Professional Documents
Culture Documents
Gadar Trauma Perkemihan
Gadar Trauma Perkemihan
Syahrun
STIKES WIYATA HUSADA
SAMARIINDA
Location of GU Trauma
Kidney 67%
Ureter 1 %
Bladder 22 %
Urethra 3 %
External Genetalia 7 %
Gejala Umum kelainan
Genitourinarius :
1. Sakit
Ginjal : sakit terus menerus
pada sudut kostovertebra
f i n i s i
De
Trauma Ginjal
• Trauma Langsung (tajam/tumpul)
– Olah raga kontak, tembakan, KLL
• Trauma tidak langsung
– Jatuh terduduk
– Jatuh berdiri
– Kontraksi otot perut >> pd hidronefrosis
i ol og i
Et
Trauma Ginjal
• Hematuria, rasa sakit panggul, syok
terutama pada trauma multiple, mual
dan muntah, distensi abdomen (ileus)
ekhimosis (memar / jejas) dan massa di
panggul pada palpasi.
e st as i
ni f
Ma
Trauma Ginjal
•Incidence: 1.4 - 3.25%
•Age: 20-30 yo
•Males
•Assoc injuries common:
20-94%
i o l og i
i de m
Ep
Trauma Ginjal
•Incompleta (perlukaan ringan)
• Microscopic or gross hematuri, urologi normal
• Hematoma subkapsular, tidak ada laserasi
parenchym
r a de I
G
Trauma Ginjal
•Incompleta (perlukaan berat)
• Tdk ada perluasan perdarahan di
retroperitoneal
• Laserasi di kortek < 1 cm tanpa ekstravasasi
urine
r a de 2
G
Trauma Ginjal
•Kompleta
(perlukaan berat)
– Laserasi > 1 cm
a de 3
Gr
Trauma Ginjal
•Avulsi (terbelah
dua) dan
fragmentasi
– Laserasi meluas
s/d cortek,
medula & tubulus
pengumpul
– Perdarahan diArteri
& atau vena renalis
e 4
r ad
Trauma Ginjal
•Kritis
• Laserasi mengneai
pembuluh darah
dan pelvis
renalis
a de 5
Gr
Trauma Ginjal
• Laboratoris:
Darah dalam urine, perdarahan >>
hematokrit ↓
• Rontgen :
Foto polos : berwarna abu – abu di
daerah organ yg trauma k/ hematoma
atau ekstravasasi urine
e r i k saan
Pe m g
un j a n
P e n
Trauma Ginjal
ks aa n
e r i
Pem ang
un j
Pen
Trauma Ginjal
•Fr. vertebra
•Fr. Costae
•hematoma retroperitoneal
D x
Dif
Trauma Ginjal
• Awal : Infeksi , perdarahan
sekunder dan kerusakan ginjal
yang progresif.
• Lanjut : stenosis fibrotik dari arteri
ginjal, hipertensi dan
hidronefrosis karena striktur
ureter
l i kas i
Kom p
Trauma Ginjal
• Konservatif :
– Tirah baring minimal 1 minggu
– Observasi pembesaran tumor
– Observasi hematuri tiap 3 jam
– AB broadspectrum 2 minggu
– Bila perdarahan berlanjut dan KU
memburuk operasi
t m e n t
Tre a
Trauma Ginjal
• Operatif :
– penjahitan laserasi
– heminefrektomi
– nefrektomi total
t m e n t
Tre a
Trauma Ginjal
2. Ureter
– Upper 39%
– Mid 31%
– Distal 30%
a. Tanda dan gejala :
c. Diagnosa banding :
• Fistula vesikovaginal dan
uretrovaginal
IVP
d. Komplikasi
• Breathing
– Obseravasi simetrisitas pergerakan
dada
– Auskultasi untuk memastikan udara
masuk ke paru-paru
– Perkusi untuk memastikan apakah
sama suara napas kiri dan kanan
Asuhan Keperawatan
1. Primary Survey >>>> lanjutan
• Circulation
– Observasi adanya perdarahan
– Observasi tanda – tanda syok
hipovolemik (tingkat kesadaran,
warna kulit, nadi)
– Kontrol adanya perdarahan
(eksternal & internal)
Asuhan Keperawatan
2. Secondary Survey
• Kapan mulai gejala, kapan mulai terasa
sakit, perubahan warna dan produksi urine.
