Kheren Grace Yusuf laden Daniel Anugrah Fray Hardi
Purba Marbun Sitompul Sitepu
Markus Halawa Rafael Eka Vrans
Sianturi Manurung Suku Nias
Nias merupakan gugusan penduduk yang
hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sbg "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Bahasa Nias Bahasa Nias (Li Niha) merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di Kepulauan Nias. Bahasa Nias termasuk dalam rumpun bahasa Melayu – Polinesia tetapi agak berbeda dengan bahasa Nusantara lainnya, karena sifatnya yang vocal yaitu tidak mengenal konsonan di tengah maupun di akhir kata. Bahasa nias memiliki keunikan di setiap kabupaten memiliki Bahasa daerah yang berbeda beda,seperti topi di kabupaten nias selatan “Takula”,di gunung sitoli disebut “Tofi”. Pengetahuan
Masyarakat Nias sudah mengetahui tentang kesadaran waktu
yang ada di dalam kehidupan. Mereka juga memiliki ahli astrologi yang biasa disebut dengan orang Sibihasa atau Boronadu. Orang ini biasanya akan memberikan keterangan mengenai tibanya saat musim tanam dan musim panen. Masyarakat Nias juga sudah menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Hal ini dibuktikan dengan tercatatnya sekitar 70% anak Nias ikut bersekolah Organisasi Masyarakat
Masyarakat Nias mempunyai strata sosial yang berdasar dari
pandangan kosmik Sang Pencipta, Pengatur, Pemelihara atau Penjaga.
• Pencipta diwakili oleh : Si Ulu, kelompok elite bangsawan.
• Pemelihara diwakili oleh : Sato, dilihat dari kemampuan intelektuas, senioritas, atau harta.
• Budak, dibagi menjadi dua, yaitu : Golongan Binu (menjadi budak
dikarenakan kalah perang) dan Sondara Hare (menjadi budak setelah ditebus orang lain saat dijatuhi hukuman mati). Teknologi dan Peralatan
• Sejak zaman prasejarah masyarakat Suku Nias telah mengenal
teknologi pertukaran logam. Masyarakat Nias memiliki keterampilan dan keahlian dalam seni, seperti, seni ukir, seni tari, dan seni membangun pemukiman. Insudtri yang berkembang dalam masyarakat Nias adalah kerajinan anyaman tikar, topi, bagian ornament untuk bagian rumah, dan karung. Industry tersebut adalah industry kerajinan rumah. Terdapat juga industry lainnya yaitu industry perkakas logam, yaitu tombak, pedang, cangkul, dan golok. • Rumah adat Suku Nias disebut “Omo Hada”, yaitu sebuah bentuk rumah panggung tradisional. Ada juga yang disebut dengan “Omo Sebua” yang menjadi kediaman Tuhenori (kepala negeri), Salawa (kepala desa), dan kaum bangsawan. Mata Pencairan Hidup
Bidang pertanian adalah mata pencaharian utama
bagi Masyarakat Nias. Namun ada juga mata pencaharian lainnya, seperti menangkap ikan di sungai, bertukang, dan berternak. Babi adalah hasil ternak utama masyarakat Nias. Adapula kambing yang diternakkan oleh orang beragama Islam. Religi & Upacara Keagamaan • Leluhur-leluhur Nias kuno menganut sebuah kepercayaan animism murni. Saat ini sebagian orang Nias beragama Kristen Protestan dan Masyarakat lainnya menganut agama Katolik, Islam, Kepercayaan Pelebegu (menyembah roh nenek moyang), dan Budha. • Tradisi melompat batu atau yang biasa disebut oleh orang Nias sebagai fahombo batu adalah pada mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik. Lebih jauh dari itu bila sang pemuda mampu melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 m dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna maka itu artinya sang pemuda kelak akan menjadi pemuda pembela kampungnya samu’i mbanua atau la’imba hor, jika ada konflik dengan warga desa lain. Kesenian
Seni Musik, Sikola Manuno (nyanyian bersama), Hoho
(nyanyian perorangan). Contoh lagu Nias “Hoho Hilinawalo- Fau”. Contoh alat music Nias Gondra, Faritia (Canang), Aramba, Lagia
Seni Tari, contoh seni tari Nias Tari Perang, Tari Cakalele