You are on page 1of 32

DEPARTEMEN ILMU BEDAH ONKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Jurnal Reading :

Diagnosis dan
Tatalaksana Melanoma Terkini
Oleh :
Muh. Adrianto. S
C014202117

Supervisor Pembimbing :

dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B(K) Onk


PENDAHULUAN
Melanosit Radiasi UV
Di basal epidermis
Keratinosit
Menghasilkan pigmen melanin
yang menyerap sinar UV α-MSH (+ MC1R)

ROS ↑ & MC1R ↓ Sinyal untuk


Eumelanin Feomelanin
menginduksi
(pigmen hitam/coklat) (pigmen merah/kuning)
Radiasi UV sintesis melanin
• MC1R ↑ (warna kulit • MC1R ↓ (warna kulit
Akumulasi mutasi menumpuk Melindungi
coklat, mata & putih, mata terang,
di area genom yang sensitif nukleus
rambut gelap) rambut pirang/merah)
• Perlindungan radiasi • Perlindungan radiasi
Kerusakan DNA ↑ Keratinosit
UV tinggi UV rendah
• • matang ⇢
Risiko kanker kulit ↓ Risiko kanker kulit ↑
Melanoma keratinisasi,
anukleasi, mati

Penghalang untuk
Prevalensi Melanoma (AS):
melindungi sel-sel
• 22,1 dari 100.000 (4% dari 2019
hidup di lapisan
seluruh jenis kanker kulit) • 96.480
bawahnya
• Mortalitas: 75% • Mortalitas: 7230
SEJARAH MELANOMA
Kasus Terdokumentasi Temuan Dr. William Norris (1820-an)
• Ayah pasien meninggal akibat
1. Abad ke-5 (Hipocrates dari Cos)
2. Tulang mumi usia ~2400 tahun penyakit serupa
• Keluarga sering memiliki tahi lalat
(bukti fisik)
3. Catatan tentang tumor hitam fatal dalam jumlah banyak
• Kesimpulan:
mneyebar ke seluruh tubuh pasien
• 1651 (Dr. Highmore & Bonet) • Melanoma muncul dari tahi lalat
• 1757 (Henrici & Nothangel) • Dapat diwariskan

Rekomendasi tatalaksana Dr. Norris


• Melanoma mudah kambuh jika
margin eksisi tidak cukup luas/lebar
Dianggap sebagai • Eksisi bedah tidak efektif jika
“penyakit jamur” penyakit telah menyebar

Tatalaksana Melanoma Primer


• Eksisi bedah
Operasi pengangkatan tumor • Pengangkatan KGB
melanoma Metastasis
1. 1787 (John Hunter, ahli bedah • Tidak ada pilihan terapi
Skotlandia) • Kemoterapi (1940-an)
DEFEK MOLEKULER
1800-an 1960-an 1980-an

• Pertama dikenali • Klasifikasi histologis • Identifikasi mutasi


• Klasifikasi berdasarkan • Penemuan mutasi • Pegembangan target
tempat munculnya tumor genetik sebagai etiologi terapi (personal)

