Professional Documents
Culture Documents
Kohesi Dan Koherensi Pada Paragraf
Kohesi Dan Koherensi Pada Paragraf
KOHERENSI PADA
PARAGRAF
R.M. LULUK HERDIAWAN 20208300012
TROPHY HUTAGALUNG 20208300018
Di dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian
yang agak menjorok ke dalam. Bagian yang secara fisik sudah
tampak dengan nyata karena adanya tanda menjorok itu disebut
paragraf
I. HAKIKAT Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas
PARAGRAF dalam kalimat topik
Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan
kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat lainnya merupakan
pengembang yang berfungsi memperjelas atau menerangkan
kalimat topik
Mengandung satu gagasan utama yang dijelaskan dengan
beberapa pikiran penjelas
Pikiran penjelas yang betul-betul mendukung gagasan utama
Gagasan utama dan penjelas yang dikemas dalam kalimat yang
II. PARAGRAF lugas dan efektif
YANG BAIK Kalimat yang satu berkait serasi dengan kalimat yang lain dalam
sebuah paragraf
Secara umum rambu-rambu paragraf yang baik meliputi kohesi
(kesatuan), koherensi (kepaduan), kelengkapan/ketuntasan,
keruntutan, dan konsistensi
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu
hanya mengandung satu gagasan utama dan kalimat-kalimat
dalam paragraf mengarah pada satu pokok atau tidak
menyimpang dari pokok pembicaraan
Contoh paragraf:
III. KOHESI
Angklung merupakan alat musik tradisional masyarakat Sunda,
(KESATUAN) yang sejak November 2010 diakui sebagai warisan budaya oleh
PARAGRAF UNESCO. Alat musik tersebut berbahan pipa bambu. Pada awalnya
angklung dimainkan dengan tangga nada pentatonik yang terdiri
atas lima nada, seperti halnya gamelan dan alat tradisional lain.
Tahun 1938 angklung mulai dimainkan dengan tangga nada diatonik
layaknya alat musik barat, seperti piano. (Diadaptasi dari “Promosi
Angklung Perlu Dibenahi” dalam Kompas, 9 Desember 2013)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika terdapat
keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf
Keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf dapat
IV. KOHERENSI dibangun dengan menggunakan alat kohesi, baik gramatikal
(KEPADUAN) maupun leksikal
Alat kohesi gramatikal, antara lain, berupa (1) kata transisi, (2)
PARAGRAF referensi, (3) substitusi, dan (4) ellipsis
Alat kohesi leksikal, antara lain, berupa (1) sinonim, (2) antonim,
(3) hiponim, (4) repetisi
Berupa kata atau frasa yang berfungsi merangkai kalimat satu
dengan kalimat lain sesuai dengan jenis hubungan yang
ditunjukkan
Hubungan yang menyatakan tambahan, biasanya menggunakan
kata atau frasa selanjutnya, di samping itu, selain itu, lalu, juga,
berikutnya
IV.1. ALAT
Hubungan yang menyatakan pertentangan, biasanya
KOHESI menggunakan kata atau frasa akan tetapi, namun, bagaimanapun
GRAMATIKAL: juga, meskipun demikian, sebaliknya, biarpun
IV.5. ALAT
KOHESI
LEKSIKAL:
SINONIM
Antonim adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang
dapat dijenjangkan, melingkupi oposisi mutlak, oposisi kutub,
oposisi relasional, dan oposisi majemuk
Oposisi mutlak merupakan pertentangan makna secara mutlak,
IV.6. ALAT seperti hidup dan mati
IV.7. ALAT
KOHESI
LEKSIKAL:
HIPONIM
Repetisi adalah penyebutan kembali suatu unit leksikal yang sama
yang telah disebut sebelumnya
Umumnya repetisi digunakan sebagai pemfokusan pada kata,
frasa, atau klausa yang diulang
Contoh paragraf:
IV.8. ALAT
KOHESI
LEKSIKAL:
REPETISI
Kelengkapan dapat dimaknai kedalaman pembahasan, yakni
semakin konkret penggambaran suatu objek akan semakin jelas
informasi yang disampaikan
Ketuntasan dapat dilakukan dengan klasifikasi, yaitu
pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh
Contoh paragraf:
V.
KELENGKAPAN/
KETUNTASAN
Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian informasi disajikan
secara urut, tidak ada informasi yang melompat-lompat
Keruntutan paragraf ditampilkan melalui hubungan formalitas di
antara kalimat yang membentuk paragraf
Hubungan formalitas tersebut menunjukkan pola urutan
VI. penyajian informasi, seperti urutan tempat, urutan waktu, urutan
khusus-umum, urutan tingkat, urutan sebab-akibat, dan urutan
KERUNTUTAN tanya-jawab
Pola urutan tempat biasanya mendeskripsikan suatu informasi
dari kiri ke kanan atau sebaliknya, ataupun dari atas ke bawah
atau sebaliknya
Pola urutan waktu biasanya menjelaskan dari keadaan awal ke
keadaan akhir, ataupun sebaliknya (kilas balik)
Pola urutan khusus-umum biasanya menjelaskan dari hal-hal
yang bersifat khusus kemudian disintesis menjadi hal yang
bersifat umum, ataupun menyampaikan terlebih dahulu hal yang
bersifat umum untuk dikembangkan menjadi hal-hal yang bersifat
khusus
Pola urutan tingkat biasanya menjelaskan informasi yang sifatnya
VI. berjenjang atau memiliki hierarki
KERUNTUTAN Pola urutan sebab-akibat biasanya menunjukkan suatu keadaan
lalu dijelaskan sebabnya apa, maupun menunjukkan suatu
peristiwa lalu dijelaskan dampaknya apa
Pola urutan tanya-jawab biasanya menyampaikan suatu bentuk
tidak langsung dari pertanyaan dan disampaikan jawabannya
dalam kalimat selanjutnya
Konsistensi berbicara mengenai bagaimana sudut pandang
penulis disampaikan secara tetap dalam keseluruhan paragraf
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam
karangannya
Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti
aku atau saya. Dengan sudut pandang ini penulis seakan-akan
VII. terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh utama
KONSISTENSI Sudut pandang orang ketiga biasanya menggunakan kata ganti
dia atau nama orang lain yang menjadi tokoh utama
Sudut pandang pengamat menempatkan penulis sebagai orang
yang mengetahui suatu peristiwa
Sudut pandang campuran merupakan kombinasi antara sudut
pandang orang pertama dan pengamat, yang digunakan secara
bergantian