You are on page 1of 21

KEAMANAN TOKO

3.15 MENERAPKAN KEAMANAN TOKO DAN


MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN PRODUK FOOD,
FRESH DAN KOSMETIK DI SUPERMARKET, FASHION DAN
SPORT SESUAI SOP
PENGERTIAN KEAMANAN TOKO

• Keamanan toko merupakan suatu kondisi bebas dari risiko yang


berkaitan dengan nyawa manusia di dalamnya dan aset bangunan
diakibatkan oleh adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti
tindakan kriminal.
A. KEHILANGAN PRODUK

• 1. Peristiwa Kehilangan Produk (Shrinkage)


• Kehilangan produk (shrinkage) merupakan kejadian berkurangnya persediaan
produk dagangan yang dimiliki oleh toko yang diakibatkan oleh kesalahan
internal atau eksternal toko.
• peristiwa kehilangan produk yang sering terjadi dalam sebuah usaha toko/ritel:
• a. Pada Proses Penerimaan Produk
• b. Di Dalam Area Gudang
• c. Di Dalam Area Penjualan
• d. Bagian Petugas Kasir
• e. Pada Saat Proses Administrasi
A. KEHILANGAN PRODUK
(LANJUTAN)

• 2. Jenis-jenis Kehilangan Produk (Shrinkage)


• Kehilangan produk (shrinkage) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni
internal dan eksternal.
• a. Kehilangan internal terbagi menjadi dua jenis lagi, antara lain sebagai
berikut.
• 1) Kehilangan secara administrasi (administrative shrinkage).
• Kehilangan secara administrasi yaitu kehilangan yang diakibatkan adanya
kesalahan-kesalahan pada saat penerimaan, pencatatan, pengeluaran, dan
penjualan produk.
A. KEHILANGAN PRODUK
(LANJUTAN)

• 2) Kehilangan secara operasional (operational shrinkage).


• Kehilangan secara operasional yaitu kehilangan produk dagangan yang
diakibatkan oleh pencurian dan perusakan secara sengaja oleh karyawan, lemahnya
sistem kontrol dan keamanan internal, kecerobohan karyawan, kekeliruan
penanganan dan perawatan produk, dan kejahatan yang dilakukan oleh petugas
kasir.
• b. Kehilangan eksternal.
• Kehilangan eksternal yaitu kehilangan produk dagangan akibat pencurian atau
penggelapan yang disebabkan oleh kesengajaan konsumen atau kasus-kasus
tertentu, seperti penjarahan dan kerusuhan.
A. KEHILANGAN PRODUK
(LANJUTAN)

• 3. Penyebab Timbulnya Kehilangan Produk


• Menurut Alatief Bisnis Institut (2000), ada empat faktor yang menyebabkan
timbulnya kehilangan produk, yaitu sebagai berikut.
• a. Pencurian Oleh Karyawan (45%)
• b. Pencurian Oleh Pihak Eksternal (30%)
• c. Kesalahan dan Ketidakakuratan Pencatatan (20%)
• d. Kesalahan Pihak Pemasok (5%)
• 4. Teknik-teknik Pencurian Produk
• Pada umumnya, kecurangan dan pencurian yang terjadi di toko/ritel dilakukan
oleh karyawan dan konsumen/pihak luar.
• a. Pencurian Oleh Konsumen (Consumer Theft)
A. KEHILANGAN PRODUK
(LANJUTAN)

• Beragam teknik yang biasa digunakan oleh konsumen untuk mencuri adalah
sebagai berikut.
• 1) Memasukkan produk ke dalam tas (the booster).
• 2) Pencurian secara berkelompok (the diverter).
• 3) Menghalangi pandangan (the blocker).
• 4) Menyapu bersih produk (the sweeper).
• 5) Menyembunyikan produk di badan (the walker).
• 6) Menggunakan produk (the wearer).
• 7) Bukti pembayaran palsu (carrier walk).
• 8) Mengubah label harga (price charger).
A. KEHILANGAN PRODUK
(LANJUTAN)

• b. Pencurian Oleh Karyawan (Employee Theft)