Melanoma Herediter/Familial Mutasi CDKN2A Radiasi UV


• Insiden 5% – 12% • Jumlah nevus
• Profil mutasi berbeda-beda atipikal (jinak) Lesi DNA besar
• Mutasi CDKN2A 40% ⇢ defek • Riwayat
protein p14ARF & p16INK4A keluarga Dikoreksi dengan NER
• Melanoma sporadis (terkadang) melanoma
Jalur NER terganggu
p14ARF & p16INK4A Mutasi Jalur
• Penekan tumor NER Akumulasi UV
• Menstabilkan ekspresi p53 • Kurang umum
P16 berikatan dengan CDK4 • Mutasi dinduksi kimia
Lebih ganas
• Siklus sel berhenti
Mutasi P16 Salah satu dari 8 gen XPA & XPC
• Mencegah pengikatan ke CDK4 (XPA< XPB, XPD, XPE, 50% dari total
• Mengganggu penghentian siklus sel Penyakit XP XPF, XPG, XPV) kasus XP
Penyakit XP Mutasi Jalur Pensinyalan MAPK Mutasi BRAF
• • Paling sering bermutasi pada • Insiden 14%– 50% pada melanoma
Kepekaan ekstrim
melanoma • Mutasi V600E (>85% mutasi
terhadap radiasi UV
• • Insiden 80% pada nevi jinak BRAF)
Onset usia <10 tahun
• • Dibutuhkan >1 mutasi ⇢ • Aktivitas konstitutif pensinyalan
Risiko melanoma ↑↑↑
• Pencegahan: perbaikan melanosit normal menjadi tumor MAPK hilir
ganas • Sering muncul pada melanoma
eksisi nukleotida
• Insiden 70% pada melanoma akibat paparan sinar matahari
• Mengendalikan proliferasi & intermiten (bukan kronis) &
kelangsungan hidup ⇢ respons faktor fenotipe SSM
Jalur Mutasi Melanoma pertumbuhan • Mudah ditargetkan
• Jalur pensinyalan yang • Mutasi ⇢ aktivitas konstitutif ⇢ • Aktif dalam sel sehat
mengatur proliferasi sel tumbuh tidak terkendali
(BRAF, NRAS, NF1) • Jalur onkogenik terpenting ⇢ target
• Pertumbuhan & utama intervensi terapeutik
metabolism (PTEN & Mutasi NRAS
KIT) • Insiden 15%– 20% pada melanoma
• Resistensi terhadap Mutasi CKIT
apoptosis (TP53) • Insiden 2% pada melanoma
• Umur replikatif (TERT) Jalur Jalur NER mukosa
• Identitas sel (ARID2 karsinogenesis Mutasi GNAQ
• Kontrol siklus sel yang diinduksi Jalur Pensinyalan • Insiden 50% pada melanoma uveal
(CDKN2A) radiasi UV MAPK
Faktor
Pertumbuhan

