You are on page 1of 36

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG

RACHMAD FAUZAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


SEPAKU
INDIKATOR KEBERHASILAN

Peserta mampu:
1. Melakukan penyiangan/pengendalian gulma
2. Mengatur pengairan dan drainase
3. Memupuk tanaman
PEMELIHARAAN TANAMAN

PENYIANGAN PEMBUBUNAN PENGAIRAN PEMUPUKAN


Perlunya pengendalian gulma

Gulma sangat responsif


terhadap terhadap faktor
tumbuh

Pertumbuhan jagung sangat


responsif terhadap persaingan
gulma
Kerugian akibat gulma
Mekanisme gulma menurunkan hasil

1. Bersaing mendapatkan
faktor tumbuh
2. Mengeluarkan racun menghambat
pertumbuhan
3. Sebagai inang hama & penyakit
4. Pengendalian gulma dapat
merusak tanaman
5. Mengganggu dan menambah biaya
6. Menurunkan kualitas hasil
Teknik pengendalian gulma

Penyiapan lahan
dengan baik
Gunakan mulsa

Menyiang,
mencangkul,
mencabut

Gunakan herbisida
KLASIFIKASI HERBISIDA

A. Pergerakan herbisida dalam tanaman


- Kontak
- Sistemik
B. Waktu aplikasi
- Pratanam
- Pratumbuh
- Pascatumbuh
C. Selektivitas
- Selektif
- Tidak selektif
Masa kritis jagung terhadap gulma adalah pada umur
2 minggu dan 7 minggu.
Pada umur itu pengaruh gulma sangat besar

WAKTU TEPAT
PENGENDALIAN GULMA

Penyiangan Pertama : 14 - 20 hst


Penyiangan ke dua : 35 - 40 hst
PENGAIRAN
TUJUAN
Memberikan air sesuai
kebutuhan tanaman
secara efisien
Pertumbuhan Pertumbuhan Pembungaan (2) Formasi Masak
awal vegetatif (1) 15-20 hari biji (3) (4)
15-25 hari 25-40 hari 35-45 10-25
hari
Kebutuhan air bagi tanaman Jagung

- Pada saat pertumbuhan


vegetatif hingga periode
pengisian biji

- Kebutuhan air semakin


berkurang hingga periode
pemasakan tongkol

- Pengairan 5-6 kali


PEMUPUKAN
TANAMAN CUKUP
PUPUK
 Daun berwarna hijau tua
mulai dari bawah dekat
permukaan tanah sampai
atas

 Batang relatif besar

 Tanaman tumbuh seragam


- Pada tanaman masih
muda seluruh permukan
daun berwarna hijau
kekuning.
- Daun berwarna kuning
pada ujung daun dan
melebar menuju tulang
daun.
- Warna kuning membentuk
huruf V.
- Gejala nampak pada daun
bagian bawah.
Pinggir daun berwarna
ungu kemerahan mulai
dari ujung ke pangkal
daun. Gejala nampak pada
daun bagian bawah.
- Daun berwarna kuning,
bagian pinggir biasanya
berwarna coklat seperti
terbakar, tulang daun tetap
hijau.
- Gejala warna kuning
membentuk huruf V
terbalik.
- Gejala nampak pada daun

bagian bawah.
Pangkal daun
berwarna kuning.
Gejala nampak pada
daun yang terletak
dekat pucuk.
PEMUPUKAN BERIMBANG

Pemupukan yang berimbang adalah suatu


pengelolaan hara yang spesifik lokasi
“tanah membutuhkan pupuk baik jumlah
maupun jenisnya yang berbeda”
MENGAPA HARUS SPESIFIK LOKASI

 Semakin menurunnya kesuburan tanah di


lahan pertanian.
 Tingkat ketersediaan hara atau kesuburan
tanah di setiap lokasi tidak sama.
 Efisiensi penggunaan pupuk.
 Harga pupuk semakin mahal.
LANGKAH – LANGKAH MENENTUKAN
PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI
1. Petakan lokasi yang dominan

• Jenis lahan (sawah, kering, pasang surut, danau,dll


• Warna tanah (merah, hitam, coklat dll )
• Tekstur tanah (berpasir, lempung, liat)
• Peta jenis tanah
2. Rekomendasi pupuk P dan K digunakan PUTK
Menentukan rekomendasi pemupukan N,P, dan K
secara omision plot
Arah aliran air
Arah baris tanaman

-PNK)(NK)

