You are on page 1of 40

K3RS

Deva Bayu Kresna G992202111


Azka Mufliha G992202106
Nur Rahmi Septianty G992208031
Ajeng Rachmawati C G992208004
Amelia Anita Sari G992208005
Firyal Eqwa Yanayir G992102077
Naufal Irsaly Zikri G992108057
Hanifah Nur Faadhilah Nida G992102081
Livya Quina Vilyonda G992102090
Tazkia Mawaddatina G992108068
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3RS)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit


yang selanjutnya disingkat K3RS adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit
melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan
penyakit akibat kerja di rumah sakit.
PERMENKES NO 66,TAHUN 2016
TUJUAN K3RS

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif untuk SDM RS,
Tujuan Umum aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/penunggu pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar RS sehingga proses pelayanan RS berjalan dengan lancar

● Terlindunginya pekerja dari KAK dan PAK


● Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
● Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
Tujuan Khusus ● Terpenuhinya syarat – syarat standar K3 di masing – masing unit kerja
● Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksana
dan pendukung program
● Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dan produktifitas RS
Fokus Area

● Manajemen risiko fasilitas dan lingkungan


● Keselamatan dan keamanan
● Pelayanan kesehatan kerja
● Pengelolaan B3 dan limbahnya
● Kesiapan penanggulangan bencana
● Proteksi kebakaran
● Peralatan medis
● Sistem utilitas/penunjang non medis
Manajemen Risiko

Identifikasi risiko

Analisa risiko
Komunikasi dan Monitor dan
Konsultasi review
Evaluasi risiko

Pengendalian
risiko
Pengendalian Risiko K3
Pengendalian Risiko K3
Pelayanan Kesehatan Kerja
KETENTUAN POKOK KESEHATAN KERJA, KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN TENAGA KERJA
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Manajemen
Disaster
BENCANA

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan masyarakat baik yang disebabkan oleh
faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.(UU No.24 Tahun
2007)
Hal yang Harus di Kelola RS
● Pusat Komando RS ( direksi ) ● Kamar jenazah
● Sistim Komunikasi /pusat ● Gudang logistik cadangan
informasi/humas ● Manajemen lalu-lintas Internal RS
● Tanda evakuasi ● Manajemen lalu-lintas Eksternal RS
● Jalur evakuasi cepat dan Tempat ● Keamanan Pengunjung
berkumpul ● Sukarelawan
● Tempat penilaian pasien (triage ● Persediaan bahan pokok,obat – obatan
IGD)dan sisrute lenen,dll
● Kamar operasi darurat
● Bangsal tambahan terbuka
Manajemen Disaster Dalam Akreditasi

Standar MFK 6
Rumah sakit mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster
untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang
memiliki potensi terjadi dimasyarakat
MANAJEMEN
RISIKO BENCANA
ADALAH :
proses yang proaktif dan kontinu
meliputi : identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan risiko,
termasuk berbagai strategi yang
dijalankan untuk mengelola risiko dan
potensinya.
Natur Hazard and Vulnerability
HumaAssessment Tool
al n
Hazar Hazar
Perubahan
d d
Perilaku manusia
alam/cuaca Ancaman bom,
Banjir, pandemi hostage situation

Technolog Hazardous
y Hazard Material
Perkembangan B3
teknologi
Radiasi nuklir, generator failure Chemical exposure
Hazard and Vulnerability Assessment
HV
A
HVA → proses mengidentifikasi
kerentanan tertinggi RS thd
bahaya alam & buatan manusia
serta dampak langsung & tidak
langsung bahaya ini terhadap RS
Asesmen
dan masyarakat. risiko
RS harus mendokumentasikan
tinjauan HVA tiap tahun &
menginformasikan ke seluruh staf
RS

● Bukan pengganti program kesiapsiagaan


darurat (Disaster plan) yg komprehensif
● RS bertanggung jawab penuh atas penilaian
bahaya dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan
Hazard and Vulnerability Assessment Tool
Hazard and Vulnerability Assessment Tool
HSI (Hospital Safety Index)

Hospital Safety Index (HSI) merupakan salah satu


instrumen yang digunakan untuk menilai suatu Rumah
Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan tetap
beroperasi, berfungsi dan memberikan pelayanan dalam
kondisi darurat dan/atau bencana

HSI membantu pengambil kebijakan untuk menentukan


secara cepat tindakan yang diambil untuk
meningkatkan keamanan dan kemampuan Rumah
Sakit dalam merespon kondisi darurat dan/atau
bencana dengan fokus kepada pencegahan, mitigasi,
respon darurat dan pemulihan.
HSI Bertujuan:
Memungkinkan RS untuk terus berfungsi dan
01 menyediakan tingkat kesehatan yang sesuai dan
berkelanjutan selama dan setelah terjadinya keadaan
darurat dan bencana

02 Melindungi petugas kesehatan, pasien dan


keluarga

Melindungi integritas fisik bangunan RS, peralatan


03 dan sistem RS yang penting

Membuat RS aman dan tahan terhadap resiko


04 masa depan, termasuk perubahan iklim.
Checklist HSI terdiri 145 poin yang dikelompokkan
menjadi:

Location
01 geological, hydro-meteorological,
environmental etc

Structural Safety
02 history of the buildings, structural systems,
construction materials etc
Non-Structural
03 Safety
Electrical, communications water supply
systems etc.

Functional Components
04 disaster plans, EOC, preventive maintenance,
etc
Form dapat diakses di: https://www.paho.org/disasters/dmdocuments/HSI_SafeHospitalsChecklist.pdf
TATA CARA PELAPORAN
(Permenaker No 3 tahun 1998)
1. Pengurus/ pengusaha wajib melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yang
dipimpinnya baik yang telah mengikutsertakan
pekerjaannya kedalam program Jamsostek maupun
yang belum.

2. Kecelakaan yang dilaporkan terdiri dari:


- Kecelakaan kerja
- Penyakit akibat kerja
- Kebakaran , peledakan dan bahaya pembuangan
limbah
- Kejadian berbahaya lainnya
TATA CARA PELAPORAN
(Permenaker No 3 tahun 1998)
3. Melaporkan secara tertulis kepada Dinas
Ketenagakerjaan setempat dalam waktu tidak
lebih dari 2 x 24 jam sejak terjadi kecelakaan
dengan menggunakan formulir bentuk 3 KK2
A. (penggani bentuk KK2)

4. Pelaporan dapat dilakukan secara lisan


sebelum secara tertulis.

5. Pengurus/ pengusaha yang telah mengikuti


Venus has a very
program Jamsostek, tata cara pelaporannya sesuai
beautiful name but is
Permenaker No. 05 tahun 1993 tentang Juknis
actually terribly hot,
Pendaftaran kepersertaan, Pembayaran Iuran,
hotter than Mercury
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek
TATA CARA PELAPORAN
(Permenaker No 3 tahun 1998)

6. Pengurus/ pengusaha yang belum mengikuti


program Jamsostek, tata cara pelaporannya sesuai
Permenaker No. 04 tahuun 1993 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja..
Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja dan PAK
Alur Pengajuan Klaim Kecelakaan Kerja dan PAK
Lampiran I - Laporan Kecelakaan
Lampiran III - PAK
TERIMA
KASIH

You might also like