You are on page 1of 40

PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN PASIEN STROKE


Sholichin
EPIDEMIOLOGI
• Di AS, stroke mrp penyebab kematian ke-3 setelah jantung
dan kanker, diderita oleh 500.000 orang per tahunnya
• Di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke termasuk
penyebab kematian utama, dengan 3 per 1000 penduduk
menderita penyakit stroke dan jantung iskemik.
• Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit
serbiovaskuler seperti jantung koroner dan stroke berada
diurutan kedua penyebab kematian tertinggi di dunia.
• Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15 %
adalah stroke hemoragik
Pengertian
penyakit yang terjadi akibat
terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan kerusakan neurologis

Tipe oklusif/Penyumbatan
stroke yang
disebabkan
karena adanya
penyumbatan
pembuluh darah

Tipe hemoragi/perdarahan
stroke yang
disebabkan
karena
perdarahan
intrakranial
DEFINISI
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah
ke bagian otak.
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang
berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam,
atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab
selain daripada gangguan vascular
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal
dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan
fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam )
dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang
terganggu.
 kenaikan tekanan darah yang akut atau
penyakit lain yang menyebabkan melemahnya
pembuluh darah
FAKTOR RISIKO
Faktor resiko………
• usia ---insidensi stroke sebanding dgn meningkatnya
usia----di atas umur 55 th, insidensinya meningkat 2
kali lipat
• Hipertensi----ada hubungan langsung antara tingginya
tekanan darah dengan resiko terjadinya stroke
• jenis kelamin----insidensi pada pria 19% lebih tinggi
drpd wanita
• TIA (transient ischemic attack)----60% kasus stroke
iskemi didahului dengan TIA----makin sering terjadi,
makin besar resiko terjadinya stroke
SNH aterotrombosis
atau emboli

memutuskan aliran darah


otak (CBF)

< 10 cc/100 mg/mnt < 30 cc/100 mg/mnt

Kekurangan oksigen ----- depo-


larisasi membran sel saraf ---
pembukaan kanal ion Ca ---- iskemia
eksitotoksik-----kematian sel
saraf ---- Nekrosis

Gejala
SH hipertensi

pembuluh arteri robek

perdarahan pada jaringan otak

membentuk suatu massa

jaringan otak terdesak, bergeser, atau


tertekan(displacement of brain tissue)

fungsi otak terganggu


Permanen
Gejala yang muncul bervariasi tergantung di mana
terjadi :
unilateral weaknesses …… biasanya hemiparesis
(lumpuh separo)
unilateral sensory complaints …….. numbness,
paresthesia (mati rasa)
Aphasia …….. language comprehension
Monocular visual loss …… gangguan
penglihatan sebelah
MANIFESTASI KLINIK (SH)……………..
• onset manifestasi kliniknya cepat ….
gejala fisik neurologis yang muncul
tergantung pada tempat perdarahan dan
besarnya perdarahan …… mayoritas
pasien kehilangan kesadaran, dan
banyak yang akhirnya meninggal tanpa
sempat sadar lagi ……..sebelum pingsan,
pasien umumnya akan mengalami sakit
kepala dan dizziness
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• CT Scan Memperlihatkan adanya edema ,
hematoma, iskemia dan adanya infark.
• Angiografi serebral membantu menentukan
penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri.
• Pungsi Lumbal
– Menunjukan adanya tekanan normal.
– Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan.
• MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark,
hemoragik.
Prognosa
• Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya
serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran
• Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah
serangan stroke iskemik
• Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya
mengalami kecacatan jangka panjang
• Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam
waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya
mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan
• Prognosis pasien dgn stroke hemoragik
(perdarahan intrakranial) tergantung pada
ukuran hematoma ---hematoma > 3 c m
umumnya mortalitasnya besar, hematomayang
massive biasanya bersifat lethal
• Jika infark terjadi pada spinal cord ----
prognosis bervariasi tergantung keparahan
gangguan neurologis ---- jika kontrol motorik
dan sensasi nyeri terganggu ---- prognosis jelek
Terapi
• Terapi yang diberikan tergantung jenis
strokenya …… iskemik atau hemoragik
• Sasaran : aliran pembuluh darah otak
• Berdasarkan waktu terapinya :
 Terapi pada fase akut
 Terapi pencegahan sekunder atau
rehabilitasi
Stroke iskemik akut

Menghilangkan Terapi pembedahan


sumbatan aliran darah (surgical therapy)

Terapi trombolitik Carotid endarterectomy


Terapi antiplatelet (baik untuk pasien dgn
Terapi antikoagulan stenosis ≥ 70%)
SH

