You are on page 1of 58

MANAJEMEN PERPAJAKAN DAN HUKUM BISNIS

MANAJEMEN PAJAK DARI


PENGHASILAN USAHA DAN
PENGHASILAN LAINNYA
KELOMPOK ANI
AYU
ANDRIANI
FANI
YULIA
LINCE
AFRIYENN
HIDAYATI
4 E ROSYADA Y

DOSEN : MIENATI SOMYA LASMANA


SUB MATERI
Manajemen perpajakan atas klasifikasi penghasilan untuk menghitung
angsuran PPh Pasal 25

Foreign Exchange Revenue

Ekualisasi dari pendapatan dan penghasilan lain, dan DPP PPN

Macam-macam pengujian untuk memverifikasi perhitungan


pendapatan

Pengendalian atas bea Keluar (pajak ekspor) atas Penjualan ekspor yang
Terutang bea keluar
MANAJEMEN
PERPAJAKAN ATAS
KLASIFIKASI
PENGHASILAN UNTUK
MENGHITUNG
ANGSURAN PPH PASAL
25
PPH PASAL 25

Pembayaran pajak atas penghasilan yang dibayarkan secara angsuran


tiap bulannya dengan tujuan untuk meringkankan beban Wajib Pajak
yang kesulitan untuk melunasi pajak terutang dalam rentang waktu
satu tahun.
“Pajak terutang yang harus dibayar disebut PPh Pasal 29,
sedangkan PPh Pasal 25 adalah angsuran pembayaran pajak
penghasilan terutang”
Dasar Hukum PPh Pasal 25

1. Pasal 25 Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 sttdd Undang-undang Nomor 36 Tahun


2008 tentang Pajak Penghasilan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan
3. Peraturan Menteri Keuangan No.255/KMK.04/2000 tentang Perhitungan Besarnya
Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh
Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, BUMN, BUMD, Wajib Pajak
Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan
Membuat Laporan Keuangan Berkala Ternasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-537/PJ./2000 tentang Perhitungan
Besarnya Angsuran
KETENTUAN PPH PASAL 25
Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran pajak bagi:
 Wajib Pajak baru;
 Bank, BUMN, BUMD, WP masuk bursa, dan WP lainnya yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan harus membuat laporan
keuangan berkala;
 WP orang pribadi pengusaha tertentu (melakukan kegiatan usaha di bid.
Perdagangan grosir dan atau eceran barang konsumsi melalui
gerai/outlet yg tersebar di bbrp lokasi, tdak termasuk kendaraan
bermotor dan restoran) dengan tarif paling tinggi 0,75% dari peredaran
bruto.
SUBJEK DAN OBJEK PPH PASAL 25

SUBJEK OBJEK
• Wajib Pajak Orang Pribadi • Penghasilan yang
dengan kegiatan usaha, baik diperoleh oleh Wajib Pajak
itu pedagang maupun baik itu pribadi maupun
penyedia jasa badan dari kegiatan usaha
yang mereka lakukan. 
• Wajib Pajak Badan yang
melakukan kegiatan usaha. 
KETENTUAN PPH PASAL 25
 PPh Ps 25 bagi WP baru: dihitung berdasarkan jml pajak yg
diperoleh dari penerapan tarif umum atas penghasilan netto sebulan
yg disetahunkan dibagi 12.
 Bagi Bank: dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-
rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yg
disetahunkan dikurang PPh Ps 24 yg dibayar/terutang di LN utk th
pajak yg lalu dibagi 12.
 Bagi Bank sbg WP baru: PPh ps 25 Triwulan I dihitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas perkiraan laba-rugi fiskal triwulan I yg
disetahunkan dibagi 12.
PERHITUNGAN PPH PASAL 25

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang


Harmonisasi Peraturan Perpajakan
SOAL-SOAL PERHITUNGAN PPH PASAL 25
Soal 1: Perhitungan PPh Pasal 25 Ayat (1)

Pajak Penghasilan Tuan Andra berdasarkan SPT Tahun 2022 adalah sebesar Rp50 juta.
Sementara itu, terdapat sejumlah pajak yang telah dipotong oleh pihak ketiga di tahun
2021 dengan detail sebagai berikut.

