Professional Documents
Culture Documents
MANAJEMEN KUALITAS EKMA4265 (Modul 4) KELOMPOK 3
MANAJEMEN KUALITAS EKMA4265 (Modul 4) KELOMPOK 3
KUALITAS
(EKMA4265)
MODUL 4
KEPEMIMPINAN KUALITAS
Kelompok 3 :
1. Shalahuddin al ayyubi
2. Trinika Resmeiwati
3. Rosyim
4. Yani wahyudi
5. Suhandy Eka Wahyu Putro
Kegiatan Belajar 1
Kepemimpinan Dalam Manajemen Kualitas
A. KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KUALITAS
Menurut Oakland (1994), beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam
kerja tim tersebut antara lain:
1. Adanya kesepakatan dalam tujuan tim. Tim dapat bekerja secara efektif bila ada
kesepakatan dan kerja sama dalam mencapai tujuan atau sasaran tim tersebut.
2. Ketaatan anggota terhadap peraturan tim. Tim harus mempunyai aturan -
aturan tertentu yang disepakati bersama sehingga tidak terjadi benturan atau
pertentangan antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam satu tim.
3. Keadilan dalam membagi wewenang dan tanggungjawab. Tim dapat berjalan
dengan baik bila ada pembagian wewenang dan tanggungjawab secara adil,
sehingga tidak ada rasa iri atau saling mencurigai satu dengan yang lain.
4. Mampu beradaptasi terhadap perubahan. Perubahan tidak boleh tidak, tetapi
memang harus ada dan dilaksanakan, bahkan sangat diperlukan bila
menginginkan perbaikan. Oleh karena itu, setiap anggota tim harus saling
membantu dan mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut.
C. TOTAL QUALITY LEADERSHIP
Kepemimpinan dalam kualitas secara total (Total Quality Leadership atau TQL) adalah
sistem manajemen strategi yang terintegrasi, untuk mencapai kepuasan pelanggan yang
melibatkan seluruh pemimpin dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan
metode kuantitatif untuk mengadakan perbaikan secara terus menerus dan
berkesinambungan dalam proses organisasi. TQL meliputi tiga prinsip yaitu mencapai
kepuasan pelanggan, membuat perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan,
dan membangun tanggung jawab setiap orang terhadap kualitas.
Menurut Daft (1999), ada empat karakteristik perilaku pemimpin yang harus
diperhatikan berikut ini :
1. Pribadi, pandangan jangka panjang yang mengenal dan mendukung perbedaan
komunitas dalam organisasi.
2. Pengetahuan yang luas tentang dimensi perbedaan dan kesadaran.
3. Keterbukaan akan perubahan. Pemimpin harus mampu memberikan tanggapan,
umpan balik, kritikan, dan pujian, untuk perubahan dan perbaikan.
4. Mentoring dan pemberdayaan untuk seluruh karyawan.
Menurut Radovilsky et al. (1996), keberhasilan dalam menerapkan filosofi TQM sangat
diperlukan oleh pemimpin yang harus bertindak :
1.Memperkenalkan dan menerapkan secara konsisten prinsip dan elemen yang ada dalam
filosofi tersebut.
2.Secara konsisten menginformasikan keunggulan TQM pada pengikutnya.
3.Memberikan pelatihan dan pendidikan secara konsisten pada seluruh pengikutnya dalam
menerapkan TQM yang sesuai bagi organisasi atau perusahaan mereka.
4.Mengevaluasi dan mengubah berbagai metode komunikasi antar departemen dan antar
berbagai tingkatan dalam manajemen organisasi atau perusahaan.
5.Mengembangkan standar untuk mengukur dan mengendalikan biaya kualitas untuk
mengetahui efektifitas hasil pengimplementasian TQM tersebut.
D. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DAN TQM
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan aspek penting dalam
manajemen seperti halnya pengendalian persediaan, JIT, dan TQM (Snell & Dean, 1992).
Interaksi antara teknologi dan organisasi termasuk sistem sosioteknikal, menemukan
praktik-praktik MSDM dalam pemanufakturan moderen.
Strategi SDM (human resource strategies) dapat merupakan sumber daya yang penting
untuk mencapai keunggulan bersaing. Aset strategik adalah sesuatu yang sulit ditiru dan
dilakukan, langka, dapat disesuaikan, dan merupakan sumber daya dan kemampuan
khusus yang memberikan bagi perusahaan suatu keunggulan bersaing.
Mengapa strategi SDM yang melekat dalam organisasi sulit untuk ditiru?
Ada dua faktor kunci yaitu : Yang pertama, causal ambiguity adalah sulit untuk
menangani mekanisme yang tepat dengan saling memengaruhi praktik dan kebijakan
sumber daya manusia untuk menciptakan nilai. Untuk dapat meniru suatu sistem yang
kompleks harus diketahui terlebih dahulu bagaimana elemenelemen itu berinteraksi.
Tanpa mengetahui bagaimana sistem SDM bekerja, maka untuk meniru sulit atau tidak
mungkin dilakukan, bahkan dengan menyewa satu atau beberapa top management
sekalipun. Hal ini disebabkan pemahaman sistem dalam organisasi melibatkan semua
orang didalamnya. Yang kedua, path dependent, adalah kebijakan untuk berkembang
dan tidak dapat disederhanakan dari waktu ke waktu. Pesaing dapat memahami sistem
yang bernilai namun tidak mampu meniru untuk menerapkannya.
Kegiatan Belajar 2
Keefektifan Organisasi
A. PEMIMPIN PADA ORGANISASI YANG EFEKTIF
Menurut Summers (2009), ada berbagai proses bisnis yang perlu diperhatikan
dalam organisasi dan merupakan tulang punggung keberhasilan organisasi yang
efektif, seperti berikut :
1. Berfokus pada pelanggan.
2. Penyusunan rencana strategik.
3. Pengembangan sumber daya manusia.
4. Manajemen rantai pasokan.
5. Manajemen proses.
6. Alat dan teknik penyelesaian masalah.
7. Manajemen proyek.
8. Alat dan teknik untuk membuat perbaikan.
9. Ukuran keberhasilan organisasi.
10.Melakukan perbaikan secara keseluruhan
A. PEMIMPIN PADA ORGANISASI YANG EFEKTIF LANJUTAN