You are on page 1of 25

MODUL 5

KETERAMPILAN MENULIS
NABILA WARDATUL JANNAH
(858908703)
SELLIN SALSABELA (858
KEGIATAN BELAJAR 1

Pembelajaran menulis pemula terbagi menjadi 2 jenis


yaitu, menulis pemula dan menulis lanjutan pemula
PENGERTIAN diberikan untuk kelas 1 dan 2 sedangkan lanjutan
diberikan di kelas 3 hingga kelas 6. Menulis pemulaan
MENULIS merupakan kegiatan tau kemampuan mengambar atau

PEMULA melukis lambang bunyi bahasa ke dalam lambang –


lambang tulis sesuai dengan konvensi sistem tanda yang
digunakan oleh suatu masarakat pemakai bahasa.
Ketika anak mengenali lambang – lambang bunyi
secara reseptif, dia juga harus mampu
meprensentasikan lambang – lambang yang sudah TUJUAN
dikenalinya dalam wujud tulisan. Adapun
pembelajaran menulis yang di latihkan meliputi MENULIS
menjiplak, menebalkan, menonton, melengkapi, dan
meyalin.
PERMULAAN
Menulis permulaan berfungsi sebagai peletak dasar bagi
kemampuan menulis lanjut sebagai kemampuan menulis
yang sesunguhnya, yakni menuangkan pikiran, perasaan,
gagasan, ke dalam bentuk bahasa tulis.

Yang diorentasikan untuk tujuan – tujuan sebagai


TUJUAN berikut:

MENULIS 1 Melatih kelenturan gerak tangan

PERMULAAN 2 Menirukan gambar /lambang bunyi

Membedakan bentuk gambar setiap lambang


3
bunyi

4 Menulis tegak bersambung

5 Menulis indah
1. Menjiplak berbagai bentuk gambar
2. Menjiplak bentuk huruf
3. Menebalkan berbagai bentuk gambar dan huruf D
4. Mencontoh huruf dari buku atau papan tulis
5. Mencontoh kata/kalimat dari buku atau papan tulis JENIS – JENIS
6. Mencontoh teks sederhana dari buku atau papan tulis
PEMBELAJARAN
7. Menyalin puisi/lagu anak sederhana dengan huruf lepas atau huruf
tegak bersambung MENULIS
8. Menulis kalimat sederhana yang didik tekan guru
9. Melengkapi kalimat berdasarkan gambar
PERMULAAN
10. Melengkapi cerita sederhana dangan kata yang tepat
11. Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan
memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik
12. Medeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara tertulis
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MENULIS LANJUT

Secara dikotomis, di sekolah dasar kita dapat membedakan dengan dua jenis
kegiatan menulis, yakni menulis permulaan dan menulis lanjutan. Jenis menulis permulaan
lebih menggunakan aktivitas fisik, yakni fleksibilitas gerakan motorik tangan. Sementara
menulis lanjutan melibatkan aktivitas psikis dan aktivitas fisik. Tulisan dapat
diklasifikasikan atas dua jenis yaitu fiksi dan non fiksi.

Tulisan-tulisan yang tergolong fiksi antara lain: pantun, syair, puisi, dongeng, hikayat,
cerpen, novel, dan naskah drama.
Sementara, tulisan-tulisan yang tergolong nonfiksi antara lain: surat, esai, makalah, artikel,
populer, artikel ilmiah, laporan penelitian, dan lain-lain.
PENGERTIAN MENULIS LANJUTAN

