You are on page 1of 34

HAMA TANAMAN

PERKEBUNAN
HAMA TANAMAN TEH
Bagian Tanaman Teh yang Diserang Hama & Penyakit
Kepik Pengisap Daun Teh

 Helopeltis antonii dan Helopeltis


theivora, Famili Miridae, Ordo
Hemiptera
 Kepikpengisap daun atau Helopeltis
menyerang pucuk daun muda.
 Kepik ini menusuk dan mengisap daun
teh sehingga membentuk bercak-bercak
hitam.
Biologi Helopeltis spp
 Siklus hidup Kepik ini adalah 3- 5 minggu.
 Telur berwarna putih bersih, panjangnya 1,5 mm diletakkan
masuk ke urat daun teh atau cabang pucuknya. Jumlah telur
per betina 80 btr.
 Nimfa berwarna oranye kemerah-merahan dan yg mendekati
dewasa berwarna kuning kehijauan
 Dewasa berwarna hitam-putih menjadi hitammerah untuk
antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Dewasa Helopeltis
mempunyai tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari
tengah punggungnya (thorax)
 Dewasa bisa hidup sampai 2 minggu.

Telur Helopeltis spp


Nimfa

Sticking up

Imag
o
Pengelolaan Hama Helopeltis spp

 Preventif: memotong atau membuag daun dan tunas yang rusak atau
terserang. Hal ini dapat mengurangi populasi telur dan nimfa muda,
sehingga kerusakan tanaman berkurang
 Konservasi Musuh Alami dgn cara mengurang penggunaan insektisida
sintetik
 Membersihkan kebun teh dari tanaman inang lain, sebagai sumber
kolonisasi hama Heloppeltis spp
 Kurangi naungan, sehingga iklim mikro tidak terlalu lembab
 Penggunaan Musuh alami (pengendalian hayati)
Musuh Alami Helopeltis spp
Wereng Pengisap Pucuk Teh
 Empoasca sp, Famili Cicadellidae, Ordo Homoptera
 Serangga ini menyerang pucuk teh, dengan menusuk dan
menghisap cairannya.
 Jika pucuk sudah habis, serangan dapat berlanjut ke daun
muda dan tua.
 Gejala serangan berupa perubahan warna tulang daun teh
menjadi merah coklat.
 Pada daun, timbul noda-noda berwarna kemerahan
seperti terbakar (leaf burn), kemudian menguning.
 Pertumbuhan daun menjadi terhambat, dan pucuk daun
teh tumbuh tidak normal.
 Serangan dapat sampai tanaman jadi gundul dengan
produksi sangat menurun.
Biologi Empoasca spp
 Telur
 Telur diletakkan satu-persatu, diselipkan pada tulang daun
teh.
 Telur sangat kecil berwarna putih, tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang.
 Setelah 4-7 hari telur menetas jadi nimfa.
 Nimfa
 Nimfa berwarna putih kekuning-kuningan berganti kulit 4
kali dalam 7-12 hari.
 Nimfa hidup pada permukaan bawah daun, sesekali naik ke
atas permukaan daun, dengan menusuk dan menghisap cairan
terutama dari tulang daun muda.
 Ciri khas serangga ini adalah jalannya menyamping.
 Sesekali saja nimfa naik ke atas daun.
 Dewasa
 berwarna hijau muda
kekuning-kuningan,
dapat terbang kemana-
mana, apalagi bila
tertolong tiupan angin.
 Lama daur hidup dari
telur sampai dewasa
berkisar 14-18 hari.
Pengelolaan Empoasca spp
 Preventif
 Menanam tan yg sehat dan tahan thdp Empoasca spp (teknik budidaya)
 Pemotongan bagian tan yg terseranga utk membuang telur dan nimfa muda
 Mengurang Penggunaan insektisida sintetik utk koservasi musuh alami
 Pengeloaan habitat, utk meningkatkan populasi musuh alami
 Memberi naungan yg optimal dapat mengurani pop Empoasca spp
 Monitoring dan Pengambilan keputusan Pengendalian
 Pengedalian hayati (Musuh Alami)
Musuh Alami Empoasca spp
Ulat Penggulung Daun Tanaman Teh

