You are on page 1of 13

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

 Mahendra Paramanandana R I0118084


 Anggie Herlambang Ainul Yaqien Machsuni Hadi I0118023
 Ramadhan Yahya I0118121
 Vinot Irvan Ardiya I0118141
 Zighri Fahroni Triputro I0118149
Bab ini membahas Pancasila sebagai dasar negara. Dasar yang di maksud
adalah dasar filsafat Negara yang merupakan kedudukan pokok dan utama dari
Pancasila.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar (filsafat) Negara ini memiliki 3 implikasi


yaitu, politik, etis, dan yuridis.

• Implikasi politik adalah menjadikan Pancasila sebagai ideology nasional.


• Implikasi etis yaitu menjadikan Pancasila sebagai sumber norma etik
bernegara.
• Implikasi yuridis yaitu menjadikan Pancasila sebagai sumber hukum negara.
A. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Kedudukan pokok dan utama dari Pancasila adalah sebagai dasar negara seperti termuat dalam Pembukaan UUD 1945
alinea 4.Dengan masuknya pancasila di pembukaan UUD1945 para ahli berpendapat bahwa Pancasila berkedudukan sebagai
dasar negara.
Sekarang ini kedudukan Pancasila sebagai dasar negara di perkuat lagi .Yakni dengan keluarnya ketetapan MPR RI No.
XVIII tahun 1998 Pasal 1 Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/1998 tentang PAENCABUTAB Tap MPR RI No.II/M PR/1978
tentang P4(Ekaprasetua Pancakarsa) dan Penetapan tentang Pancasila sebagai Dasar negara

1. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara


Notonagoro dalam(Mubyarto,2004) berpendapat apabila bahwa orang memikirkan tentang Pancasila maka yang yang
dimaksudkan ialah Pancasila yang sungguh-sungguh merupakan dasar negara Indonesia,sebagaimana terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.Pancasila merupakan asas kerohanian negara yang mempunyai kedudukan istimewa diantara unsur-
unsur pokok kaidah fundamental negara.
Darji Darmodiharjo (1981) mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasasr negara dalam pengertian ini sering disebut
dasasr falsafat negara.Dalam hal ini Pancasila di gunakan untuk mengatur pemerintahan negara,atau dengan kata lain
Pancasila di gunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa Pancasila sebagai falsafat dasar ngara dan ideolog negara.Dalam
hal ini digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara.
2. Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara
Menurut Ketut Rinjik (2010) Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki 3 pengertian sekaligus 3
tingkatan,yakni :
a. Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak universal seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
b. Sebagai pedoman penyelenggarana negara yang bersifat umum kolektif seperti tercantum pada Btang Tubuh UUD 1945.
c. Sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang bersifat khusus konkrit seperti terdapat pada UU,PP,Peraturan
Presiden,dan sebagainya.

Menurut Notonegoro (1982),Pancasila dasar negara berisikan nilai-nilai umum yang abstrak universal yang bermakna
sesuai sifat dan keadaan di dalam negara dengan hakikat dari setiap sila Pancasila.
Pada pengertian dan tingkatan kedua, nilai Pancasila bersifat umum kolektif,yakni satu kesatuan nilai yang berlaku
untuk negara Indonesia.
Pada tingkatan ketiga,nilai-nilai Pancasila sudah terjabarkan jauh pada peraturan di bawah UUD 1945 yang lebih
konkret,khusus,dan operasional.
Berdasarkan pengertian kedua dan ketiga di atas,Pancasila sebagai dasar negara memiliki konsekuensi dijabarkannya
nilai-nilai Pancasila menjadi norma hokum di Indonesia.dengan kata lai Pancasila berimplikasi sebagai sumber hokum di
Indonesia.
B. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945

Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945


1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dengan berdasar atas persatuan.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas asas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945

5. Merupakan Tertib Hukum Tertinggi


Pembukaan UUD 1945 memuat hal-hal fundamental negara, yaitu tujuan negara, bentuk negara, dan asas kerohanian
negara.
Menurut Notonagoro, Pembukaan UUD 1945 merupakan staatsfundamentalnorm dalam bentuk tertulis &
berkedudukan di atas UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 tidak bisa diubah, sebab mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti mengubah negara
Republik Indonesia hasil proklamasi 17 Agustus 1945.
2. Sebagai Pernyataan Kemerdekaan yang Terperinci
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga merupakan pernyataan secara terperinci mengenai
pernyataan kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat berisi pembentukan pemerintahan negara Republik
Indonesia, antara lain:
a. Adanya tujuan negara
b. Adanya undang-undang dasar negara
c. Adanya bentuk susunan negara
d. Dasar negara
C. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945

