You are on page 1of 31

Tuntutan Pasien Terkait Hak Pasien dari Sisi

Konsumen RS

Tini Hadad

(Workshop Implementasi Management Risiko Dari Sudut


Pandang Hak Pasien dan Keluarga)
UU yg berkaitan dg Hak Pasien dari Sisi
Konsumen RS
1. UU Rumah Sakit (UU no 44/th 2009, ttg RS)
2. UU Praktik Kedokteran (UU no 29/th 2004, ttg Praktik
Kedokteran)
3. UU Kesehatan (UU no 36/th 2009, ttg Kesehatan)
4. UU SJSN (UU no 40/th 2004, ttg SJSN)
5. UU BPJS(UU no 24/th 2011, ttg BPJS)
6. UU Perlindungan Konsumen (UU no 8/th 1999, ttg
Perlindungan Konsumen)
7. UU Pelayanan Publik (UU no 25/th 2009, ttg Pelyanan
Publik)
UU Kesehatan
• Psl 56
• (1) Setiap org berhak menerima atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tsb secara
lengkap
• (2) hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tdk berlaku pd:
• a. penderita penyakit yg penyakitnya dapat secara cepat menular
kedalam masyarakat yg lebih luas;
• b. Keadaan seseorg yg tidak sadarkan diri; atau
• c. Gangguan mental berat.
• (3) Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana
dimaksud pad ayat (1) diatur sesuai dg ketentuan peraturan
perundang-undangan.
UU Kesehatan
• Psl 57:
• (1) Setiap org berhak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadinya yg telah dikemukakan kpd penyelenggara
pelayanan kesehatan.
• (2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadi sebagaimana dimaksud pd ayat (1) tdk berlaku dlm
hal:
• a. Perintah undang-undang
• b. Perintah pengadilan
• c. Izin yg bersangkutan
• d. kepentingan masyarakat atau
• e. Kepentingan org tersebut
UU Rumah Sakit
Asas dan Tujuan
Bab II: Psl2:
• Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi
sosial
Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit menurut UU No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (UURS) adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (pasal 1, butir 1)
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan: lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian,
dan peralatan. (pasal 7 UURS)
Selain itu RS memiliki sejumlah kewajiban ( sebanyak 20
butir menurut pasal 29 UURS), antara lain kewajiban-
kewajiban penting tersebut adalah sbb.
Rumah Sakit Sebagai Pelaku Usaha :
Menurut UUPK, pasal 1, angka 2, Konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Sedangkan yang dimaksud jasa adalah setiap layanan yang
berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
Rumah Sakit sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, merupakan Badan
Usaha yang menyediakan jasa, oleh karena itu UUPK juga
berlaku bagi Rumah Sakit.
Rumah Sakit Sebagai Pelaku Usaha (lanjutan)
Menurut UUPK, penyedia barang atau jasa disebut sebagai
pelaku usaha. Selengkapnya sbb.

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,


baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi (Pasal 1, angka-
3 UUPK).

Sebagai pelaku usaha, Rumah Sakit memilki sejumlah kewajiban,


(7 kewajiban, menurut pasal 7 UUPK), Beberapa kewajiban yang
cukup penting diperhatikan bagi pelaku usaha Rumah Sakit,
adalah sbb:
Larangan Memproduksi & Memperdagangkan
Barang dan Jasa (Pasal 8 Ayat-1 UUPK) antara lain :

a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang


dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
c. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses
pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu
sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan
barang dan/atau jasa tersebut;
d. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label,
etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang
dan/atau jasa tersebut;
e. dst
Larangan mempromosikan obat dan layanan
kesehatan berhadiah (Pasal 13 Ayat-2 UUPK) antara lain :

“Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan


atau mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen
makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa
barang dan/atau jasa lain.”
Ancaman Hukuman Menurut UURS
• Dalam UU No. 44 Tahun 2009, sanksi pidana hanya diterapkan
kepada RS apabila tidak memiliki ijin, sebagaimana
disebutkan pada pasal 62 UURS :

“Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan Rumah Sakit tidak


memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00- (lima milyar rupiah).”

• Pelanggaran terhadap kewajiban maupun tidak dipenuhinya


hak-hak pasien, menurut UURS tidak ada sanksi-nya.
Ancaman Hukuman Menurut UUPK
• Dalam UUPK pelanggaran terhadap beberapa hal penting
dapat dikenakan pidana penjara maupun denda,
sebagaimana diatur dalam pasal 62 UUPK sbb.

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).”

