflamasi


Sindrom Adaptasi Umum (GAS)

1. Respon melibatkan semua sistem tubuh terutama


saraf otonom & endokrin
2. Terdiri dari :
a. tahap alarm
b. tahap resisten (stabil)
c. tahap kehabisan tenaga
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
penggunaan kemampuan kognitif
untuk mengurangi
stres,memecahkan
masalah,menyelesaikan konflik &
memenuhi kebutuhan (Stuart &
Sundeen,1991)
3 tipe prilakunya :
(1) Prilaku menyerang
tindakan menyingkirkan/mengatasi suatu
stresor atau untuk memuaskan kebutuhan
(2) Perilaku Menarik Diri
menarik diri secara fisik/emosional dari
stresor

(3) Perilaku kompromi


mengubah metoda yang biasa
digunakan,mengganti tujuan atau
menghilangkan kepuasan terhadap
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
lain atau menghindari stres
b. Mekanisme pertahanan ego (Freud)
• Prilaku tidak sadar yang memberikan
perlindungan psikologis terhadap peristiwa
yang menegangkan.
• Digunakan : melindungi terhadap perasaan
tidak berdaya & ansietas
• Sering dipakai pada saat stresor jangka
pendek,gangguan psikiatrik (-)
contoh :
kompensasi,konversi,menyangkal,pemindaha
n tempat,identifikasi,regresi
(1) Kompensasi
penutupan suatu defisensi dalam satu aspek citra
diri dengan secara kuat menekan suatu gambaran
yang dianggap sebagai aset
(2) Konversi
secara tidak sadar menekan suatu konflik
emosional yang menghasilkan ansietas dan
memindahkannya menjadi gejala non organik
(3) Menyangkal
penghindaran konflik emosional dg menolak
secara sadar mengikuti segala sesuatu yang
mungkin menyebabkan nyeri emosional yang
tidak dapat ditoleransi
(4) Pemindahan tempat
memindahkan emosi, ide, keinginan dari situasi
yang menegangkan kepada penggantinya yang
lebih sedikit mengakibatkan ansietas
(5) identifikasi
pemolaan prilaku yang dilakukan oleh orang lain
dan menerima kualitas, karakteristik dan tindakan
orang tersebut
(6) Regresi
koping terhadap stresor melalui tindakan dan
perilaku yang berkaitan dengan periode
perkembangan sebelumnya
Tahapan Stres
(Dr.Robert J.Van Amberg, 1979)
1. Stres tahap 1
 Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
 Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi dari
biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi
dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan
 Merasa senang dg pekerjaanya & semakin
bersemangat namun tanpa disadari cadangan energi
menipis
2. Stres tahap II
stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang & timbul keluhan-keluhan sbb

 Merasa letih sewaktu bangu pagi


 Merasa mudah lelah sesudah makan siang
 Lekas merasa capai menjelang sore
 Sering mengeluh perut tidak nyaman
 Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-
debar)
 Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
 Tidak bisa santai
3. Stres tahap III
bila tetap memaksakan diri keluhan akan
semakin nyata & mengganggu

 Gangguan lambung usus semakin nyata


cont : gastritis,diare
 Ketegangan otot-otot semakin terasa
 Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional
semakin meningkat
 Gangguan pola tidu
 Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong
dan serasa mau pinsan)
4. Stres tahap IV
bisa tidak ditemukan sakit secara medis.
Namun gejala dapat muncul spt:
 Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera amat
sulit
 Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan &
mudah diselesaikan menjadi membosankan terasa
lebih sulit
 Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan
kemampuan untuk merespon secara memadai
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Gangguan pola tidur disertai mimpi yg
menegangkan
5. Stres tahap V

 Seringakali menolak ajakan karena tiada semangat


& kegairahan
 Daya konsentrasi & ingat menurun
 Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak
dapat dijelaskan apa penyebabnya
6. Stres tahap VI

 Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam


 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari yang ringan dan sederhana
 Gangguan sitem pencernaan semakin berat
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang
semakin meningkat, mudah bingung & panik
7. Stres tahap VII
tahap klimaks,seseorang mengalami serangan
panik & perasaan takut mati. Sering dibawa
ke UGD,ICCU meskipun tidak ditemuakan
kelainan fisik organ
 Debaran jantung teramat keras
 Susah bernafas (sesak & megap-megap)
 Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan keringat
bercucuran
 Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
 Pinsan atau kolaps
PENGKAJIAN

Mengkaji indikator stres dan koping dalam


semua dimensi adaptasi
1. Indikator fisiologis
2. Indikator perkembangan
3. Indikator emosional & perilaku stres
4. Indikator intelektual
5. Indikator sosial
6. Indikator spiritual
INDIKATOR FISIOLOGIS
Dipengaruhi situasi stres
Kenaikan tekanan darah
Peningkatan ketegangan otot leher,bahu,punggung
Peningkatan denyut nadi & frekuensi RR
Telapak tangan berkeringat
Tangan & kaki dingin
Postur tubuh tidak tegap
Keletihan
Sakit kepala
Gangguan lambung
 suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah,diare

