You are on page 1of 17

BY

DEWI SURYANTI,
SST,M.KES
RAHASIA KEAJAIBAN OTAK DAN KESUKSESAN

1.Learning Pyramid Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Training Laboratories, yang menyatakan bahwa metode dalam

belajar terbagi dalam dua bagian utama, yaitu traditional passive dan active. Traditional passive adalah mendengarkan ceramah,

membaca, audio visual, dan peragaan. Dari keempat metode tersebut, banyaknya ilmu yang dapat diserap adalah berkisar 5 persen–30

persen. Active terdiri dari diskusi grup, mencoba sambil belajar, dan mengajarkan kepada orang lain atau langsung mempraktikkan ilmu

tersebut. Hasilnya, kita dapat menyerap 50 persen–90 persen ilmu yang ada. Saya mengubah metode belajar saya secara total ketika

masuk ke Sekolah Menengah Atas, dan menggunakan ketiga metode aktif tersebut tanpa saya sadari. Karena tahu saya bodoh dan kurang

ahli dalam hitungan, maka saya melakukan semua metode yang ada, baik pasif maupun aktif. Dan ternyata saya berubah menjadi

mencintainya! Tidak berhenti di sana, saya sering kali mencoba mengajari apa yang saya baru dapatkan kepada orang lain. Dan bila Anda

tahu, buku pertama yang saya tulis sebenarnya merupakan hasil catatan sharing saya kepada teman-teman dekat saya dalam dunia

investasi, yang saya lakukan pada tahun 2005.


2. Menikmati Proses Dewasa ini, hal instan adalah hal yang umum dilakukan banyak orang. Dulu,

mungkin yang instan baru hanya sebatas mi dan kopi saja. Namun hari ini semakin banyak hal instan.

Bayangkan Anda tidak perlu mencatat, hanya tinggal mengatakan apa yang ingin Anda tulis, dan

semua yang Anda katakan terketik dengan rapi di gadget Anda! Tidak berhenti di sana, segala

kemudahan semakin membuat orang lupa bahwa proses adalah sebuah hal yang perlu dinikmati. Dan

kadang, beberapa orang menganggap proses usaha dan pembelajaran tidaklah mengenakkan. Dalam

kelas yang saya berikan seputar edukasi terhadap investasi, tidak jarang setelah panjang dan lebar

memberikan informasi, beberapa peserta mulai merasa tidak menikmati proses pembelajarannya.

Biasanya, ini akan berakhir pada sebuah pertanyaan mudah. “Pak, ini sulit juga. Bagaimana kalau

saya dikasih tahu saja yang mana harus saya beli dan jual, lalu untung!” Seseorang yang hanya ingin

menerima hal instan, tanpa mau mengetahui bahwa tidak semua hal bisa diraih secara cepat,

menghilangkan hal-hal penting yang sebenarnya bisa didapat dari proses untuk menjadi paham akan

sesuatu.
3. Terlalu cepat memutuskan Saya

tidak dapat membayangkan diri saya hari ini, bila di usia saya yang ke-15, saya menyatakan diri sebagai

orang bodoh dalam berhitung dan menyerah pada fakta yang dikatakan oleh seorang guru SMP saya,

bahwa saya bodoh dalam berpikir. Saya melawan fakta yang ada dengan berjuang untuk apa yang ingin

saya raih, padahal pada saat itu saya tidak tahu apakah yang saya perbuat benar atau salah. Saya hanya

ingin mencoba meraih apa yang saya impikan, dan siap menempuh apa pun konsekuensinya Tidak

jarang dalam kehidupan sehari-hari, saya juga mengalami kesulitan dan kegagalan. Namun apa yang

saya lakukan adalah, saya tidak menyerah pada keadaan saat itu, sambil berpegang pada sebuah syarat

sederhana yang diajarkan Albert Einstein, “Hanya orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda

untuk upaya yang sama.” Saya pun menghadapi kegagalan dengan mempelajari kesalahan saya dan

berusaha mengulanginya dengan cara yang berbeda. Hanya satu keinginan saya, yaitu keberhasilan.
• Tidak mengenal otak
Saya sangat bersyukur karena orangtua saya “menjebloskan” saya pada jurusan seni rupa
saat itu, karena dengan hal tersebut, saya melihat dunia lengkap yang berbeda. Otak kiri
adalah pemikiran dan logika dari orang yang mengutamakan ilmu pasti. Sedangkan otak
kanan adalah pemikiran yang memberikan pemahaman atas dunia kreativitas dan
imajinasi. Saya lalu mencoba mempelajari orang-orang sukses dan penemu-penemu
hebat di dunia, dan menemukan bahwa mereka tampaknya begitu maksimal dalam
menyeimbangkan otak kiri dan kanannya. Sebutlah Walt Disney, Leonardo Da Vinci,
Albert Einstein, dan lihatlah bagaimana mereka melihat banyak hal dari dua sisi yang
berbeda. Ada banyak hal yang dapat dijangkau oleh salah satu sisi otak, namun bila kita
menggunakan keduanya, semua akan jauh lebih maksimal, sehingga jangan ditanya bila
orang yang tidak pakai otak, jelas tidak akan meraih apa pun, hahaha....
CONTOH TES OTAK

You might also like