Keterampilan menulis lanjut Taringan (2000) mendefinisikan


merupakan keterampilan menulis menulis sebagai kegiatan
yang sesungguhnya yakni menurunkan atau melukiskan
kegiatan menuangkan gagasan, lambang -lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa Menurut Syamsuddin AR (2011),
ide, pikiran, perasaan ke dalam
yang dipahami oleh seorang dalam arti sesunguhnya menulis
bentuk lambang - lambang bunyi
sehingga orang lain dapat merupakan salah satu
berupa bahasa tulis. Menulis
membaca lambang - lambang keterampilan berbahasa yang
merupakan representasi dari
grafik tersebut. Secara sederhana dimiliki dan digunakan oleh
kesatuan-kesatuan ekspresi
KBBI mendefinisikan menulis manusia sebagai komunikasi
bahasa yang mengandung makna
sebagai aktivitas melahirkan tidak langsung di antara mereka.
di dalamnya. Adapun beberapa
definisi menulis yang telah pikiran atau perasaan (seperti
dikemukakan oleh beberapa ahli. mengarang, membuat surat, dan
sebagainya).
TUJUAN DAN FUNGSI
MENULIS LANJUTAN

Fungsi utama menulis adalah alat komunikasi secara tidak


langsung. Dalam kegiatan berkomunikasi tulis,
si penyampai pesan (penulis) menyampaikan pesan
(ide, gagasan, pikiran, kehendak, perasaan) melalui sistem
lambang (bahasa tulis) kepada si penerima pesan (pembaca).
Kegiatan menulis itu melibatkan komponen-komponen berikut:
1. Penulis
2. Pesan
3. Sistem lambang bunyi (bahasa) dan (pembaca).
Adapun maksud atau tujuan penulis berimplikasi terhadap jenis tulisan yang akan dihasilkan berdasarkan
gagasan D'Angelo, Taringan (2000:23-24) mengelompokkannya menjadi empat kategori yaitu:

01 02 03 04
Tulisan yang bertujuan untuk Tulisan yang bertujuan Tulisan yang bertujuan Tulisan yang bertujuan
memberitahukan untuk mengajar untuk meyakinkan atau untuk menghibur atau untuk mengekspresikan
disebut wacana informatif mendesak disebut wacana menyenangkan atau tujuan perasaan dan emosi yang
persuasif estetik disebut tulisan literer kuat atau berapi-api disebut
atau wacana kesastraan wacana ekspresif
Adapun juga Hipple (1973) mengadopsi pikiran-pikiran Hugo Hartik sebagaimana dikutip oleh taringan
(2.000: 24) yang membagi tujuan menulis ke dalam 7 kategori seperti berikut:
KETERAMPILAN Keterampilan menulis lanjutan merupakan kompetensi yang
harus dibekalkan kepada siswa SD ketika mereka sudah mulai
MENULIS memasuki kelas tinggi yakni kelas 3 sampai 6 SD. Standart
kompentesi dasar menulis di kelas tinggi yakni seperti: menyusun
LANJUT paragraf, melengkapi puisi, menulis karangan sederhana, menulis
puisi, melengkapi percakapan, melengkapi cerita yang hilang, dan
DI SD KELAS meringkas isi buku. Ada juga latihan menyusun paragraf, berlatih
menulis puisi, latihan membuat petunjuk cara melakukan sesuatu,
TINGGI melatih menyusun naskah pidato dan menulis surat resmi.
Jenis menulis untuk kelas tinggi di sekolah dasar erat kaitannya dengan
jenis atau model pembelajarannya. Jika kita cermati tuntutan SK KD menulis D
untuk kelas tinggi seperti yang dijelaskan dalam keterampilan menulis
bahwasanya jenis pembelajaran menulis terbagi ke dalam dua klasifikasi besar
yakni: (1) jenis-jenis pembelajaran menulis terbimbing, dan (2) pembelajaran
JENIS - JENIS
menulis bebas.
MENULIS
• Pembelajaran menulis terbimbing adalah pembelajaran LANJUTAN DI
menulis yang melatih dan membimbing belajar untuk melahirkan
KELAS TINGGI
ide, gagasan,pikiran, atau perasaannya itu berdasarkan rangsang-
rangsang yang secara sengaja disediakan. Dengan tujuan untuk
membantu mereka dalam melahirkan gagasan
Beberapa jenis pembelajaran menulis terbimbing diberikan di kelas kelas 3 dan semester awal kelas 4. Selanjutnya
kegiatan menulis diarahkan pada kegiatan menulis bebas. Berikut akan diberikan beberapa contoh jenis
pembelajaran menulis terbimbing yang diberikan di kelas 3-4 sd.
Aspek Kebahasaan Dalam
Menulis Ada 3, Yaitu:

1. Pemakaian Kata
2. Penulisan Kalimat
3. Penggunaan Ejaan
1. PEMAKAIAN KATA, ADA 6 :

1. Sinonim dan antonim


Contoh sinonim: mengobservasi, melihat
- kita harus mengobservasi aktivitas yang mereka lakukan secara berulang-ulang
- kita harus melihat aktivitas yang mereka lakukan secara berulang-ulang
Dari kedua kalimat tersebut secara denotatif memiliki makna yang hampir sama. Tetapi, kata
observasi lebih tepat digunakan dalam tulisan ilmiah dibandingkan dengan kata melihat.
 
Contoh antonim: besar-kecil, tua-muda, kaya-miskin
2. Denotasi dan konotasi
Dengan kaya lain, denotasi adalah makna sebenarnya, dan konotasi adalah makna tidak sebenarnya. Kedua istilah
ini banyak digunakan dalam berbagai karya sastra, filsafat, dan linguistik. Gaya bahasa denotasi dan konotasi bisa
menunjukkan sejumlah perbedaan yang beragam terkait makna.
Contoh:
- sebagian besar penduduk di desa itu hidup dalam kemiskinan
- sebagian besar penduduk di desa itu hidup dalam kemelaratan
 
 

3. Kata umum dan khusus


Contoh:
- dalam memilih pasangan hidup, mereka tidak membedakan suku
- dalam memilih pasangan hidup, mereka tidak membedakan Jawa dan Madura
Tampak bahwa makna kata suku dalam kalimat pertama lebih sulit dipahami dibandingkan dengan
makna kata jawa dan madura dalam kalimat kedua. Kata suku memiliki makna yang abstrak
sedangkan, mana kata jawa dan madura dapat dikatakan cukup konkret
Jadi, tulisan-tulisan yang ditunjukkan bagi anak-anak sebaiknya lebih banyak menggunakan kata
khusus yang lebih mudah mereka pahami daripada kata umum
4. Kata konkret dan abstrak
Contoh:
- transportasi memegang peranan penting dalam pendistribusian barang

- mobil, kereta api, kapal dan pesawat dipakai untuk mengantar barang
Kalimat pertama akan sulit dipahami oleh anak yang berusia 11 tahun ke bawah karena menggunakan
kata abstrak transportasi, peranan, dan pendistribusian sebagai gantinya dapat digunakan kalimat kedua
yang menggunakan kata-kata konkret

5. Kata populer dan kata kajian


Istilah kata populer dipakai untuk merujuk kepada kata-kata yang biasa dipakai dalam komunikasi
sehari-hari, sedangkan kata kajian merujuk kepada kata-kata yang dipakai dalam komunikasi ilmiah
atau komunikasi profesi tertentu
Contoh:
- eksperimen yang dilakukan terhadap masyarakat itu tidak etis
Menjadi,
- Percobaan yang dilakukan terhadap masyarakat itu tidak terpuji
 
6. Kata asing dan serapan
Kata asing adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang bentuk dan
pengucapannya dipertahankan seperti dalam bahasa asalnya. Sementara kata
serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing, namun bentuk dan
pengucapannya sudah disesuaikan dengan struktur dan pengucapan dalam bahasa
indonesia
2. PENULISAN KALIMAT, ADA 5

1. Unsur subjek dan predikat


Dalam sebuah kalimat yang efektif sekurang-kurangnya terdapat unsur subjek dan predikat. Harus
jelas bagi pembaca yang mana unsur subjek dan yang mana predikatnya
 