1. Pemotongan PPh Pasal 21 melalui pemberi kerja sebesar Rp15 juta


2. Pemotongan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp10 juta
3. Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp2,5 juta
4. PPh Pasal 24 untuk pembayaran kredit PPh luar negeri sebesar Rp7,5 juta

Berdasarkan informasi tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu jumlah kredit pajak di
tahun 2022 dari Tuan Andra, yaitu:
Jawaban Soal 1: Perhitungan PPh Pasal 25 Ayat (1)

Kredit Pajak
= Pemotongan PPh Pasal 21 + Pasal 22 + Pasal 23 + Pasal 24
= Rp15 juta + Rp10 juta + Rp2,5 juta + Rp7,5 juta
= Rp35 juta

Dasar Perhitungan Angsuran 


= Pajak Penghasilan di Tahun 2021 - Kredit Pajak
= Rp50 juta - Rp35 juta
 = Rp15 juta

Besar Angsuran/bulan 
= Rp15 juta / 12
= Rp1,25 juta

Apabila PPh sebagaimana dimaksud pada contoh di atas berkenaan dengan penghasilan yang
diterima atau diperoleh meliputi masa 6 bulan dalam tahun 2022, besarnya angsuran bulanan
yang harus dibayar di tahun 2022 adalah Rp15.000.000 dibagi 6 bulan = sebesar Rp2.500.000.
Soal 2: Perhitungan PPh 25 ayat 2

Beardasarkan ketentuan PPh pasal 25 ayat 2, besarnya angsuran pajak untuk bulan-bulan
sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan
adalah sama dengan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu.

Apabila SPT Tahunan PPh disampaikan oleh Wajib Pajak pada bulan Februari 2022,
besaranya angsuran pajak yang harus dibayar untuk bulan Januari 2022 adalah
sebesar angsuran pajak bulan Desember 2021, misalnya sebesar Rp1.000.000.

Apabila dalam bulan September 2021 diterbitkan keputusan pengurangan angsuran


pajak menjadi nihil, sehingga angsuran pajak sejak bulan Oktober sampai dengan
Desember 2021 juga menjadi nihil, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib
Pajak untuk bulan Januari 2022 tetap sama dengan angsuran bulan Desember 2021,
yaitu nihil.
Soal 3: Perhitungan PPh 25 ayat 4

Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun pajak
yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat tersebut dan
berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Berdasarkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2021 yang disampaikan Wajib Pajak
dalam bulan Februari 2022, perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar
adalah Rp1.250.000. Lalu pada bulan Juni 2022 telah diterbitkan SKP Tahun 2021
yang menghasilkan besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp2.000.000.

Dengan demikian, berdasarkan Pasal 25 ayat 4, besarnya angsuran pajak mulai bulan
Juli 2022 adalah sebesar Rp2.000.000. Penetapan besarnya angsuran pajak
berdasarkan SKP tersebut bisa sama, lebih besar, atau lebih kecil dari angsuran pajak
sebelumnya berdasarkan SPT Tahunan.
Soal 4:
PT AAA bergerak di bidang produksi makanan dimana penjualannya dimasukkan ke banyak
supermarket atau toko besar. Tidak hanya itu, Perusahaan ini juga melakukan ekspor di luar
negeri seperti Thailand dan Korea.

Misalnya pada data pajak, angsuran PPh 25 yang sudah dibayarkan adalah Rp168.982.456 dan
jumlah penghasilan PT AAA dalam setahun lebih dari Rp50.000.000.000 maka penghitungannya
menggunakan tarif PPh Badan 22%.

Adapun laba-rugi sebelum pajaknya atau penghasilan kena pajak adalah Rp937.688.000.

