You are on page 1of 32

Sumber – Sumber

Medan Magnet

DR.IR.HJ SRI KURNIATI A ST. MT


HUKUM BIOT-SAVART
Jean-Babtiste Biot (1774-1862) dan Felix Savart (1791-1841) melakukan
banyak percobaan mengenai gaya yang diberikan oleh arus listrik pada magnet
di dekatnya. Mereka menemukan suatu persamaan matematika yang
memberikan nilai medan magnet pada suatu titik dalam ruang dengan bentuk
arus yang menghasilkan medan tersebut.

Pengamatan-pengamatan ini disimpulkan dalam persamaan matematika yang


sekarang dikenal sebagai Hukum Biot-Savart

Dimana merupakan konstanta yang


disebut permeabilitas ruang bebas:
Untuk mendapatkan medan magnet total B, kita harus menjumlahkan
kontribusi dari semua elemen arus I ds yang membentuk.

Hukum Biot-Savart menjelaskan medan magnet dari elemen arus terisolasi


pada suatu titik, tetapi keberadaan elemen arus terisolasi seperti itu tidak
sama seperti keberadaan suatu muatan listrik yang terisolasi. Elemen arus
harus merupakan bagian dari distribusi arus yang lebih luas karena kita
harus memiliki rangkaian lengkapnya agar muatan dapat mengalir. Jadi,
hukum Biot-Savart hanya merupakan langkah pertama dalam menghitung
medan magnet, ini harus diikuti oleh integrasi di seluruh distribusi arus.
Untuk menentukan arah B adalah dengan
menggenggam kawat dengan tangan kanan,
menempatkan ibu jarinya sepanjang arah
arus. Arah genggaman keempat jari
lainnya adalah arah medan magnetnya.

Garis-garis medan magnet yang ditunjukkan tidak memiliki awal maupun


akhir. Garis tersebut membentuk putaran (loop) tertutup. Ini
merupakan perbedaan besar antara garis-garis medan magnet dan
garis-garis medan listrik, yang dimulai dari muatan positif dan
berakhir di muatan negatif. Perhatikan bahwa garis-garis medan
magnetnya membentuk lingkaran mengelilingi kawat.
Medan Magnet di Antara
Dua Konduktor Sejajar
Dua konduktor berarus mengeluarkan gaya magnetik pada
masing-masing. Gaya seperti itu dapat digunakan sebagai dasar
untuk mendefinisikan ampere dan coulumb.

Persamaan gaya magnetik pada panjang l dari kawat I adalah F = I lxB


Oleh karena l tegak lurus B, maka besar F = I lB
l I1
1

B2 F1 a
I2
2
a
Konduktor-konduktor sejajar yang membawa arus pada arah yang sama
akan tarik-menarik dan konduktor-konduktor sejajar yang membawa
arus pada arah yang berlawanan akan tolak-menolak.

Besarnya gaya magnetik antarkawat per satuan panjang adalah :


Gaya diantara kedua kawat sejajar digunakan untuk mendefinisikan
ampere sebagai berikut :

Ketika besar nilai gaya per satuan panjang di antara dua kawat panjang
sejajar yang membawa arus identik dan terpisahkan sejauh 1 m adalah
2 x 10-7 N/m, arus dalam setiap kawat didefinisikan sebagai 1 A.

Satuan Internasional (SI) untuk muatan, yaitu coulomb, didefinisikan dalam


ampere :

Ketika sebuah konduktor membawa arus tunak 1 A, besarnya muatan yang


mengalir melalui penampang silang konduktor tersebut dalam waktu 1 s
adalah 1 C.
Hukum Ampere
Penemuan Oersted pada tahun 1819 mengenai pembelokan jarum kompas
telah mendemonstrasikan bahwa sebuah konduktor yang berarus
menghasilkan medan magnet.
Jumlah hasil kali B ds sepanjang lintasan tertutup, yang ekuivalen
dengan integral garis dari B . ds adalah :

Dimana adalah keliling lintasan lingkarannya. Walaupun hasil ini


dihitung untuk kasus khusus, yaitu lintasan lingkaran yang mengelilingi
kawat, ini dapat juga digunakan untuk lintasan tertutup berbentuk
apapun (suatu loop amperian) yang mengelilingi arus yang berada dalam
suatu rangkaian tidak terputus.
Kasus umumnya, yang dikenal sebagai Hukum Ampere, dapat
dinyatakan sebagai berikut :