 Perubahan nafsu makan

 Perubahan berat badan

 Perubahan frekuensi berkemih

 hasil lab abnormal : peningkatan hormon


kortisol,ACTH,katekolamin,hiperglikemia
 Gelisah : sulit tidur, sering terbangun saat
tidur
 Dilatasi pupil
TAHAP PERKEMBANGAN PENYAKIT
DALAM PENYAKIT AKIBAT STRES

Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap


1 2 3 4 5 6 7

Sehat Penyakit Kematian

Obat predikatif atau preventif Perawatan Medis


KLASIFIKASI STRES
BERDASARKAN SITUASI STRES
STRES RINGAN
Stresor yang biasa dihadapi setiap orang secara
teratur, kerusakan fisiologis (-).
Stresor yang banyak dalam waktu singkat dapat
meningkatkan resiko penyakit (Holmes Rahe,1976)
STRES SEDANG
Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
STRES BERAT
Situasi kronis berlangsung beberapa minggu sampai
tahun. Tinggi resiko keasakitan
Indikator Perkembangan

Bayi & anak kecil


Lingkungan responsif & empati :perkembangan
harga diri & pembentukan koping adaptif sehat
Lingkungan non responsif & empati :
Gangguan percaya diri kronis, menarik diri,ggn
hubungan interpersonal, ketergantungan dg orang lain

Bayi & anak kecil


Stres : anak tidak mampu & ketidakinginan
mengembangankan hubungan berteman
Remaja
Dukungan sosial adekuat: pengembangan rasa
identitas yang kuat & mampu menyesuaikan diri
terhadap stresr
Dukungan sosial inadekuat
Gangguan psikososial.timbul
kebingungan,pembrontakan, depresi & ansietas

Dewasa muda (masa transisi)


Stres : persiapan karier, hidup mandiri &
kemungkinan hidup berkeluarga. Terjadi konflik
harapan dengan realitas
Dewasa tengah
Stresor : peningkatan keletihan,penyakit
ringan,depresi, ketidakpuasan dg interaksi keluarga

Dewasa akhir (lansia)


Stresor : perubahan dalam keluarga & kemungkinan
kematian dari pasangan, perubahan penampilan fisik
& fungsi fisiologis.masalah emosional dominan
Indikator Emosional
 ansietas
 Depresi
 Kepenatan
 Peningkatan penggunaan bahan kimia
 Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola
aktivitas
 Kelehan menal
 [erasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 kehilangan motivasi
 Ledakan emosional & menangis
 Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
 Kecendrungan membuat kesalahan
 Mudah lupa & pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
 Ketidakmampuan bekonsentrasi
 Letargi
 Rentan terhadap kecelakaan
Indikator Intelektual

Stres berkepanjangan Gangguan intelektual

 kemampuan mendapat pengetahuan &


keterampilan terganggu
 Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
 Stres menghambat komunikasi antara Klien &
orang lain
 Tidak mampu mengatasi konflik
 Peningkatan ketergantungan dg orang lain
Indikator Sosial

Menggali bersama klien tentang besarnya, tipe,


kualitas interaksi sosial yang ada

Perawat waspadai perbedaan kultur dalam respon


stres / mekanisme koping
Indikator Spiritual

Stres berat

Kemarahan pada Tuhan


Individu memandang stresor sebagai hukuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• ansietas b.d perubahan status kesehatan,krisis
maturasi atau situasi
• Perubahan pertumbuhan &perkembangan b.d
perpisahan dari orang terdekat, krisis situasi
• Ketegangan peran pemberi perawatan b.d
penyesuaian terhadap diagnosa medis,
penyesuai thd penurunan tingkat
fungsi fisik
• Keletihan b.d tuntutan peran yang berlebihan,
tuntutan psikologis yang berlebihan
• Ketidakberdayaan b.d stres jangka panjang,
kehilangan keyakinan nilai
• koping keluarga tidak efektif ; menurun/tidak
mampu atau koping individu tidak efektif b.d
metoda kopping inadekuat, stres
berkepanjangan

• Risiko cedera b.d kerusakan kemampuan bicara

• Gangguan poa tidur b.d krisis maturasi atau


situasi
EVALUASI
 klien Mampu mengontrol faktor yang
menybabkan stres
 Klien mampu secara mandiri mengembangkan
strategi mereduksi stres

Menilai keefektifan penatalaksanaan stres


Menanggulangi Stress
 Kesadaran diri
 Mengingat tuhan dan berdoa
 Olah raga
 Relaksasi
 Terapi kognitif
 Mengendalikan perilaku diri
 Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius
 Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan keinginan
 Berpikir positif dan membuang pikiran negatif
 Menghindarkan diri dari persaingan
 Istirahat yang terartur
Pengukuran Stress
skala Holmes
Terdapat 36 butir pengalaman dalam kehidupan
seseorang yang masing-masing memiliki score
Score > 300 dlm 1 tahun = menunjukkan gejala
stres

Skala Miller & Smith (menilai derajat kekebalan


terhadap stres)
Terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang
dilakukan orang & diberi score dari1-5
Score < 30 = kebal 30-50 = kurang kebal
> 50-80 = tidak kebal terhadap stres
TERIMA KASIH
E

You might also like