PPh Badan = Rp937.688.000 x 22% = Rp206.291.000

PPh Pasal 29 = Rp206.291.000 – Rp168.982.456 (angsuran PPh 25 yang telah diayar) =


Rp37.308.904

Sisa Angsuran PPh Pasal 25 = Rp37.308.904 ÷ 12 bulan = Rp3.109.073,33


(dibulatkan menjadi Rp3.073.000)
Soal 5: Perhitungan PPh 25 Badan

PT Karya Sejahtera memiliki Pajak Penghasilan Terutang sebesar Rp125 juta di tahun 2021 dengan
detail pajak yang telah dipotong atau dipungut pihak ketiga sebagai berikut:
1. Pemotongan PPh Pasal 22 sebesar Rp30 juta
2. Pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp15 juta
3. PPh Pasal 24 untuk pembayaran kredit PPh luar negeri sebesar Rp40 juta. 

Kredit Pajak
= Pemotongan Pasal 22 + Pasal 23 + Pasal 24
= Rp30 juta + Rp15 juta + Rp40 juta
= Rp85 juta

Dasar Perhitungan Angsuran 


= Pajak Penghasilan di Tahun 2021 - Kredit Pajak
= Rp125 juta - Rp85 juta
= Rp40 juta

Besar Angsuran/bulan 
= Rp40 juta / 12
= Rp3,33 juta
PPH Pasal 25
Sanksi Terlambat Bayar
Batas Waktu
Wajib pajak tersebut akan
Paling lama tanggal 15 dikenai bunga sebesar
(lima belas) bulan 2% per bulan, terhitung
berikutnya setelah Masa dari tanggal jatuh tempo
Pajak berakhir. hingga tanggal
pembayaran..
FOREIGN
EXCHANGE
REVENUE
DASAR HUKUM

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak


Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021

• Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/PJ.31/1997 tentang Perlakuan


Pajak Penghasilan Terhadap Selisih Kurs
PENGERTIAN
Selisih kurs menurut akuntansi adalah selisih yang dihasilkan dari
penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lain
pada kurs yang berbeda.

Dalam pengakuan keuntungan atau kerugian selisih kurs, ketentuan


pajak mengacu pada ketentuan akuntansi sebagaimana
disebutkan dalam penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf l dan
penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf e Undang-undang No. 7 Tahun
1983 s.t.d.t.d. Undang - undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (“UU PPh”).
 Keuntungan selisih kurs dapat disebabkan oleh fluktuasi kurs mata
uang asing atau karena adanya kebijaksanaan Pemerintah di bidang
moneter.
 Berdasarkan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf l, keuntungan selisih kurs
merupakan objek Pajak Penghasilan.
 Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing
diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan
secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia.” (Penjelasan Pasal 4 (1) huruf l UU PPh
NILAI KURS
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54/KM.10/2022

Menetapkan Nilai Kurs sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Keluar, dan Pajak Penghasilan yang berlaku untuk tanggal 19
Oktober 2022 sampai dengan 25 Oktober 2022 sebagai berikut:

1. Rp 15.357,00 Untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1,- 13. Rp 10.456,64 " yen Jepang (JPY) 100,-
2. Rp 9.628,34 " dolar Australia (AUD) 1,- 14. Rp 7,32 " kyat Myanmar (MMK) 1,-
3. Rp 11.122,85 " dolar Kanada (CAD) 1,- 15. Rp 186,52 " rupee India (INR) 1,-
4. Rp 2.006,98 " kroner Denmark (DKK) 1,- 16. Rp 49.503,24 " dinar Kuwait (KWD) 1,-
5. Rp 1.956,23 " dolar Hongkong (HKD) 1,- 17. Rp 70,50 " rupee Pakistan (PKR) 1,-
6. Rp 3.271,93 " ringgit Malaysia (MYR) 1,- 18. Rp 260,48 " peso Filipina (PHP) 1,-
7. Rp 8.586,88 " dolar Selandia Baru (NZD) 1,- 19. Rp 4.086,12 " riyal Arab Saudi (SAR) 1,-
8. Rp 1.435,29 " kroner Norwegia (NOK) 1,- 20. Rp 42,05 " rupee Sri Lanka (LKR) 1,
9. Rp 17.082,54 " poundsterling Inggris (GBP) 1,- 21. Rp 402,97 " baht Thailand (THB) 1,-
10. Rp 10.711,34 " dolar Singapura (SGD) 1,- 22. Rp 10.717,16 " dolar Brunei Darussalam (BND) 1,-
11. Rp 1.357,40 " kroner Swedia (SEK) 1,- 23. Rp 14.929,60 " euro (EUR) 1,-
12. Rp 15.354,66 " franc Swiss (CHF) 1,- 24. Rp 2.138,78 " renminbi Tiongkok (CNY) 1,-
25. Rp 10,72 " won Korea (KRW) 1,-
EKUALISASI DARI
PENDAPATAN DAN
PENGHASILAN
LAIN, DAN DPP
PPN
DASAR HUKUM
UU No. 6/1983 & Perubahannya
Pasal 31(1) Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.03/2013 (s.t.d.t.d. PerMenkeu No.18/PMK.03/2021)
Pasal 92 Standar Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan standar Pemeriksaan untuk tujuan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. Per 23/PJ/2013
Pasal 4 Pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus
dilakukan sesuai standar pelaksanaan Pemeriksaan, yaitu: b. Pemeriksaan dilaksanakan dengan
melakukan pengujian berdasarkan Metode Pemeriksaan dan Teknik Pemeriksaan sesuai dengan
Program Pemeriksaan (audit program) yang telah disusun.
SE 15 Tahun 2018
EKUALISASI

Suatu proses untuk mengecek kesesuaian antara satu jenis pajak dengan
jenis pajak lainnya yang memiliki hubungan. Atau, bagian laporan dari satu
jenis pajak yang merupakan bagian dari laporan jenis pajak yang lain.

Ekualisasi biaya dan


Ekualisasi Dasar Pengenaan Ekualisasi biaya dan
penghasilan dan Pajak (DPP) PPN objek PPh potong
PPN. pungut.
masukan.
 Ekualisasi merupakan kunci dalam melakukan rekonsiliasi fiskal dalam SPT Tahunan
badan dengan baik. Tujuan dilakukannya ekualisasi pajak yaitu agar terhindar dari
koreksi pajak dan dalam rangka persiapan wajib pajak apabila dilakukan pemeriksaan
oleh kantor pajak. Dari sisi Wajib Pajak, ekualisasi merupakan bentuk tindakan
preventif untuk menghadapi pemeriksaan pajak. Ekualisasi juga bisa menjadi petunjuk
bahwa kewajiban penyampaian SPT PPN dengan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan
sudah dilakukan dengan benar.

 Teknik ekualisasi atau rekonsiliasi merupakan salah satu teknik Pemeriksaan yang
dapat digunakan Pemeriksa Pajak sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE
65/PJ/2013 (“ SE 65/2013 ”) yang mengatur tentang pedoman penggunaan metode
dan teknik pemeriksaan.

 Penggunaan teknik ekualisasi sendiri mengacu pada Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE
10/PJ/2017 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Lapangan dalam Rangka
Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PERBEDAAN JUMLAH PEREDARAN
USAHA ANTARA SPT PPH BADAN DENGAN SPT PPN

 Adanya perbedaan waktu antara pengakuan pendapatan dengan


penerbitan faktur pajak;
 Adanya selisih kurs (antara pembukuan vs faktur pajak);
 Adanya pendapatan yang dikategorikan penyerahan menurut
PPN tetapi diklasifikasikan sebagai other income menurut
PPh.
 Objek PPN tidak dicatat dalam akun penjualan.
 Penyerahan kepada pemungut PPN.
 Pemberian diskon tunai penjualan.
 Kesalahan tulis atau hitung.
PROSES EKUALISASI ANTARA SPT PAJAK PENGHASILAN
BADAN DENGAN SPT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Mengumpulkan data penjualan (peredaran usaha) yang diakui dan dicatat oleh
perusahaan, yang dijadikan acuan dalam melaporkan SPT Tahunan PPh Badan.

