You are on page 1of 9

Tantangan Auditor Syariah

Matkul :Kajian Dan Riset Akuntansi

Nurul Hafidah, SE, M.Sc


Kelompok 4:
Yovy Ramadani (12070317573)
Sahman Tawar Tanjung

Konsentrasi Akuntansi syariah F


Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial
UIN Suska Riau
2023
Pokoh pembahasan
Pendahuluan mMethodologi

1 Fenomena,motivasi,rumu
san masalah,etc
2 Kerangka teori, hipotesis
dll

Hasil dan
penutup
pembahasan
3 Hasil penelitian
,pembahasan
4 Kesimpulan dan saran
Rumusan masalah

Tantangan Auditor Syariah :Cukupkah


Hanya dengan Sertifikasi Akuntansi
Syariah?.
pendahuluan

Dewasa ini Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di


Indonesia menunjukkan perkembangan yang pesat.
Perkembangan tersebut menjadi faktor pendorong
berkembangnya praktik akuntansi syariah fungsi audit
baru yakni audit syariah. Audit syariah memiliki ruang
lingkup lebih luas daripada audit konvensional karena
audit syariah digunakan untuk memastikan produk,
jasa, dan semua kegiatan yang dilakukan oleh LKS
telah sesuai, adil dan
relevan dengan prinsip syariah (Yaacob, 2012).
Luasnya ruang lingkup audit syariah mengakibatkan
auditor syariah tidak hanya memiliki kewajiban untuk
memeriksa kewajaran dalam laporan keuangan LKS,
melainkan juga harus memeriksa kesesuaian dan
kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah yang berlaku,
sehingga diperlukan adanya auditor syariah yang
memiliki kompetensi dalam bidang keuangan/auditing
dan syariah. Untuk mengetahui apakah auditor syariah
telah memenuhi kualifikasi dan memiliki
kompetensi, perlu diadakan sebuah uji kompetensi.
Cara yang dapat ditempuh untuk menguji kompetensi
auditor syariah yaitu melalui sertifikasi.
Kerangka Teoritis
Ruang lingkup audit syariah tentu berbeda dengan audit konvensional.
Audit syariah memiliki ruang lingkup yang lebih luas karena auditor
diharapkan dapat berurusan dengan peraturan dan pedoman yang lebih
luas. Hal ini berkaitan dengan tugas auditor syariah yang juga harus
Ruang Lingkup
Audit Syariah dan melakukan uji kepatuhan syariah. Khan (1985) dan Uddin, Ullah, &
Peran Auditor Mossain (2013) mengungkapkan bahwa auditor syariah berperan
Syariah sebagai pihak yang memberikan jaminan pada investor yang
menyediakan dana dengan akad mudharabah berdasarkan prinsip
bagi hasil bahwa laba atau (rugi) yang dinyatakan oleh manajemen
adalah benar.

Sertifikasi auditor syariah adalah hal yang signifikan untuk diterapkan.


Perlunya
Dengan dilakukannya sertifikasi, auditor syariah dapat menunjukkan
Sertifikasi
kompetensi dan profesionalisme seorang auditor
Auditor Syariah
dalam bidang audit syariah yaitu kemampuan dalam bidang auditing
di Indonesia
dan syariah.
. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatifyaitu
studi kepustakaan yang dikombinasikan dengan
wawancara mendalam. Pemilihan metode ini
dikarenakan dalam rumusan masalah, focus
studi yang ingin dibahas oleh penulis berkaitan
engan praktik sertifikasi yang telah ada dan
bagaimana seharusnya sertifikasi dilakukan,
sehingga penulis memilih studi kepustakaan
sebagai metode yang akan digunakan.
Sementarawawancara mendalam dilakukan untuk
mendapatkan data pendukung yang tidak bias
didapatkan dalam library research
Perbedaan mendasar
antara auditor pada
keuangan konvensiona lembaga
l dengan auditor syaria
pada ruang lingkup penu h terletak
gasannya. Auditor pada
Penelitian keuangan konvension
al hanya bertanggung
lembaga
jawab pada
oleh Khan aspek keuangan audit
perlu memastikan bahw
ee sedangkan auditor
syariah juga
(1985) sesuai dengan prinsip-p
a kegiatan operasional
LKS telah
rinsip syariah.

Kebanyakan responden
belum mengerti apa itu
perbedaan audit syari audit syariah dan
ah dengan audit kon
mereka merasa bahw vensional, namun
Penelitian oleh daripada ruang lingkup
a ruang lingkup audit
syariah lebih luas
audit konvensional, seh
Yaacob & berpendapat bahwa ke
rangka kerja audit syar
ingga mereka
dengan audit konvensio iah harus berbeda
Donglah (2012) nal, sehingga auditor sya
riah perlu memiliki
dua kompetendi dalam
bidang keuangan da
memiliki sertifikat khusus n syariah serta
yang menyatakan bahw
telah memenuhi kualifika a auditor syariah
.
si.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa auditorsyariah di


Penelitian Indonesia hanya difokuskan pada DPS karena masih
oleh Izzatika belum ada auditor syariah yang fungsinya sama dengan
auditor independen pada lembaga keuangan
& Lubis konvensional, sehingga DPS lah yang berwenang untuk
(2016) melakukan audit syariah untuk menguji kepatuhan
syariah pada LKS. Dalam penelitian ini juga di jelaskan
jika kompetensi yang dimiliki DPS di bidang keuangan
dan syariah masih tidak seimbang. Selain ketimpangan
kompetensi yang dimiliki, belum optimalnya sertifikasi di
Indonesia juga menjadi kendala. sertifikasi bagi auditor
syariah masih belum menjadi hal yang diwajibkan. Selain
Kesimpulan, Implikasi, dan
Keterbatasan
Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa
auditor syariah begitu berbeda dengan auditor pada
lembaga konvensional. Ruang lingkup penugasan
auditor syariah jauh lebih luas karena tidak hanya
memeriksa kewajaran laporan keuangan, tetapi juga
melakukan shariah review untuk memastikan bahwa
kegiatan operasional LKS telah sesuai dengan prinsip
prinsip syariah. Luasnya ruang lingkup penugasan
auditor syariah ini menyebabkan timbulnya kebutuhan
akan kompetensi yang berbeda dengan auditor pada
umumnya.

You might also like