You are on page 1of 34

LOGIKA DAN PEMBUKTIAN

Jum’at, 29 September 20167


Pukul 14.00-15.45
PENGERTIAN 2
 Matematika diskrit merupakan mata kuliah utama dan dasar untuk bidang
informatika atau komputer.
 Matematika diskrit adalah salah satu cabang dari matematika yang
mengkaji objek-objek diskrit.
 Benda disebut diskrit jika terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang
berbeda atau elemen-elemennya tidak bersambungan (unconnected).
Misalnya: Himpunan bilangan bulat.
 Lawan dari diskrit adalah kontinyu atau terus menerus (continuous).
Misalnya: Himpunan bilangan riil.
 Fungsi diskrit digambarkan sebagai kumpulan titik sedangkan fungsi
kontinyu digambarkan sebagai kurva.
PENERAPAN MATEMATIKA DISKRIT 3

 Berapa banyak kemungkinan jumlah password yang dibuat


dari 7 karakter?
 Bagaimana menentukan lintasan terpendek dari kota x ke
kota y?
 Bagaimana rangkaian logika untuk membuat peraga
digital?
 Berapa besar peluang memenangkan suatu undian?
LOGIKA 4

 Logika adalah cara berpikir dengan mengembangkan sesuatu


berdasarkan akal budi dan bukan pada perasaan atau pengalaman.
 Logika dikaitkan dengan hubungan antara pernyataan-pernyataan.
 Argumen adalah suatu deret proposisi yang bisa ditentukan
kevalidannya. Sehingga jika kita mau membedakan antara argumen
yang valid (sahih) atau tidak valid maka kita dapat menggunakan
logika.
 Aplikasi logika dalam bidang komputer sangat luas, misalnya dalam
bidang pemrograman, analisis algoritma, rancang computer, dan lain
sebagainya.
PROPOSISI 5

 Tidak semua kalimat berhubungan dengan logika.


 Proposisi adalah sebuah kalimat yang memiliki nilai benar (true)
atau salah (false) tetapi tidak memiliki nilai keduanya.
 Proposisi selalu dinyatakan dalam kalimat berita.
 Kalimat tanya atau perintah tidak dianggap sebagai proposisi.
 Proposisi tunggal (atomic) dan proposisi majemuk.
 Secara notasi atau simbol, proposisi dinyatakan dalam huruf kecil.
x : 10 adalah bilangan genap
y : Ibu kota Propinsi Jawa Barat adalah Cirebon
CONTOH PROPOSISI DAN
BUKAN PORPOSISI 6
 Contoh Proposisi:
1) 10 adalah bilangan genap  Benar
2) 3 + 7 = 10  Benar
3) Ibu kota Propinsi Jawa Barat adalah Cirebon  Salah
4) Hari ini hujan  Tidak dapat langsung ditetapkan kebenarannya, tapi PASTI
punya nilai kebenaran.
 Contoh bukan proposisi:
1) Belajarlah yang rajin!
2) Mengapa kamu kuliah di Teknik Informatika?
PROPOSISI ATAU BUKAN? 7
PROPOSISI
BUKAN
NO PERNYATAAN
T F PROPOSISI

1 33 = 27

2 5! = 125 
3 Minumlah kopi selagi hangat!

4 Indonesia adalah negara kepulauan. 
5 Apakah kampus STTB memiliki jurusan Teknik Informatika? 
6 p: Kota kembang julukan kota Bandung.
T/F tergantung
7 q: Hari ini kuliah dipercepat.
8 r: Pahlawan revolusi diberikan kepada mereka yang gugur dalam 
merebut kemerdekaan Republik Indonesia. T/F tergantung
9 s: Matematika diskrit adalah mata kuliah yang mudah dipelajari.

MENYATAKAN PROPOSISI 8

Diketahui proposisi-proposisi berikut:


p: Pemuda itu tinggi
q: Pemuda itu tampan
Asumsi: “Pemuda itu pendek” berarti “Pemuda itu tidak tinggi”

Nyatakan proposisi berikut: Jawaban:


