You are on page 1of 17

Filsafat Ilmu Dalam Pencapaian Nyata Nilai dan

Kemasyarakatan

Angie
Chrysandra
Dessy
Kalara
Meysa
Vendy Febiano
Yuni Prisnalia
Apa itu Filsafat Ilmu?

Filsafat ilmu merupakan cara berpikir tentang etika, pemikiran, keadaan, waktu, makna,
dan nilai. Hal-hal yang dikaji dalam filsafat ilmu adalah perihal eksistensi, pengetahuan,
nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Kunci memahami apa itu filsafat ilmu adalah melibatkan 4
Re-, yaitu responsiveness (daya tanggap), reflection (refleksi), reason (alasan), dan re-
evaluation (re-evaluasi).
Baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, intinya ialah berpikir. Bedanya, kalau filsafat
memikirkan atau menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu memikirkan atau
menjangkau bagian-bagian tertentu tentang sesuatu. Kalau filsafat menjangkau sesuatu itu
secara spekulatif atau perenungan dengan menggunakan metode berpikir deduktif, maka
ilmu menggunakan pendekatan empiris atau ilmiah dengan menggunakan metode berpikir
induktif di samping metode berpikir deduktif. 
Mempelajari filsafat ilmu pengetahuan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:
1. Melatih berpikir logis dan kritis terhadap kebenaran. 
2. Akan lebih menyadarkan kita kepada hakikat dan makna ilmu pengetahuan, serta
mengenai metode dan prosedur pengembangan ilmu.
3. Lebih menyadarkan kita akan pentingnya peranan etika dalam pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Filsafat Ilmu Dalam Masyarakat

Sebagian besar kaum awam memahami filsafat sebagai ilmu yang rumit, abstrak dan
sangat sulit. Pemahaman serupa juga ditemukan juga dalam banyak ilmuwan, terutama di
Indonesia dan negara-negara yang kurang akrab dengan iklim dan suasana filosofis.
Pemahaman di atas menyiratkan dua hal penting.
1. Pertama, filsafat masih belum dipahami dan diakrabi banyak orang dari berbagai
kalangan.
2. Kedua, masih banyak anggota masyarakat yang belum memahami arti dan peran filsafat
dalam mentransformasi kehidupan bermasyarakat.
Dengan mengembangkan filsafat pragmatis dan instrumental, John Dewey (1859-1952)
adalah salah seorang filsuf yang menegaskan dan terus memberikan bukti bahwa filsafat
berperan penting dalam pengembangan kualitas hidup manusia. Untuk menegaskan
relevansi filsafat dalam transformasi masyarakat, John Dewey menyatakan bahwa tugas
seorang filsuf tidak hanya mentransfer pemikiran dan ide-ide para filsuf masa lampau
melainkan juga menggali inspirasi dari ide-ide para filsuf untuk memecahkan persoalan
hidup yang nyata di zaman ini. Untuk itu, seorang filsuf juga harus berani merekonstruksi
ide-idenya dalam konteks persoalan nyata supaya pemikiran filsafat tetap kontekstual dan
relevan. Dalam arti ini, filsafat juga bisa dipahami sebagai proses merekonstruksi
pengalaman.
Filsafat Sebagai Proses Pendidikan