Gambar 1. Jalur onkogenik biasanya


salah diatur pada melanoma. Mutasi
pada NRAS, BRAF, GNAQ, dan c-
KIT menyebabkan pensinyalan
MAPK konstitutif yang mengarah
pada proliferasi dan kelangsungan
hidup yang tak terkendali. Kaskade
phosphatidylinositol 3ʹ kinase (PI3K)
Proliferasi Sel dan diaktifkan oleh NRAS onkogenik.
Mutasi gen CDKN2A menyebabkan
Pertahanan
hilangnya P16INK4A atau P14ARF
atau keduanya tergantung di mana
mutasi terjadi. Mutasi CDKN2A
umum terjadi pada melanoma
Penuaan herediter.
DIAGNOSIS & PROGNOSIS
1. Klasifikasi Melanoma (Awal) 3. Klasifikasi Melanoma (1966) 4. Klasifikasi Melanoma (1970)
• Nevus yang sudah ada Kedalaman Invasi Ketebalan Tumor
• Lesi melanositik yang didapat • Level 1: sel melanoma terbatas • Stadium I: ≤ 0,75 mm
• Kulit bebas noda pada epidermis (melanoma in situ) • Stadium II: 0,76 − 1,5 mm
• Level 2: invasi sel tunggal atau • Stadium III: 1,51–2,25 mm
sarang melanoma (sangat kecil) ke • Stadium IV: 2,26–3,0 mm
2. Klasifikasi Melanoma (1960) dermis papiler • Stadium V: > 3,0 mm
Gambaran Histologis • Level 3: sel melanoma “mengisi &
• Melanoma Penyebaran memperluas” dermis papiler
Superfisial (SSM) • Level 4: invasi ke dalam retikular
dermis Stadium I-II
• Melanoma Lentigo Maligna
• Level 5: invasi ke dalam lemak • Kesempatan bertahan hidup
(LMM)
• Melanoma Nodular (NM) subkutan baik
• Riisko metastasis regional
rendah
• Reseksi lebih kecil
Semakin tinggi level • Menilai tingkat risiko
• Risiko metastasis jauh semakin penyebaran ke KGB
meningkat • Menentukan perlu
Level III-V pengangkatan KGB atau tidak
• Invasi KGB • Diseksi KGB profilaksis
• Melanoma melewati dermis papiler bermanfaat pada tumor >1,5
⇢ diseksi KGB harus dibatasi mm
5. Stadium Melanoma (AJCC) Prognosis Pemulihan &
TNM (Tumor, Nodus, Metastasis) Stadium kesempatan
• T = histologis dari tumor primer sangat penting Rejimen kelangsungan
• N = keberadaan KGB regional, pengobatan hidup yang lama
pengukuran ketebalan tumor,
penghilangan aktivitas mitosis (upstage
melanoma tipis), perluasan KGB Meski menggunakan sistem stadium internasional diagnosis
regional berdasarkan jumlah KGB melanoma tetap sulit dibuat secara akurat & konsisten
regional yang positif
• M = keberadaan & perluasan metastasis
jauh, lokasi metastasis, pengelompokan Hambatan Penegakan Diagnosis Melanoma
• Variabilitas antar & intra ahli patologi
stadium yang diperluas pada stadium III
untuk stratifikasi prognosis jangka sangat tinggi (fitur histologis ambigu)
• Pengamatan visual subyektif
panjang yang lebih baik
Deteksi & Penegakan Diagnosis Akurat
Pronosis & Kelangsungan Hidup • Teknologi pencitraan non-invasif pra-biopsi
• Klasifikasi kedalaman Breslow • Teknik kuantitatif pasca-biopsy
• Atribut tumor primer • Hibridisasi fluoresensi in situ (FISH)
• Ulserasi • Hibridisasi genomik komparatif (CGH)
• Laju mitosis • Sekuensing
• Inflamasi terkait tumor • Spektrometri massa (MS)
Regresi • IHC
Stadium Melanoma (AJCC)
KGB Regional (N)
NX = KGB regional tidak dapat dinilai
NO = Tidak ada metastasis ke KGB regional
Tumor Primer (T) N1 = Metastasis kelenjar getah bening
Tx = Tumor primer tidak dapat dinilai leher unilateral dengan diameter terbesar 6
TO = Tidak terbukti adanya tumor primer cm atau kurang, di atas fossa
Tis = Karsinoma in situ supraklavikular, dan/atau unilateral atau
T1 = Tumor terbatas di nasofaring atau bilateral
tumor meluas ke orofaring dan / kavum kelenjar getah bening retrofaring dengan
nasi diameter terbesar 6 cm atau kurang.
tanpa perluasan ke parafaring N2 = Metastasis kelenjar getah bening
T2 = Tumor dengan perluasan ke daerah bilateral dengan diameter terbesar 6 cm M0 = Tanpa Metastasis Jauh
parafaring atau M1 = Metastasis Jauh
T3 = Tumor melibatkan struktur tulang kurang, di atas fossa supraklavikular.
dasar tengkorak dan/atau sinus paranasal N3 = Metastasis pada kelenjar getah bening
T4 = Tumor dengan perluasan intrakranial diatas 6 cm dan/atau pada fossa
dan/atau terlibatnya saraf kranial, supraklavikular:
hipofaring orbita atau dengan perluasan ke N3a = Diameter terbesar lebih dari 6 cm
fossa infratemporal ruang mastikator. N3b = Meluas ke fossa supraklavikular
PENCITRAAN NON-INVASIF
Akses Deteksi Dini ↑ Pengembangan Teknologi MelaFind
Lewat Aplikasi Pencitraan untuk Skrining Visual • Dikembangkan tahun 2010
• • • Cahaya memvisualisasikan lesi kulit hingga
SkinVision MelaFind
• UMSkinCheck • SIAscope (Spectrophotometric kedalaman 2,5 mm
• • Disorganisasi morfologis sel dalam lesi
MoleScope Intracutaneous Analysis)
• Sensitivitas (76% menjadi 92%) & spesifitas
(52% menjadi 79%)
Kelebihan • Untuk lesi yang ambigu • Keputusan biopsi paling akurat
• Aksesibilitas luas • Sinar inframerah dekat (~400 • Tidak ditanggung asuransi
& mudah nm hingga ~1000 nm)
• Hemat biaya • Memvisualisasikan lesi
Kekurangan • Memberi informasi apakah SIAscope
• Tidak akurat diperlukan biopsi • Mirip MelaFind (dikembangka tahun 2002)
• Mengukur kolagen, darah & melanin
• Menunjukkan batasan melanin pada
epidermis
• Mencitrakan jaringan pembuluh darah
• Komposisi pigmen lesi
• Sensitivitas (82,7%) & spesifitas (80,1%) ⇢
serupa dengan dermatoskopi oleh ahli
dermatologi
• Bermanfaat ↑ diagnosis lesi berpigmen oleh
dokter perawatan primer
PENGGUNAAN IMUNOHISTOKIMIA
PENANDA KLINIS

