You are on page 1of 29

MANAJEMEN

PERSEDIAAN
1. Salwa Gita R (2021.2.062)
2. Tia Alzahra (2021.2.063)
3. Valenciana da silva (2021.2.173)
4. Nita Nur Haliza (2021.2.206)
5. Risna Sania (2021.3.027)
6. Didah Fariidah (2021.3.042)
7. Nurul Hasanah A (2021.3.053)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Agenda Style
01 Manajemen Persediaan

02 Model Persediaan Tradisional : EOQ

03 Model Persediaan Just In Time

04
Teori Kendala
Apa itu Persediaan ?
“ Persediaan (inventory) adalah sejumlah bahan atau barang yang disimpan untuk
mendukung kontinuitas kegiatan manajemen operasi. Persediaan terdiri dari bahan
baku, bahan penolong, peralatan dan suku cadang, barang setengah jadi, maupun

barang jadi.

Your Text Here


Contents
FUNGSI PERSEDIAAN

Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan an-


tara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Persediaan da-
pat melayani beberapa fungsi akan menambahkan fleksibilitas operasi
perusahaan.

Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2007) :

1. Fungsi Decoupling
2. Fungsi Economic Lot Sizing
3. Fungsi Antisipasi
Tujuan persediaan

Beberapa hal yang menyangkut tujuan menyelenggarakan persediaan


bahan baku adalah :

1. Bahan yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi perusahaan


tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jum-
lah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut untuk
proses produksi perusahaan tersebut.
2. Apabila perusahan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan
bahan baku yang dipesan belum datang, maka proses produksi dalam pe-
rusahaan tersebut akan terganggu.
3. Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka perusahaan da-
pat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak.
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Margaretha (2014) menjelaskan system dalam pengendalian persediaan, yaitu :

1. Red Line Method


2. Two-bin Method
3. Computerized Inventory Control System
4. Just-in-time System
KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN

Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum,


diperlukan jawaban atas dua pertanyaan mendasar sebagai
berikut :

1). Kapan melakukan pemesanan ?

2). Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan


pemesanan Kembali ?
Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu :

1. Pendekatan titik pemesanan Kembali (reorder point approach)

2. pendekatan tinjauan periodik (periodic review approach)

3. Material requitment planning (MRP)


BIAYA PERSEDIAAN
Biaya Pemesanan (Ordering Costs)

Biaya Setup (Setup Costs)

Biaya Penyimpanan (Carrying Costs)

Biaya kekurangan persediaan (Stockout Costs)

Biaya bahan atau barang itu sendiri


Manajemen Persediaan
Persediaan menjadi sangat penting karena persedian Mengelola inventaris untuk keunggulan
berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif meliputi:
kompetitif jangka panjang.

xt.
a nd Te
e x t Here s, p h otos
Your
T lor
h a n ge co
to c
Easy
xt.
re o s a nd Te
He hot
o u r Text co lors, p
Kapasitas Rekayasa
Kemampuan Y
Tenggang chang
e Profitabilitas
Kualitas merespon Harga s y to Lembur
berlebih Produk
pelanggan Ea
waktu keseluruhan

an d Text.
t H ere p h otos
Te x lors,
t. Your ge co
s an d Tex to c h a n
Here ph ot o Easy
Text olors
,
Your an g e c
to ch
Easy
Model Persediaan
Economic Order Quantity (EOQ) : Model Persediaan
Tradisional

Model Persediaan Just In Time (JIT)


.
EOQ :
Economical Order Quantity (EOQ) adalah suatu metode yang Model
digunakan untuk mengoptimalkan
pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan Persediaa
sehingga efisiensi persediaan bahan dalam perusahaan dapat n
berjalan dengan baik.
Tradision
Dasar penentuan : Perimbangan antara Biaya pesanan dan Biaya
penyimpanan
al

Economical Order Quantity terjadi pada saat biaya pemesanan =


biaya penyimpanan.
(procurement costs = carrying costs)
Metode EOQ (Economic Order Quantity)

EOQ berarti jumlah unit barang atau bahan yang harus dipesan setiap kali
mengadakan pemesanan agar biaya-biaya yang berkaitan dengan pengadaan
persediaan minimal. EOQ juga bermakna jumlah unit pembelian yang paling
optimal.