Relasi mendasar antara filsafat dan pendidikan berakar dari arti kata filsafat itu sendiri.
Kutipan tersebut menegaskan keyakinan Dewey bahwa secara mendasar filsafat dan
pendidikan adalah satu. Filsafat dan pendidikan berurusan dengan upaya mengembangkan
kualitas hidup manusia yang menyakup pola pikir, sikap dan perilaku bertanggung-
jawab. Dengan mengangkat kembali arti dasar filsafat sebagai proses mencintai
kebijaksanaan, Dewey menegaskan dengan jelas bahwa filsafat berhubungan erat dengan
proses membangun sikap dasar dan tindakan baik.
Untuk itu, filsafat berhubungan dengan tema pendidikan. Bagi Dewey, filsafat «should
focus about education as the supreme human interest». Dengan kata lain, ia me-negaskan
bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam berfilsafat atau proses mencintai
kebijaksanaan. Memahami filsafat sebagai proses pendidikan berarti menempatkan peran
filsafat sebagai kekuatan untuk membangun budaya dan peradaban manusia.
Dewey menegaskan bahwa pendidikan «in the broad sense of formation of fun-
damental attitudes of imagination, desire and thinking – is strictly correlative with culture in
its inclusive social sense».
Filsafat dan pendidikan berhubungan dengan nilai-nilai yang menjiwai sikap dan
perilaku masyarakat. Sikap dan perilaku baik atau kebiasaan baik setiap pribadi merupakan
manisfestasi nilai-nilai yang dihidupi masyarakat tertentu. Kebiasaan baik itu memuat
pemikiran, nilai-nilai, semangat dan rasa sosial, serta tindakan kebersamaan yang
dilaksanakan secara kontinyu.
Hidup bersama di masyarakat dan pendidikan formal harus diarahkan pada
pengembangan demokrasi. Pendidikan berperan penting dalam mewujudkan demokrasi
karena di da-lam proses pendidikan terjadi relasi antar pribadi yang dimotivasi oleh nilai-
nilai hidup dan berbagi gagasan untuk membangun hidup bersama. Menegas-kan gagasan
Dewey tentang relasi antara pendidikan dan proses demokratisasi masyarakat, Samuel
E. Stumph menyimpulkan bahwa tidak ada yang lebih men-dasar dan penting bagi Dewey
selain pendidikan yang layak diperjuangkan.
Peranan Filsafat Ilmu Bagi Etika Moral Masyarakat

Peranan filsafat ilmu bagi etika moral masyarakat, dalam filsafat ilmu terdapat etika
yang juga termasuk dalam cabang filsafat. Etika ini bersal dari bahasa yunani  etos berarti
watak sedangkan moral berasal dari kata flores yang berarti cara hidup, jadi maksudnya
etika yaitu suatu ketentuan atau ketraturan atau kesusilaan manusia tentang bagaimana
mereka bersikap dengan menggunakan moral yang telah ada. Sesungguhnya etika itu
bersumber dari hubungan sesama manusi dengan berinteraksi antar manusi dapat
menimbulkan suatu pernyataan dan dimana dengan etika itulah kita bisa menjadi tolak ukur
dalam bersosialisasi dengan manusia.
Moral lebih cenderung keperilaku atau tindakan manusia terhadap makhluk lain itu
sendiri, sedangkan etika merupakan suatu teknik yang dilakukan oleh manusia sendiri.
Etika sendiri dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Etika Deskriptif
2. Etika Formatif
Etika deskriptif lebih menekankan pada ajaran-ajaran moral yang telah berlaku dan
mengaplikasikannya terhadap masyarakat, sedangkan etika formatif yaitu tentang suatu
kajian ajaran moral yang baik buruknya penilaian manusia itu sendiri.
Secara umum akal merupakan unsur pembeda, jika akal tersebut digunakan dengan hal
yang positif maka akan meningkatkan daya tarif akal manusia tersebut, begitupun
sebaliknya jika akal digunakan dengam hala yang tidak benar maka akan mengakibatkan
penurunan daya serap pengetahuan manusia.
Peranan Filsafat Ilmu Dalam Kehidupan Manusia

Filsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar
pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya. Dengan filsafat, kita semakin
mampu menangani pertanyaan-pertanyaan yang mendasar (makna realitas dan tanggung jawab) yang
tidak terletak dalam wewenang metode ilmu khusus. Berfilsafat mengajak manusia bersifat arif,
berwawasan luas terhadap berbagai masalah. Manusia diharapkan mampu memecahkan masalah
tersebut dengan cara mengidentifikasikannya agar jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah.

Dalam hal ini filsafat memilki peran penting dalam kehidupan manusia. Di antaranya yakni:

1. Peran filsafat sebagai pendobrak


Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkungan pikiran
manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat manusia dapat menghancurkan kebekuan,
kabakuan, bahkan keterkungkungan pikirannya dengan kembali mempertanyakan segala.
Pendobrakan ini bisa membuat manusia terbebas dari kebekuan, dan keterkungkungan.
2. Peran filsafat sebagai pembebas
Bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini
membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap
segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh
kenyataan.