Pemeriksaan wajib untuk IHC Biomarker (diagnostik & prognostik)


penegakan diagnosis melanoma • • Penanda melanositik
Teknik tambahan
1. Metode deteksi • • Lesi awal bersifat melanositik
Tersedia luas
2. Dikonfirmasi sebagai lesi • • Protein yang terlibat dalam
Dapat diandalkan & direproduksi
atipikal secara klinis • Penggunaan ↑↑↑ (20 th terakhir) sintensis melanin
3. Biopsi • • Biogenesis melanosom
Direkomendasikan untuk
4. Analisis mikroskopis • Diferensiasi melanosit
evaluasi KGB sentinel jika sel
• Melan-A & MART-1: paling
tumor tidak terlihat pada H&E ⇢
↑ deteksi mikrometastasis sensitif mengenali melanoma
Histopatologi klasik • HMB-45: mengenali antigen
• Tidak mudah dikenali dengan gp100
pemeriksaan H&E tradisional Kekurangan penanda melanositik • Protein S100, MITF,
• Menandai semua melanosit tyrosinase & SOX10: deteksi
• Kurang efektif membedakan kemungkinan neoplasma
Kemajuan pengetahuan tentang melanositik
melanoma & proliferasi
mekanisme molekuler • Penanda proliferatif
melanositik jinak
melanomagenesis • Aktivitas siklus sel dalam lesi
• Menghitung angka mitosis
Melanoma Desmoplastik • IHC: indikator kuat aktivitas
Biomarker Imunohistokimia • Ekspresi kurang proliferasi
Molekuler (IHC) • Risiko tinggi negatif palsu
PENANDA PROGNOSTIK

Penanda Proliferasi 1. Ki-67 2. PHH3


Menentukan jumlah sel • Paling umum digunakan • Diperkenalkan tahun 1997
dalam siklus sel pada lesi • Protein yang terlibat dalam • Modifikasi histone yang terkait
tertentu transkripsi ribosom dengan kondensasi kromatin di
• Ekspresi ↑↑↑ pada melanoma yang akhir fase G2/M siklus sel
agresif • Spesifik mendeteksi sel mitosis
• Medeteksi sebatas di siklus sel • Membedakan melanoma dengan
• Bagus untuk prognostik nevus jinak
Tumor melanositik
• Jinak: indeks rendah
• Ganas: indeks tinggi Tidak ada biomarker diagnostik/prognostik yang sempurna untuk melanoma

Kelemahan penanda
proliferasi
• Tumor dengan infiltrasi
sel imun tinggi & aktif
mitosis ⇢ proliferasi
dilebih-lebihkan
• Spesifitas kurang
BIOMARKER PROGNOSTIK SEROLOGIS

LDH Indikator prognostik independent terkuat untuk Terdeteksi di dalam


(Laktat Dehidrogenase) melanoma maligna serum

Mekanisme

• Mengkatalisis konversi piruvat menjadi laktat


dalam kondisi anoksik
• Seperti lingkungan mikro tumor yang
kekurangan oksigen

AJCC ke-8 (LDH ↑)