Mengumpulkan data penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak
(peredaran usaha) pada SPT PPN yang dicatat dan dilaporkan oleh perusahaan.

Pencocokan saldo di akun-akun penjualan, uang muka dan pendapatan lain-lain


pada laporan keuangan dibandingkan dengan total penyerahan Barang Kena Pajak
dan Jasa Kena Pajak pada SPT PPN

Menganalisa faktor-faktor penyebab selisih dengan aturan perpajakan yang berlaku


EKUALISASI PENGHASILAN DAN OBJEK PPN

• Perbandingan antara jumlah penghasilan yang terdapat


Dasar di form 1771-I SPT Tahunan Badan dan jumlah 1 tahun
objek PPN dalam SPT Masa PPN

Kemungkinan TEMUAN:
• Selisih yang disebabkan penghasilan pada PPh Badan bukan Objek PPN;
• Selisih pada Dasar Pengenaan Pajak PPN tidak termasuk penghasilan PPh Badan;
• Adanya perbedaan waktu penerbitan faktur pajak dan pengakuan nota retur atau
nota pembatalan; Nota
• Selisih kurs pencatatan pada pembukuan dan penerbitan faktur pajak,
• Pembayaran uang muka.
1771-I SPT Tahunan Badan.

Form Induk SPT Masa PPN


Contoh kertas kerja ekualisasi
penghasilan dan objek PPN
EKUALISASI ANTARA BIAYA DAN OBJEK PAJAK
PENGHASILAN POTONG PUNGUT

Dasar dari ekualisasi ini adalah pengakuan jumlah biaya pada laporan
laba/rugi dan telah dilaporkan pada Form Induk SPT Masa PPh 21 dan
Form 1711-2 SPT Tahunan PPT Badan.

Proses ini meliputi:


A. Ekualisasi PPh Pasal 21
B. Ekualisasi Pajak antara Biaya Jasa, Sewa dan Bunga dengan PPh
Pasal 23/26 dan PPh Pasal 4 Ayat 2
1. Ekualisasi PPh Pasal 21
• Bagian dari ekualisasi pajak yang seharusnya dilakukan oleh Wajib Pajak sebelum SPT
Tahunan PPh Badan dilaporkan.
• Tujuan: untuk menyesuaikan pengakuan biaya yang mengandung objek PPh Pasal 21
di dalam pembukuan atau laporan keuangan dengan objek PPh Pasal 21 yang telah
dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21.
• Ekualisasi ini jamak dilakukan oleh Pemeriksa Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
tetapi tidak ada salahnya Wajib Pajak melakukannya juga untuk meminimalisir
kesalahan Laporan Pajak.
Cara melakukan 1. Merekap atau membuat rekapitulasi objek PPh Pasal 21 yang telah
Ekualisasi PPh dilaporkan di SPT Masa PPh Pasal 21 masa Januari s.d Desember.
Pasal 21
2. Telusuri akun biaya gaji, tunjangan dan upah tenaga kerja yang terkandung
objek PPh Pasal 21 dalam laporan keuangan yang akan dilaporkan dalam
SPT Tahunan PPh Badan.

