You are on page 1of 20

Tax Planning

dan Pengendalian atas Penghasilan 
Usaha dan Penghasilan Lainnya

Muhammad Ihlasul Amal


Akka Ilham Syarifuddin
Bilal Faiz Ramadhan
Jeaxel Riesky Manuputty
Pokok Pembahasan
Pengelompokan Penghasilan 1
Laba Selisih Kurs 2
Ekualisasi SPM 3
Pengujian Data 4
Pengendalian Bea Keluar 5
3
1 Pengelompokan Penghasilan
Pengelompokan Penghasilan yang berkaitan
dengan PPh Pasal 25

Penghasilan Non Obyek Penghasilan Obyek Pajak


(Pasal 4 ayat 3) (Pasal 4 ayat 1)
1 Pasal 4 ayat (3)
Sumbangan atau Zakat (telah disahkan pemerintah badannya)
Harta Hibah (sepanjang tidak ada hubungan dengan pemghasilan usaha)
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan (Pasal 2 ayat 1 hrf b) sebagai
pengganti modal
Imbalan berupa Natura / kenikmatan dari WP/Pemerintah
Pembayaran dari pers. Asuransi kepada OP
Dividen atas modal pada badan usaha yang berkedudukan di Indonesia
Iuran atas dana pension yang pendiriannya telah disahkan Menkeu
Penghasilan atas modal yang ditanamkan oleh dana pension dalam bidang yang ditentukan
PMK
Laba yang diterima oleh anggota yang modalnya tidak atas saham
Penghasilan badan modal ventura yang diperoleh dari usaha UMKM dan sahamnya tidak
diperdagangkan di BEI
Beasiswa yang memenuhi syarat PMK
Sisa lebih yang diterima Lembaga nirlaba yang kemudian ditanamkan Kembali guna sarana dan
prasarana
1 Pasal 4 ayat (1)
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
Imbalan atas pekerjaan seperti gaji, upah, Sewa dan penghasilan lain sehubungan
tunjangan, komisi dan bentuk lainnya dengan penggunaan harta
Hadiah dari undian atau pekerjaan atau Penerimaan atau perolehan pembayaran
penghargaan berkala
Keuntungan atas penjualan atau pengalihan Keuntungan atas pembebasan hutang
harta
Keuntungan atas pengalihan harta berupa hibah Keuntungan selisih kurs
dan sejenisnya kecuali yang diberikan kepada Keuntungan revaluasi aser
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat
Premi asuransi
dan Lembaga yang telah diatur PMK
Iurang yang diterima atas perkumpulan yang
Keuntungan atas penjualan atau pengalihan hak
anggotanya berupa WP dengan menjalankan
pengembangan, tanda turut serta dalam
usaha bebas
pembiayaan atau permodalaan dalam perusahaan
pertambangan Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang
telah dibebankan sebagai biaya
Penghasilan dari usaha berbasis syariah
Bunga premium, diskonto, imbalan atas jaminan
1 Pasal 4 ayat (2)

Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan SUN dan bunga simpanan
yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi OP

Penghasilan berupa hadiah undian

Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang diperdagangkan di
bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya
yang diterima oleh perusahaan modal ventura

Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha
real estate, dan persewaan tanah atau bangunan

Penghasilan tertentu lainnya yang telah diatur oleh PP


1 Laba Selisih Kurs
2
• Keuntungan/Kerugian selisih kurs dapat disebabkan oleh fluktuasi kurs Kurs Tetap
mata uang asing atau karena adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang
moneter. • Pada saat realisasi
• Berdasarkan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf 1, keuntungan selisih kurs
merupakan objek Pajak Penghasilan. Kurs Tengah BI
• Pembukuan mengikuti SAK yang berlaku
• Pada saat akhir tahun & realisasi
3 Ekualisasi SPM

Perbedaan-perbedaan nilai peredaran usaha menurut SPT Tahunan PPh Badan dan SPT Masa PPN, yang
mungkin timbul antara lain dikarenakan oleh :
1. Terdapat penghasilan yang diakui pada PPh Badan namun bukan objek PPN.
contoh : bunga, dividen, pendapatan selisih kurs
2. Terdapat nota retur paja keluaran yang beda waktu
3. Selisih kurs atas penggunaan mata uang asing, dimana biasanya penjualan yang dicatat pada
buku besar menggunakan kurs yang ditetapkan perusahaan, dan nilai penyerahan BKP dan JKP
pada SPM PPN menggunakan kurs pajak.
4. Terdapat penghasilan yang diakui sebagai penyerahan BKP dan/atau JKP namun bukan objek
PPh melainkan merupakan biaya, contoh pemakaian sendiri, penyerahan antar cabang,
pemberian cuma-cuma.
5. Tedapat penjualan aset yang dikenakan PPN (PPN Pasal 16D), namun dicatat laba/rugi atas
penjualan aset pada Laporan Keuangan Laba Rugi Wajib Pajak.
6. Uang muka penjualan yang telah diakui sebagai objek PPN namun masih
dilaporkan di neraca pada SPT PPh Badan
7. Terdapat BKP dan JKP yang dicatat pada penghasilan lain-lain pada SPT Badan.
PPN Jika Terjadi Kekurangan
KELUARAN
Pemungutan PPN, maka
dikenakan sanksi :
1. Bunga 2% per bulan
( Maks. 24 Bulan )
Jika Ada yang 2. Penalti 2 % dari
Belum dilaporkan DPP yang belum
dipungut
PPN
PPN
MASUKAN
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
A. Benchmarking; adalah suatu proses sistematik dalam
membandingkanproduk, jasa atau praktik suatu organisasi terhadap
competitor atau pemimpin industri untuk menentukan apa yang harus
dilakukan dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi

Tujuan Manfaat
• Menjadi pedoman dan sebagai • Supporting tools bagi program
pembanding dengan kondisi SPT intensifikasi/ penggalian potensi
Tahunan yang dilaporkan Wajib Pajak; pajak;
• Membantu pengawasan kepatuhan Wajib • Alat bantu dalam penghitungan
Pajak, terutama menyangkut kepatuhan tax gap.
materialnya.
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
Beberapa cara untuk menguji kebenaran perhitungan peredaran usaha
selain rekonsiliasi peredaran usaha yang dilaporkan pada SPM PPN dan
pada SPT Badan.
1. Pengujian dokumen
2. Uji Arus Uang
3. Uji Arus Piutang
4. Uji Arus Baran
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
PENGUJIAN DOKUMEN
Dilakukan dengan Pengecekan secara sampling untuk mengecek
kebenaran nilai uang dan barang.
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
UJI ARUS UANG Pengeluaran kas/bank : xxx
Melakukan rekonsiliasi antara penerimaan Saldo akhir kas/bank : xxx (+)
pada bank atau kas dengan penjualan WP.
Perlu diperhatikan bahwa nilai penerimaan Total : xxx
tidak selalu sama dengan peredaran usaha Saldo awal kas/bank : xxx (-)
karena jumlah penerimaan biasanya telah
dikurangi biaya-biaya dan terpungut pajak. Penerimaan kas/bank : xxx

Peredaran usaha menurut SPT Badan : xxx


Selisih : xxx
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
UJI ARUS PIUTANG
Dasar perhitungan peredaran usaha

Pelunasan : xxx
Piutang akhir : xxx (+)

Total : xxx
Piutang awal : xxx (-)

Peredaran usaha menurut Uji Arus Piutang : xxx

Peredaran usaha menurut SPT Badan : xxx


Selisih : xxx
4 Pengujian Kebenaran Penghasilan
UJI ARUS BARANG
Rekonsiliasi persediaan dengan nilai penjualan

Penjualan dalam unit


Pembelian : xxx
Saldo awal persediaan : xxx (+)
Total : xxx
Piutang awal : xxx (-)
Peredaran usaha menurut Uji Arus Barang : xxx
Nilai rata-rata penjualan per unit : xxx (x)
Total penjualan menurut uji arus barang : xxx
Peredaran usaha menurut SPT Badan : xxx
Selisih : xxx
5 Pengendalian Bea Keluar
Barang ekspor yang dikenakan bea keluar berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
75/PMK.011/2012, adalah:
i. Kulit dan kayu;
ii. Biji kakao;
iii. Kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya; dan
iv. Bijih (raw material atau ore) mineral.

Terdapat 2 cara menghitung bea keluar, yaitu


1. Tarif Advalorum
Tarif Bea Keluar x Jumlah Satuan Barang x Harga Ekspor per Satuan Barang xNilai Tukar Mata
Uang

2. Tarif Spesifik
Tarif Bea Keluar per Satuan Barang Dalam Satuan Mata Uang Tertentu x Jumlah Satuan
Barang x Nilai Tukar Mata Uang.
5 Pengendalian Bea Keluar
Dalam perhitungan bea keluar khusus untuk barang campuran CPO dan turunannya diatur harga dan tariff yang
digunakan adalah harga dan tariff ekspor yang tertinggi dari barang yang dicampur tersebut dengan jumlah barang
adalah volume dan atau berat total. Sedangkan untuk campuran bijih (raw material atau ore) mineral harga yang
digunakan adalah harga ekspor tertinggi dengan jumlah barang adalah berat total.
CONTOH
KASUS
US Perhitungan PPh Pasal 25
•PT Abadi yang bergerak pada bidang manufaktur, pada bulan April 2013 melaporkan
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2012 dengan keterangan sebagai berikut:
•Penghasilan Kena Pajak (Penghasilan Neto) yang dilaporkan di Induk SPT Tahunan PPh
sebesar Rp. 500.000.000,00 dan untuk PPh yang terutang diasumsikan tarif PPh Badan
yang digunakan adalah 25%.
•Namun Penghasilan Kena Pajak tersebut terdiri dari penghasilan neto dari kegiatan
usaha setelah ditambah dengan laba penjualan aktiva Rp. 10.000.000,00 dan laba selisih
kurs Rp. 5.000.000,00.
•Kredit PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 yang dilaporkan berjumlah Rp.
•100.000.000,00
•Kredit PPh Pasal 24 yang dilaporkan berjumlah Rp 10.000.000,00

•Bagaimana pengelompokan jenis penghasilan yang ada untuk menghitung besarnya PPh
Pasal 25 yang harus disetorkan PT Abadi setiap bulannya di Tahun 2013?
US Perhitungan PPh Pasal 25
• > ASUMSIKAN TARIF PAJAK 25%
• BERAPA PPH Pasal 25 setiap bulannya ?

You might also like