Integral garis dari B . ds di sekeliling lintasan tertutup manapun sama


dengan , dimana I adalah arus tunak total yang melewati
permukaan mana pun yang dilingkupi oleh lintasan tertutupnya.
Medan Magnet dari Selenoida

Sebuah selenoida adalah seutas kawat


panjang yang berbentuk heliks.
Dengan konfigurasi ini, medan magnet
yang homogen dapat dihasilkan dalam
ruang yang dikelilingi oleh lilitan-
lilitan kawat yang akan kita sebut
sebagai bagian dalam selenoida ketika
selenoida dialiri arus. Ketika lilitannya
tepat, setiap lilitan dianggap (secara
pendekatan) sebagai loop lingkaran
dan medan magnetnya merupakan
jumlah vektor dari medan yang
dihasilkan oleh semua lilitan.
a. Garis-garis medan magnet jika lilitannya rapat dan selenoidanya
memiliki panjang yang terhingga.
b. Distribusi garis medan ini serupa dengan garis medan pada magnet
batang. Jadi salah satu ujung selenoida berperilaku seperti kutub
utara magnet dan ujung yang berlawanan sebagai kutub selatan
magnet.
Gambar disamping menunjukkan luas
penampang longitudinal sebagian dari
selenoida seperti itu yang membawa arus
I. Dalam kasus ini, medan magnet luarnya
mendekati nol dan medan magnet
dalamnya homogen pada suatu volume
yang besar.
Persamaan kuantitatif pada bagian dalam medan magnet
selenoida ideal berdasarkan Hukum Ampere :

Hukum Ampere yang diterapkan pada lintasan menghasilkan :

Persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik di dekat pusat


(yaitu yang jauh dari ujung) dari selenoida yang sangat panjang.
Pada ujung selenoida yang sangat panjang, besar medannya adalah
setengah besar besar medan di pusat selenoida.
Fluks Magnetik

Sebuah elemen luas dA seperti pada gambar. Jika


medan magnet pada elemen ini adalah B, fluks
magnetik yang menembus elemen tersebut adalah
B·dA, dimana dA adalah vektor yang tegak lurus
permukaan dan besarnya sama dengan luas dA
ФB = ∫ B · dA
Fluks Magnetik

Pada suatu kasus khusus yaitu


sebuah bidang dengan luas A dalam
medan homogen B yang membuat
sudut θ dengan dA. Fluks magnetik
yang menembus bidang tersebut
adalah

ФB = BA cosθ
Satuan fluks ma
gnetik
adalah T.m2, dim
ana
didefinisikan dala
m
satuan weber (W
b)
1 Wb = 1 T.m2

Jika medan Jika medannya


magnetnya sejajar tegak lurus bidang,
bidang, seperti seperti gambar b,
gambar a, maka maka θ=0 dan fluks
θ=90° dan fluks yang menembus
yang menembus bidang adalah BA
bidang adalah nol (nilai maksimum)
Hukum Gauss dan Magnetisme