• Merugikan untuk pasien melanoma stadium IV

• Kemungkinan bertahan hidup rendah


KELALAIAN REGULASI EPIGENETIK

Remodeling kromatin Biomarker yang Pencetus Melanoma


menjanjikan untuk 1. Modifikasi Epigenetik
Protein pengatur epigenetik diagnosis kanker • Memengaruhi pemadatan kromatin
• Interaksi antar nukelosom
• Makin padat akan menolak akses ke sel
• Pengikat faktor transkripsi
Bahan genetik di dalam Genom Manusia • Disregulasi pada beberapa penyakit ⇢
organisme multisel sama • 3 miliar pasangan basa & kanker ⇢ melanoma
pengkodean untuk ~2000
Fungsi & pengaturan bervariasi protein 2. Deasetilasi Lisin
antar sel • DNA dibungkus kompleks • Membungkam CDNK1A (gen penekan
protein (histone ⇢ tumor utama) ⇢ ↓ regulasi p21cip1
Susunan protein sel berubah nukleosom) 3. Histone Hipoasetilasi
seiring usia bertambah • Setiap ekor N-terminal • ↓ regulasi protein proapoptosis (Bim,
histon memanjang & situs Bax & Bak, PIB52A)
Protein untuk perkembangan PTM • Pensinyalan PI3K/Akt tidak
embrio ⇢ terekspresi ⇢ penyakit • Modifikasi: perbaikan terblokir
kerusakan DNA, replikasi • Proliferasi sel tidak dihambat ⇢ sel
Perlu pengontrolan protein mana DNA, regulasi siklus sel melanoma tumbuh tak terkendali
& kapan yang diekspresikan & apoptosis
H3K27me3 & MELANOMA

Regulasi histone Menjaga sel tetap Meningkatkan


methyltransferase yang beroperasi dengan Disregulasi perkembangan
tepat baik melanoma

Kompleks represif polycomb H3K27me3 PRC2


(PRC1 & PRC2) • Tanda pembungkaman gen penting • Pengatur penting
yang terlibat dalam inaktivasi X & gen penekan
embryogenesis tumor utama
Kompleks remodelling kromatin • Mengatur ekspresi molekul adhesi sel (lokus CDKN2A
penting dalam sel E-cadherin & jalur pRB-E2F)
EZH2 Lokus CDKN2A
• Ekspresi tinggi atau mutase • Regulasi sikus
Sub unit katalitik PRC2 ⇢ EZH2 pengaktifan ⇢ patogenesis melanoma sel & apoptosis
methyltransferase • Mengatur ekspresi molekul adhesi sel
E-cadherin
• Ekspresi berlebih ⇢ downregulasi E- Tingkat EZH2 &
EZH2 mengkatalisasi trimetilasi cadherin ⇢ ↓ adhesi seluler & ↑ H3K27me3 rendah
histone 3 lisin 27 (H3K27me3) mobilitas sel pada melanoma
TATALAKSANA
RESEKSI BEDAH

TERAPI UTAMA MELANOMA


LOKAL

Operasi pengangkatan tumor &


jaringan sehat di sekitarnya

Ukuran tumor >0,8 mm Sel melanoma di KGB sentinel


atau • KGB yang tersisa di area tersebut
Ukuran tumor <0,8 mm tetapi diangkat
mengalami ulserasi (tahap
pT1b atau lebih besar)
Tumor metastatik (kondisi tertentu)
• Pembedahan
Biopsi kelenjar getah bening • Bukan untuk penyembuhan
sentinel • Memerlukan pilihan perawatan lain
KEMOTERAPI