3. Sandingkan antara Objek PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 dengan biaya-biaya yang seharusnya terkandung objek
PPh Pasal 21 dalam Laporan Keuangan.
Jika ada selisih maka harus dicari penyebabnya dan harus dapat dijelaskan
Contoh Form Induk SPT Masa PPh21 dan Form 1711-2 SPT Tahunan PPT Badan
Hal-hal yang dimungkinkan akan
terjadi dalam proses ekualisasi
PPh Pasal 21 ini :
• Selisih yang disebabkan oleh
biaya bukan objek PPh Pasal
21 (seperti JHT, natura atau
kenikmatan);
• Perbedaan tahun pengakuan
biaya dan pemotongan;
• Keterlambatan pemotongan
dan;
• Selisih kurs pencatatan pada
pembukuan dan pemotongan
PPh 21. Contoh Kertas Kerja Ekualisasi PPh21
2. Ekualisasi Pajak antara Biaya Jasa, Sewa dan Bunga dengan PPh
Pasal 23/26 dan PPh Pasal 4 Ayat 2

Prosedur ini nantinya akan berpotensi dalam menemukan:


• Selisih yang disebabkan oleh biaya jasa, sewa, bunga dan royalti
bukan objek PPh yang dimaksud (misalnya pembelian material,
pembayaran gaji pegawai outsourcing dan ketentuan tax treaty),
• Keterlambatan pemotongan dan,
• Selisih kurs pencatatan pada pembukuan dan pemotongan PPh
Pasal 23/26 dan PPh Pasal 4 Ayat 2.

Pada proses ekualiasi pajak ini data didasarkan pada pengakuan jumlah
biaya pada laporan laba/rugi, dan telah dilaporkan dalam formulir 1771-II
dan formulir 1771-IV SPT Tahunan PPh Badan.
Form 1771-II dan 1771-IV SPT Tahunan
Badan.
Kertas Kerja Ekualisasi PPh23/26 dan PPh Pasal 4 Ayat 2
MACAM-MACAM
PENGUJIAN
UNTUK
MEMVERIFIKASI
PERHITUNGAN
PENDAPATAN
PENGUJIAN DOKUMEN UJI ARUS UANG
• Pemeriksa melakukan • Melakukan rekonsiliasi antara
pengecekan dokumen secara penerimaan pada bank/kas
sampling untuk mengetahui dan dengan penjualan/peredaran
mengecek kebenaran nilai uang usaha WP
dan barang
UJI ARUS PIUTANG UJI ARUS BARANG
• Dilakukan jika Sebagian besar • Melakukan rekonsiliasi antara
penjualan atau peredaran usaha akun persediaan dengan nilai
berbasis kredit penjualan. Selisih dapat terjadi
jika misal, terdapat
pengembalian barang dari beda
tahun atau selisih kurs
PENGENDALIAN ATAS
BEA KELUAR (PAJAK
EKSPOR) ATAS
PENJUALAN EKSPOR
YANG TERUTANG BEA
KELUAR
DASAR HUKUM
Berdasarkan PMK No. 67/PMK.011/2010 jo PMK No.
128/PMK.011/2011, yang dimaksud dengan Bea Keluar adalah
pungutan negara berdasarkan Undang- Undang Kepabeanan yang
dikenakan terhadap barang ekspor
BEA KELUAR
Bea Keluar atau dikenal juga dengan istilah export duty adalah pungutan negara berdasarkan Undang-
Undang Kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor. Berbeda dengan ketentuan dalam
Undang-Undang PPN yang memberikan tarif 0% (nol persen) atas kegiatan ekspor, beberapa barang
berikut justru dikenakan pungutan atas kegiatan pengeluarannya dari daerah pabean berdasarakan
Pasal 2 PMK Nomor 39 /PMK.010/2022 .
Barang tersebut diantaranya:
a. Kulit dan kayu
b. Biji Kakao
c. Kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya
d. Produk hasil pengolahan mineral logam
e. Produk mineral logam dengan kriteria tertentu

Bea Keluar atas ekspor beberapa barang diatas ditetapkan dengan tujuan untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan dalam negeri, melindungi kelestarian sumber daya alam, mengantisipasi kenaikan harga yang
cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional atau menjaga stabilitas harga
komoditi tertentu di dalam negeri.
Pasal 13 PMK Nomor 39 /PMK.010/2022

Perhitungan Bea Keluar, yaitu :

Persentase dari Harga Ekspor (advalorum)

