You are on page 1of 22

SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM (AAS)


Yuris Diksy, M.Si
Kelebihan AAS

 Spesifik
 Limit deteksi rendah bisa ppm sampai ppb
 Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat
diukur
 Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh
(preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana, kecuali
bila ada zat pengganggu)
 Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak
jenis contoh.
 Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas
(mg/L hingga persen)
Kelemahan AAS

 Kurang sempurnanya preparasi sampel, seperti:


- Proses destruksi yang kurang sempurna
- Tingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama
 Kesalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan
matriks sampel dan matriks standar
 Aliran sampel pada burner tidak sama kecepatannya atau ada
penyumbatan pada jalannya aliran sampel.
 Gangguan kimia berupa:
- Disosiasi tidak sempurna
- Ionisasi
- Terbentuknya senyawa refraktori
Gangguan pada AAS
 Gangguan Kimia

 Dapat terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi


kimia dengan anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang
refraktori, sehingga tidak semua analit dapat teratomisasi.

Untuk mengatasi gangguan ini dapat dilakukan dengan dua cara


yaitu:
1) Penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi,
2) Penambahan zat kimia lain yang dapat melepaskan
kation atau anion pengganggu dari ikatannya dengan
analit.
Zat kimia lain yang ditambahkan disebut zat
pembebas (Releasing Agent) atau zat pelindung
(Protective Agent).
Gangguan pada AAS
 Gangguan Matriks

 Gangguan ini terjadi bila sampel mengandung banyak


garam atau asam, atau bila pelarut yang digunakan
tidak menggunakan pelarut zat standar, atau
bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda.

 Gangguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu


bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam analisis
kuantitatif.

Untuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif dapat


digunakan cara analisis penambahan satandar (Standar Adisi).
Gangguan pada AAS
 Gangguan Ionisasi

 Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga
mampu melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk
ion positif.
 Pembentukan ion ini mengurangi jumlah atom netral, sehingga
isyarat absorpsi akan berkurang juga.

Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan penambahan


larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih elektropositif
dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na.
Penambahan ini dapat mencapai 100-2000 ppm.
Gangguan pada AAS
 Absorpsi Latar Belakang (Background)

Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) merupakan


istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya
berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api,
absorpsi molekular, dan penghamburan cahaya.
Gangguan pada AAS
Jenis Gangguan Deskripsi Cara Mengatasi

Instrumental berasal dari kondisi dan pengaturan instrumen, seperti : Cek instrumen
-histerisis pada skala monokromator, posisi jalur sinar yang
tidak tepat, sinar sesatan,
- penyumbatan tiba-tiba pada sistem aspirasi sampel
- ketidakstabilan sistem atomisasi

Fisika adanya unsur-unsur atau senyawa-senyawa lain yang Metode standar adisi
terkandung di dalam sampel sehingga mempengaruhi sifat
fisik sampel (viskositas dan berat jenis)

Kimia adanya komponen-komponen yang membentuk senyawa - penambahan


stabil secara termal dengan unsur yang dianalisis (senyawa releasing agent
oksi) sehingga menghalangi atomisasi unsur yang dianalisis - menaikkan suhu
atomisasi
Gangguan pada AAS
Jenis Gangguan Deskripsi Cara Mengatasi
Ionisasi terjadi akibat penggunaan suhu atomisasi yang terlalu tinggi Penggunaan buffer
sehingga atom-atom yang dianalisis tidak hanya ionisasi
teratomisasi pada tingkat energi dasar melainkan atom- ( KCl, CsCl, LiCl )
atom tersebut dapat tereksitasi secara termal bahkan dapat
terionisasi

Spektra a. Gangguan akibat faktor lain (partikel padat dalam nyala, Gunakan background
atom unsur lain, campuran gas, atau molekul) yang juga correction
menyerap radiasi resonansi.
Biasa terjadi pada λ < 300 nm

b.Gangguan atom dari unsur lain ( jarang terjadi) - penggunaan λ


karakteristik yg lain

c. Gangguan dari campuran gas oksidan dan bahan bakar Set auto zero
Analisis Kuantitatif pada AAS
 Kurva Kalibrasi Biasa

 Dibuat suatu deret larutan standar dengan konsentrasi tertentu


kemudian diukur serapan atau emisinya

 Dibuat kurva kalibrasi serapan atau emisi terhadap konsentrasi


larutan standar

 Interpolasikan serapan atau emisi sampel pada daerah linier dari


kurva kalibrasi tersebut maka konsentrasi unsur di dalam sampel
dapat ditentukan
Analisis Kuantitatif pada AAS
 Kurva Kalibrasi Biasa