Terapi untuk Melanoma Metastatistik Sejarah Kemoterapi


• Kemoterapi satu-satunya pilihan
Awal abad ke-20 oleh Paul 1940 oleh Alfred & Louis
• Pembedahan tidak dapat • Mustard nitrogen efektif pada
Ehrlich (kimiawan Jerman)
menyembuhkan • Agen kimia dapat menargetkan pengobatan tumor limfoid
• Obat-obatan adalah upaya • Regresi tidak berlangsung
sub-populasi tertentu
pertahanan selanjutnya • Sel-sel imunitas terlibat dalam • Efek samping parah
menghilangkan sel-sel yang 1968
berubah • Uji klinis kemoterapi pertama
Deteksi Dini Melanoma
• Sangat penting ↑ prognosis pasien • Pengembangan agen alkylating pada melanoma metastatistik
• 1960 primitif pertama ⇢ tidka efektif dengan mustard 1-fenilalanin
• Pendidikan publik terfokus • 1940-an kemajuan (melphalan) tidak efektif
• Promosi pentingnya skrining pengembangan bahan kimia • Toksisitas sangat tinggi
kanker kulit (teratur & populais yang efektif 1975 oleh FDA
1910 oleh George Clowes • Dacarbazine disetujui pertama
berisiko)
• Pengembangan sistem kali sebagai obat kemoterapi
transplantasi tumor ke hewan satu-satunya
Terapi pengerat • Standar terapi hingga sekarang
• Sering digunakan: target terapi & • Untuk menyaring agen • Respon baik 50%
imunoterapi kemoterapi dalam organisme • Kelangsungan hidup 27% (5 – 11
• Jarang digunakan: kemoterapi hidup bulan & 1 tahun)
TARGET TERAPI

Target Terapi Kelebihan


Paling Menjanjikan • Sangat efektif untuk 50% pasien melanoma mutasi
BRAF
Penghambat BRAF Kekurangan
• Vemurafenib (2011) • Mayoritas pasien mengembangkan resistensi sekunder
• Dabrafenib (2013) dalam waktu yang relatif singkat

Disetujui untuk terapi metastasis


melanoma & mutasi BRAF yang
tidak dapat dioperasi

Kemajuan Penelitian
• Mekanisme yang mengakibatkan
resistensi sekunder ditemukan
• Pengembangan obat-obatan baru
untuk efek yang tahan lebih lama
IMUNOTERAPI

Imunitas manusia bertugas Prognosis buruk Antigen Tumor


membedakan sel diri sendiri & bukan Antigen Terkait Tumor (TAA)
Penyuntingan imunitas • Sebagian besar ada di sel
Semua sel berinti memiliki protein tumor
MHC kelas I di permukaannya Tumor berhasil menghindari deteksi • Diekspresikan di sel normal
agar dia tidak dihancurkan juga
Muncul epitop dari protein (TAA, Antigen Spesifik Tumor (TSA)
TSA, MDA) yang diekspresikan & TIL tidak terlihat pada tumor • Hanya diekspresikan di sel
terdegradasi di dalam sel tumor
Limfosit (TIL) menyerang jaringan & Antigen Diferensiasi Melanoma
Sel-sel kanker adalah sel diri tetapi membunuh sel-sel yang sakit (MDA)
mutagenik • Khusus sel melanoma
APC mengambil protein tersebut & • Terlibat di diferensiasi
Antigen tumor yang sangat mengirim ke ke CD4+ & Th untuk melanoma
imunogenik mengaktifkan respon imun