• Berbagai teknik yang dilakukan oleh karyawan dalam mencuri produk di toko, yaitu sebagai berikut.
• 1) Membawa produk ke luar (the smugler), yaitu karyawan toko membawa produk ke luar toko
atau counter dengan disembunyikan di tempat sampah atau tas belanja.
• 2) Menginformasikan potongan (the discounter), yaitu karyawan toko dengan sengaja
memberikan potongan harga ke teman atau keluarga yang membeli produk karena ia merasa
memiliki hak di toko atau counter yang dijaganya.
• 3) Penggunaan dana perusahaan (the embezzler), yaitu karyawan yang menggunakan dana
perusahaan untuk kepentingan pribadi.
• 4) Memberi informasi ke luar (the partner), yaitu karyawan dengan sengaja memberikan
informasi ke pihak luar, misalnya tentang prosedur keamanan toko atau bisa juga dengan
memberikan kunci counter untuk rekan yang akan mencuri di toko tersebut. 
• 5) Menyembunyikan produk (the stasher), yaitu karyawan yang dengan sengaja menyembunyikan
produk tertentu di dalam toko untuk dikeluarkan pada saat terjadi markdown dari produk tersebut,
sehingga karyawan ini dapat membeli dengan harga yang lebih murah.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN

• Risiko adalah potensi kerugian atau kerusakan suatu aset, yang didasarkan pada kemungkinan
terjadinya bahaya. 
• 1. Pencegahan Kehilangan Internal
• Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dua jenis kehilangan internal.
• a. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari administrative
shrinkage.
• 1) Melalukan random checking atau pengecekan secara acak pada saat melakukan penghitungan dan
pencatatan keluar masuk produk.
• 2) Menjalankan pengamanan berlapis untuk sistem administrasi dan operasional. Contohnya, double
checking yang dilakukan oleh orang/bagian yang berbeda.
• 3) Gunakan program kasir yang sinkron antara gudang dan toko. Lakukan stock opname setiap hari
terhadap produk yang berbeda.
• 4) Buatlah jadwal secara berkala untuk melakukan stock opname seluruh produk yang ada di seluruh
toko.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• b. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk


mengurangi operational shrinkage.
• 1) Do it right at the first time, artinya menekankan kepada karyawan bahwa
setiap pekerjaan harus dijalankan secara teliti dan benar mulai dari awal hingga
akhir pengerjaan.
• 2) Melakukan stock opname.
• 3) Menciptakan prosedur keamanan. Contohnya, body checking bagi semua
karyawan.
• 4) Memperketat seleksi penerimaan karyawan.
• 5) Atasan memberi contoh langsung ke bawahan, terkait hal-hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• c. Pendeteksian dan pencegahan pencurian oleh karyawan.


• 1) High-security Atmosphere
• 2) Security Personnel
• 3) Undercover/Mystery Shopper
• 4) Silent Witness Program
• d. Menetapkan kebijakan keamanan.
• Toko harus menetapkan kebijakan keamanan untuk mencegah pencurian yang
disebabkan oleh karyawan. Kebijakan keamanan tersebut di antaranya sebagai
berikut.
• 1) Memeriksa semua bungkusan, tas, tempat sampah, dan peralatan lain yang
memungkinkan berfungsi sebagai tempat menyembunyikan barang dagangan secara
mendadak dan tanpa peringatan sebelumnya.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• 2) Seluruh diskon yang diberikan harus disetujui oleh store manager atau supervisor yang bertugas di toko.
• 3) Semua transaksi yang terjadi harus dicatat dan seluruh konsumen yang melakukan transaksi harus
mendapatkan struk belanjaannya.
• 4) Memeriksa seluruh cash register dan cash box secara reguler atau mendadak.
• 5) Seluruh record (sales, purchase, expense, stock, dan lain sebagainya) harus diaudit secara reguler/berkala.
• 6) Gunakan sistem scanner dan barcode pada kasir.
• 7) Menyediakan loker penyimpanan tas khusus untuk karyawan.
• 8) Selalu lakukan rotasi orang-orang dalam dengan metode shift karena pencuri sering kali bekerja sama
dengan orang dalam/karyawan toko dan ritel.
• 9) Tetapkan kapasitas maksimal display sehingga jika ada produk yang berkurang di rak bisa langsung
terdeteksi.
• 10) Lakukan penghitungan sepuluh produk yang paling sering hilang pada setiap shift.
• 11) Gunakan sistem reward dan punishment untuk menilai produk hilang di toko, minimarket, atau
supermarket. 
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• 2. Pencegahan Kehilangan Eksternal


• Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pengelola toko dalam meminimalisasi
kehilangan eksternal adalah sebagai berikut.
• a. Menegakkan rasa tanggung jawab dalam diri karyawan.
• Toko ritel menggunakan beberapa alat bantu deteksi, antara lain one way mirrorr, closed
circuit television (CCTV), sensormatic, tag, dan lain-lain. Mencegah terjadinya
pencurian di toko dapat dilakukan dengan cara melatih seluruh karyawan untuk:
• 1) Menyadari bahwa produk dalam toko adalah tanggung jawabnya.
• 2) Memelihara jarak pandang yang baik untuk mengawasi konsumen yang datang.
• 3) Waspada terhadap semua kejadian yang mungkin terjadi di toko/counter.
• 4) Siap melayani konsumen.
• 5) Menjaga display tetap rapi dan teratur.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• b. Mencegah pencurian oleh konsumen.


• Beberapa hal yang harus dilakukan oleh karyawan untuk mencegah pencurian
dari konsumen, antara lain sebagai berikut.
• 1) Tanggap akan situasi di sekelilingnya.
• 2) Ikut mengamati gerak gerik konsumen
• 3) Karyawan suatu bagian dapat ikut waspada terhadap keadan di sekitarnya,
misalnya karyawan bagian gudang yang sedang melakukan pencatatan dapat
ikut mengamati gerak-gerik konsumen yang sedang berbelanja.
• 4) Selalu siap siaga, bukan menjawab “Sebentar, habis ini saya akan kembali”.
• 5) Jika harus meninggalkan kasir untuk ke toilet atau mengambil sesuatu,
pastikan ada karyawan lain yang menjaga meja kasir.
B. MEMINIMALKAN RISIKO
KERUGIAN (LAN JUTAN)

• c. Menerapkan sistem dan kebijakan keamanan.


• 1) Menggunakan alarm dan CCTV. Monitor dipasang di area toko, minimarket, atau supermarket sehingga bisa
digunakan untuk pengawasan.
• 2) Memasang stiker pemberitahuan bahwa toko atau minimarket diawasi CCTV
• 3) Menyediakan loker penitipan barang-barang konsumen.
• 4) Pada jam ramai (11.30-13.00 dan 17.00-20.00), tempatkan karyawan pada lorong produk yang rawan hilang.
• 5) Produk dengan nilai dan harga yang mahal dipajang pada rak di belakang kasir, misalnya USB atau RAM.
Bisa juga barang-barang tersebut ditempatkan di tempat yang memiliki staf penjaga atau di dalam etalase yang
terkunci.
• 6) Khusus untuk produk-produk mahal, yang dipajang di rak hanya contohnya saja.
• 7) Berikan kebijakan kepada karyawan untuk selalu memberi sapaan kepada setiap konsumen yang masuk
toko/minimarket/supermarket atau berpapasan di rak.
• 8) Bila memungkinkan, gunakan sticker sensor pada produk-produk dengan nilai tinggi.
• 9) Kunci pintu tidak boleh dipegang oleh satu orang saja.
• 10) Tegaskan Prosedur Operasi Standar penguncian toko atau ritel setiap kali akan ditutup.
C. MENERAPKAN KEAMANAN TOKO

• 1. Peralatan Keamanan
• Peralatan yang sering digunakan oleh pengelola toko untuk menjaga keamanan
produk dagangan yang dipajang, yaitu alat-alat modern sebagai berikut.
• a. Sistem Label Elektronik
• b. Sensormatic Tag
• c. Kamera Pengawas CCTV
• 2. Sistem Pengamanan Fisik
• Pengamanan fisik adalah bentuk pengamanan yang memiliki wujud nyata
secara fisik dan dapat dirasakan dengan alat indra manusia, antara lain sebagai
berikut.
• a. Sistem keamanan elektronik (electronic burglar systems).
C. MENERAPKAN KEAMANAN TOKO