Keterangan: Pasal 8 (larangan memproduksi dan memper-


dagangkan barang dan jasa )
Pasal 13 (2) adalah larangan menjual obat dan jasa
pelayananan kesehatan berhadiah.
Hak Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit
Hak Pasien (Pasal-32 UU 44/2009) Kewajiban Rumah Sakit (Pasal 29
UU 44/2009)
a) memperoleh informasi mengenai tata a) memberikan informasi yang benar tentang
tertib dan peraturan yang berlaku di pelayanan Rumah Sakit kepada
Rumah Sakit; masyarakat;
b) memperoleh informasi tentang hak dan b) memberi pelayanan kesehatan yang
kewajiban pasien; aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
c) memperoleh layanan yang manusiawi, efektif dengan mengutamakan
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; kepentingan pasien sesuai dengan
d) memperoleh layanan kesehatan yang standar pelayanan Rumah Sakit;
bermutu sesuai dengan standar profesi c) memberikan pelayanan gawat darurat
dan standar prosedur operasional; kepada pasien sesuai dengan
e) memperoleh layanan yang efektif dan kemampuan pelayanannya;
efisien sehingga pasien terhindar dari d) berperan aktif dalam memberikan
kerugian fisik dan materi; pelayanan kesehatan pada bencana,
f) mengajukan pengaduan atas kualitas sesuai dengan kemampuan
pelayanan yang didapatkan; pelayanannya;
g) memilih dokter dan kelas perawatan e) menyediakan sarana dan pelayanan bagi
sesuai dengan keinginannya dan masyarakat tidak mampu atau miskin;
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
h) meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di 13
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
3. Hak Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit (lanjutan)
Hak Pasien (Pasal-32 UU 44/2009) Kewajiban Rumah Sakit (Pasal 29
UU 44/2009)
o) mengajukan usul, saran, perbaikan atas a) memberikan informasi yang benar, jelas
perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya; dan jujur mengenai hak dan kewajiban
p) menolak pelayanan bimbingan rohani pasien;
yang tidaksesuai dengan agama dan b) menghormati dan melindungi hak-hak
kepercayaan yang dianutnya; pasien;
q) menggugat dan/atau menuntut Rumah c) melaksanakan etika Rumah Sakit;
Sakit apabila Rumah Sakit diduga d) memiliki sistem pencegahan kecelakaan
memberikan pelayanan yang tidak dan penanggulangan bencana;
sesuai dengan standar baik secara e) melaksanakan program pemerintah di
perdata ataupun pidana; dan bidang kesehatan baik secara regional
r) mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit maupun nasional;
yang tidak sesuai dengan standar f) membuat daftar tenaga medis yang
pelayanan melalui media cetak dan g) melakukan praktik kedokteran atau
elektronik sesuai dengan ketentuan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
peraturan perundang-undangan. lainnya;
h) menyusun dan melaksanakan peraturan
internal Rumah Sakit (hospital by laws);
i) melindungi dan memberikan bantuan
14
hukum bagi semua petugas Rumah Sakit
3. Kewajiban Pasien dan Hak Rumah Sakit
Kewajiban Pasien (Pasal-31 UU Hak Rumah Sakit (Pasal 30 UU
44/2009) 44/2009)
a) Setiap pasien mempunyai kewajiban a) menentukan jumlah, jenis, dan
terhadap Rumah Sakit atas pelayanan kualifikasi sumber daya manusia sesuai
yang diterimanya. dengan klasifikasi Rumah Sakit;
b) Ketentuan lebih lanjut mengenai b) menerima imbalan jasa pelayanan serta
kewajiban pasien diatur dengan menentukan remunerasi, insentif, dan
Peraturan Menteri. penghargaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c) melakukan kerjasama dengan pihak lain
dalam rangka mengembangkan
pelayanan;
d) menerima bantuan dari pihak lain sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
e) menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian;
f) mendapatkan perlindungan hukum
dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan;
15
3. Kewajiban Pasien dan Hak Rumah Sakit
(lanjutan)
Kewajiban Pasien (Pasal-31 UU Hak Rumah Sakit (Pasal 30 UU
44/2009) 44/2009)
g) mempromosikan layanan kesehatan
yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h) mendapatkan insentif pajak bagi Rumah
Sakit publik dan Rumah Sakit yang
ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.

16
UU Rumah Sakit
pasal 32
Dalam UURS, pasien memiliki sejumlah hak (sebanyak 18
hak). Ada beberapa hak penting yg ingin sy garis bawahi
terkait dengan perlindungan pasien RS adalah hak :
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
5.memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
6.mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
Perobahan Paradigma

• Provider oriented  Patient oriented


(dr/drg, nakes, staf lainnya) ( individu, keluarga)
Pelayanan di Rumah Sakit
• Merupakan suatu tim (tim tetap)
- tenaga medis: dokter/tim dokter
- tenaga penunjang medis
- tenaga keperawatan
- tenaga kefarmasian

- tenaga managemen RS dan tenaga non kesehatan


merupakan tim operasional RS : bag informasi
bag pendaftaran,
bag pembayaran

Semuanya dalam suatu koordinasi management RS.


