You are on page 1of 19

Teknologi Bahan

Presentase
STANDAR TEGANGAN LELEH PADA BAJA

Tegangan leleh adalah nilai tegangan yang ketika terlampaui, maka material akan
meregang dengan sangat cepat meskipun perubahan tegangannya tidak terlalu besar.
Setelah melampaui tegangan leleh, material akan meregang dengan kecepatan yang jauh
lebih cepat dari sebelumnya, sehingga nyaris 'tanpa perlawanan', sebelum akhirnya putus
pada suatu titik yang disebut 'tegangan ultimit'.

Dari hasil pengujian,tegangan leleh dianggap sebagai tegangan yang menimbulkan


regangan tetap sebesar 2%. Pada saat suatu material baja menerima panas dengan
temperatur mencapai 700oF (370oC), tegangan leleh dan kekuatan tariknya akan
menurun berbanding lurus dengan kenaikan temperatur yang diterimanya. Tegangan leleh
akan berkurang berkisar 60% sampai dengan 70% ketika temperatur yang diterima
material baja tersebut telah melewati 1000oF (540oC).
Elemen baja merupakan suatu material yang bersifat thermoplastic. Pada saat temperatur
mencapai kira-kira sebesar 1300 OF atau lebih titik leleh baja akan mengalami penurunan
secara drastis. Hal ini menyebabkan penurunan kekuatan dari elemen baja yang akhirnya dapat
mengakibatkan keruntuhan struktur.

Tabel Pengujian
JENIS SIMPUL SAMBUNGAN BAJA

 Sambungan Baja

Di dalam struktur rangka sambungan pelat ataupun sambungan profil baja tidak dapat
dihindari karena ada kemungkinan suatu profil baja kurang panjangnya, tetapi selain itu
ada juga kemungkinan diadakan sambungan karena pertemuan suatu batang dengan
batang yang lain pada satu titik buhul, dengan menggunakan pelat buhul. Alat
penyambung yang lazim digunakan untuk profil baja ialah baut, paku keling dan Las.

Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las. Baut
yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut
berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut
yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type
yaitu : Baut baja karbon sedang, Baut baja karbon rendah, dan Baut baja tahan karat.
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi
masih banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuatkonstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat
dibongkar/dilepas kembali
 Type Sambungan Baja
Sambungan baja dalam perencanan struktur
(konstruksi) baja didasarkan pada tipe profil
baja yang dipakai, secara umum
sambungan terbentuk didasarkan atas
hubungan sambungan sebagai berikut:
1. Sambungan antar balok (balok dengan
balok); Sambungan ini merupakan
sambungan yang menghubungkan antara
balok dengan balok,yaitu jenis
sambungan memanjang, sehingga
menjadikanbaja profil yang menerus
secara horizontal. Sambungan baja
ini dapat dilakukan dengan
menggunakan profil yang sama dan
sejenis atau dengan profil yang
berbeda.Sambungan atau hubungan
kedua profil yang disambung, dapat
menggunakan salah satu jenis
sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las.
 Sambungan antar Kolom (kolom dengan
kolom); Sambungan ini merupakan
sambungan yang menghubungkan
antara Kolom dengan Kolom,
sehingga mendapatkan Profil yang
menerus secara vertikal.Sambungan
baja ini dapat dilakukan dengan
menggunakan profil yang sama dan
sejenis atau dengan profil yang
berbeda.Sambungan atau hubungan
Kolom-kolom pada konstruksi merupakan
kedua profil yang disambung, dapat
elemen struktur yang menerima beban-
menggunakan salah satu jenis
beban dari balok dan pelat yang
sambungan atau kombinasi dari beberapa
diteruskan ke pondasi. Kolom mengalami
alat sambung, baut, paku dan las
tekan aksial searah sumbunya dan
penempatan balokyang mempunyai
eksentrisitas menimbulkan gaya-gaya
lentur. Tidak seperti elemen struktur tarik
yang bebannya cenderung menahan elemen
struktur pada posisinya, elemen struktut
tekan sangat peka terhadap faktor-faktor
yang dapat menimbulkan peralihan lateral
 Sambungan Balok dengan kolom;
Sambungan ini merupakan sambungan
antara balok yang dihubungkan dengan
Kolom sehingga mendapatkan
Sambungan Siku, sambungan baja ini
dapat dilakukan dengan merakit Balok
pada tepi Flens/Sayap maupun pada
Web/Badan Kolom yang dibantu
dengan Pelat Penyambung ataupun
Profil yang lainnya. Sambungan baja
ini dapat dilakukan dengan
menggunakan profil yang sama dan
sejenis atau dengan profil yang
berbeda.Sambungan atau hubungan
kedua profil yang disambung, dapat
menggunakan salah satu jenis sambungan
atau kombinasi dari beberapa alat
sambung, baut, paku dan las.
 Sambungan Titik Buhul (Simpul);
Sambungan ini merupakan sambungan
yang menyatukan beberapa
Batang/Balok menjadi satu Titik
Buhul (Simpul) atau Titik Pertemuan,
sambungan ini dilakukan dengan cara
memberi Pelat Baja (Pelat
Buhul/Simpul) sebagai titik pertemuan
batang-batang aksial tersebut.
Sambungan baja ini dapat dilakukan
dengan menggunakan profil yang sama
dan sejenis atau dengan profil yang
berbeda.Sambungan atau hubungan kedua
profil yang disambung, dapat
70menggunakan salah satu jenis
sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las
TEKNIK PEMASANGAN BAJA

