You are on page 1of 22

Sistem Urinaria/Perkemihan

Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si


Sistem Urinaria/Perkemihan

• Sistem organ yang memproduksi,menyimpan


dan mengalirkan urin ke luar tubuh.
• Organ Penyusun sistem perkemihan:
– Ginjal
– Ureter
– Kantung Urin/Bladder
– Uretra
1. Ginjal
• Memiliki 2 ginjal Memproduksi urin
• Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial
• Posisi Ginjal:
– Terletak di rongga retroperitoneal bagian atas di
belakang peritonium yang melapisi rongga abdomen
– Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
– Ginjal kanan terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk
memberi tempat untuk hati. Ginjal kanan juga biasanya
lebih kecil daripada ginjal kiri.
– Ginjal kanan terletak langsung di bawah diafragma
dan di belakang hati.
– Ginjal kiri terletak di bawah diafragma dan di belakang
limpa.
– Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal.
Bagian Korteks
• Bagian terluar dari ginjal yg pada umumnya dikelilingi oleh kapsul renal dan
lapisan lemak.
• Fungsi korteks Ginjal:
– Melindungi struktur dalam organ dari kerusakan. 
– menyediakan ruang untuk arteriol dan venula dari arteri dan vena ginjal, serta
kapiler glomerulus untuk mengalirkan cairan ke nefron ginjal
– Lokasi memproduksi hormon Erythropotein sintesis sel darah merah
Bagian Medula
• Terdiri atas piramida ginjal yang meliputi nefron dan tubulus, serta saluran
medula.
Nefron
• Nefron terdiri dari dua bagian utama:
– Renal korpuskula  Glomerulus dan kapsula Bowman.
– Renal tubulus  Tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan
tubulus kolektivus.
Tahap Pembentukan Urin
1. Tahap Filtrasi
• Glomerulus berfungsi sebagai tempat penyaringan air, garam, asam amino,
glokosa, dan urea.
• Hasil penyaringan akan dialirkan ke kapsula bowman Urine primer
A. Glomerulus
• Berupa struktur kecil dan berbentuk bulat di tengah renal
korpuskula.
• Glomerulus dikelilingi oleh membran kapsula Bowman.
• Fungsi glomerulus  Menerima darah dari arteriol aferen
untuk dilakukan filtrasi (penyaringan darah).
• Sekitar seperlima plasma darah disaring/filter di
glomerulus, sisanya dibawa menuju arteriol eferen.

• Arteriol aferen membawa darah ke glomerulus dan arteriol


eferen menguras darah dari glomerulus.
• Eferen arteriol (keluar) memiliki diameter lebih kecil daripada
yang (masuk) arteriol aferen.
• Perbedaan dalam diameter arteriol membantu untuk
meningkatkan tekanan darah pada glomerulus.
B. Kapsula Bowman
• Selaput membran yang mengelilingi glomerulus.
• Kapsula Bowman terdiri dari dua lapis membran:
– Lapisan dalamnya tersusun atas sel terspesialisasi yang disebut podosit
– lapisan luarnya tersusun atas epitel skuamosa sederhana.
• Cairan dari darah pada glomerulus disaring melalui lapisan dalam podosit, yang
menghasilkan filtrat glomerulus.
C. Tubulus kontortus proksimal
• Saluran yang membentang dari renal korteks dan berada di antara glomerulus dan lengkung
Henle.
• Tubulus proksimal tersusun atas epitel kubus sederhana dengan struktur mirip sikat yang
membantu meningkatkan area absorpsi.
• Fungsi tubulus proksimal adalah melakukan reabsorpsi yakni penyerapan kembali zat-zat
yang masih dibutuhkan tubuh yang sebelumnya tersaring oleh glomerulus.
• Zat-zat yang direabsorpsi tubulus kontortus proksimal antara lain glukosa, asam amino, dan
ion-ion seperti Na+, K+, Cl-, HCO3 , Ca2+ dll. Urin sekunder
2. Reabsorbsi Air
• Ada dua hormon utama yang mengatur laju ekskresi air.
1. Aldosteron
 Bekerja pd duktus kolektivus/pengumpul dan menyebabkan tubuh untuk mempertahankan lebih
banyak air.
 Tekanan darah meningkat ketika tubuh mempertahankan lebih banyak air.
 Sistem ini dipicu ketika ada tekanan darah rendah/konsentrasi ion natrium yang rendah dalam
darah. Aldosteron adalah bagian dari sistem renin angiotensin aldosteron (Raas).
 Hormon aldosteron menyerap kalsium dari urine ke pembuluh darah. Hal ini bertujuan agar dapat
dimanfaatkan kembali oleh tubuh. 