• Riwayat sebelum sakit apakah pernah
terkena penyakit ginjal / saluran kencing,
sexually transmitted deseases
• Perawatan dan pengobatan yang sudah dan
pernah dilakukan
• Penyebab trauma, area trauma dan sudah
berapa lama
• Apakah pernah menjalani pembedahan atau
pemasangan kateter sebelumnya.
Pemeriksaan fisik :
– Inspection
Di observasi adanya luka, darah, cairan yang keluar,
lesi adanya tanda infeksi
– Auscultation
Pada kasus trauma saluran kemih jarang / cenderung
tidak pernah dilakukan.
– Perkusion
Terdapat nyeri pada kostovertebra
– Palpation
Palpasi dilakukan hanya untuk mendeteksi area nyeri
atau kemerahan, tegang pada kandung kencing
Gangguan pertukaran gas b/d
menurunnya suplai O2, hipoventilasi
• Tujuan
– Pertukaran gas tidak terganggu
• KH
– AGD DBN (sebutkan), warna kulit
kemerahan, hangat dan kering
– Tingkat kesadaran memebaik s/d
komposmentis
– Pernafasan reguler, frekuensi ...x/mnt
Gangguan pertukaran gas b/d
menurunnya suplai O2, hipoventilasi
• Intervensi Mandiri
1. Observasi frekuensi, irama dan kedalaman
pernapasan, napas mulut, penggunaan otot –
otot pernapasan, dyspnoe, ketidakmampuan
bicara
2. Posisikan fowler (30 – 45 derajat)
3. Kaji warna kulit, kuku & membran mukosa
4. Lakukan suction jika ada indikasi
5. Auskultasi bunyi nafas
6. Awasi TTV & irama jantung
7. Kaji tingkat kecemasan / ansietas
Gangguan pertukaran gas b/d
menurunnya suplai O2, hipoventilasi
• Intervensi Kolaborasi
1. Pemberian oksigen
2. AGD
3. HB, HT, BT CT
Manajemen Keperawatan Nyeri akut :
Tujuan :
Nyeri hilang / berkurang
Kriteria :
• nyeri hilang / berkurang
• Mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan
tindakan (pemberian obat, relaksasi, dll)
Intervensi :
• Jelaskan tindakan / prosedur diagnostik yang akan
dilakukan (kateterisasi, sitostomi, operasi)
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Ajarkan tindakan penurunan nyeri non invasif
(Relaksasi, stimulasi kutan, dll)
• Bila klien panik bersikaplah tegas : katakan ’ saya
disini dan saya yang bertugas”
• Beri kesempatan untuk mengekspresikan rasa
nyerinya dan biarkan orang terdekat untuk selalu
disamping klien bila memungkinkan
Gangguan eliminasi urine :
Tujuan :
Eliminasi Urine dapat kembali
normal / optimal
Kriteria :
• Urine dapat keluar baik secara fisiologis / dg
bantuan alat
• Klien mengatakan puas dan tidak ada residu
• Hidrasi : intake = output
Intervensi :
• Jelaskan penyebab terjadinya gangguan pada
proses berkemih
• Kolaborasi pemasangan kateter / sitostomi
• Pantau perdarahan pemeriksaan kencing serial
• Pada pos operasi pada trauma saluran
kencing :
• Pertahankan irigasi harus selalu adekuat
• Jaga drainage jangan sampai buntu /
tersumbat
• Jelaskan mengurangi aktivitas selama 4 – 6
mgg cegah perdarahan ulang setelah
tindakan operasi
• Bila sudah perawatan di rumah :
Ajarkan pada klien untuk segera ke
pelayanan kesehatan terdekat bila ada
tanda – tanda panas, hematuria dan
nyeri
Terima Kasih Atas Perhatiannya
SAMPAI JUMPA LAIN KESEMPATAN