Ada beberapa teknik pemasangan struktur baja sebagai berukut :

1. Pemasangan angkur bolt dan penentuan titik angkur bolt pentuan ketinggian lavel angkur
tersebut
2. Mobolisasi Material baja Unloading pembongkaran atau Penurunan material baja mengunakan
truk trailer dan excavator
3. Pemasangan kolom baja pada titik angkur yg telah di tentukan sesuai dengan shop drawing dan
sediakan peralatan pekerjaan
4. Pemasangan Tie Beam
5. Pemasangan rafter pada kolom
6. Pemasangan ereksi rafter baja
7. Penguatan rafter mengunakan purlin
8. Seting join rafter
9. Pemasangan purlin gordeng
10. Pemasangan trestang
11. Pemasangan tali angin (pengikat rafter)
12. Pemasangan atap dan pemsangan talang
Anchor atau angkur baja berfungsi sebagai alat pengait atau pondasi pada kolom
konstruksi bangunan atua tiang-tiang lampu jalan atau pondasi tiang
lainnya" Angkur Bolt atau sering disebut sebagai Anchor, adalah sejenis paku yang
berfungsi menyatukan struktur atas dengan bawah.

Pemasangan kolom
angkur

Pemasangan angkur
Pemasangan rafter
Contoh konstruksi baja

bracing trekstang
Pemasangan gording
STANDAR NOTASI BAUT SAMBUNGAN
Jika dibandingkan dengan baut hitam
 Baut Mutu Tinggi (HTB)
tegangan geser ijin = 960 kg/cm2
High Tension Bolt (Baut Mutu Tinggi) tegangan tarik ijin = 1600 kg/cm2
Digunakan pada sambungan baja profil Dua
jenis utama baut mutu tinggi : Diameter HTB
1. A325 Ø12, 16, 19, 22, 25, 29, 32, 35
2. A490
Umumnya dipergunakan A325 dalam
konstruksi
Diameter baut kekuatan tinggi antara ½ dan 1
½ inci (3 inci A449). Diameter yang paling
sering digunakan pada konstruksi gedung
adalah ¾ inci dan 7/8 inci, sedang ukuran yang
paling umum dalam perencanaan jembatan
adalah 7/8 inci dan1 inci
 Teknik baut htb
Tegangan Geser Ijin : A325 = 17,5 ksi = 1225
kg/cm2 A490 = 22 ksi = 1540 kg/cm2
Tegangan tarik ijin A325 = 44 ksi = 3080
kg/cm2 A490 = 54 ksi = 3780 kg/cm2
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SAMBUNGAN
1. Kelebihan Dan Kekurangan Sambungan Las
Sesungguhnya walau kita telah akui, sambungan baja yang paling familiar saat ini
adalah las dan baut. Namun 2 jenis sambungan ini juga memiliki kelebihan serta
kekurangan.
 Kelebihan Sambungan Las
Alasan beberapa orang memilih sambungan baja menggunakan las, karena memiliki banyak
kelebihan. Tetapi perlu kita ketahui dengan adanya kelebihan-kelebihan seperti ini, pelaksanaan
pengelasan baja konstruksi tetap harus kita lakukan mengikuti teknik/prosedur. Berikut ini adalah
kelebihan penyatuan baja dengan sistem las:
1. Pertemuan bahan baja pada titik sambung dapat melumer bersama elektroda las, yang menyatu
secara bersama-sama sehingga baja menjadi lebih kokoh,
2. Permukaan profil baja yang kita sambung lebih bersih, walau ada sedikit tonjolan bekas
pengelasan namun tonjolan tersebut memiliki pola yang rapi,
3. Akibat adanya sambungan las beban pada konstruksi tidak bertambah banyak, yakni berkisar 1
s/d 1,5% dari berat konstruksi,
4. Luas penampang profil tetap utuh seperti semula sebab tidak terjadi lubang, sehingga dari segi
kekuatan tetap terjamin,
5. Sambungan las menjadi pilihan terbaik untuk kita terapkan pada rangka baja yang berbentuk
khusus, misalnya konstruksi atap kubah atau lengkung.
6. Proses pengerjaan lebih praktis dan cepat karena bisa kita lakukan pada workshop maupun
proyek.
 Kekurangan Sambungan Las
Dari segi kekurangan, sambungan baja yang
menggunakan las, tentu tidak kita harapkan sampai
berdampak pada kualitas pekerjaan. Tetapi kita jadikan
sebagai antisipasi pada setiap detail pelaksanaan.
Perhatikan berikut ini beberapa kekurangan sistem
sambungan las pada baja:
1. Kekuatan sambungan las tergantung oleh kualitas
pengelasan baja, artinya bila pengelasan kita lakukan
dengan metode/teknik yang baik maka hasilnya juga
akan baik, demikian juga sebaliknya.
2. Kesalahan sedikit saja sewaktu pelaksanaan sambungan
dapat berakibat fatal. Antaranya jika terjadi cacat las,
maka dapat kita pastikan cacat las tersebut menjadi titik
lemah konstruksi,
3. Untuk kasus tertentu kita perlu menghaluskan
permukaan baja yang tidak rata akibat adanya tonjolan
pegelasan. Silahkan baca Panduan Penggunaan Alat
Mesin Gerinda untuk kerja baja.
4. Biaya pegelasan baja sering tidak muncul secara
spesifik pada BoQ atau dalam penawaran harga,
padahal untuk anggaran pelaksanaan sambungan las
cukup tinggi.
5. Komponen/rangka menjadi bersifat tetap atau statis,
2. Kelebihan Dan Kekurangan Sambungan Baut