 Menguji beberapa larutan standard yang mengandung unsur yang


ingin diuji dengan variasi konsentrasi yang telah diketahui ke dalam
alat AAS untuk mendapatkan nilai absorbansinya
 Memplotkan variasi C (konsentrasi unsur yang ingin diuji pada
beberapa larutan standard) dengan nilai absorbansinya.
y= mx + b
dimana absorbansi (A) : sumbu y
konsentrasi (C) : sumbu x.
Analisis Kuantitatif pada AAS
 Kurva Kalibrasi Biasa

 Menguji larutan sampel ke dalam alat AAS untuk mendapatkan


nilai absorbansinya
 Setelah itu masukan nilai A sebagai y ke dalam persamaan
garis linear yang telah didapat pada langkah sebelumnya.
Dari persamaan itu kita akan mendapatkan nilai x yaitu
nilai konsentrasi unsur yang ingin diuji dalam sampel.
Pembuatan Standar Kerja Cu 100 mg/L

 Kurva Kalibrasi Biasa

Dipipet 5,0 mL

LT 50 mL
Larutan induk
Cu 1000 mg/L ditera menggunakan
HNO3 0,05 N
dihomogenkan
Pembuatan Deret Standar Cu

 Kurva Kalibrasi Biasa


Standar Cu 100 mg/L

LT 50 mL

0 0.25 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 mL

ditera menggunakan HNO3 0.05 N dihomogenkan


Preparasi Sampel Air Limbah
 Kurva Kalibrasi Biasa

Sampel air limbah


Disaring, dan filtrat Hasil filtrat jernih
dihomogenkan.
ditampung di erlenmeyer diencerkan 10x dengan
larutan HNO3 0.05 N.
Masukkan ke dalam
labu takar 50 mL,
ditera dengan Lakukan pekerjaan
hingga 5x pengulangan
HNO3 0.05 N.
Dipipet 5 mL filtrat
Analisis Kuantitatif pada AAS
 Kurva Kalibrasi Biasa

Conc Cu Abs Kurva Standar Cu


(mg/L),
0.6
0.5
0.00 0.0000 f(x) = 0.10121023890785 x + 0.00193447098976107
0.4 R² = 0.99972628830399
0.3

Abs
0.50 0.0505 0.2
0.1
1.00 0.1089
0
0 1 2 3 4 5 6
2.00 0.2014 Konsentrasi (mg/L)

3.00 0.3071
4.00 0.4084 Pers Reg Linear : Y = 0.1012x + 0.0019
5.00 0.5060
Analisis Kuantitatif pada AAS
 Kurva Kalibrasi Biasa

Sampel Abs Pers Reg Linear : Y = 0.1012x + 0.0019

A 0.1050
X = (Y - 0.0019) / 0.1012
B 0.2100
Sampel A = (0.1050-0.0019) / 0.1012
= 1.019 mg/L

Sampel B = (0.2100-0.0019) / 0.1012


= 2.056 mg/L
Analisis Kuantitatif pada AAS

 Standar Adisi

 Metode ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan


kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan
(matriks) sampel dan standar.

 Suatu analit dengan gradien konsentrasi ditambahkan ke sampel.

 Sinyal analit yang diketahui ini diukur untuk membantu menentukkan


konsentrasi dalam sampel asli.
Analisis Kuantitatif pada AAS

 Standar Adisi

• Dibuat deret larutan sampel dengan konsentrasi sama dan


masing-masing ditambah larutan standar dari unsur yang
akan dianalisis

• Interpolasi nilai serapan 0 pada persamaan regresi y = 0


Nilai x berharga mutlak
Analisis Kuantitatif pada AAS

 Standar Adisi 0.20


Kurva Kalibrasi Cu
0.15
Conc Cu Abs
(mg/L)

Absorban
0.10

0.00 0.0130 y = 0.1370x + 0.0124


0.05

0.10 0.0257
0.00
0.25 0.0471 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80
Konsentrasi Standar Cu (µg/mL)
1.00 1.20

0.50 0.0800
y=0
0.75 0.1148
1.00 0.1500 x = | - 0.0124 / 0.1370 |

x = 0.0905 mg/L
Daftar Pustaka

• Skoog, Douglas A; West, Donald M; Holler, F. 1991. Funda-


mentals of Analytical Chemistry-Seventh Edition. New York:
Saunders College Publishing
• Day R.A dan A.L Underwood.2002.Analisis Kimia
Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
• Harvey, David.2000. Modern Anayitical Chemistry,USA : Mc
Graw Hill
• Mendham, J, et al. 2000. Vogel’s Textbook of Quantitative
Chemical Analysis. London: Prentice Hall.
Thank you

You might also like