Terapi suportif Mengatasi


Pembedahan perdarahan

Infus manitol
Untuk lokasi
perdarahan
dekat permukaan
otak
Obat-obat yang digunakan pada
terapi serangan akut
Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA) :
alteplase
Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin ,
Urutan pilihan : Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi
atau gagal : clopidogrel, jika gagal : tiklopidin
Terapi antikoagulan : masih kontroversial karena resiko
perdarahan intrakranial
Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight
heparins (LMWH), heparinoids warfarin
Terapi pemeliharaan (pencegahan)
stroke
• Terapi Antiplatelet
 Aspirin : menghambat sintesis tromboksan
 Tiklopidin dan klopidogrel jika terapi aspirin
gagal
• Terapi Antikoagulan (masih dalam penelitian,
efektif untuk pencegahan emboli jantung pada
pasien stroke
• Terapi hormon estrogen (Pada wanita post-
menopause terapi ini terbukti mengurangi
insiden terjadinya stroke
Terapi pemeliharaan (pencegahan)
stroke….
• Antihipertensi (dibutuhkan karena hipertensi merupakan
faktor resiko : 50% pada stroke iskemik dan 60% pada stroke
hemoragik)
• Obat pilihan : golongan AIIRA (angiotensin II receptor
antagonis) contoh : candesartan, golongan ACE inhibitor
(prazosin, isosorbid njitrat)
• Terapi memulihkan metabolisme otak, tujuan :
 Meningkatkan kemampuan kognitif
 Meningkatkan kewaspadaan dan mood
 Meningkatkan fungsi memori
 Menghilangkan kelesuan
 Menghilangkan dizzines
 Contoh: citicholin, codergocrin mesilate, piracetam
• Terapi rehabilitasi ( fisioterapi, terapi wicara dan bahasa, dll)
Evaluasi outcome terapi
• Faktor resiko yang dapat diatasi harus dipantau :
profil kolesterol, BB, rokok, hipertensi, dll
• Pasien dgn terapi antikoagulan dipantau terhadap
paramater koagulasi/perdarahan
• Pasien yang mendapat aspirin dipantau kemungkinan
gangguan/perdarahan GIT
• Pasien yang dapat tiklopidin dipantau efek samping
dan interaksi obatnya: periksa darah rutin untuk
deteksi adanya neutropenia
PENGKAJIAN
• Pengkajian Primer
– Airway.
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.
– Breathing.
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur,
suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
– Circulation.
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada
tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap
dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut.
Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat.
Data Subyektif:
• kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis.
• Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang
otot).
Data obyektif:
• Perubahan tingkat kesadaran.
• Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis
(hemiplegia), kelemahan umum.
• Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi

Data Subyektif:
• Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung,
disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial),
polisitemia.
Data obyektif:
• Hipertensi arterial
• Disritmia, perubahan EKG
• Pulsasi : kemungkinan bervariasi
• Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta
abdominal
3. Dst
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
terputusnya aliran darah : penyakit oklusi,
perdarahan, spasme pembuluh darah
serebral, edema serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d keterlibatan
neuromuskuler, kelemahan, parestesia,
flaksid/ paralysis hipotonik, paralysis spastis.
Kerusakan perceptual / kognitif.
3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan
adanya depresan pusat pernapasan.
NCP
1. Perubahan perfusi jaringan serebral
– Batasan karakteristik :
• Renal : perubahan tekanan darah diluar batas,
hematuri, oliguri/anuria
• GIT : nausea, Bising usus (hipoaktif)
• Pheriperal : edema, sianosis, perubahan karakteristik
kulit
• Cerebral : abnormal berbicara, kelemahan
ekstremitas, status mental, reaksi pupil, kesulitan
menelan, respon motorik
• Kardiopulmonal : RR, AGD, Dyspnea, aritmia, nyeri
dada
• Faktor yg berhubungan :
– Kerusakan transport oksigen ke alveoli dan
atau membran kapiler
– Hipovolemia
– Hipoventilasi
– Penurunan Hb dalam darah
– Tidak sebanding antara ventilasi dengan
aliran darah
• Tujuan :
perfusi jaringan cesebral terpenuhi
• Indikator :
1. Pengisian kapiler refil adekuat
2. Kekuatan pulsasi perifer distal
3. Tingkat sensasi normal
4. Warna kulit normal
5. Kekuatan fungsi otot
6. Tidak ada edema perifer
• NOC :
– Tidak pernah menunjukkan, jarang menunjukkan,
kadang menunjukan, sering menunjukkan, selalu
menunjukkan.
– Status sirkulasi, indikator :
• TD, kekuatan nadi, rata-rata TD, CVP, fungsi paru dbn
• Tidak ada hipotensi ortostatik
• Agd dbn
• Tidak ada suara nafas tambahan
• Tdka ada edema,
• Tdk ada distensi vena juguler
• Tdk ada asites
• NIC : ……
NIC ……
• Cek nadi perifer
• Catat warna kulit dan temperatur
• Cek kapiler refil
• Cek adanya edema (a four point scale)
• Jaga kehangatan klien
• Monitor status cairan monitor Hb dan
hematokrit
• Monitor perdarahan, status hemodinamik,
neurologi tiap 4 jam

You might also like