Prinsip-prinsip pelayanan
pada pasien di RS

• Informatif
• Efektif dan efisien
• Aman
• Berkualitas
• Terjangkau
informatif

Dr/drg/nakes
•Informasi yg jelas dan lengkap
- pasien memahami informasi yg diberikan yg
mencakup al : apa penyakitnya
mengerti risiko pengobatan/tindakan
mengetahui biaya pengobatan/tindakan
- pasien diberi kesempatan utk menanyakan opini lainnya
(second opinion)
- pasien/klg setuju utk pengobatan/tindakan yg akn dilakukan
Efektif dan Efisien

• Sesuai dengan standar yg berlaku;


• Berdasarkan analisa/diagnosa yg tepat;
• Sesuai dg kebutuhan pasien, tidak berlebihan,
baik dalam penggunaan alat kesehatan
maupun dalam pemberian obat;
• Sudah memperhitungkan biaya utk semua
tindakan dan pengobatan yg tidak akan
memberatkan pasien dan keluarga
Keamanan/Safety
• Semua tindakan sudah menganalisa keamanan bagi
pasien, baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang;
• Semua tindakan sudah diinformasikan kepada pasien
dan keluarga, termasuk biaya yg akan dikeluarkan
oleh pasien dan keluarga;
• Memberikan pemahaman kepada pasien dan
keluarga atas risiko-risiko yg mungkin terjadi;
• Memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk berpikir dan meminta second
opinion;
Berkualitas

• Penanganan pasien mengikuti standar yg


berkualitas (sesuai dg persyaratan RS yg sdh
terakreditasi);
• Berkualitas dalam pelayanan, baik dr dokter,
perawat, nakes lainnya dan semua karyawan RS;
• Ramah dan berempati kpd pasien dan keluarga;
• Memberikan jawaban yg tepat bagi semua
pertanyaan yg datang dr pasien dan keluarga
Terjangkau

• Dalam memutuskan pengobatan dan tindakan


sudah mempertimbangkan biaya yg harus
dikeluarkan olh pasien (bg pasien yg BPJS
mandiri atau PBI, tetap ada obat yg harus cari
sendiri, dan ada beberapa pengobatan yg tdk
ditanggung BPJS);
• Lamanya pasien harus berada di ruang rawat
inap jg harus dipertimbangkan.
Management RS
• Perencanaan:
mendata semua kebutuhan pelayanan pasien
al: - tng medis, tng pendukung mds, tng prwt, tng frms,
tng mngmn, tng non kshtn -> sesuai dg klasifikasi RS;
Jumlah dan jenis fasilitas kesehatan, obat-obatan dan
kebutuhan lainnya.

melakukan monitoring dan evaluasi


meneliti pembelajaran (learning)
memperbaiki pelaksanaan kedepan
Terbangunnya suatu sistem yg dapat menampung
semua kepentingan stakeholders

Pemberi jasa Masyarakat


Pelkes -> taat UU dan peraturan
Asuransi ber etika dan kepedulian
sosial ada sistem penga
ada pengawasan wasan bersama
yg regular - sosialisasi
- edukasi
Pemerintah/
Pemerintah daerah
Pasal 3: Pengaturan penyelenggaraan RS
bertujuan

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan


pelayanan kesehatan
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan RS dan sumber daya manusia di RS
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan RS dan
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber daya manusia RS dan Rumah Sakit
Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah, Bab IV, psl 6
• Beberapa psl diantaranya,
• Menyediakan RS berdasarkan kebutuhan masyarakat;
 Belum semua RS di INA dapat menyediakan RS sesuai dg kebutuhan masy.
Kendala al adalah biaya da tenaga kesehatan, spt dr/drg dan nakes
lainnya.
• Menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di RS bagi fakir miskin, atau
orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Pemerintah telah membuat suatu sistem asuransi bagi orang miskin
sehingga, RS mempunyai biaya untuk melayani pasien miskin
 Memberikan perlindungan kpd masyarakat pengguna jasa pelayanan RS
sesuai dg ketentuan per-undang2an.
 Disini ditekankan perlindungan pemerintah pd masy, untuk kerugian yg
dialaminya, baik kesehatan maupun finansial.
Penutup

• Dewasa ini pelayanan kesehatan untuk pasien/masyarakat


sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
• Undang undang dan peraturan peraturan sudah dibuat utk
memperbaiki pelayanan kesehatan, semua pemangku
kepentingan yg berkaitan dg pelayanan kesehatan harus
berkoordinasi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yg
berkualitas.
• Bagi RS, mengikuti akreditasi RS adalah salah satu cara untuk
memperbaiki pelayanan kpd pasien.
Terima kasih

You might also like