1. Pemuda itu tinggi dan tampan. 1. p ∧ q
2. Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan. 2. p ∧ ~q
3. Pemuda itu tidak tinggi maupun tampan. 3. ~p ∧ ~q
4. Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan. 4. ~(~p ∨ ~q)
5. Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan. 5. p ∨ (~p ∧ q)
6. Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan. 6. ~(~p ∧ ~q)
MENGKOMBINASIKAN PROPOSISI 9
 Proposisi dibedakan menjadi dua: proposisi atomik dan proposisi majemuk.
 Proposisi atomik adalah proposisi bukan dari kombinasi proposisi lain
 Proposisi majemuk adalah proposisi yang berasal dari kombinasi satu atau lebih
proposisi.
 Proposisi majemuk disusun dari proposisi atomik.
 Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika.
 Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not).
 Dua operator pertama (dan dan atau) disebut operator biner karena mengoperasikan
dua buah proposisi. Operator tidak dinamakan operator uner karena hanya
membutuhkan satu buah proposisi.
 Proposisi majemuk dibagi menjadi tiga: (1) konjungsi; (2) disjungsi; dan (3)
negasi/ingkaran.
KONJUGNGSI, DISJUNGSI, DAN NEGASI 10
 Misalnya, p dan q adalah proposisi.
 Konjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p ^ q, adalah proposisi p dan q.
 Disjungsi p atau q dinyatakan dengan notasi p v q, adalah proposisi p atau q.
 Negasi dari p dinyatakan dengan notasi ∼𝑝, adalah proposisi tidak p.
 Kata “tidak” dapat dituliskan di tengah pernyataan.
 Jika kata “tidak” ditulis di awal pernyataan maka biasanya disandingkan
dengan kata “benar” menjadi “tidak benar”.
 Kata “tidak” dapat diganti dengan “bukan” bergantung pada rasa pernyataan
yang tepat pada pernyataan tersebut.
 Notasi negasi yang lain: , , atau not p.
CONTOH PROPOSISI MAJEMUK 11

Diketahui proposisi-proposisi berikut:


p: Hari ini Sabtu
q: Mahasiswa belajar Matematika Diskrit
Maka:
p ∧ q = Hari ini Sabtu dan Mahasiswa belajar Matematika Diskrit
p ∨ q = Hari ini Sabtu atau Mahasiswa belajar Matematika Diskrit
~p = Hari ini bukan Sabtu (Tidak benar hari ini Sabtu)
~q = Mahasiswa tidak belajar Matematika Diskrit
p ∨ ~q = Hari ini Sabtu atau Mahasiswa tidak belajar Matematika Diskrit
~p ∨ q = Hari ini bukan Sabtu atau Mahasiswa belajar Matematika Diskrit
~ (~p) = Tidak benar hari ini bukan hari Sabtu
TABEL KEBENARAN (1) 12

 Proposisi majemuk dapat ditentukan nilai kebenarannya jika telah diketahui nilai
kebenaran dari proposisi atomiknya dan cara mereka dihubungkan dengan operator
logika.
 Misalnya p dan q adalah proposisi atomik maka nilai kebenerangn dari komposisi
majemuk sebagai berikut:
a. Konjugngsi p ∧ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya
salah.
b. Disjungsi p ∨ q bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu nilainya benar.
c. Negasi p yaitu ~p bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p benar.
 Cara praktis untuk menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk adalah menggunakan
tabel kebenaran (truth table).
 Tabel kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik.
TABEL KEBENARAN (2) 13

Konjugsi Disjungsi Negasi


p q p∧ p q p∨ p ~p
q q T F
T T T T T T F T
T F F T F T
F T F F T T
F F F F F F
STUDI KASUS 14
 Jika p, q, dan r adalah proposisi. Bentuklah table kebenaran dari ekspresi
logika (𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (∼𝑞 ∧∼𝑟).
 Jika n adalah banyaknya proposisi
atomik di dalam ekspresi logika dan
setiap proposisi hanya memiliki 2
kemungkinan nilai (T dan F) maka
jumlah kombinasi dari semua
proposisi tersebut adalah:

2 n
TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI 15
 Proposisi majemuk disebut tautology jika ia benar untuk semua kasus, sebaliknya
disebut kontradiksi jika salah untuk semua kasus.
 Semua kasus = semua kemungkinan nilai kebenaran dari proposisi atomiknya.
 Proposisi tautology dicarikan pada kolom terakhir pada table kebenaran hanya memuat
T sedagkan kontradiksi pada kolom terakhir table kebenaran hanya memuat F.
 Buatlah tabel kebenaran dari p ~(p ∧ q) dan (p ∧ q) ∧~(p ∨ q).