Spesifik
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Wajib Pajak Terkait
Dengan Bea Keluar :
 Memastikan jenis barang yang diekspor apakah dikenakan Bea Keluar
atau tidak.
 Memastikan tarif bea keluar yang relevan untuk jenis barang yang
diekspor.
 Jika terdapat ketidakjelasan mengenai pengenaan bea keluar, Wajib Pajak
dapat mencoba untuk mengajukan permohonan penegasan kepada
instansi terkait dalam hal ini dapat diajukan kepada Dirjen Bea Cukai.
BERIKUT URAIAN BARANG DAN BESARNYA TARIF BEA KELUAR YANG
BERLAKU BERDASARKAN PMK NOMOR 39 /PMK.010/2022

BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR BERUPA KULIT DAN KAYU
BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR BERUPA BIJI KAKAO
BARANG EKSPOR BERUPA KELAPA SAWIT, CRUDE PALM OIL (CPO), DAN PRODUK TURUNANNYA YANG
DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR
BARANG EKSPOR BERUPA CAMPURAN CRUDE PALM OIL (CPO) DAN PRODUK TURUNANNYA
YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR
BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR BERUPA PRODUK HASIL PENGOLAHAN
MINERAL LOGAM
BESARAN TARIF BEA KELUAR BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR BERUPA
PRODUK HASIL PENGOLAHAN MINERAL LOGAM

Tahapan kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut:
a. tahap I, dalam hal tingkat kemajuan fisik pembangunan sampai dengan 30% (tiga puluh
persen) dari total pembangunan;
b. b. tahap II, dalam hal tingkat kemajuan fisik pembangunan lebih dari 30% (tiga puluh
persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari total pembangunan; dan
c. c . tahap III, dalam hal tingkat kemajuan fisik pembangunan lebih dari 50% (lima puluh
persen) dari total pembangunan.
BESARAN TARIF BEA KELUAR BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR BERUPA PRODUK
MINERAL LOGAM DENGAN KRITERIA TERTENTU
CONTOH PERHITUNGAN
PT Giman Jaya Lestari berencana mengekspor Biji Kakao (Cocoa Beans)
Grade A, HS Code 1801.00.10 dengan negara tujuan Denmark. Barang
berjumlah 20 Ton. Harga barang adalah USD 2.000 per ton. Untuk
pengiriman pertama yang berjumlah total 20 ton
diterbitkan invoice dengan total harga USD 40.000. Kurs Menteri
Keuangan untuk 1 USD adalah setara dengan IDR 14.361. Tarif Bea Keluar
sebesar 5%. Harga ekspor sesuai KMK adalah sebesar US$ 2,085 Per
Metric Ton. Berapa besarnya bea keluar yang harus dibayar oleh PT Giman
Jaya Lestari?
Jenis Barang  Biji Kakao (Cocoa Beans) Grade A

HS Code  1801.00.10

Negara Tujuan  Denmark


Harga Barang Per Ton (USD) 2.000

Harga Referensi Per Metric Ton (USD) (NOMOR 8/KM.4/2022) 2,627.71


Harga Ekspor Per Metric Ton (USD) 2.085
Tarif Bea Keluar (PMK Nomor 39 /PMK.010/2022) 5%
Kurs (tanggal 26/4/2022) 14.361
Jumlah Barang (MT) 20
Total Harga (USD) 40.000
Total Harga Ekspor (USD): Harga Ekspor (USD) x Jumlah Barang (MT) 41.700
2.085 x 20
Total Harga Ekspor (IDR): Total Harga Ekspor (USD) x Kurs 598,853,700
41.700 x 14.361
Bea Keluar (IDR): Total Harga Ekspor (USD) x Tarif Bea Keluar 29,942,685
598,853,700 x 5%

Dapat dilihat bahwa pada perhitungan di atas, meskipun ada harga transaksi, harga referensi dan
harga ekspor, yang digunakan untuk menghitung bea keluar adalah harga ekspor yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
Terima Kasih

You might also like