Metode ini dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun
yang diproduksi sendiri.

Menurut Husnan (2006), Model Economic Oreder Quantity adalah model


yang sering dibicarakan dalam berbagai buku teks . Model ini mendasarkan
pemikiran yang sama dengan waktu kita membicarakan model persediaan
pada pengelolaan kas.
TOTAL BIAYA
Total biaya pemesanan dan penyiapan dapat diuraikan dengan persamaan berikut:
TC = biaya pemesanan + biaya penyimpanan
= PD/Q + CQ/2

Q = EOQ = √2PD/C

Dimana:
TC = total biaya pemesanan/setup dan biaya penyimpanan
P = biaya pemesanan/setup
D = permintaan tahunan yang diketahui
Q = jumlah unit yang dipesan dalam setiap pemesanan
C = biaya penyimpanan sediaan selama satu tahun
Contoh:
Perusahaan X adalah perusahaan yang menggunakan model persediaan tradisional.
Diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan setiap kali mengajukan dan memproses pesanan pada supplier
adalah sebesar $25 per pesanan. Pada setiap pesanan, PT X selam ini memesan dalam batch sebanyak
1.000 unit.
Estimasi total permintaan dalam satu tahun adalah 10.000 unit.

Terkait dengan penyimpanan, untuk setiap unit yang disimpan di gudang, PT X harus mengeluarkan biaya
Sebesar $2 per unit.

Berapakah total baiaya inventory? Dan sebaiknya berapa unit yang dipesan untuk setiap pesanan untuk
Menimalisir kos secara optimal.

D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit
P = $25 per order
C = $2 per unit
D = 10.000 unit
TC = (PD/Q) + (CQ/2) Q = 1.000 unit
TC = ({25}{10.000}/1.000)+({2}{1.000}/2) P = $25 per order
TC = (250.000/1.000)+(2.000/2) C = $2 per unit
TC = (250)+(1.000)
TC = $ 1.250

EOQ =(2PD)/C
EOQ = (2{25}{10.000})/2
EOQ = 250.000
EOQ = 500 unit
Reorder Point (ROP)

Titik pemesanan (ROP = reorder point), yaitu titik waktu dimana pesanan baru harus
dilakukan/setup dimulai.
Titik pemesanan ini merupakan suatu fungsi dari EOQ, waktu tunggu (lead time), dan
tingkat dimana sediaan pada saat persediaan habis.

Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima EOQ setelah dilakukan
pemesanan/dimulainya setup.

untuk menentukan waktu tunggu yang optimal apabila jangka waktu antara pemesanan
bahan baku dengan datangnya bahan ke dalam perusahaan
cenderung berubah-ubah, sehingga resiko perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Untuk menghindari timbulnya biaya stockout dan meminimalkan biaya penyimpanan, pemesanan harus
dilakukan sehingga barang bisa sampai segera setelah sediaan yang terakhir digunakan.

ROP = tingkat penggunaan x waktu tunggu

Titik Pemesanan Ulang (ROP) persamaan:


= Tingkat penggunaan x Waktu tunggu
= 50 bagian per hari x 4 hari
= 200 bagian
RUMUS:Persediaan keselamatan

Persediaan keselamatan:
= Lead time x (maksimum – rata-rata penggunaan)
= 4 hari x (60 – 50)
= 40 bagian

Reorde Point = (LD x ADU) + SS


Ket: LD = Lead Time
AU = Average Usage = pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
Untuk mengatasi ketidakpastian permintaan, perusahaan biasanya memilih untuk mempersiapkan persediaan
pengaman (safety stock), yaitu tambahan sediaan yang digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan.
Safety stock dihitung dengan mengalikan waktu tunggu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimum
dan tingkat penggunaan rata-rata. Dengan adanya safety stock ini, maka perhitungan ROP menjadi:

ROP = (tingkat penggunaan rata-rata x waktu tunggu) + safety stock


RUMUS:ROP + Stok Pengaman

Persamaan Reorder Point (ROP):


= Tingkat penggunaan x Waktu tunggu+ Stok pengaman
= 50 bagian per hari x 4 hari+ 40
= 240 bagian
Manajemen Persediaan JIT
Just In Time

JIT merupakan suatu sistem yang mendorong produksi barang berdasarkan


permintaan pada saat ini, bukan melalui mekanisme terjadwal yang didasarkan
pada antisipasi atas suatu permintaan.