• 1) Control Panels, merupakan sirene/alarm sinyal yang berfungsi memberi tahu bahwa suatu peristiwa telah
terjadi pada perangkat lapangan. 
• 2) Door and Window Contact, berfungsi sebagai pelindung bangunan, ruangan, serta semua yang ada di
dakamnya, juga untuk beroperasi saat pintu, jendela, atau benda lainnya yang dipantau terbuka sehingga memberi
tahu panel kontrol.
• 3) Motion Sensors, berfungsi mendeteksi gerakan dalam yang terjadi di tempat tertentu sehingga memberi tahu
panel kontrol.
• 4) Glass Break Detectors, berfungsi mendeteksi kerusakan kaca dalam suatu area tertentu melalui getaran atau
suara sehingga memberi tahu panel kontrol.
• 5) Spot (Object) Detectors, berfungsi mendeteksi jika benda yang dilindungi disentuh atau dipindahkan sehingga
memberi tahu panel kontrol.
• 6) Miscellaneous Detectors, yaitu alat pendeteksi lainnya yang juga akan memberi tahu panel kontrol, seperti
detektor suhu, air, asap, dan panas. 
• b. Petugas keamanan/satuan pengaman (security personnel).
• Petugas keamanan merupakan komponen pengamanan yang paling mahal pengelolaannya, yang berfungsi
sebagai pembuat keputusan keamanan dan memiliki satu karakteristik utama yang memisahkannya dari jenis
keamanan lainnya, yaitu sebagai manusia yang mampu mengukur alasan dan berpikir
C. MENERAPKAN KEAMANAN TOKO

• 3. Pengamanan Fisik Pendukung


• Pengamanan fisik adalah bentuk pengamanan yang memiliki wujud nyata secara
fisik dan dapat dirasakan dengan alat indra manusia, antara lain sebagai berikut.
• a. CCTV
• b. Pencahayaan
• c. Alarm
• d. Kunci
• e. Program Kasir
• f. Program Corporate Social Responsibility (CSR)
• g. Strategi Loss Prevention
MEMINIMALKAN RISIKO USAHA

• 1. DEFINISI RISIKO USAHA


• RISIKO USAHA ADALAH SUATU BAHAYA ATAU AKIBAT YANG
KEMUNGKINAN DAPAT TERJADI PADA KEADAAN SEBUAH USAHA YANG
SEDANG BERLANGSUNG MAUPUN SITUASI USAHA YANG AKAN DATANG.
• 2. KATEGORI RISIKO USAHA
• A. RISIKO BERDASARKAN KERUGIAN YANG DAPAT DIAKIBATKAN
• 1) RISIKO SPEKULATIF
• 2) RISIKO MURNI
• B. RISIKO USAHA BERDASARKAN KONTROL
• 1) RISIKO YANG DAPAT DIKENDALIKAN
• 2) RISIKO YANG TIDAK DAPAT DIKENDALIKAN
MEMINIMALKAN RISIKO USAHA

• 3. JENIS RISIKO USAHA MENURUT PARA AHLI


• A. RISIKO PRODUKSI
• B. RISIKO PEMASARAN
• C. RISIKO SDM
• D. RISIKO FINANSIAL
• E. RISIKO LINGKUNGAN
• F. RISIKO TEKNOLOGI
• G. RISIKO PERMINTAAN PASAR
• H RISIKO PERBAIKAN
• I. RISIKO KERJASAMA
• J. RISIKO PERATURAN PEMERINTAH
• K. RISIKO PENGEMBANGAN ASSET
MEMINIMALKAN RISIKO USAHA

4. MINIMALISASI RISIKO KERUGIAN PRODUK


A. PENGELOMPOKAN BARANG
B. TATA BARANG SECARA FIFO
C. PERHATIKAN TANGGAL KADALUARSA
5. MANFAAT ANALISA DAN MANAJEMEN RISIKO USAHA
D. BAHAN EVALUASI DAN KEPUTUSAN USAHA
E. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEUNTUNGAN
F. MEMUDAHKAN ESTIMASI BIAYA
G. BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

You might also like