Dikenali sebagai bukan sel diri Protein MHC kelas II di permukaan


APC (makrofag & dendritik)
Imunitas diperingatkan (ada patogen
di dalam sel & perlu dinetralkan) Antigen dikenali oleh TCR di CTL
Penyuntingan Imunitas Sel imun mengenali ligan PD-1 (PD- Terapi Imun
1. Eliminasi L1/2) di permukaan sel T • Vaksin kanker
• Natural killer, sel dendritik, CTL & sel B • Terapi sel
masuk ke lingkungan mikro tumor atau Menyampaikan kepada sel imun jika sel adopsi
jaringan periferal tersebut menghambat sistem imun • Imunomodula-
• Membunuh sel kanker secepat mungkin tor
2. Keseimbangan Pos pemeriksaan imun PD-1
• Sel kanker terus tumbuh tetapi masih menginduksi apoptosis maturasi sel T
ditekan sel imun (mengenali sel-antigen di KGB) &
3. Penghindaran mencegah apoptosisregulator sel T
• Melanoma sangat mutagenik (menekan respon imun terhadap sel diri)
• Menghindari respon imun dengan
sangat cepat ⇢ ↓ MHC kelas I ⇢ ↓ Melindungi jaringan dari kerusakan
presentasi antigen selama respon imun anti-mikroba
berlangsung
Sel melanoma menghindari respon imun
• ↓ regulasi TAA & MDA ⇢ menghambat Sel kanker
pengenalan & pembersihan sel tumor oleh
CTL Diekspresikan berlebihan
• Mengeluarkan molekul penghambat imunitas
(TGF-β & PGE2) Sel tumor mematikan respon imun &
• Manipulasi pos pemeriksan imunitas menghindari kerusakan imun
Terapi IL2 CTLA-4 Obat Inhibitor Pos Pemeriksaan Imun
• • Mekanisme seperti Melanoma
Digunakan mulai tahun 1992
• Mendorong perluasan sel T PD-1 Antibodi anti-CTLA-4: Ipilimumab
• Diekspresikan • Kelangsungan hidup 10 tahun (20%)
spesifik melanoma
• Respon lengkap pada 6% pada sel T-reg • Kombinasi dengan Nivolumab (respon
• • mengenali reseptor
Sangat beracun 57%)
B7-1/2 pada APC Antibodi anti-PD-1
• Bersaing dengan • Nivolumab (respon ~40%)
Vaksin Kanker CD28 pada sel T • Kelangsungan hidup (73%)
• Dikembangkan tahun 1990-an untuk berikatan • Pembrolizumab (respon 37% – 38%)
• Vaksin terapeutik dengan B7-1/2 Antibodi PD-L1/2 (masih dalam uji klinis)
• Untuk pasien stadium akhir ⇢ • CD28 mengikat B7-
imunitas tubuh peka terhadap 1/2 ⇢ respon imun
antigen kanker aktif ⇢ pengikatan Komplikasi
• Tidak ada yang efektif CTLA-4 menekan • Kondisi inflamasi terkait kekebalan pada
Tidak ada yang disetujui respon imun • Kulit
• Sistem GI
• Organ endokrin
Inhibitor Pos Pemeriksaan Imun
• Resistensi sekunder
• Paling efektif untuk melanoma
• Disetujui digunakan tahun 2011
• Terapi dengan antibodi terhadap Upaya Mentolerir Komplikasi
PD-1, PD-L1/2 & CTLA • Kortikosteroid
Inhibisi
Sel respon
Sel T
Melanoma sel T

Sel Memungkinkan
Sel T stimulasi
Melanoma
respon
imun

Gambar 2. Regulasi respons sel-T oleh CTLA4 dan PD1. (A) Aktivasi sel-T oleh sel dendritik membutuhkan pensinyalan oleh kompleks MHC dan CD28.
Pengikatan CTLA4 ke B7-1/2 (CD80/86) menekan aktivasi sel-T dan bertindak sebagai mekanisme umpan balik untuk mencegah respons imun yang
berkelanjutan. Mengikat kompleks MHC kelas I pada sel melanoma menyebabkan aktivasi sel-T. Setelah aktivasi terus-menerus, sel-T meningkatkan ekspresi
PD-1. Ketika PD-1 berikatan dengan PD-L1/2 yang diekspresikan oleh sel tumor, hal ini menyebabkan penonaktifan sel-T. (B) Antibodi terhadap CTLA4, PD1
atau PD-L1/2 mencegah pengikatan ke ligan terkait yang menyebabkan aktivasi sel-T dan stimulasi respons imun terhadap sel tumor. Singkatan: DC, sel
dendritik; CTLA4, antigen limfosit T sitotoksik 4; PD1, kematian terprogram 1; TCR, reseptor sel-T; MHC, kompleks histokompatibilitas utama; PD-L1, ligan
kematian terprogram 1; PD-L2, ligan kematian terprogram 2.
KESIMPULAN
Melanoma adalah penyakit heterogen ganas & kompleks yang
sulit dalam diagnosis & terapi serta sangat mematikan

Penegakan diagnosis melanoma terkini yang terbaik adalah


dengan IHC & PRM

Kemajuan tatalaksana meningkat dengan terapi penghambat


BRAF, CTLA4 & PD1
TERIMA
KASIH

You might also like