Selanjutnya sistem sambungan yang kedua, paling banyak kita temui pada konstruksi jembatan,
bangunan pabrik, gudang, tower listrik, pemancar dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan las,
sambungan yang menggunakan baut juga memiliki kelebihan maupun kekurangan.  

 Kelebihan Sambungan Baut


Guna mengetahui bagaimana kelebihan sambungan baut pada sebuah konstruksi, perhatikan
gambar tersebut. Hal ini sekaligus memberi kita gambaran betapa besar peran baut pada sebuah
sambungan.
1. Adapun jenis-jenis kelebihan sambungan baut adalah sebagai berikut:
2. Memudahkan kita untuk melakukan pengiriman bahan ke lokasi proyek, sebab setiap bagian
komponen/rangka baja masih terpisah satu dengan yang lain,
3. Proses perakitan serta pemasangan konstruksi lebih cepat dan mudah,
4. Dapat kita terapkan untuk konstruksi yang memiliki bentang lebar serta pada bangunan
bertingkat,
5. Hasil sambungan cukup rapi, serta tidak perlu menghaluskan permukaan baja yang telah kita
sambung,
6. Konstruksi mudah kita lepas atau bongkar sebab seluruh bagian komponen/rangka baja terikat
dengan baut,
7. Sebagian besar biaya pengadaan dan pemasangan baut telah masuk dalam BoQ atau penawaran
harga.
2. Kekurangan Sambungan Baut

Masih berdasarkan gambar, adanya memungkinkan


konstruksi tidak kokoh yaitu bila pemasangan baut tidak kita
laksanakan dengan benar. Adapun potensi resiko tersebut
sebenarnya dapat kita antisipasi, jikalau telah mengetahui
beberapa kekurangan sistem sambungan ini, yaitu:

3. Lubang baut yang terlalu kecil/besar akan berdampak


rangka baja tidak terpasang dengan sempurna,
4. Pembuatan beberapa lubang baut pada permukaan baja
dapat mengurangi kekuatan bahan,
5. Perlu perawatan secara berkala terhadap potensi kerusakan
baut serta adanya baut yang longgar atau lepas,
6. Proses pengerasan 1 buah baut yang tidak sempurna, dapat
berakibat pada kekuatan struktur secara keseluruhan,
7. Terjadi penambahan beban pada konstruksi, yakni akibat
adanya berat beberapa buah baut yang terpusat pada satu
titik sambung.
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/baja);
SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi Umum;
SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;
SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung.

You might also like