Sumber daya alam adalah semua benda yang terdapat di bumi
baik yang hidup, maupun yang mati, jumlahnya terbatas, diusahakan atas kriteria yang memenuhi syarat secara teknologi, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Barang sumberdaya (resource commodity) adalah sumberdaya
alam yang sudah diambil dari bumi yang siap digunakan dan dikombinasikan dengan faktor produksi lain sehingga dapat dihasilkan produk baru berupa barang dan jasa untuk konsumen dan produsen. TEORI SINGKAT Menurut proses penggunaannya, sumberdaya alam (SDA) dapat dikelompokkan menjadi : 1. SDA yang tidak dapat diperbarui (non-renewable resources) SDA yang tidak dapat diperbarui (non-renewuable resources) adalah SDA yang habis sekali pakai. Contohnya adalah bijih mineral, bahan bakar fosil, emas, batubara dan lain lain.
2. SDA yang dapat diperbarui (renewable resources).
SDA yang dapat diperbarui adalah SDA yang dapat dihasilkan kembali baik secara alami maupun dengan bantuan manusia (tenaga surya, angin, sistem pasang surut, hutan, perikanan dan hasil pertanian, dll) TEORI SINGKAT Menurut penggunaannya SDA dapat dikelompokkan menjadi : 1. SDA yang dapat dikonsumsi langsung (ikan, air, daerah rekreasi, dan kayu bakar) 2. SDA sebagai input dalam proses (kayu bakar untuk menghasilkan panas) 3. SDA yang dikonsumsi dalam proses antara (bahan bakar pada pabrik). TEORI SINGKAT SDA menurut kepemilikannya dapat digolongkan menjadi : 1. SDA milik pribadi (privately owned resources) 2. SDA milik bersama (common property resources) 3. SDA tak bertuan (open acces resources).
Ketiga jenis sumberdaya alam tersebut memiliki konsekuensi
kepunahan yang berbeda. Sumberdaya alam tak bertuan akan lebih cepat habis dibandingkan dengan sumberdaya alam milik bersama. Sumberdaya alam milik bersama akan lebih cepat habis dibandingkan sumberdaya milik pribadi. Kedua jenis sumberdaya alam yang disebut terakhir cenderung lebih cepat punah karena prinsip “Siapa cepat akan dapat” berlaku bagi pengguna (user) pada kedua jenis sumberdaya tersebut. TEORI SINGKAT Macam sistem ekonomi dapat didekati secara konvensional dan Integratif dengan Lingkungan. Pada ekonomi sistem konvensional. kegiatan ekonomi digambarkan semata-mata hanya merupakan kegiatan produksi dan konsumsi tanpa memasukkan fungsi lingkungan ke dalam sistem tersebut. Dalam sistem ini lingkungan tidak diperhitungkan ke dalam proses produksi dan konsumsi. Kelemahannya adalah tidak dimasukkannya lingkungan sebagai sebuah komponen sistem ekonomi merupakan hal yang naif karena baik kegiatan produksi maupun kegiatan konsumsi selalu berinteraksi dengan lingkungan. TEORI SINGKAT Sistem ekonomi yang berinteraksi: dengan lingkungan, lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai pendukung keberlanjutan kegiatan rumah tangga dan perusahaan yang pada akhirnya sebagai pendukung kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Ada hubungan timbal balik yang kuat antara ketiga kategori dukungan yang disediakan oleh sumberdaya alam dan lingkungan yaitu sebagai penyedia bahan baku, penyedia fasilitas, dan sebagai penyerap limbah. TEORI SINGKAT Pentingnya Pendekatan Ekonomi dalam sumberdaya alam dan lingkungan dapat dilihat dari peranannya. Peranan utama dari lingkungan sebagai pendukung kegiatan ekonomi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu penyedia bahan baku, penerima limbah, dan penyedia fasilitas.
