You are on page 1of 16

PATOFISIOLOGI PERADANGAN PADA SISTEM

RESPIRASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN MASALAH TBC DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( DALAM
KONTEKS KELUARGA )

Kelompok 4 :
Andi Ratu k.20.01.004
Hartono k.20.01.013
Nur Andini k.20.01.023
Pengertian Tubercolosis
1. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disbabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar
kuman tuberculosis menyerang paru tetai juga dapat menyerang
orang tubuh lainnya (DepKes, 2008).
2. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai
organ tubuh muai dari paru dan organ diluar peru seperti kulit,
tulang, persendian, selaput otak, usus, serta ginjal yang sering
disebut dengan ekstrapulmonal TBC ( Chandra, 2012).
Etiologi
1. Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis
dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalm keadaan kering,
tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit. Fraksi
protein basil menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya
menyababkan sifat tahan asam dan merupakan factor terjadinya
fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. (FKUI, 2005).
1. Menurut somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang
menghirup basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar
melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat
menjangkau kea rah lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar
melalui system limfe dan aliran darah ke berbagai tubuh lain (ginjal,
tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas.
Selanjutnya system kekebalan tubuh memberikan respons dengan
melakukan reaksi inflamasi.
Manifestasi klinis
Menurut wong 208 tanda dan gejala tuberculosis adalah :
1. Demam
2. Malaise
3. Anoreksia
4. Penurunan berat badan
5. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Ekspansi yang buruk pada tempat yang sakit
8. Bunyi nafas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat diperkusi
9. Demam persisten
10. Manifestasi gejala yang umum : pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat badan
Pemeriksaan penunjang
Menurut somantri (2008), pemeriksaan penunjang pad pasien
tuberculosis adalah :
1. Sputum culture
2. Ziehl neelsen : positif untuk BTA
3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patc)
4. Chest X-ray
5. Histology atau kultur jaringan : positif untuk Mycobaterium
tuberculosis
6. Needle biopsy of lung tissue: positiif untuk granuloma TB, adanya
sel-sel besar yang mengindikasikan nekrosis
7. Elektrolit
8. Bronkografi
9. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
Penatalaksanaan medis dan keperawatan
1. Pengobatan
Jenis dan dosis OAT :
a. Isoniazid
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif,
yaitu kuman yang sedang berkembang.
b. Rifampisin
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten).
c. Pirazinamid
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.
d. Streptomisin
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII
yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Ethambutol
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya
ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.
Proses keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Soemantri (2008), pengkajian keperawatan pada tuberkulosis adalah:
• Data pasien
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Diagnosa keperawatan
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
2. Hipertermia behubungan dengan dehidrasi.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mengeluarkan sekresi pada jalan napas.
4. Resiko penyebaran infeksipada orang lain berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman pathogen.
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
6. Resiko penyebaran infeksi pada diri sendiri berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman pathogen.
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Intervensi
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Intervensi :
• Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik.
Rasional: mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
• Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi fisiologi, dengan cara yang tepat
Rasional: agar keluarga mengetahui jalan terjadinya penyakit
• Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
Hipertermia behubungan dengan dehidrasi
1. Intervensi:
- Monitor tanda-tanda vita terutama suhu
Rasional: untuk memantau peningkatan suhu tubuh pasien
- Monitor intake dan output setiap 8jam
Rasional: untuk mengatasi dehidrasi
- Berikan kompres hangat
Rasional: untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan banyak minum
Rasional: untuk mengatasi dehidrasi
- Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Rasional: agar sirkulasi udara ke tubuh efektif
Resiko penyebaran infeksi orang lainberhubungan dengan kurangnya
pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman pathogen.
1. Intervensi ( NIC ) :
• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
Rasional: mengetahui tindakan yang akan dilakukan
• Monitor kerentanan terhadap infeksi
Rasional: mencegah terjadinya penyebaran infeksi
• Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko
Rasional: menghindari kuman yang menyebar lewat udara
• Pertahankan teknik isolasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi
pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantung.  
1. Intervensi:
• Kaji tipe pernapasan pasien
• Rasional: TB menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil ronkpneumonia sampai
inflamasi difus luas nekrosis efusi pleural untuk fibrosis luas.
• Evaluasi tingkat kesadaran, adanya sianosis, dan perubahan warna kulit Rasional:
pengaruh jalan napas dapat menggnggu oksigen organ vital dan jaringan.
• Tingkatkan istirahat dan batasi aktivitas.
• Rasional: menurunkan kebutuhan oksigen
Resiko penyebaran infeksi pada diri sendiri berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan untuk mencegah paparan dari kuman pathogen  

1. Intervensi:
- Kaji patologi penyakit Rasional: membantu pasien menyadari pentingnya mematuhi
pengobatan untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.
- Tekanan pentingnya tidak mengehentikan terapi obat.
Rasional: periode singkat berakhir setelah 2-3 hari setelah terapi awal, tetapi risiko
penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
- Anjurkan pasien untuk makan sedikit tetapi sering dengan nutrisi yang seimbang
Rasional: mencegah mal nutrisi, karenaa mal nutrisi dapat meningkatkan risiko
penyebaran infeksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.  

1. Intervensi ( NIC ) :
• Kaji adanya alergi makanan
Rasional: mengetahui jenis makanan yang cocok untuk pasien
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Rasional: memberikan diit yang tepat
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake zat besi
Rasional: agar tubuh pasien tidak lemah
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Rasional: agar tubuh pasien tidak lemah
TERIMAH KASIH

You might also like