Fluks Listrik Fluks Magnet


Jumlah garis Berbeda
medan listrik dengan fluks
yang listrik,
meninggalkan garis-garis
permukaan medan magnet
bergantung tidak berawal
pada muatan di dalamnya atau berakhir di titik
karena fluks listrik yang mana pun. Jumlah garis
menembus sebuah permukaan yang memasuki permukaan
tertutup sebanding dengan sama dengan jumlah garis
muatan tersebut. Ini yang meninggalkan
didasarkan pada fakta permukaan, jadi fluks
bahwa garis-garis medan magnetiknya nol.
listrik bermula dan
berakhir pada muatan
listrik
Arus Pergeseran dan Bentuk Umum Hukum
Ampère
Jika sebuah kapasitor di beri muatan
seperti pada gambar. Pada S1 dan S2
dilingkupi oleh lintasan P yang sama.
Hukum Ampère menyatakan bahwa ∮ B ·
ds = µ0 I dimana I adalah arus total yang
melewati semua permukaan yang
dilingkupi oleh lintasan P.
Ketika lintasan P dianggap melingkupi
S1, maka ∮ B · ds = µ0 I karena arus
melewati S1. Sedangkan ketika
lintasannya dianggap melingkupi S2,
maka ∮ B · ds = 0 karena tidak ada arus
konduksi yang melewati S2. Sehingga
Arus Pergeseran dan Bentuk Umum Hukum
Ampère
Masalah tersebut dapat dipecahkan oleh Maxwell dengan mengemukakan suatu
suku tambahan pada ruas kanan persamaan ∮ B · ds = µ0 I, yang mengandung
sebuah faktor yang disebut
arus pergeseran (Id)
Id≡є0
dimana є0 adalah permitivitas ruang bebas dan = ∫E∙dA adalah fluks listrik.
Sehingga
∮ B · ds = µ0 (I+Id) = µ0I + µ0є0
Persamaan tersebut kadang disebut sebagai Hukum Ampère-Maxwell.
Arus Pergeseran dan Bentuk Umum Hukum
Ampère
Fluks listrik yang menembus permukaan
∮ B · ds = µ0 (I+Id) = µ0I + µ0є0
S2 adalah E=∫E·dA=EA, dimana A adalah
luas keping kapasitor dan E adalah besar
medan listrik yang homogen di antara
kedua keping. Jika q adalah muatan
keping pada waktu kapan pun, maka
E=ql(є0A), maka fluks listrik yang
menembus S2 adalah
E=EA=
Artinya, arus pergeseran Id yang Jadi arus pergeseran yang menembus S2
menembus S2 tepat sama adalah
dengan arus konduksi I yang
menembus S1
MAGNETISME DALAM BAHAN
Medan magnet yang dihasilkan oleh arus dalam suatu kumparan kawat
memberikan petunjuk mengenai apa yang menyebabkan bahan-bahan tertentu
memiliki sifat magnetik yang kuat.

A. Momen Magnetik Atom-atom

 Elektron yang mengorbit akan menghasilkan loop berarus kecil (karena


elektron adalah muatan yang bergerak)
 Momen magnetik elektron bersesuaian dengan gerak orbitalnya

L
Elektron bergerak dengan kelajuan konstan v dalam
orbit lingkaran yang berjari-jari r di sekeliling
inti.oleh karena itu menempuh jarak 2dalam selang
r waktu T
Kelajuan orbitnya adalah v =

𝝁
Arus I yang bersesuaian dengan elektron yang mengorbit ini adalah muatan dibagi oleh T.
Dengan menggunakan T = dan =

I= = =

Besar momen magnetik yang sesuai dengan loop adalah dengan A = .


Maka :

= evr

Besar momentum sudut orbital elektron adalah L = vr, momen magnetik dapat ditulis
sebagai
Menunjukkan bahwa momen
𝝁=
[ ] 𝒆
𝟐 𝒎𝒆
𝑳
magnetik elektron sebanding
dengan momen sudut orbitalnya
Momentum sudut orbit terkuantisasi dan besarnya sama dengan kelipatan dari = = 1,05
J. s . Nilai bukan nol yang paling kecil dari momen magnetik elektron dari gerak
orbitalnya adalah
𝒆
𝝁 =√ 𝟐 ℏ
𝟐 𝒎𝒆
Selain dari momen magnetik orbitnya, elektron memiliki sifat intrinsik yaitu berputar (spin).
Elektron dapat berputar pada porosnya.

Besar momentum sudut S yang bersesuai dengan spin adalah


sama besarnya momentum sudut L akibat gerak orbital.

Besar momentum sudut pada teori kuntum adalah S =

Momen magnetik dari elektron dengan spin adalah =


𝝁
𝒔𝒑𝒊
𝒏

Kombinasi dari konstanta ini disebut magneton Bohr


= = 9,27 J/T
B. Vektor Magnetisasi dan Kuat Medan Magnet

 Keadaan magnetik suatu zat dijelaskan dengan besaran yang disebut vektor
magnetisasi M. Besar nilai vektor ini sebagai momen magnetik per satuan
volume dari zat.
 Medan magnet total B dalam daerah addalah B = + Dimana adalah medan
magnet yang dihasilkan oleh konduktor berarus dan adalah medan yang
dihasilkan oleh zat magnetiknya.