Konsep pembelian JIT menuntut pemasok untuk


mengirimkan bahan baku dan komponen produksi
lainnya pada saat proses produksi akan dilaksanakan

Pasokan bahan harus dihubungkan dengan produksi


dan proses produksi dihubungkan dengan
permintaan.
Keterbatasan JIT

Perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menjalain hubungan


yang baik dengan pemasok.

Pengurangan yang drastis terhadap tingkat sediaan dapat


menyebabkan tersendatnya arus kerja dan menimbulkan
tingkat stress yang tinggi di antara karyawan.

Tidak adanya sediaan yang dapat digunakan untuk


mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul
selama proses produksi.

Adanya risiko yang ditempatkan pada penjualan saat ini untuk


memperoleh jaminan penjualan di masa yang akan datang.
Proses produksi yang menggunakan pengawasan persediaan JIT idealnya
adalah:

a) Membutuhkan system informasi persediaan dan produksi yang tepat


b) Pembelian dengan efisiensi tinggi
c) Pemasok yang dapat diandalkan
d) Sistem pengelolaan yang efisiensi

Fitur inventaris dasar JIT membahas bagaimana fasilitas manufaktur dapat


dirancang untuk mempromosikan pemberdayaan karyawan & kualitas
produk
Perbedaan Sistem
Tradional VS Just In Time (JIT)

Tradisional Just In Time

Persediaan tidak Basis pemasok Persediaan Basis pemasok


Sistem tarikan Sistem dorongan
signifikan sedikit signifikan banyak

Kontrak jangka Kontrak jangka Pemanufakturan


Pemanufakturan Karyawan Karyawan
panjang dengan pendek dengan berstruktur
berstruktur seluler berkeahlian ganda terspesialisasi
pemasok pemasok departemen

Gaya manajemen Gaya manajemen


Jasa Keterlibatan Jasa Keterlibatan
sebagai penyedia sebagai pemberi
terdesentralisasi karyawan tinggi tersentralisasi karyawan rendah
fasilitas perintah

Total quality
06 Acceptable
quality level
control (TQC) (AQL)
Teori Kendala (Theory of Constraints - TOC)

Salah satu kritik terhadap ABC adalah kegagalannya untuk


mengidentifikasi dan menghapus kendala. Kendala adalah segala
sesuatu yang membatasi kinerja (merupakan mata rantai terlemah
dalam suatu sistem). Kendala dapat bersifat internal maupun
eksternal.Teori kendala yang dikemukakan oleh Eliyahu Goldratt
berfokus pada
usaha-usaha perbaikan berkesinambungan yang secara sistematis
menyingkirkan kendala. Pendekatan untuk terus mengusahakan
perbaikan operasi secara menyeluruh merupakan suatu rangkaian
tugas.
Langkah-langkah TOC
Lima langkah yang merupakan rangkaian tugas untuk meningkatkan
kinerja, terdiri dari:
1. Mengidentifikasikan kendala sistem yang dihadapi perusahaan.
2. Menetapkan bagaimana mengekploitasi kendala sistem.
3. Menempatkan keputusan yang dibuat pada langkah kedua sebagai prioritas,
sedangkan hal-hal lain hendaknya mengikutinya (mengembalikan segala sesuatu
yang lain pada keputusan sebelumnya).
4. Mengevaluasi kendala sistem dengan meningkatkan tingkat kapasitas kendala
perusahaan.
5. Mengulangi proses: jika dalam langkah sebelumnya kendala telah disingkirkan.
TERIMA KASIH !

You might also like