 
2. Kehematan
Selain hubungan subjek dan predikat dalam kalimat harus jelas, juga pemakaian unsur bahasa dalam
kegiatan ekspositoris dan argumentatif hendaknya tidak berlebihan. Dengan kata lain, sebuah kalimat
yang efektif harus memenuhi syarat kehebatan dalam pemakaian kata
Contoh:
- target yang ditetapkan terlalu tinggi sekali
- para guru-guru mengalami kesulitan dalam mendesain silabus
3. Kesejajaran
Contoh:
- materi pelajaran dikembangkannya dengan baik dan menyajikannya dengan penuh kepercayaan diri
Menjadi,
- materi pelajaran dikembangkannya dengan baik dan disajikannya dengan penuh kepercayaan diri
 
 
4. Kevariasian
Contohnya di halaman 5.44
Kedua paragraf tersebut berisi informasi yang sama. Perbedaan keduanya hanya terletak pada ke variasi
yang dalam pemilihan kata dan struktur kalimat
 
 
5. Penekanan
Dalam menulis seringkali ada unsur-unsur yang ingin kita beri penekanan dibandingkan unsur
lainnya. Penekanan itu biasanya diwujudkan dengan cara meletakkan bagian yang mendapat
penekanan itu pada awal kalimat

Contoh:
- anak-anak berbakat diberi beasiswa mulai semester ini
- mulai semester ini anak-anak berbakat diberi beasiswa
3. PENGGUNAAN EJAAN, ADA 4

1. Pemenggalan kata
Berikut ini beberapa pedoman dalam pemenggalan kata:
- jika di tengah kata terdapat dua vokal berurutan maka
pemenggalannya dilakukan di antara kedua vokal tersebut

Contoh:
Maaf = ma-af Saat = sa-at Buah = bu-ah
 
 
- jika di tengah kata terdapat dua konsonan pemenggalan dilakukan
di antara konsonan tersebut
Contoh:
Ahli = ah-li
Teknik = tek-nik

Dan pedoman lainnya bisa dilihat di halaman 5.46


2. Penulisan kata depan
Penulisan kata depan dalam frasa atau kalimat
sebetulnya cukup sederhana yaitu Selalu
dipisahkan dari kata yang mengikutinya
Contoh:
- ke sawah 3. Pemakaian tanda baca
- dari sekolah ● Pemakaian tanda koma dalam penulisan gelar akademik
- di perguruan tinggi Contoh:
- Mangasi, S.P
- Muhammad Yusuf, S.H
● Pemakaian tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti
suatu
perincian
Contoh:
- yang menentukan mutu penyelenggaraan pendidikan, antara lain adalah komponen-
komponen berikut ini: kurikulum guru, bahan pelajaran, dan media pembelajaran
● Penulisan tanda petik mengapit kalimat percakapan
Contoh:
- "kita harus tampil dengan penuh percaya diri dan simpatik di depan kelas" kata
kepala sekolah
 
4. Menulis paragraf
Menulis paragraf ada 3 cara:
● Topik utama dapat dikemukakan dalam sebuah kalimat topik atau disebut juga dengan kalimat
utama. Kemudian kalimat topik tersebut diikuti oleh serangkaian kalimat lain yang disebut
kalimat penjelas yang berisi pikiran penjelas, contoh-contoh, atau fakta-fakta. Paragraf ini disebut
dengan paragraf deduktif
● Sebuah paragraf dapat pula dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas yang di tuangkan dalam
kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan sebuah gagasan utama yang dituangkan dalam
kalimat utama. Paragraf ini disebut dengan paragraf induktif
● Selain itu pada paragraf, pokok pikiran utama yang dikemukakan pada awal paragraf
dikemukakan kembali pada akhir paragraf. Kemudian rangkaian kalimat penjelasnya
dikemukakan setelah kalimat utama pada awal paragraf dan sebelum kalimat utama yang
menutup paragraf. Paragraf ini disebut dengan paragraf deduktif-induktif
THANKS!
PERTANYAAN :

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik

You might also like