Hubungan antara yang diciptakan oleh suatu solenoida, bukan oleh bahan
magnetiknya

nI = I =

Pembilang NIA sebagai momen magnetik total dari semua loop panjang dan
pembilang sebagai volume selenoida adalah =

Maka B= +M
Kuat medan magnet adalah momen magnetik per satuan volume akibat arus. Hal ini
serupa dengan vektor M dan memiliki satuan yang sama. Untuk menekankan
perbedaan antara kuat medan H dan medan B, bahwa medan B sebagai rapat fluks
magnetik atau induksi magnetik.

Mendefinisikan H = . Jadi ( H + M)

Jika di ruang hampa, M = 0 ( karena tidak ada bahan magnetik). Medan magnet toal
berasal dari arus saja. Dan B = = H. Oleh karena = aka
H = = atau

H = nI
C. Klasifikasi dari Substansi Magnetik

 Bahan paramagnetik dan feromagnetik dalah terbuat dari atom-atom yang dimiliki
momen magnetik permanen
 Bahan diamagnetik adalah yang terbuat dari atom-atom yang tidak memiliki momen
magnetik yang permanen.

Untuk zat paramagnetik dan diamagnetik, vektor magnetisasi sebanding kuat medan
magnet. Dapat dituliskan
M=

B = (H + M) = (H + (1 +

Atau B=H

Dimana = (1+
Contoh
Sebuah lilitan toroida dengan 60 lilitan/m dialiri arus 5 A. Torus terbuat dari besi, yang
permeabilitas magnetiknya adalah = 5000 pada kondisi tersebut. Cari H dan B di
dalam besi.

Jawaban

H = n I = 60 . 5 = 300 A lilitan/m

B = H = 5000 H
= 5000 ( 4
= 1,88 T
FEROMAGNETISME
 Terdapat sedikit zat kristalin yang memiliki efek magnetikyang kuat
 Contoh : besi, kobalt, nikel, gadolium dan disprosium.
 Tersusun dari daerah mikroskopis yang disebut domain.

Jika arus pada kumparan primer dibalikkan sehingga arah medan


magnetik eksternallnya juga terbalik, moen magnetiknya akan
terorientasi ulang sehingga sampel tersebut menjadi tidak
termagnetisasi kembali lagi di titik c, dimanaB =0 peningkatan
pada arus yang terbalik menyebabkan besi termagnetisasi pada
arah yang berlawanan, mendekati saturasi dititik d.

Efek ini disebut Histeresis magnetik

 Loop histeresis untuk bahan feromagnetik


keras,tidak dapat didemagnetisasi dengan
mudah oleh suatu medan eksternal
 Bahan feromagnetik lembut dapat dengan
mudah dimagnetisasi dan didemagnetisasi.
Suatu feromagnetik lembut yang ideal tidak akan
menunjukkan efek histeresis dan tidak akan memiliki
magnetisasi remanen. Pada gambar disamping ini
didemagnetisasi dengan membuatnya menempuh
beberapa kali loop histeresis, akibat penerapan
medan magnet yang semakin melemah

𝑴𝑺 Paramagnetik
Ketika suhu zat feromagnetik mencapai atau
melebihi suhu kritis yang disebut Suhu Curie. Zat
tersebut kehilangan magnetisasi residunya dan
menjadi paramagnetik
Feromagnetik
0
𝑻 𝑪𝒖𝒓𝒊𝒆
PARAMAGNETISME

 Memiliki suseptibilitas magnetik yang kecil namun positif (0


 Ketika diletakkan dalam pengaruh medan magnet eksternal, momen-momen
atomiknya cenderung searah dengan medannya.
 Magnetisasi sebanding dengan medan magnet yang memengaruhinya dan
berbanding terbalik dengan suhu mutlaknya M = C

Hubungan ini dikenal dengan Hukum Curie dan konstanta C disebut konstanta
Curie. Hukum ini menunjukkan magnetisasinya adalah nol.

DIAMAGNETISME
 Suatu momen magnetik yang lemah diinduksikan pada arah yang berlawanan
dengan medannya.
 Efeknya jauh lebih kecil daripada efek paramagnetisme atau feromagnetisme
dan hanya jelas ketika efek-efek yang lain tidak ada.

You might also like