Sebagai penyedia bahan baku rumah tangga dan perusahaan
sangat tergantung pada lingkungan alam, antara lain udara, air serta sumberdaya alam sebagai penyedia bahan utama proses produksi seperti kayu, mineral dan energi. Sebagai penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), perusahaan dan rumah tangga menghasilkan sejumlah sisa produksi yang tidak dapat diolah secara optimal seperti limbah yang pada akhirnya akan dilepaskan kembali ke lingkungan dan sistem ekologi, dan sebagai penyedia fasilitas lingkungan juga mempunyai sejumlah fasilitas yang merupakan sumber dari nilai estetika, termasuk di dalamnya pemandangan yang indah, udara sejuk, dan pantai yang bersih. TEORI SINGKAT Implikasi dari peran tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset ekonomi. Apabila ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan. BAB II
SUMBER DAYA ALAM
KEHUTANAN TEORI SINGKAT Definisi hutan menurut UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati vapg didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Menurut sudut pandang ahli silvika, hutan merupakan suatu assosiasi
dari tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal Juas. Sedang menurut ahli ekologi hutan sebagai masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohonpohon dan mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan keadaan di luar hutan (Arief, 2001). TEORI SINGKAT Manfaat hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat tangible (terukur) Manfaat tangible atau manfaat langsung hutan antara lain: kayu, hasil hutan ikutan, dan lain-lain. 2. Manfaat intangible (tidak terukur) Sedangkan manfaat intangible atau manfaat tidak langsung hutan antara lain : pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, kenyamanan lingkungan, dan lain-lain (Affandi & Patana, 2002). TEORI SINGKAT Dalam peran ekologisnya, secara umum hutan dapat dipandang memiliki fungsi-fungsi : (1) Habitat kehidupan liar (2) Penghasil kayu bakar, kayu gergajian dan produk kertas (3) Tempat rekreasi (4) Penting dalam daur ulang global untuk air, oksigen, karbon, dan nitrogen (5) Ekosistem hutan mencerminkan cadangan CO2 paling penting di seluruh dunia (6) Menyerap, menahan, dan melepas secara perlahan siklus air sehingga mengurangi erosi dan banjir (fungsi hidro-orologis) TEORI SINGKAT Untuk keperluan pengelolaan hutan di Indonesia, hutan dibedakan menjadi empat menurut fungsi bio-ekonominya (Karden E. S. Manik, 1986): (1) Hutan Lindung: adalah kawasan hutan yang berfungsi untuk mengatur tata-air, mencegah banjir dan erosi, serta mempertahankan kesuburan tanah. (2) Hutan Suaka Alam: adalah kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas secara khusus diperuntukkan bagi perlindungan dan pelestarian sumber daya plasma nutfah dan penyangga kehidupan. TEORI SINGKAT Untuk keperluan pengelolaan hutan di Indonesia, hutan dibedakan menjadi empat menurut fungsi bio-ekonominya (Karden E. S. Manik, 1986): (3) Hutan Wisata: adalah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan wisata, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. (4) Hutan produksi : adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat, industri, dan ekspor. Untuk keperluan pengusahaan ini, dikenal adanya 3 macam hutan produksi, yakni Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Konversi. TEORI SINGKAT Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menggunakan istilah Pengurusan Hutan untuk menggambarkan manajemen sumber daya hutan. Pengurusan hutan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya serta serbaguna dan lestari untuk kemakmuran rakyat. Pengurusan ini meliputi kegiatan perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengambangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan pengawasan LATIHAN SOAL SOAL
1. Jelaskan peranan SDA dan lingkungan terhadap kegiatan perekonomian
secara keseluruhan. 2. Salah satu penyebab kemiskinan adalah kerusakan SDA dan lingkungan. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut. Jelaskan. 3. Jika anda sebagai pembuat kebijakan, bagaimana tanggapan dan kebijakan yang ada keluarkan tentang pembalakan liar. 4. Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang berlandaskan kepada prinsip-prinsip keberlanjutan.