6m
- N-N (+PK)
(+PK) - P (+ - -K
K (+ (+NP)
NP) NPK NPK

8 baris
Luas panen 6 m x 4 baris
Lakukan pemupukan minus satu hara (omision plot)
• PK(-N), NK(-P), NP(-K), NPK
• Takaran standar omision 160 N, 50 P2O5, 60 K2O
Kebutuhan pupuk N
Target Hasil (t/ha)  8 t/ha 9t/ha 10 t/ha
Kenaikan hasil dibanding
Takaran N (kg/ha)
tanpa N (t/ha) 
1
2 80
3 120 105
4 160 140 120
5 175 150
6 180
7 210
8 240

Efisiensi agronomik = (hasil NPK – hasil PK)/takaran N


Kebutuhan Pupuk P2O5

Target Hasil (t/ha)  8 t/ha 9t/ha 10 t/ha


Kenaikan hasil dibanding tanpa
Takaran P2O5/ha
P (t/ha) 
0 37* 40* 43*
0.5 47 50 53
1.0 57 60 63
1.5 67 70 73
2.0 77 80 83
2.5 37* 40* 43*

• Pemberian P dilakukan seluruhnya pada awal tanam


Kebutuhan pupuk K2O

Target Hasil (t/ha)  8 t/ha 9 t/ha 10 t/ha


Kenaikan hasil dibanding tanpa
Takaran K2O/ha
K (t/ha) 
0 29* 33* 36*
0.5 44 48 51
1.0 59 63 66
1.5 74 78 81
2.0 89 93 96
2.5 104 108 111
Contoh hasil omision plot
Omision Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Rata2
NPK 10 9,5 10,5 10
PK (-N) 4 3,5 4 3,83
NK (-P) 9 9,5 9 9,17
NP (-K) 8,5 9 8,5 8,67

Takaran spesifik
Nitrogen P2O5 K2O
Kenaikan hasil Kenaikan hasil Kenaikan hasil
10 – 3,83 = 6,17 10 – 9,17 = 0,83 t/ha 10 – 8,67 = 1,33 t/ha
Target hasil 10 Target hasil 10 Target hasil 10
Tabel 2 = 180 N/ha Tabel 3 = 53 P2O5/ha Tabel 4 = 66 K2O/ha
Perhitungan
• Dari hasil petak omisi direkomendasikan:
180 N
53 P2O
66 K2O
• Pupuk yang akan digunakan adalah Urea dan
Phonska
• Pertanyaan berapa kg Phonska dan Urea yang
dibutuhkan?
Kebutuhan pupuk hasil petak omisi
• 180 N+ 53 P2O5+66K2O
• Maka:
Phonska = 15% N, 15% P2O5, 15% K2O
P2O5 dari Phonska = 53 x 100/15 =353 kg
N dari phosnka 53 kg N, jadi sisa N = 180 – 53
= 123 N
Jadi urea = 123 x 100/45 = 273
Penggunaan BWD untuk menentukan takaran N

 Bagian tanaman yang diamati adalah daun ketiga dari atas


yang telah terbuka

 Jumlah sampel disarankan 20 tanaman secara acak

 Dilakukan pada pagi hari dan dihindari adanya pantulan


cahaya matahari pada alat BWD

 Tanpa ada tenggang waktu antara sampel yang diamati


PENENTUAN TAKARAN N MENGGUNAKAN BWD

Takaran N (kg/ha)
Nilai BWD
(>7t/ha) (<7 t/ha)
4,0 71 63
4,1 64 56
4,2 56 49
4,3 46 41
4,4 34 28
4,5 14 8
4,6 - -
CARA APLIKASI PUPUK CARA APLIKASI PUPUK
(EFISIEN) (TIDAK EFISIEN)
Waktu dan persentase pemberian pupuk

Pupuk <15 HST 35-40 HST 50-55 HST

NITROGEN
Cara I 30 % 70 % -
Cara II 30 % 35 % 35 %
P dan K 100% - -
Penggunaan Bahan organik
Penggunaan pupuk anorganik terus menerus
tanpa tambahan pupuk organik dapat
menguras bahan organik tanah yang
pada akhirnya kesuburan tanah terutama
kesuburan biologis akan
mengalami degradasi.

Pemberian pupuk organik


• takaran 1 – 2 t/ha
• Diberikan sebagai penutup lubang tanam atau
secara larik
CARA PEMBERIAN PUPUK KANDANG
terima kasih

You might also like