kita Pendahuluan • Manusia diciptakan Allah terdiri dari jiwa dan tubuh. Jadi apa yang kita imani selayaknya memancar keluar melalui sikap tubuh, dan sebaliknya apa yang terlihat dari luar mencerminkan apa yang kita imani di dalam hati. • kemurahan hati Allah yang mengangkat kita dari ketidakberdayaan kita sebagai manusia, agar kita dapat memahami dan mengingini hal-hal ilahi, karena untuk itulah kita diciptakan dan ke sanalah hidup kita akan berakhir • Prinsip ‘tubuh dan jiwa’ ini yang mendasari adanya sakramen di dalam Gereja. Gereja yang dijiwai oleh Roh Kristus, juga terdiri dari ‘Tubuh’ yang kelihatan, yaitu umat yang dipimpin oleh para pemimpin Gereja. • Rahmat Tuhan yang dicurahkan di dalam Gereja dapat juga dirasakan secara jasmani di dalam sakramen-sakramen. • Gereja mempunyai aspek Ilahi dan manusiawi, rohani dan jasmani, yang tak kelihatan dan yang kelihatan, dan semuanya itu dipersatukan di dalam misteri Kristus. Di dalam Kristuslah segala sesuatu diperdamaikan, dipersatukan dan disempurnakan (lih. Kol 1:19-22). • Jasa Kristus itu secara nyata kita peroleh lewat sakramen-sakramen, yang memang disediakan Tuhan untuk mengangkat kita agar dapat mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi seperti yang menjadi rencana-Nya sejak semula SAKRAMEN • Sakramen berasal dari kata ‘mysterion’ (Yunani), yang dijabarkan dengan kata ‘mysterium’ dan ‘sacramentum’ (Latin). Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium‘. • sakramen-sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan dari rahasia/ misteri Kristus -yang tak kelihatan- yang bekerja di dalam Gereja-Nya oleh kuasa Roh Kudus • Gereja sendiri adalah “Sakramen Keselamatan” yang menjadi tanda rahmat Allah dan sarana yang mempersatukan Allah dan manusia
• perannya sebagai “Sakramen Keselamatan”
inilah, Gereja dipercaya oleh Kristus untuk membagikan rahmat Tuhan di dalam ketujuh sakramen. • Jadi sakramen tidaklah hanya sebagai tanda atau lambang, tetapi juga sebagai pemenuhan makna dari tanda itu sendiri, yaitu rahmat pengudusan untuk keselamatan kita sehingga Gereja mengajarkan bahwa dengan mengambil bagian di dalam sakramen, kita diselamatkan, karena melalui Kristus, kita dipersatukan dengan Allah sendiri. • Ketujuh sakramen ini menjadi tanda akan sesuatu yang terjadi sekarang, sesuatu yang terjadi di masa lampau, dan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Siapa yang menciptakan Sakramen?
• Allah melalui Kristus adalah Pencipta
Sakramen • Jadi Kristuslah yang oleh kuasa Roh Kudus bekerja melalui para imam-Nya di dalam sakramen-sakramen. Alasan Tuhan mendirikan sakramen(1)
1. keterbatasan pemikiran manusia yang
memahami sesuatu menurut perantaraan benda-benda yang kelihatan 2. pemikiran manusia selalu menginginkan tanda sebagai pemenuhan janji. 3. sakramen menjadi sesuatu yang selalu ada sebagai ‘obat’ rohani demi kesembuhan jiwa dan raga. Alasan Tuhan mendirikan sakramen (2)
4. sakramen adalah tanda/ lambang yang
menandai umat beriman 5. sakramen merupakan perwujudan iman Alasan Tujuh sakramen dalam Gereja • karena terdapat hubungan yang erat antara kehidupan rohani dan jasmani. • Secara jasmani ada tujuh peristiwa kehidupan: 1. Kelahiran ------ S. Baptis 2. Butuh makan ---- S. Ekaristi 3. menjadi dewasa ---s. Krisma. 4. megalami sakit --- s. Tobat, 5. memilih untuk menikah --- s. Perkawinan 6. atau tidak menikah / Selibat --- s. Imamat 7. kita meninggal dunia --s. Perminyakan Dampak Sakramen bagi kaum beriman • Rahmat Pengudusan • berpartisipasi di dalam kehidupan Yesus, dan melalui Yesus kita berpartisipasi di dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus. • mengantar kita kepada keselamatan kekal • ketiga sakramen yaitu Pembaptisan, Penguatan dan Tahbisan suci, memberikan ‘karakter’ yang terpatri di dalam jiwa seseorang yang menerima sakramen tersebut Penutup • Melihat dalamnya arti ‘sakramen’ yang merupakan saluran rahmat Allah, dan tanda yang tak terpisahkan dari hakekat Gereja sebagai Tubuh Kristus, maka sudah selayaknya kita menghargai dan mempersiapkan diri seutuhnya untuk menerima sakramen-sakramen yang membawa kita kepada keselamatan. Mari kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan menerima cara Tuhan menyampaikan rahmat-Nya kepada kita, baik untuk jiwa maupun tubuh kita, untuk mendatangkan keselamatan dan ‘kesembuhan’ baik rohani maupun jasmani. Dengan demikian kita dapat mengambil bagian di dalam kehidupan Ilahi yang dicurahkan kepada kita melalui Kristus.