– Antidiuretik (ADH)
 Menyebabkan reabsorpsi kenaikan air pada duktus kolektivus dengan meningkatkan permeabilitas
air dari duktus kolektivus.
 Air kemudian bergerak kembali ke dalam darah oleh osmosis.
 Lebih lanjut ADH disekresi ketika dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan lebih banyak air dan
ini akan menyebabkan urin terkonsentrasi.
D. Lengkung Henle

• Bagian dari renal tubulus setelah tubulus kontortus


proksimal yang turun ke bawah hingga renal
medula.
• Lengkung Henle memiliki dua bagian dengan
ketebalan yang berbeda yakni lengkung Henle turun
yang tipis dan lengkung Henle naik yang tebal.
• Fungsi lengkung Henle mengonsentrasikan kadar
garam dan air dalam urine.
• Urine sekunder yang mengandung sisa nitrogen,
urea, dan air masuk ke dalam lengkung henle
mengalami osmosis air dan garam sehingga kadar air
berkurang dan urine menjadi lebih pekat.
E. Tubulus kontortus distal
• Bagian dari renal tubulus setelah lengkung
Henle dan membentang di renal korteks serta
bermuara pada tubulus kolektivus.
• Tubulus distal berperan dalam pengaturan
kadar kalium, natrium, kalsium, dan pH tubuh
dengan cara augmentasi/pengendapan yakni
menambahkan zat tersebut pada urine jika
kadarnya berlebih dalam tubuh.
• Di tubulus kontertus distal urin sekunder akan
berubah menjadi lebih pekat karena akan
kehilangan H2O.
• Hasilnya berupa urine sesungguhnya yang siap
dikeluarkan dari tubuh.
F. Tubulus kolektivus
• Tubulus pengumpul yang menghubungkan
beberapa tubulus kontortus distal.
• Fungsi tubulus kolektivus adalah untuk
mengumpulkan urine menuju pelvis yang
kemudian dibawa menuju kandung kemih
melalui ureter
• Selain itu, tubulus kolektivus juga berperan
dalam pengaturan air dan elektrolit seperti
natrium dan klor.
Regulasi ADH

• Sedikit Minum Suhu badan meningkat Dehidrasi Pembuluh darah pekat Impuls ke
hypothalamus ADH- RH Hipofisis posterior: ADH meningkat Tubulus renalis Reabsorbs i air
meningkatUrine sedikit Volume darah normal
• Banyak minumDarah encer Volume darah meningkatImpuls ke hypothalamus ADH- IH
Hiofisis posterior : ADH menurunTubulus renalis Reabsorbsi air menurun Urin banyak
Volume darah normal
Bagian Pelvis Renalis
• Pelvis renalis  Ruang berdiameter sekitar 0,4-1 cm dengan cabang-cabang
berbentuk corong
• Area ini berhubungan langsung dengan bagian atas saluran penghubung
ginjal dan ureter.
• Fungsi Wadah penampung urine sementara, setelah dihasilkan oleh nefron,
urine ini kemudian akan dialirkan ke ureter dan dibuang keluar tubuh
• Terbagi menjadi 2 bagian:
 Calyces
• Bagian awal dan terbesar dari pelvis renalis, terdiri dari ruang major calyx
dan cabang-cabang lebih kecil (minor calyx).
Hilum
 Bagian akhir pelvis renalis yang tersambung langsung dengan ureter.
Bagian ini merupakan saluran pendek yang berada di ujung ginjal.
 Pada hilum, terdapat pembuluh darah besar, yaitu arteri dan vena ginjal.
Bagian ini juga menjadi pintu masuk dan keluarnya darah dari ginjal.
Ureter
 Fungsi ureter adalah mengangkut urine dari ginjal ke kandung
kemih.
 Dalam kondisi normal, gaya peristalsis ureteral berasal dari
aktivitas elektris di situs pacemaker yang terletak pada bagian
proksimal sistem penampungan urine
 Aktivitas elektris kemudian menyebar secara distal dan
memunculkan kejadian mekanis yakni gerak peristalsis,
kontraksi ureter, yang mendorong bolus urine secara
distal.
 Urine mengalir ke kandung kemih melalui
persambungan ureterovesical (UVJ), yang, dalam kondisi
normal, memungkinkan urine mengalir dari ureter ke
kandung kemih tetapi tidak dari kandung kemih ke
ureter.
Kandung Kemih
• Fungsi kandung kemih menampung urine yang diproduksi ginjal dan
mengeluarkannya melalui proses berkemih.
• Kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 400–600 ml
Urin yang dihasilkan
• Normalnya, ginjal dapat menyaring 120 – 150 liter darah setiap harinya. Penyaringan
darah tersebut biasanya menghasilkan 2 liter limbah yang perlu dikeluarkan lewat 1 – 2
liter urine.
• Hasil akhir dari proses pembentukan urine adalah urine dengan warna bening karana
mengandung 96% air, 2% urea, dan 2% hasil metabolisme lainnya (zat warna empedu
( warna kuning pada urine) dan vitamin).
• Warna urine sering digunakan untuk mengidentifikasi kesehatan seseorang.

You might also like