 Homona coffearia, Famili Tortricidae, Ordo


Lepidoptera
 Ulat penggulung daun membuat tempat
berlindung untuk diri sendiri dari daun teh;
 Caranya dengan menyambungkan dua (atau lebih)
daun bersama-sama dengan sutra, atau dengan
menggulung satu daun lalu menyambungkan
pinggirnya.
 Daun yang terserang tidak dapat dipetik sebagai
hasil panen teh.
Biologi Hamona coffearia
 Telur
 Telur berbentuk datar.
 Telur tersebut tersusun dalam kelompok yang berbarisbaris
di atas permukaan daun teh.
 Larva
 Larva yang baru saja keluar dari telur akan mulai
memakan daun teh muda sehingga mengurangi hasil
panenan.
 Larva membuat semacam sarang dengan menyambungkan
daun; lama kelamaan sarang tersebut menjadi campuran
potongan daun, sutra dan kotoran ulat.
 Beberapa sarang dibuat oleh satu ulat selama dia
berkembang.
 Setelah larva tumbuh hingga panjangnya
18-26 mm, dia menjadi kepompong dalam
sarang terakhir yang dibuatnya.
 Kemudian ia keluar sebagai ngengat
dewasa.
 Ngengat aktif hanya malam hari.
 Betina dapat mengeluarkan beratus-ratus
telur.
Musuh Alami Ulat Penggulung daun Teh
Ulat Jengkal (Ulat Kilan)

 Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra dan Buzura suppressaria


Famili Geometridae, Ordo Lepidoptera
 Ulat jengkal menyerang daun
 Serangan berat menyebabkan daun berlubang dan pucuk tanaman
gundul, sehingga tinggal tulang daun saja.
 Ulat Hyposidra talaca dapat memakan tanaman kopi, kakao,
kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa jenis
kacangkacangan.
 Ectropis bhurmitra bisa memakan pohon kina, gambir, kakao,
jeruk, pisang, kacang tanah, singkong dan Sambucus.
 Ulat Buzura suppressaria dapat memakan mangga, Aleurites,
Eucalyptus, Litchi dan jambu biji.
Biologi Ulat Jengkal

 Ngengat betina bertelur (tempatnya


tergantung spesies).
 Setelah menetas, larva (ulat) memakan daun
teh.
 Setelah berganti kulit beberapa kali, ulat
menjadi kepompong.
 Akhirnya dewasa (ngengat) keluar dari
kepompong dan kawin
Pengelolaan Ulat Jengkal

 Jenis-jenistanaman yang merupakan tanaman inang untuk ulat jengkal


ini sebaiknya tidak ditanam di kebun teh, karena keberadaannya
akan membantu hama ini berkembangbiak.
 Pengendalian
dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun,
memusnahkan ulat/kepompong setiap kali memetik teh, dan
menggunakan pestisida nabati.
 Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting,
dan akan berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan.
Musuh Alami Ulat Jengkal
HAMA
TANAMAN KOPI
HAMA KOPI

• Kopi: Famili Rubiaceae


• Hama menyerang bagian:
* akar
* batang
* ranting
* buah
* daun
* biji kopi di penyimpanan
Bagian Hama Ordo: Famili
- Pseudococcus deceptor - Hemiptera: Pseudococcidae
Akar - Gonocephalum sp. - Coleoptera: Tenebrionidae
- Leucopholis rorida - Coleoptera: Scarabaeidae
- Phyllophaga severini - Coleoptera: Scarabaeidae
- Xyleborus fornicatus - Coleoptera: Scolytidae
Batang - Xylosandrus compactus - Coleoptera: Scolitidae
- Xylosandrus morigerus - Coleoptera: Scolitidae
- Zeuzera coffeae - Lepidoptera: Cossidae
- Remelana jangala - Lepidoptera: Lycaenidae
Buah - Tirathaba ruptilinea - Lepidoptera: Pyralidae
- Hypothenemus hampei - Coleoptera: Scolytidae
- Planococcus citri - Hemiptera: Pseudococcidae
- Cryptothelea crameri - Lepidoptera: Psychidae
- C. fuscescens - Lepidoptera: Psychidae
- Cheromettia lohor (u. kolkal) - Lepidoptera: Limacodidae
Daun - Paras lepida - Lepidoptera: Limacodidae
- Setora nitens - Lepidoptera: Limacodidae
- Thosea sp. - Lepidoptera: Limacodidae
- Amsacta sp. - Lepidoptera: Arctiidae
Bagian Hama Ordo: Famili
Daun - Cephonodes picus - Lepidoptera: Sphingidae
- Dasychira mendosa - Lepidoptera: Lymantriidae
- Hyposidra talaca - Lepidoptera: Geometridae
- Neostauropus alternus - Lepidoptera: Notodontidae
- Oreta extensa - Lepidoptera: Drepanidae
- Simplicia caenusalis - Lepidoptera: Noctuidae
- Oligonychus coffeae - Acarina.: Tetranychidae
- Helopeltis sp. - Hemiptera: Miridae
- Lawana candida - Hemiptera: Flatidae
- Toxoptera aurantii - Hemiptera: Aphididae
- Coccus viridis - Hemiptera: Coccidae
- Saissetia coffeae - Hemiptera: Coccidae
- Ferisia virgata - Hemiptera: Pseudococcidae
- Rastrococcus iceryoides - Hemiptera: Pseudococcidae
- R. spinosus - Hemiptera: Pseudococcidae
Biji kopi dalam - Araecerus fasciculatus - Coleoptera: Anthribidae
penympanan - Carpophilus bifenestralis - Coleoptera: Nitidulidae
Hypothenemus hampei (Coleoptera: Scolytidae)
Nama umum: Penggerek Buah Kopi