p q p∧q ~(p ∧ p ~(p ∧ p q p ∧ q p ∨ q ~(p ∨ q) (p ∧ q) ∧~(p ∨


q) q) q)
T T T F T T T T T F F
T F F T T T F F T F F
F T F T T F T F T F F
EKIVALEN 16
 Adakalanya dua proposisi majemuk dapat dikombinasikan dalam berbagai cara namun
semua kombinasi tersebut selalu menghasilkan tabel kebenaran yang sama.
 Dua buah proposisi majemuk, P(p, q, …) dan Q(p, q, ...) disebut ekivalen secara logika,
dilambagkan dengan P(p, q, …) ↔ Q(p, q, ...) jika keduanya mempunyai tabel
kebenaran yang identik.
 Misal: Proposisi ~(p ∧ q) dan ~p ∨ ~q

p q p∧q ~(p ∧ p q ~p ~q ~p ∨ ~q
q) T T F F F
T T T F T F F T T
T F F T F T T F T
F T F T F F T T T
DISJUNGSI INKLUSIF vs EKSLUSIF 17

 Kata atau (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara, yaitu:
inklusif (inclusive or, operator or) dan eksklusif (exclusive or, operator
xor, notasi ⊕).
 Inklusif: Disjungi p atau q bernilai benar jika salah satu atau kedua p q p⊕q
proposisi atomiknya bernilai benar. (Lihat penjelasan sebelumnya) T T F
 Contoh disjungi inklusif: Mahasiswa harus menguasai Matematika T F T
Diskrit atau Kalkulus untuk melatih logika berfikir mereka.
F T T
 Eksklusif: Disjungi p atau q bernilai benar jika hanya salah satu
proposisi atomiknya bernilai benar (bukan keduanya benar). F F F
 Contoh disjungsi eksklusif: Mahasiswa yang mendapat nilai tertinggi
Matematika Diskrit akan mendapat hadiah berupa satu porsi makan
siang gratis atau uang seharga satu porsi makan siang.
HUKUM-HUKUM LOGIKA PROPOSISI 18

 Hukum aljabar pada sistem bilangan riil, misalnya a=b; b=a; a (b + c) = ab + ac


 Hukum logika proposisi mirip dengan hukum aljabar  hukum-hukum aljabar
proposisi
STUDI KASUS (1) 19
STUDI KASUS (2) 20
IMPLIKASI 21
 Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi pada proposisi
p q pq
majemuk juga muncul operarator proposisi bersyarat (Implikasi) atau kadang
juga disebut sebagai kondisional yaitu berbentuk “jika p maka q”. T T T
 Contoh implikasi: T F F
1. Jika saya terpilih menjadi presiden maka saya akan mensejahterakan F T T
rakyat.
2. Jika mahasiswa tidak lulus mata kuliah Algoritma & Pemrograman I
F F T
maka tidak boleh mengambil mata kuliah Algoritma & Pemrograman II.
 Dapat dinyatakan:
 Jika p maka q (if p then q)  p hanya jika q (p only if q)
 Jika p, q (if p, q)  p syarat cukup agar q (p is sufficient for q)
 p mengakibatkan q (p implies q)  q syarat perlu agar p (q is necessar for p)
 q jika p (q if p)  q bilamana p (q whenever p)
KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI 22
 Varian dari implikasi p → q dapat berupa konvers (kebalikan), invers, dan
kontraposisi (berlawanan).
 Contoh: Jika manusia tidak memelihara lingkungan dengan baik maka akan
terjadi kerusakan-kerusakan bumi yang merugikan manusia.
 Konvers: Jika terjadi kerusakan-kerusakan bumi yang merugikan
manusia maka manusia tidak memelihara lingkungan dengan baik.
 Invers: :Jika manusia memelihara lingkungan dengan baik maka tidak
akan terjadi kerusakan-kerusakan bumi yang merugikan manusia.
 Kontraposisi: : Jika tidak terjadi kerusakan-kerusakan bumi yang
merugikan manusia maka manusi akan memelihara lingkungan
STUDI KASUS 23
 Jika diketahui 𝑝 → 𝑞 maka bisa kita dapatkan konvers, invers dan
kontraposisi yang dinyatakan sebagai berikut:
 Konvers: q → p
 Invers: : ~𝑝 → ~𝑞
 Kontraposisi: : ~q → ~p
BIKONDISIONAL (BIIMPLIKASI) 24
 Jika p dan q adalah proposisi atomik maka proposisi majemuk “p jika
dan hanya jika q” disebut proposisi bersyarat bikondisional (biimplikasi)
dan dilambangkan dengan p ↔ q.
 Pernyataan 𝑝 ⇔ 𝑞 adalah benar jika p dan q memiliki nilai kebenaran
yang sama, yaitu 𝑝 ↔ 𝑞 benar jika p dan q keduanya bernilai benar atau
bernilai salah.
p q p↔q
 Menyatakan proposisi bikndisional dapat berupa:
 p jika dan hanya jika q. T T T
 p adalah syarat perlu dan cukup bagi q. T F F
 Jika p maka q dan jika q maka p. F T F
 p iff q. F F T
INFERENSI 25
 Inferensi adalah penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi.
 Kaidah inferensi: Modus Ponen, Modus Tollen, Silogisme
Hipotesis, Silogisme Disjungtif, Simplifikasi, Penjumlahan, dan
Konjungsi.
INFERENSI: MODUS PONEN 26
 Kaidah ini didasarkan pada tautology (p ∧ (p → q)) → q, yang dalam hal
ini, p dan p → q adalah hipotesis, sedangkan q adalah konklusi.
 Kaidah modus ponen ditulis dengan cara:
p→q
p
∴q Tanda ∴ adalah kesimpulan atau dibaca “jadi” atau “karena
itu”.
 Contoh:
Jika x adalah bilangan ganjil maka x2 adalah bilangan ganjil.
x adalah bilangan ganjil.
∴ x2 adalah bilangan ganjil.
INFERENSI: MODUS TOLLEN 27
 Kaidah ini didasarkan pada tautology (~q ∧ (p → q)) → ~p.
 Kaidah modus tollen ditulis dengan cara:
p→q
~q
∴ ~q