Pancasila sebagai dasar negara memiliki (3) tiga pengertian dan tingkatan. Pada pengertian dan tingkatan
kedua, nilai-nilai Pancasila dalam Pembukaan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, sebab terdapat
hubungan kausal organis antara Pancasila dan Pembukaan dengan bagian pasal-pasal UUD 1945.
Di Indonesia, norma tertinggi ini adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945. Jadi, Pancasila sebagai dasar negara dapat disebut sebagai :
1. Norma tertinggi
2. Norma pertama
3. Cita hukum (rechtsidee)
4. Unsur pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm)
1. Penjabaran Sila Pertama Pancasila dalam Pasal- 3. Penjabaran Sila Ketiga dalam Pasal-Pasal UUD 1945 :
Pasal UUD 1945 :  Pasal 1 Ayat 1,2, dan 3
 Pasal 9 Ayat 1  Pasal 18 Ayat 1,2,3,4,5,6, dan 7
 Pasal 28E Ayat 1,2, dan 3  Pasal 32 Ayat 1 dan 2
 Pasal 29 Ayat 1 dan 2  Pasal 35
2. Penjabaran Sila Kedua Pancasila dalam Pasal-Pasal  Pasal 36A
UUD 1945 :  Pasal 36B
 Pasal 27 Ayat 1,2, dan 3  Pasal 36C
 Pasal 28  Pasal 37 Ayat 5
 Pasal 28A
 Pasal 28B Ayat 1 dan 2
4. Penjabaran Sila Keempat dalam Pasal-Pasal UUD
 Pasal 28C Ayat 1 dan 2
 Pasal 28F Ayat 1,2,3, dan 4 1945 :
 Pasal 28E Ayat 1,2, dan 3
 Pasal 1 Ayat 1,2, dan 3
 Pasal 28F  Pasal 2 Ayat 1,2, dan 3
 Pasal 28G Ayat 1 dan 2  Pasal 3 Ayat 1,2, dan 3
 Pasal 28H Ayat 1,2,3, dan 4  Pasal 5 Ayat 1 dan 2
 Pasal 28L Ayat 1,2,3,4, dan 5  Pasal 20 Ayat 1,2,3,4, dan 5
 Pasal 28J Ayat 1 dan 2  Pasal 22E Ayat 1,2,3,4,5, dan 6
 Pasal 29
 Pasal 30 Ayat 1,2,3,4, dan 5
 Pasal 28
 Pasal 31 Ayat 1,2,3,4, dan 5
 Pasal 37 Ayat 1,2,3,4, dan 5
5. Penjabaran Sila Kelima dalam Pasal-Pasal UUD 1945 :

Pasal 23 Ayat 1,2, dan 3 Pasal 23G Ayat 1 dan 2


Pasal 23A Pasal 27 Ayat 1,2, dan 3
Pasal 23B Pasal 28
Pasal 23C Pasal 29 Ayat 1 dan 2
Pasal 23D Pasal 31 Ayat 1,2,3,4 dan 5
Pasal 23E Ayat 1,2, dan 3 Pasal 33 Ayat 1,2,3,4, dan 5
Pasal 23F Ayat 1 dan 2 Pasal 34 Ayat 1,2,3, dan 4
D. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA

1. Membudayakan pancasila Dalam Aspek Kehidupan Politik


Membudayakan Pancasila dalam kehidupan di dalam aspek kehidupan politik adalah membudayakan
demokrasi berdasar sila keempat Pancasila
 Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa
 Demokrasi yang menjunjung HAM
 Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat
 Demokrasi yang didukung kecerdasan
 Demokrasi yang menetapkan pembagian kekuasaan
 Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum
 Demokrasi yang menjamin otonomi daerah
2. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Ekonomi
Dalam sistem ekonomi Pancasila, Pemerintah dan rakyat memihak pada kepentingan ekonomi rakyat
sehingga terwujud pemerataan sosial. Sistem Ekonomi Pancasila bersandar pada pasal 33 UUD 1945.
Upaya dalam rangka membudayakan pPancasila dalam aspek kehidupan ekonomi, yaitu dengan
mengadakan kajian, diskusi, dan dialog tentang ekonomi Pancasila baik di tingkat nasional maupun darah-
daerah. Sistem Ekonomi Pancasila jika diterapkan secara tepat pada setiap kebijakan akan membantu
terwujudnya keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

3. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Sosial-Budaya


 Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dalam hidup bermasyarakat dapat dilakukan khususnya pada
masyarakat yang sering mengalami konflik antar warga
 Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya kasus perselisihan yang diawali oleh
perbedaan keyakinan umat beragama.
 Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya mempersatukan umat manusia di seluruh dunia.
Pembangunan sosial budaya hendaknya mendasar pada pembangunan yang menghargai kemajemukan
masyarakat, terbuka terhadap nilai-nilai luar yang positif, dan memelihara nilai yang telah lama hidup dan
relevan di masyarakat.
4. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Dasar dalam pembudayaan Pancasila dalam aspek pertahanan dan keamanan terdapat pada pasal 30 UUD
1945, UU no. 2 tahun 2002 tentang kepolisian, UU no. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara, dan UU
no.34 tahun 2004 tentang TNI.
Membudayakan Pancasila dalam bidang pertahanan keamanan adalah menjadikan Pancasila sebagai
paradigma pembangunanan pertahanan keamanan. Acuannya sebagai berikut.
 Pertahanan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara
 Mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan semesta.
 Mengembangkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain
TERIMA KASIH

You might also like