• Inang:
• Kopi
• Tan Fabaceae

• Penyebaran:
• Berasal dari Afrika Tengah
• Di Indonesia terutama di P. Jawa dan
Indonesia bagian timur

• Gejala Serangan:
Buah kopi berlubang pada bagian ujung
Biji kopi rusak digerek
Biologi:
• Siklus hidup:
telur – larva - pupa – imago
• Imago betina:
• berwarna coklat kehitaman,
• pronotum menutupi kepala
• pronotum dan elitra ditutupi rambut
• Imago jantan:
• tidak bersayap
• jarang meninggalkan buah kopi
• Lama hidup imago ♀ 120 hari
• Larva:
• tidak bertungkai
• Stadium telur 5-6 hari
• Stadium pupa 4-6 hari
• Perkembangan dari telur – imago berlangsung 25
– 33 hari
Perilaku:
• Kumbang ♂ lebih sedikit dari ♀
• 1:20 perkawinan di dalam buah
• ♂ mengawini 12 ♀
• Kumbang yang sudah kopulasi menggerek
buah dan meletakkan telur
• Buah yang digerek: buah keras
• Kumbang menggerek biji kopi
• Telur menetas, larva langsung menggerek
biji kopi
• Pupa terdapat di liang gerek
Usaha pengendalian:

• Membuang buah-buah terserang (pada tanaman dan yang jatuh)


• Buah terserang dimasukkan ke dalam karung dan direndam air panas atau dikubur
• Petik bubuk: memetik seluruh buah yang terserang
• Rampasan: memetik semua buah > 4 mm, saat diantara panen
• Lelesan: mengumpulkan buah-buah yang jatuh ke tanah baik yang terserang atau tidak
• Pengendalian hayati
• Parasitoid Prorops nasuta (Bethilidae)
• Cephalonomia stephanoderis (Bethilidae)
• Heteropsilus coffeicola (Braconidae)

C. stephanoderis
Phymasticus sp. (Hym.: Eulophidae)
Planococcus citri
(Hemiptera: Pseudococcidae)
Nama umum: kutu dompolan
• Inang:
• polifag
• kopi, jeruk, kakao, kapas
• tan. Hortikultur
• Penyebaran:
• Di seluruh dunia, juga di seluruh Indonesia
• Gejala Serangan:
• Kutu menghisap kuncup bunga, bunga dan buah muda (pentil) dan agak tua
• Bunga dan buah gugur
• Produksi kopi menurun
Bioekologi dan cara hidup:
• Perkembangan sangat dipengaruhi musim
Musim hujan ------> pop rendah
Musim kemarau ------> pop dapat meledak bila
Rh < 70% dan kopi tanpa naungan
• Betina tidak bersayap dilapisi lilin
• Jantan bersayap
• Betina dewasa bertelur 200 – 400 btr
• Stadium telur 4 – 5 hari
• Telur menetas menjadi nimfa instar 1 atau
crawler, aktif mecari tempat baru
• Perkembangan dari telur – imago: 5 – 6 minggu
• Musuh alami:
• Parasitoid Anagrus sp. (Hym.: Mymaridae)
• Predator Fam. Coccinellidae
• Patogen cendawan Emphusa fresenii
Pengendalian

• Kultur teknik: dengan tanaman naungan agar


kondisi cukup lembab -----> Cendawan
Emphusa fresenii berkembang optimal
• Predator kutu loncat Curinus coeruleus
(Coleoptera: Coccinellidae) Disarankan
menanam lamtoro yang toleran thdp kutu C. coeruleus
loncat sbg. Naungan
• Secara kimiawi dengan hati-hati. Bila terjadi
ledakan, biasanya menggunakan bahan aktif
metidathion, formothion, karbaril dll

You might also like