3. Peran filsafat sebagai pembimbing


Peranan ketiga yang dimiliki filsafat bagi manusia adalah sebagai pembimbing. Selain
memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi ilmu pengetahuan umumnya.
Menurut Descartes, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.

4. Peran filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan


Filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan. Memahami peranannya sebagai
penghimpun, maka filsafat dapat dikatakan merupakan induk segala ilmu pengetahuan atau
mater scientiarum.
Kontribusi Filsafat Ilmu Dalam Penelitian Ilmiah 

1. Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu atau Teori 

Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. prinsip kritis terhadap
kegiatan ilmiah, dapat menjadikan seorang peneliti memiliki sikap kritis terhadap bidang
ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipistik, menganggap
bahwa hanya pendapatnya yang benar.

Filsafat ilmu mampu menguji, merefleksi, mengkritik asumsi dan metode keilmuan
dalam sebuah penelitian ilmiah. Sehingga sikap seperti ini mampu melahirkan sebuah teori
keilmuan yang baru dan Membuka kemungkinankemungkinan hal baru dalam Penelitian
ilmiah, karena Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu
pertanyaan atau permasalahan.
2. Filsafat Ilmu Memberikan Pendasaran Logis terhadap Metodologi Penelitian

Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metodologi penelitian. Sebuah metode
penelitian ilmiah, harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional. Oleh sebab itu,
kontribusi filsafat ilmu dalam metode penenelitian mampu memberikan landasan logis dan
sistematis. Dalam dunia ilmu pengetahuan, ada dua model penalaran (logika) yang dominan, yaitu:

1. Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan yang bertolak dari sejumlah data (sample); kita
menarik kesimpulan (generalisasi) mengenai semua fakta yang bersorak demikiran.

2. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari hal-hal yang umum, lantas menarik
kesimpulan yang lebih khusus.
Kontribusi Filsafat ilmu dalam metodologi penelitian juga dapat bersifat mengisi dan
memperluas cakrawala kognitif (akal) tentang apa yang disebut ilmu, yang diharapkan akan
menimbulkan pengertian untuk disiplin dalam berkarya ilmiah, sekaligus meningkatkan
motivasi seorang peneliti untuk melaksanakan tugas secara sungguh-sunguh, dapat
disimpulkan dalam beberapa poin berikut ini: Kontribusi filsafat ilmu dalam penelitian
ilmiah yaitu : 

1. Sebagai Landasan pengembangan ilmu atau teori

2. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah

3. Filsafat ilmu mampu menguji, merefleksi, mengkritik asumsi dan metode keilmuan
dalam sebuah penelitian ilmiah. 
Peran Filsafat dalam Kehidupan Manusia

1. Sebagai Pendobrak
Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkungan pikiran manusia.
2. Sebagai Pembebas
Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih
kritis terhadap segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas
seluruh kenyataan.
3. Sebagai Pembimbing
Menurut Descartes, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.
4. Sebagai Penghimpun Ilmu Pengetahuan
Memahami peranannya sebagai penghimpun, maka filsafat dapat dikatakan merupakan
induk segala ilmu pengetahuan atau mater scientiarum.
Kesimpulan

Filsafat nilai atau aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang  nilai atau
suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai secara filosofis, mendasar, menyeluruh,
sistematis, sampai pada hakikat nilai itu sendiri untuk mendapatkan kebenaran sesuai dengan
kenyataan.  Aksiologi terdiri dari analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-konsep
moral dalam rangka menciptakan atau menemukan suatu teori nilai.
Selain itu, aksiologi berhubungan dengan etika dan estetika, baik nilai itu sesuatu yang
bersifat subjektif maupun objektif. Tujuan nilai adalah untuk mengetahui apakah sesuatu itu
baik atau buruk, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, dan sebagainya. Sehingga
dengan mengetahui nilai, maka akan tercapai apa yang menjadi tujuan manusia.

You might also like