 Contoh:
Jika x adalah bilangan ganjil maka x2 adalah bilangan ganjil.
x2 adalah bilangan genap.
∴ x bukan bilangan ganjil.
INFERENSI: SILOGISME HIPOTESIS 28
 Kaidah ini didasarkan pada tautology (~q ∧ (p → q)) → ~p.
 Kaidah silogisme hipotesis ditulis dengan cara:
p→q
q→r
∴ p →
r
 Contoh:
Jika saya giat belajar maka saya lulus kuliah tepat waktu.
Jika saya lulus kuliah tepat waktu maka saya cepat menikah.
∴ Jika saya giat belajar maka saya cepat menikah.
INFERENSI: SILOGISME DISJUNGTIF 29
 Kaidah ini didasarkan pada tautology [(p ∨ q) ∧ ~p )] → q.
 Kaidah silogisme disjungtif ditulis dengan cara:
p∨q
~p
∴q

 Contoh:
Saya nonton film atau kuliah Matematika Diskrit.
Saya tidak nonton film.
∴ Saya kuliah Matematika Diskrit.
INFERENSI: SIMPLIKASI 30
 Kaidah ini didasarkan pada tautology (p ∧ q) → p, yang dalam hal ini p
dan q adalah hipotesis, sedangkan p adalah konklusi.
 Kaidah simplikasi ditulis dengan cara:
p∧q
∴p

 Contoh:
Yusuf adalah mahasiswa STTB dan LPKIA.
∴ Yusuf adalah mahasiswa STTB.
INFERENSI: PENJUMLAHAN 31
 Kaidah ini didasarkan pada tautology p → (p ∨ q).
 Kaidah penjumlahan ditulis dengan cara:
p
∴p∨q
 Contoh:
Rahmat mengambil mata kuliah Algoritma dan Pemrograman I.
∴ Rahmat mengambil mata kuliah Algoritma dan Pemrograman I
atau Rahmat mahasiswa Teknik Informatika.
INFERENSI: KONJUNGSI 32
 Kaidah ini didasarkan pada tautology ((p) ∧ (q)) → (p ∧ q).
 Kaidah penjumlahan ditulis dengan cara:
p
q
∴p∧q

 Contoh:
Siska pergi ke kampus.
Siska kuliah Matematika Diskrit.
∴ Siska pergi ke kampus dan kuliah Matematika Diskrit.
BUKU RUJUKAN 33

• Munir, Rinaldi. 2016. Matematika Diskrit Revisi Keenam.


Bandung: Informatika.
• Rossen, Kenneth H. 2007. Discrete Mathematics and Its
Applications Seventh Edition. New York: McGrowHill.
TERIMA KASIH

You might also like